Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

PENERAPAN MOTIF WARUGA PADA KERAMIK PENGRAJIN DESA PULUTAN KAB. MINAHASA Jans G Mangare
ABDIMAS: JURNAL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT Vol 14, No 2 (2021): ABDIMAS: JURNAL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
Publisher : LPPM UNIMA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (599.903 KB) | DOI: 10.36412/abdimas.v14i2.3054

Abstract

Sejarah desa pulutan yang diceritakan tokoh-tokoh masyarakat berasal dari pohon pulutan.. Ditahun 1916 di daerah tersebut telah berdiri perkampungan, yang dinamakan Desa Pulutan yang kita kenal selama ini. Barang-barang kerajinan tanah liat saat itu berupa kure tempat untuk memasak makanan sampai meramu obat. tempayang tempat untuk menampung air dan peralatan lainnya. dan terus berkembang hingga saat ini. Kaidah dasar penciptaan sebuah karya seni kerajinan sejalan dengan cabang seni terapan lainnya yaitu desain. Dalam desain, pedoman berkaryanya adalah membuat bentuk benda yang sesuai dengan fungsinya. Fungsi yang paling umum tentu saja fungsi pakai atau terapan. Seorang kriyawan dikatakan berhasil menciptakan karya yang baik, bilamana pengguna merasakan kenyamanan dan ketepatgunaan benda yang digunakan. Fungsi lain yang tidak kalah penting untuk kerajinan adalah fungsi dekorasi atau hias, yang mengutamakan nilai estetis dari pada fungsinya.. Aktivitas pembuamn keramik telah berlangsung lama dan telah menjadi profesi sebagian besar pcnduduk Desa Pulutan, disamping profesi lain seperti guru, petani atau sebagai pekerjaan lainnyaWaruga adalah kubur batu megalit yang bertebaran di Minahasa. Pada benda artefak ini melekat budaya leluhur dan system kepercayaan, serta mengandung nilai-nilai estetis. Dengan demikian motif adalah suatu bentuk yang menghias yang sengaja dibuat pada suatu benda sehingga benda itu Nampak indah
PELESTARIAN RAGAM HIAS SANGIHE TALAUD SUATU TINJAUAN TENTANG PENERAPAN MOTIF RAGAM HIAS Enjelika Lariwu; Ferdinand Pangkey; Jans G. Mangare
KOMPETENSI Vol. 1 No. 06 (2021): KOMPETENSI: Jurnal Ilmiah Bahasa dan Seni
Publisher : Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (310.041 KB) | DOI: 10.36582/kompetensi.v1i06.1976

Abstract

dalam studi ini penulis meneliti tentang sejauh mana perkembangan dan pelestarian ragam hias di kabupaten kepulauan Sangihe. Dari sekian masalah yang berkenaan dengan pelestarian ragam hiasnya, ada satu pertanyaan pokok dalam penelitian ini, yakni faktor-faktor apakah yang mempengaruhi pelestarian ragam hias laut di kabupaten kepulauan Sangihe. metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif yang bertujuan untuk mendeskripsikan atau menginterpretasikan faktor-faktor yang mempengaruhi pelestarian ragam hias Sangihe Talaud di kabupaten kepulauan Sangihe. pengumpulan data dilakukan berdasarkan pada hasil observasi yang dilakukan di lapangan serta wawancara dan studi dokumentasi yang memuat tentang ornamen atau ragam hias Sangihe Talaud. teknik analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah teknik yang lazim digunakan dalam penelitian kualitatif, yakni data dianalisis sejak awal penelitian,data yang terkumpul dikaji secara induktif, dan langkah-langkah pelaksanaan dimulai dari merapikan data, mereduksi data penyajian data menarik kesimpulan dan verifikasi.hasil yang diperoleh dalam penelitian ini diketahui bahwa terdapatnya faktor-faktor yang mempengaruhi pelestarian ragam hias di kabupaten kepulauan Sangihe yakni masih banyaknya masyarakat yang belum mengetahui akan ragam hias daerahnya. Selain itu ada pula faktor yang mendukung upaya pelestarian yakni beberapa lembaga diantaranya pemerintah gereja pendidikan dan komunitas seni dan para pengusaha.
LAMAK DALAM PERAYAAN HARI RAYA GALUNGAN DAN KUNINGAN PADA TRADISI HINDU DI DESA WERDHI AGUNG, KECAMATAN DUMOGA TENGAH, KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW (Kajian Makna dan Fungsi)” I Wayan Samiyasa Samiyasa; Meyer Worang Matey; Jans Mangare
KOMPETENSI Vol. 1 No. 8 (2021): KOMPETENSI : Jurnal Imiah Bahasa dan Seni
Publisher : Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (440.185 KB) | DOI: 10.36582/kompetensi.v1i8.2477

