Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

PERSEPSI PETERNAK SAPI MADURA TERHADAP PEMELIHARAAN SAPI SONOK DI KECAMATAN WARU KABUPATEN PAMEKASAN Ahmad Yudi Heryadi; Rani Nur Fitrianti
MaduRanch: Jurnal Ilmu-Ilmu Peternakan Vol 7, No 1 (2022): MaduRanch: Jurnal Ilmu-Ilmu Peternakan
Publisher : MaduRanch: Jurnal Ilmu-Ilmu Peternakan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (83.189 KB)

Abstract

Wilayah Kecamatan Waru kabupaten Pamekasan sebagai salah satu sentra budaya sapi sonok, namun pemeliharanya masih terbatas karena dibutuhkan modal yang sangat besar dibandingkan dengan pemeliharaan sapi Madura biasa. Peternak merupakan faktor yang penting utuk mendapat perhatian, agar memiliki pandangan atau persepsi yang positif terhadap pemeliharaan sapi sonok. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi peternak sapi Madura terhadap pemeliharaan sapi sonok di Kecamatan waru Kabupaten Pamekasan dengan menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif. Teknik pengambilan data yang peneliti gunakan adalah observasi wawancara, kuisioner dan dokumentasi, kepada 50 orang peternak di kecamatan Waru. Hasil penelitian menunjukkan bahwa persepsi peternak yang positp akan dapat meningkatkan motivasinya untuk beternak sapi sonok. Untuk lebih meningkatkan motivasi tersebut, peternak juga harus paham mengenai keuntungan beternak sapi sonok. Persepsi positip akan diikuti oleh motivasi yang kuat untuk memelihara sapi sonok lebih baik. Persepsi peternak juga didukung oleh karakteristik peternak seperti jumlah kepemilikan ternak, umur peternak, pendidikan terakhir, pengalaman usaha beternak, jumlah tanggungan keluarga, motivasi beternak, pendapatan usaha beternak, status penguasaan dan luas kepemilikan lahan, pekerjaan utama peternak dan tujuan pemeliharaan.
PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP PETERNAK BURUNG PUYUH DI DESA TEBUL BARAT KECAMATAN PEGANTENAN KABUPATEN PAMEKASAN Afiq Rafigi; Ahmad Yudi Heryadi
Maduranch : Jurnal Ilmu Peternakan Vol 7, No 2 (2022): MaduRanch: Jurnal Ilmu-Ilmu Peternakan
Publisher : Universitas Madura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53712/maduranch.v7i2.1587

Abstract

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui persepsi masyarakat terhadap peternakan burung puyuh di Desa Tebul Barat Kecamatan Pegantenan Kabupaten Pamekasan Metode penelitian menggunakan survey, dengan memberikan kuisioner pada 43 responden yang diambil dari masyarakat disekitar peternakan burung puyuh di Desa Tebul Barat Kecamatan Pegantenan Kabupaten Pamekasan. Variabel yang di ukur yaitu persepsi negatif masyarakat dengan sub variabel bau, pencemaran air, limbah dan persepsi positif masyarakat dengan sub variabel manfaat. Hasil penelitian menunnjukkan bahwa persepsi masyarakat terhadap keberadaan peternak burung puyuh di Desa Tebul Barat Kecamatan Pegantenan Kabupaten Pamekasan sub variabel pencemaran air dengan nilai sekor 327, sub variabel bau dengan nilai sekor 476, sub variabel limbah dengan sekor 356, sehingga dapat di dapatkan total persepsi negatif masyarakat secara keseluruhan dengan nilai sekor 1.159, dengan kategori jawaban terganggu dikarnakan peternak burung puyuh yang ada di Desa Tebul Barat kurang memperhatikan kebersihan. Sub variabel manfaat dengan nilai sekor 353, dengan kategori jawaban sangat bermanfaat dikarenakan sebagian masyarakat bekerja di peternakan dan juga menjadi motivasi untuk masyarakat sekitar peternak burung puyuh untuk beternak burung puyuh.
Keputusan Pembelian Bahan Dasar Daging Penjual Kaldu Kikil/Kokot di Kabupaten Pamekasan Ahmad Yudi Heryadi; Raka Dwi Pahingga; Achmarul Fajar
Maduranch : Jurnal Ilmu Peternakan Vol 8, No 1 (2023): MaduRanch: Jurnal Ilmu-Ilmu Peternakan
Publisher : Universitas Madura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53712/maduranch.v8i1.1756

