Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

ALIH TEKNOLOGI PENGOLAHAN PANGAN LOKAL DI KENAGARIAN ANDALEH, LIMAPULUH KOTA Prima Yaumil Fajri; Nela Eska Putri; Rilma Novita; Gusmalini Gusmalini; Yenni Muchrida
LOGISTA - Jurnal Ilmiah Pengabdian kepada Masyarakat Vol 5 No 1 (2021)
Publisher : Department of Agricultural Product Technology, Faculty of Agricultural Technology, Universitas Andalas Kampus Limau Manis - Padang, Sumatera Barat Indonesia-25163

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/logista.5.1.81-86.2021

Abstract

Jagung banyak dibudidayakan di Kenagarian Andaleh di Kecamatan Luak, Kabupaten Limapuluh Kota. Jenis jagung yang dibudidayakan adalah jagung gigi kuda yang sering dijadikan sebagai pakan ternak terutama pakan unggas. Jagung gigi kuda memiliki biji berbentuk gigi, mengandung karbohidrat (pati) yang tinggi, dan bertekstur keras. Ciri khas jagung ini adalah memiliki biji yang melekuk di bagian tengah atau bagian atas biji. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan masayarakat Nagari Andaleh Kecamatan Luak, tentang pemanfaatan bahan pangan lokal, khususnya komoditi jagung ini melalui alih teknologi pengolahan menjadi nugget jagung. Kegiatan diawali dengan memberikan penyuluhan tentang praktik sanitasi, meliputi sanitasi pekerja, sanitasi peralatan, dan sanitasi pengolahan, serta cara pengolahan pangan yang baik. Nugget jagung dibuat dari campuran daging ayam dan jagung dengan perbandingan 1:0.2. Melalui kegiatan ini, masyarakat mampu menerapkan higieni dan sanitasi dalam pengolahan pangan, serta memiliki keahlian dalam pengolahan jagung menjadi produk pangan baru, yaitu nugget jagung, sehingga meningkatkan pemanfaatan bahan pangan lokal dan meningkatkan perekonomian masyarakat. Dengan alih teknologi pemanfaatan bahan pangan lokal jagung diharapkan tumbuh motivasi untuk mengembangkan usaha skala rumah tangga yang berpengaruh pada peningkatan perekonomian masyarakat di Kenagarian Andaleh. Kata kunci: Jagung Gigi Kuda, Nagari Andaleh, Nugget Jagung, Alih Teknologi, Pangan Lokal ABSTRACT Corn is widely cultivated in Andaleh Village, Luak Sub-district, Lima Puluh Kota Regency. The type of corn that cultivated in this village is dent corn (Zea mays var. indentata), which often used as animal feed, especially poultry feed. Dent corn has a tooth-shaped seed, contains high carbohydrates (starch), and has a hard texture. The characteristic of this corn form is that the seeds have an indentation in the middle or top of the seed. The purpose of this programs was to increased the knowledge Andaleh Village community, Luak District, about the utilization of local food, especially dent corn through the transition technology of corn processing to be corn nuggets. The activity began with provided counseling on sanitation practices, including personal sanitation, equipment sanitation, and processing sanitation, as well as good manufacturing practice. Corn nuggets were made from a mixture of chicken and corn in a ratio of 1: 0.2. Through this programs, the community will be able to apply hygiene and sanitation in food processing, and have expertise in processing corn into new products like nuggets, thereby can increase the utilization of local foodstuffs and improve the community's economy. Transition technology to use local dent corn was expected to grow the motivation of community to develop household-scale businesses that have an effect to increase the economy of the Andaleh Village community. Keywords: Dent Corn, Andaleh Village, Corn Nugget, Transition of Technology, Local Foods
PENERAPAN TEKNOLOGI PENGOLAHAN JAGUNG MANIS PADA KELOMPOK WANITA TANI (KWT) DI KENAGARIAN ANDALEH, KECAMATAN LUAK, KABUPATEN LIMAPULUH KOTA Rozi Satria Utama; Rilma Novita; Nela Eska Putri
LOGISTA - Jurnal Ilmiah Pengabdian kepada Masyarakat Vol 5 No 2 (2021)
Publisher : Department of Agricultural Product Technology, Faculty of Agricultural Technology, Universitas Andalas Kampus Limau Manis - Padang, Sumatera Barat Indonesia-25163