Abstract

. Pengumpulan data kualitatif digunakan peneliti dalam melakukan penelitian bermaksud untuk menjawab permasalahan terkat fungsi dan makna lamak Dalam kepercayaan umat Hindu pada perayaan hari galungan serta kuningan. Lamak memiliki fungsi dan sarat akan makna yang ditandai oleh simbol-simbol yang menyertainya, oleh peneliti menjadi tujuan utama dari penelitian ini, yang berlokasi di Kabupaten Bolaang Mongondow, Kecamatan Dumoga Tengah, Desa Werdhi Agung. Data pada penelitian ini dikumpulkan melalui studi pustaka, studi dokumentasi, wawancara, observasi. Data-data tersebut diferivikasi melalui penyejian data, reduksi data, dan penarikan kesimpulan. Pembahasan penelitian ini menunjukkan bahwa lamak memiliki fungsi dekorasi yang ditempatkan pada pelinggih, pura, dan juga pada penjor saat hari raya Galungan dan Kuningan. Lamak dengan segala ornamentasinya memiliki makna sang pencipta, penguasa alam semesta, keindahan, kesucian, keluwesan, kesuburan bagi umat Hindu di Desa Werdhi Agung.
PENERAPAN MENGGAMBAR FLORA DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK ARSIR DI KELAS VII SMP NEGERI SIAU TIMUR KABUPATEN SITARO Karel Hains Buno; Jans Mangare; Rully Rantung
KOMPETENSI Vol. 3 No. 03 (2023): KOMPETENSI: Jurnal Bahasa dan Seni
Publisher : Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini dirancang untuk mendesripsikan pemahaman siswa kelas VII di SMP Negeri 1 Siau Timur, Kabupaten Sitaro, tentang teknik arsir. Selain itu, penelitian ini juga ditujukan untuk memberikan gambaran tentang hasil karya siswa dalam menggambar flora dengan menggunakan teknik arsir. Penelitian dilaksanakan pada bulan Januari 2022 di SMP Negeri 1 Siau Timur dengan melibatkan 12 orang siswa kelas VII.2 sebagai objek penelitiannya. Penelitian ini disusun dengan menggunkan metode deskriptif kualitatif. Data penelitian dikumpulkan melalui observasi, wawancara dan studi pustaka. Data yang diperoleh kemudian dianalisis dengan melalukan pemeriksaan data, reduksi data, klarifikasi data dan penafsiran data. Hasil penelitian memunjukkan bahwa tingkat kemampuan siswa dalam menggambar flora menggunakan teknik arsir berada pada kategori kurang. Siswa mengalami kendala dalam membedakan berbagai teknik arsir yang harus digunakan dalam menggambar. Hal lain yang turut berkontribusi terhadap rendahnya kemampuan siswa dalam menggambar menggunakan tenik arsir adalah kurangnya tenaga pengajar seni rupa.
THE USE OF BAMBOO AS THE ARTWORK MEDIA FOR THE STUDENTS AT SENIOR HIGH SCHOOL Tirza Paula Pantow; Ruly Rantung; Jans G. Mangare
SoCul: International Journal of Research in Social Cultural Issues Vol. 3 No. 2 (2023): SoCul: International Journal of Research in Social Cultural Issues
Publisher : Faculty of Language and Arts (Fakultas Bahasa dan Seni) Universitas Negeri Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53682/soculijrccsscli.v3i2.7960

Abstract

One aspect that is considered a sign of a school's progress is its ability to adapt to technological developments. SMA Negeri 1 Kumelembuai is an example of a school that has successfully adapted to technological developments. Even though adequate technological learning facilities are available, it is not certain that students can become creative individuals without the guidance of teachers who also have high creativity. This has proven important in developing students' potential through creative and innovative learning approaches. The present study aims at describing the the fine arts learning at SMA Negeri 1 Kumelembuai where the the students used bamboo as the artwork media. This research amployed a qualitative approach as a research method. The reason for choosing a qualitative approach is because this approach allows researchers and research subjects to interact during the research process, which allows changes and development of the research design. The results of this research show that the use of bamboo waste as a medium for creating art by class X at SMA Negeri 1 Kumelembuai is a new innovation, with the potential to produce works of art that can be developed into a home industry.
A DESCRIPTIVE ANALYSIS ON THE EXISTENCE OF THE TORANG ART COMMUNICTY IN SULAWESI UTARA Angelia Feren Rondonuwu; Jans G. Mangare; Ruly Rantung
SoCul: International Journal of Research in Social Cultural Issues Vol. 3 No. 4 (2023): SoCul: International Journal of Research in Social Cultural Issues
Publisher : Faculty of Language and Arts (Fakultas Bahasa dan Seni) Universitas Negeri Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53682/soculijrccsscli.v3i4.8239

Abstract

This present study aims at analyzing the existence of the Torang Art Community in North Sulawesi. This research uses qualitative descriptive method which are used to determine and report the existing situation according to reality. In this study, the data collection was carried out by using observation, interview and documentation techniques and supported by data triangulation techniques as data validity. The obtained data are then analyzed descriptively.  The results of this research show that the TORANG art community was declared on November 5, 2018 in Tomohon at the Maria Budiyatmi plenary exhibition formed by several North Sulawesi artists. The existence of the TORANG art community existed only in the early years of this community. Several art activities have been carried out by the TORANG art community, including exhibitions, discussions of works, work reviews, sketches on the spot and several art activities that often complement the exhibition when the exhibition is held such as body painting, live painting, and so on. But currently, according to the data found, the TORANG Art community can be said to have begun to fade or have not been active in art activities for approximately the last year. Then there are also several factors that influence the TORANG Art community, both supporting factors such as a sense of togetherness and mutual care and inhibiting factors such as distance between members and funds in art activities.