Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

JOURNAL REVIEW: PERBANDINGAN PEMODELAN PERANGKAT LUNAK LIFE CYCLE ASSESSTMENT (LCA) UNTUK TEKNOLOGI ENERGI Yasfina Arba; Ikhwan Syahtaria; Suyono Thamrin
Citizen : Jurnal Ilmiah Multidisiplin Indonesia Vol. 2 No. 2 (2022): CITIZEN: Jurnal Ilmiah Multidisiplin Indonesia
Publisher : DAS Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53866/jimi.v2i2.75

Abstract

Perubahan bentuk energi menjadi bentuk yang lain memberikan pengaruh terhadap lingkungan yang dapat menyebabkan permasalahan kerusakan lingkungan. Permasalahan lingkungan yang ditimbulkan ialah seperti timbulnya polusi udara yang dapat menyebabkan hujan asam, asap, perubahan iklim, pemasanan global, dan sebagainya. Adanya hal tersebut diperlukannya teknologi serta sistem yang dapat meminimalisir timbulnya berbagai masalah. Metode Life Cycle Assesstment (LCA) adalah metode yang sering digunakan oleh industri untuk mengukur dampak lingkungan berdasarkan bahan mentah yang digunakan hingga proses produksi. Dalam menggunakan metode LCA diperlukan perangkat lunak yang mendukung. Keberadaan perangkat lunak pemodelan LCA sangat beragam serta memiliki karakteristiknya masing – masing sehingga setiap industri disarankan untuk tepat dalam memilih dan menggunakan jenis perangkat lunak sesuai dengan produksinya. Jenis perangkat lunak yang sering digunakan ialah SimaPro, GaBi, dan OpenLCA. Ketiga perangkat tersebut akan penulis lakukan perbandingan melalui studi literatur. Adanya metode LCA dapat membantu dalam mempercepat tujuan Indonesia menuju Net Zero Emission (NZE) dan mewujudkan transisi energi menuju energi hijau yang lebih ramah lingkungan. Dalam hal ini, teknologi energi perlu dilakukan analisis dampak lingkungan terlebih dahulu menggunakan metode LCA yang mudah dan memberikan hasil secara sistematis dan transparan. Selain itu, metode LCA telah terindeks dalam ISO 14040 dan ISO 14044 sehingga tidak perlu dikhawatirkan karena tentunya hasil penilaian dampak lingkungan dapat diakui secara global.
Dampak Penumpukan Rubber Deposit di Runway Terhadap Keselamatan Penerbangan di Bandar Udara Internasional Halim Perdanakusuma Jakarta Robbi Cahyo Maulana; Susilo Adi Purwantoro; Suyono Thamrin; Abdi Manab Idris
Jurnal Kewarganegaraan Vol 6 No 2 (2022): Desember 2022
Publisher : UNIVERSITAS PGRI YOGYAKARTA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (628.064 KB) | DOI: 10.31316/jk.v6i2.3164