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/logista.5.2.230-235.2021

Abstract

Kegiatan pengabdian kepada masyarakat merupakan pengamalan tridharma perguruan tinggi dan sebagai bentuk transfer ilmu pengetahuan dan teknologi kepada masyarakat, sehingga memberikan nilai tambah bagi masyarakat. Pelaksanaan pengabdian masyarakat dapat dilakukan dengan berbagai pendekatan sesuai dengan bidang ilmu yang dikembangkan perguruan tinggi melalui kegiatan penyuluhan ataupun pendampingan kepada masyarakat yang membutuhkan. Program Studi Teknologi Pangan mengarahkan kegiatan pengabdian kepada masyarakat berupa pengembangan dan penganekaragaman produk pangan yang bertujuan untuk meningkatkan nilai serta diversifikasi bahan pangan. Pengolahan pangan lokal diharapkan mampu memberikan nilai tambah bagi masyarakat, baik secara ekonomi maupun dari segi kesehatan. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat dilakukan oleh kelompok dosen. Pada kegiatan ini dipilih kelompok wanita tani (KWT) di Kanagarian Andaleh, Kecamatan Luak, Kabupaten Limapuluhkota. Berdasarkan observasi di lapangan, masyarakat Andaleh sering memanfaatkan jagung manis sebagai bahan makanan, sehingga mereka tertarik untuk mengetahui dan mempraktikkan berbagai olahan jagung yang terjangkau namun dapat meningkatkan kesejahteraan keluarganya. Untuk menambah pengetahuan masyarakat tentang pemanfaatan jagung, maka dilakukan pendampingan pengolahan jagung menjadi beberapa makanan ringan. Rangkaian kegiatan yang dilakukan antara lain: observasi, sosialisasi, praktik pengolahan snack jagung, dan praktik pengolahan velva, dan praktik pengolahan es krim jagung. Penganekaragaman pengolahan jagung manis ini dapat menambah ide bisnis untuk meningkatkan perekonomian mitra. Kata kunci: es krim jagung, jagung manis, pengolahan jagung, snack jagung, velva jagung ABSTRACT Community service activities are the practice of the tridharma of higher education. It is a kind of knowledge and technology transfer to the community, delivering additional value to the community. Community service can be carried out in a variety of ways, depending on the field of science developed by the institution, such as through outreach programs or assistance to people in need. The Food Technology Study Program focuses on community service activities such as food production and diversification in order to increase the value and diversity of foods. The processing of local food is supposed to provide value to the community in terms of both economics and health. Community service activities are carried out by groups of lecturers. A women farmer group (KWT) in Kanagarian Andaleh, Luak District, Limapuluhkota Regency was selected for this activity. According to field observations, the Andaleh community consumes sweet corn frequently, so they were interested in learning about corn preparations that are inexpensive but can also increase their income. Assistance has been provided in the processing of corn into several snacks to improve public knowledge about the utilization of corn. The activities included observation, socialization, corn snack production, velva, and corn ice cream production. The diversification of sweet corn products is expected to help partner improve their economies. Keywords: corn ice cream, sweet corn, corn processing, corn snack, corn velva
UJI KINERJA ALAT PENGOLAH KAHWA DAUN (TEH HERBAL SUMATERA BARAT) Andi Eviza; Rilma Novita; Irzal Irzal
Jurnal Teknologi Pertanian Andalas Vol 23, No 1 (2019)
Publisher : Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (522.065 KB) | DOI: 10.25077/jtpa.23.1.75-79.2019

Abstract

Kahwa daun adalah teh herbal produk kearifan lokal Sumatera Barat. Kahwa Daun dibuat dari daun kopi segar dan membutuhkan waktu sekitar 2 minggu jika diolah dengan cara pengolahan tradisional. Produk yang dihasilkan dengan cara tradisional masih terbatas dan hanya dapat memenuhi kebutuhan skala rumah tangga. Seiring dengan diperkenalkannya kembali teh herbal ini awal tahun 2000, maka kahwa daun berkembang menjadi salah satu minuman alternatif yang diminati oleh masyarakat. Hal ini mengakibatkan  naiknya kebutuhan terhadap produk kahwa daun dan mutu produk yang dihasilkan. Tantangan ini tidak dapat dijawab oleh produksi secara tradisional. Berdasarkan latar belakang ini maka dirancang alat pengolahan kahwa daun dengan tujuan dapat meningkatkan kapasitas produksi kahwa daun dan mutu produk yang dihasilkan. Pada tahap awal dilakukan uji kinerja alat. Peralatan dirancang dan dibuat terdiri dari silinder berputar yang digerakkan oleh motor listrik 0,25 HP, terbuat dari stainless steel,  dan energi panas untuk pengeringan bersumber dari kompor LPG. Hasil uji coba kinerja alat  dengan 4 perlakuan (6; 8.5; 10.5; dan 12 rpm),  dengan variasi waktu penyangraian diketahui kadar air menyerupai kadar air produk tradisional tercapai setelah  120-135 menit, pada 8.5 rpm dan 10.5 rpm atau setelah 105-120 menit, pada 12 rpm. Jumlah produk akhir tertinggi dihasilkan dari alat yang diputar dengan kecepatan 10.5 rpm dengan berat 3,8 kg kahwa daun dari 10 kg daun segar. Diketahui alat memiliki kapasitas produksi lebih tinggi dan waktu produksi lebih singkat dibandingkan cara tradisional pada 10.5 rpm.
SURVEI PROSES PEMBUATAN MINUMAN KAHWA DAUN DI PROPINSI SUMATERA BARAT, INDONESIA Rilma Novita; Anwar Kasim; Tuty Anggraini; Deddi Prima Putra
Jurnal Teknologi Pertanian Andalas Vol 22, No 1 (2018)
Publisher : Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (743.457 KB) | DOI: 10.25077/jtpa.22.1.32-36.2018