Abstract

Masyarakat Madura khususnya kabupaten Pamekasan sangat menyukai olahan daging sapi yang merupakan masakan khas masyarakat yaitu kaldu kikil/kokot. Asumsi masyarakat terhadap pemilihan daging sapi Madura sebagai olahan Kaldu kikil/kokot disebabkan, tekstur daging sapi madura itu sendiri terasa lebih empuk dan berserat dibandingkan dengan daging sapi exotic.Tujuan peneitian ini adalah untuk mengetahui keputusan penjual dalam memilih daging sapi madura dan exotic sebagai bahan dasar olahan kaldu kikil/kokot di Kabupaten Pamekasan.  Materi penelitian ini adalah 6 penjual kaldu kikil/kokot di Kabupaten Pamekasan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa depot di kabupaten Pamekasan mayoritas menggunakan bahan dasar sapi Madura untuk olahan kaldu kikil/kokot. Walaupun daging sapi Madura relatif lebih mahal, tetapi penjual tetap memilih sapi Madura  dengan alasan daging lebih empuk, berserat, harum dan ketika dikonsumsi mempunyai cita rasa dan ciri khas tersendiri. Disimpulkan bahwa faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian yang dilakukan oleh penjual kaldu kikil/kokot di kabupaten  Pamekasan adalah faktor budaya, faktor individu dan faktor psikografis.
KEMAMPUAN DETEKSI BIRAHI PADA SAPI BETINA OLEH PETERNAK DI KECAMATAN PROPPO KABUPATEN PAMEKASAN (STUDI KASUS DI DESA BINAAN DESA RANG-PERANG DAYA) Akh Sanusi; Ahmad Yudi Heryadi
Maduranch : Jurnal Ilmu Peternakan Vol 8, No 2 (2023): MaduRanch: Jurnal Ilmu-Ilmu Peternakan
Publisher : Universitas Madura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53712/maduranch.v8i2.2044

Abstract

Inseminator memiliki peran yang sangat besar dalam keberhasilan pelaksanaan inseminasi buatan. Keahlian dan keterampilan inseminator dalam akurasi pengenalan birahi, sanitasi alat, penanganan (handling) semen beku, pencairan kembali (thawing) yang benar, serta kemampuan melakukan IBakan menentukan keberhasilan inseminasi buatan. Selain inseminator dan karakteristik ternak, kemampuan peternak dalam mendeteksi birahi pasca partus (Estrus Post Partum) dan penentuan waktu kawin setelah beranak (Post Partum Meeting). Rendahnya pengetahuan peternak dalam mendeteksibirahi dan penetuan waktu kawin yang tidak tepat setelah beranak dapat mengakibatkan terjadinya kegagalan kebuntingan akan dapatmempengaruhi laju pertumbuhan populasi ternak sapi sehingga dari sisi ekonomi dapat mengakibatkan kerugian. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui kemampuan peternak dalam deteksi birahi dan mengetahuai kemampuan peternak dalam penentuan waktu kawin setelah partus di kecamatan Proppo kabupaten Pamekasan, studi kasus di desa binaan peneliti yaitu desa Rang-perang Daya Kecamatan Proppo.. Metode yang digunakan dalam  penelitian ini adalah deskriptif kualitatif . Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan peternak dalam mendeteksi birahi ternaknya sudah baik, sebagian besar peternak responden (46%) mengenali tanda-tanda birahi melalui gejala birahi 3A (abang, abuh, anget) yang terlihat pada vulva, 23 % peternak responden dengan tanda-tanda nafsu makan turun, 17 % gelisah, bersuara, dan 14 % dengan tanda keluar lender dari vagina. Kemampuan peternak untuk waktu mengawinkan sapi birahi sebanyak 45 peternak atau 58 % mengawinkan sapi betina baik kawin alam maupun IB, 10 -12 jam setelah terdeteksi awal birahi.