Abstract

AbstrakLandasan pacu atau Runway merupakan infrastruktur inti dalam suatu Aerodrome yang berfungsi sebagai tempat tinggal landas (Takeoff) dan mendarat (Landing) suatu pesawat, oleh karena itu Landasan harus dalam keadaan prima sepanjang waktu, akibat dari aktivitas Takeoff dan Landing maka akan timbul tumpukan sisa karet ban dari Landing gear pesawat yang mana tumpukan ini disebut dengan Rubber Deposite, bila terdapat tumpukan yang tebal maka pada saat proses Landing pesawat akan mengalami slip yang dikarenakan kurangnya gaya gesek antara ban pesawat dengan permukaan landasan yang dapat mengakibatkan pesawat Overrun. Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui sejauh apa penanganan penumpukan Rubber deposite di landasan pacu Bandar Udara Internasional Halim Perdanakusuma. Penelitian ini menggunakan metode Kualitatif dengan menggunakan teknik pengumpulan data, wawancara, dan kajian pustaka. Data yang diperoleh kemudian akan diolah dengan Data reduction, Data display, dan Conclusion drawing untuk mendapatkan data yang dibutuhkan dan membuang data yang tidak diperlukan dalam penelitian ini. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa terkait dengan penumpukan Rubber Deposite di landasan yang terjadi di Bandar Udara Internasional Halim Perdanakusuma sudah dilakukan penanggulangan-penanggulangan yang sesuai dengan apa yang sudah diatur Dirjen Perhubungan udara yang tertulis dalam SKEP/77/VI/2005, yakni berdasarkan frekuensi penerbangan dalam suatu Aerodrome dalam hal ini Bandar Udara Internasional Halim Perdanakusuma sebanyak 154 pergerakan setiap hari dan di dalam aturan SKEP/77/VI/2005, angka 154 memiliki jadwal pembersihan Rubber deposite selama 3 bulan sekali dan hasil ini sesuai dengan apa yang terjadi di lapangan dengan dibuktikan hasil wawancara dengan teknik Landasan Bandar Udara internasional Halim Perdanakusuma. sehingga hal tersebut menjamin keamanan penerbangan yang berlangsung di lokasi peneliti melakukan penelitianKata Kunci: Runway, Rubber Deposite, Undang-Undang AbstractRunway or Runway is the core infrastructure in an Aerodrome that functions as a place to take off (Takeoff) and land (Landing) an aircraft, therefore the runway must be in prime condition all the time, as a result of Takeoff and Landing activities there will be a pile of residual rubber tires from the landing gear of the aircraft which this pile is called the Rubber Deposite,  if there is a thick pile, during the landing process the aircraft will experience a slip due to the lack of friction force between the tires of the aircraft and the runway surface which can cause the aircraft to overrun. This study is intended to find out the extent of handling the accumulation of Rubber deposits on the runway of Halim Perdanakusuma International Airport. This research uses qualitative methods using data collection techniques, interviews, and literature reviews. The data obtained will then be processed with Data reduction, Data display, and Conclusion drawing to obtain the data needed and discard data that is not needed in this study. The results of this study show that related to the accumulation of Rubber Deposits on the runway that occurred at Halim Perdanakusuma International Airport, countermeasures have been carried out in accordance with what has been regulated by the Director General of Civil Aviation written in SKEP/77/VI/2005, , namely based on the frequency of flights in an Aerodrome in this case Halim Perdanakusuma International Airport as many as 154 movements every day and in the skep/77/VI/2005 rules, the number 154 has a rubber deposit cleaning schedule for 3 months and this result is in accordance with what happens in the field with evidenced by the results of interviews with the engineering of halim Perdanakusuma International Airport. so that this ensures the safety of flights that take place at the location where the researcher conducts the research.Keywords: Runway, Rubber Deposit, Act
Analisis Potensi Ancaman Asimetris Berdasarkan Kerentanan Keamanan Siber Sektor Industri Energi Baru Terbarukan (EBT) Joko Yulianto; Suyono Thamrin; Yusuf Ali; Abdi Manab Idris
Jurnal Kewarganegaraan Vol 6 No 2 (2022): Desember 2022
Publisher : UNIVERSITAS PGRI YOGYAKARTA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (348.233 KB) | DOI: 10.31316/jk.v6i2.3165

Abstract

AbstrakAwal Dekade ini merupakan tonggak awal transisi dari masa industri 4.0 menjadi Society 5.0. Perubahan era ini menyebabkan seluruh lapisan masyarakat harus dapat menyesuaikan diri dengan perkembangan teknologi. Dalam Society 5.0 dimana komponen utamanya adalah manusia yang mampu menciptakan nilai baru melalui perkembangan teknologi dapat meminimalisir adanya kesenjangan pada manusia dan masalah ekonomi dikemudian hari. akan tetapi dengan berkembangnya teknologi menyebabkan dampak pada Perkembangan konflik dan peperangan yang saat ini telah masuk ke babak baru. Ancaman yang dapat timbul beragam, tidak terlihat secara real dan tidak menentu. Ancaman tersebut adalah ancaman siber yang berpotensi menyebabkan kerugian besar bagi suatu negara. Salah satu dampak besar yang dapat terjadi di masa depan adalah serangan siber terhadap objek vital nasional atau infrastruktur kritis negara seperti pembangkit listrik. Pembangkit listrik energi terbarukan memanfaatkan teknologi tinggi yang terhubung ke jaringan distribusi besar yang menyebabkan jika tidak memperkuat pengamanan jaringan maka dapat menimbulkan black out listrik hingga pemadaman secara keseluruhan yang disebabkan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab/non-state actors. Oleh sebab itu semua negara harus dapat mempersiapkan pembinaan, membentuk satuan baru dan memperkuat masing-masing pertahanan negara mereka.Kata Kunci: Keamanan Siber, Ancaman Siber, Sektor Energi Terbarukan, Peperangan Asimetris AbstractThe beginning of this decade was the initial milestone of the transition from the industrial period 4.0 to Society 5.0. The changes in this era have caused all walks of life to be able to adjust to technological developments. In Society 5.0 where the main component is humans who are able to create new value through technological developments, it can minimize gaps in humans and economic problems in the future. however, with the development of technology, it has an impact on the development of conflicts and wars that have now entered a new chapter. The threats that can arise are diverse, invisible in real terms and erratic. Such threats are cyber threats that have the potential to cause huge losses to a country. One of the major impacts that could occur in the future is cyberattacks against national vital objects or critical infrastructure of the country such as power plants. Renewable energy power plants utilize high technology connected to large distribution networks which causes if it does not strengthen network security, it can cause power blackouts to overall outages caused by irresponsible parties / non-state actors. Therefore, all countries must be able to prepare for development, form new units and strengthen each of their country's defenses.Keywords: Cybersecurity, Cyber Threats, Renewable Energy Sector, Asymmetric Warfare
Pemanfaatan Pembangkit Listrik Tenaga Surya sebagai Alternatif Energi Masa Depan M. Syaiful Alim Ipung; Suyono Thamrin; Rudy Laksmono W
Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Nusantara Vol. 4 No. 3 (2023): Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Nusantara (JPkMN)
Publisher : Cv. Utility Project Solution