Abstract

Minuman kahwa daun adalah minuman yang terbuat dari daun kopi yang dikeringkan dan merupakan minuman khas Sumatera Barat. Survei proses pembuatan minuman kahwa daun telah dilakukan dengan  mengunjungi tempat-tempat pembuatan minuman kahwa daun yang tersebar di tiga kabupaten yang ada di Sumatera Barat yaitu Kabupaten Tanah datar, Kabupaten Agam, dan Kabupaten Lima Puluh Kota. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan informasi proses pembuatan minuman kahwa daun yang ada dan berkembang di Sumatera Barat. Data primer proses pembuatan minuman telah dikumpulkan dari 34 kedai atau kafe yang memproduksi dan menjual minuman kahwa daun yang terdapat di tiga kabupaten yang menjadi sentra budaya masyarakat Sumatera Barat (Minang). Pemilihan kedai atau kafe didasarkan pada kemudahan akses dan berada di pinggir jalan utama yang menghubungkan ketiga kabupaten. Data diperoleh dengan teknik wawancara, observasi langsung, dan dibantu daftar pertanyaan. Dari hasil pengamatan terhadap proses pembuatan minuman kahwa daun yang ada dan berkembang di Sumatera Barat diketahui bahwa ada tiga proses pembuatan minuman kahwa daun atau proses ekstraksi yaitu 1) pemasakan (air dan daun kopi dimasak secara bersamaan sampai mendidih) dikerjakan oleh 91,2 % pembuat minuman kahwa daun, 2) penyeduhan (daun kopi diseduh dengan air panas 80-90oC) dikerjakan oleh 2,9 % pembuat minuman kahwa daun, dan 3) pelarutan (air dimasak sampai mendidih kemudian daun kopi dimasukkan dan dibiarkan mendidih selama 3-5 menit), dikerjakan oleh 5,9 % pembuat minuman kahwa daun. Proses pembuatan minuman kahwa daun terbanyak dilakukan di Kabupaten Tanah Datar (52,9 %).
ANALISIS ORGANOLEPTIK FORMULA MINUMAN KAHWA DAUN MIX Rilma Novita; Andi Eviza; Jamal Husni; Sri Kembaryanti Putri
Jurnal Teknologi Pertanian Andalas Vol 21, No 1 (2017)
Publisher : Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (248.963 KB) | DOI: 10.25077/jtpa.21.1.58-62.2017

Abstract

Penelitian dilakukan untuk mengetahui penerimaan panelis terhadap 3 formula minuman kahwa daun mix. Formula minuman kahwa daun mix terdiri dari bubuk kahwa daun, susu skim, krimer, dan gula pasir. Formula dibuat dengan memvariasikan berat bubuk kahwa dan susu skim sedangkan berat gula dan krimer dibuat tetap dengan berat total setiap formula 28 gram. Terhadap 3 formula (kode 135, 234, 345) dilakukan uji hedonik meliputi warna, rasa, dan aroma oleh 25 orang panelis agak terlatih dengan 6 skala hedonik. Minuman kahwa daun mix dengan skor rata-rata penilaian tertinggi dari segi warna, rasa, dan aroma adalah formula 345. Hasil analisis dengan One Way ANOVA menunjukkan terdapat perbedaan yang nyata antar formula minuman dari segi warna (nilai sig (P)<0.05) tetapi tidak terdapat perbedaan signifikan dari segi rasa dan aroma (nilai sig (P)>0.05).
Physicochemical Properties of Edible Films Prepared from Arrowroot (Maranta arundinacea) Starch Extracted through Microwave-Assisted Extraction (MAE) Harni, Mimi; Novita, Rilma; Viza, Rivo Yulse; Muchrida, Yenni
Journal of Applied Agricultural Science and Technology Vol. 9 No. 3 (2025): Journal of Applied Agricultural Science and Technology
Publisher : Green Engineering Society

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55043/jaast.v9i3.447

Abstract

Plastic is a commonly used packaging material due to its cheap and wide availability, especially in the food industry. However, plastic is non-biodegradable, leading to a serious problem to the environment from its widespread use. Using starch-based edible films as an alternative to plastic packaging offers a solution to this problem. As opposed to conventional methods of starch extraction for edibles, modern methods such as microwave-assisted extraction (MAE) can improve the functional properties of starchThis research aimed to determine the physicochemical properties of edible films from starch extracted through MAE. The study used a completely randomized design (CRD) with three treatments based on the amount of added starch, namely, Treatment A (3%), Treatment B (4%), and Treatment C (5%). The results from these treatments were compared against control (without MAE). Observations were conducted in triplicate, including parameters such as solubility, thickness, water holding capacity (WHC), oil holding capacity (OHC), and water content. Treatment A (3%) was found to be the best treatment, with a solubility of 76.55%, a thickness of 0.243 mm, a WHC of 38.56%, an OHC of 36.67%, and a water content of 13.79%.
Diversifikasi Olahan Jagung Dan Terung Pada Kelompok Wanita Tani Satampang Baniah Jorong Tigo Alur, Nagari Batu Balang Kecamatan Harau Viza, Rivo Yulse; Harni, Mimi; M, Yenni; Novita, Rilma
Journal Of Human And Education (JAHE) Vol. 4 No. 5 (2024): Journal of Human And Education (JAHE)
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jh.v4i5.1679

Abstract

Terung dan jagung merupakan komoditas holtikultura yang berpotensi dikembangkan di Nagari Batu Balang kecamatan Harau. Namun demikian, hasil pertanian jagung dan terung tersebut belum dimaksimalkan pemanfaatannya. Kelompok Wanita tani satampang baniah cenderung langsung menjual jagung dan terung untuk memenuhi kehidupannya. Jagung dan terung yang dijual seringkali dihargai dengan sangat murah hal ini disebabkan karena jagung dan terung yang dijual tanpa pengolahan. Tujuan dari kegiatan pengabdian ini adalah: 1). Untuk memberikan solusi pada mitra dalam memanfaatkan panen jagung dan terung yang melimpah di nagari Batu Balang. 2). Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan bagi kelompok wanita tani dalam pengolahan diversifikasi produk olahan jagung dan terung guna menambah pendapatan keluarga. Hasil dari kegiatan adalah meningkatnya pengetahuan dan keterampilan masyarakat dalam pengolahan jagung dan terung dan terciptanya produk olahan berupa manisan terung, terung krispi, dodol terung, donat jagung dan stik jagung. Diharapkan produk ini dapat berpotensi menjadi peluang usaha dan memberikan motivasi agar terciptanya olahan jagung dan terung yang terbaru.
PENGARUH PROSES PENGOLAHAN TERHADAP STABILITAS DARI WARNA MI DENGAN PEWARNA KULIT BUAH NAGA (Hylocereus polyrhizus) Harni, Mimi -; Viza, Rivo Yulse; Novita, Rilma; Violalita, Fidela; Rahzarni; Ulhusnah, Annisa
Jurnal Teknologi Pertanian Andalas Vol 29 No 2 (2025)
Publisher : Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Noodles are a food that all groups love. Many noodles sold in the community use natural dyes, although many still use synthetic dyes. This condition can be seen by the public starting to understand the importance of maintaining health, especially food coloring, so many noodles in circulation use natural coloring. Natural dyes are safe to use and have functional properties that are not available from artificial dyes, but have the weakness of being easily damaged during processing, especially at high temperatures. Generally, processed noodles use high temperatures in the process. Therefore, this research aims to identify the noodle processing process that causes the greatest damage to the color quality of the noodles produced. This research used a Completely Randomized Design with four treatments: boiling, steaming, steaming and drying, and steaming and frying. Noodle dough was used as a control in the treatment. This research used three replications. Observations were made on antioxidant activity, polyphenol, anthocyanin, betacyanin, and color quality. Based on this research, the noodle processing that provides the best colour quality is the steaming treatment with antioxidant activity of 21.69%, polyphenol content of 34.99 mg GAE/100 g, anthocyanin content of 40.72 mg/100, betacyanin content of 39.25 mg/100, and colour L* = 45.73, a* = 13.54 and b* = 9.86.