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Ketahanan energi merupakan hal yang harus diperhatikan secara seksama oleh suatu bangsa karena akan berdampak pada semua aspek bangsa tersebut, baik ekonomi, sosial budaya, kebutuhan masyarakat, birokrasi, bahkan pertahanan militernya. Untuk keberlangsungan bangsa dan kemajuannya, isu ketahanan energi juga telah dikendalikan dan dicirikan dalam peraturan perundang-undangan negara sebagai faktor utama. Namun, ketahanan energi Indonesia masih bergantung pada bahan bakar fosil yang memiliki ambang batas. Alhasil, sudah saatnya Indonesia mengalihkan fokus ketahanan energi ke energi terbarukan karena negara ini memiliki banyak potensi energi terbarukan karena letaknya dan iklim yang mendukung, khususnya di bidang energi surya.
Analisis Siklus Hidup Bioavtur dan Dampaknya terhadap Lingkungan: Jurnal Review Putri Azmi Millatie; Suyono Thamrin; Sri Murtiana; Lailatul Fajriyah
Jurnal Kewarganegaraan Vol 7 No 2 (2023): Desember 2023
Publisher : UNIVERSITAS PGRI YOGYAKARTA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31316/jk.v7i2.5508

Abstract

Abstrak Indonesia memiliki potensi yang tinggi dalam bahan baku produksi bioavtur, karena sektor agrarisnya yang mumpuni dalam menyediakan sumber daya. Selain itu, sebagai negara kepulauan, Indonesia juga membutuhkan transportasi udara sebagai kendaraan utama yang cepat dan efisien mengingat Ibu Kota Negara juga akan berpindah ke Pulau Kalimantan. Namun, bahan bakar avtur hingga saat ini masih mengimpor dari negara lain. Maka untuk memenuhi kebutuhan avtur berbasis energi terbarukan dibutuhkan berbagai studi untuk memperoleh biomassa yang penggunaannya dapat dioptimalkan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mereview jurnal-jurnal yang berkaitan dengan LCA dan bioavtur sehingga di masa depan, pengembangan bioavtur lebih efisien. Hasil dari literature review ini menyatakan bahwa diketahui secara general menyatakan bahan baku yang diproses menjadi bioavtur dapat mengurangi emisi GRK. Namun, tidak semua biomassa memiliki potensi untuk dijadikan bahan baku pembuatan biojet atau bioavtur karena berbagai kendala seperti penggunaan energi dalam proses produksi bioavtur yang terlalu tinggi, faktor lahan dan ekonomi yang tidak memadai, serta adanya persaingan penggunaan tanaman untuk ketahanan pangan. Selain itu, studi ini juga menjelaskan bahwa mikroalga dan limbah lemak adalah pilihan biomassa terbaik untuk dijadikan bahan baku produksi bioavtur maupun biojet karena selain memiliki persentase yang cukup tinggi terhadap penurunan emisi dan tidak bersaing dengan ketahanan pangan, produktivitasnya juga cukup tinggi sehingga dapat memaksimalkan produksi bioavtur. Kata Kunci: Bioavtur, Biojet, Potensi Pemanasan Global, dan Siklus Hidup