Claim Missing Document
Check
Articles

Found 12 Documents
Search

Belajar dari Kemenangan Jepang pada Perang Tsushima: Pembangunan Kekuatan Militer Melalui Industri Strategis Dede Rusdiana; Amarulla Octavian; Yusuf Ali; Suryono Thamrin; Aris Sarjito
Jurnal Sejarah Citra Lekha Vol 6, No 1 (2021): Artefak, Etnografi, dan Strategi Pertahanan
Publisher : Department of History, Faculty of Humanities, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jscl.v6i1.37678

Abstract

The various wars that have been passed have had implications for the development of Japanese combat conditions. One of the wars that sparked the rise of Japanese combat technology was the Tsushima War of 1905, marked by the use of new weaponry such as torpedoes and telegraphs. Japan's victory in the Tsushima War has proven that Japan has advanced weapons technology and has proven to be able to compete with Russia. This study provides a very important lesson and can be a reflection for Indonesia in the development of a naval military force. By using historical methods and defense economic theory approaches, this study discusses efforts to increase the strength of the main weapon system of the Japanese special navy. The results of the study show that the efforts made by Japan put a lot of emphasis on the strategy of developing the defense industry. The rise of the defense industry has become an integral part of military power building. In that context, Japan does not only involve the military, but also develops human resource capacity and increases research in the field of technology. The existence of good cooperation between the government, industry players, and academia is also the main pillar in the effort to build a naval military force.
SINKRONISASI RENCANA UMUM TATA RUANG WILAYAH PERTAHANAN DENGAN PETA ZONA RUANG RAWAN BENCANA DI KOTA PALU, SIGI, DAN DONGGALA Yusuf Ali; Aris Sarjito; Susanto Susanto; Lukman Setiawan
Jurnal Ilmiah Ecosystem Vol. 21 No. 1 (2021): ECOSYSTEM Vol. 21 No 1, Januari - April Tahun 2021
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat Universitas Bosowa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35965/eco.v21i1.694

Abstract

Bencana alam merupakan salah satu ancaman nyata bagi pertahanan dan keamanan Negara Kesatuan Republik Indonesia, sehingga perlu dipertimbangkan dalam segala aspek pembangunan fasilitas pertahanan negara. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tentang sinkronisasi rencana umum tata ruang wilayah pertahanan dengan peta zona ruang rawan bencana di Kota Palu, Sigi, Donggala dalam rangka mendukung pertahanan dan keamanan negara. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang dilakukan melalui kegiatan observasi langsung dan wawancara terhadap beberapa narasumber terkait, serta studi pustaka terhadap dokumen pendukung yang relevan dengan fokus penelitian. Data yang diperoleh kemudian dianalisis menggunakan model analisis data kualitatif. Berdasarkan hasil analisis data, diperoleh hasil bahwa Peta Zona Ruang Rawan Bencana untuk wilayah Kota Palu dan sekitarnya telah di buat untuk di pedomani dalam pembangunan di wilayah tersebut. Pada peta tersebut, fasilitas militer termasuk dalam kelas resiko sangat tinggi, sehingga dalam pembuatan rencana tata ruang wilayah pertahanan di wilayah Palu, Sigi, dan Donggala, baik itu perbaikan fasilitas/pangkalan militer yang mengalami kerusakan akibat bencana gempa dan tsunami, maupun pembangunan fasilitas/pangkalan militer yang baru, harus didasarkan pada Peta Zona Ruang Rawan Bencana. Hal ini perlu dilaksanakan sebagai upaya sinkronisasi antara Peta Zona Ruang Rawan Bencana dengan Rencana Tata Ruang Wilayah Pertahanan di wilayah Palu, Sigi, dan Donggala agar kejadian kerusakan terhadap fasilitas militer strategis, seperti dermaga kapal selam dan kapal perang di Lanal Palu, akibat bencana gempa bumi dan tsunami tidak terulang kembali di masa depan. Peneliti merekomendasikan kepada pemerintah dan instansi terkait agar senantiasa meningkatkan sinergitas antara TNI dan pemerintah daerah, serta organisasi lainnya dalam proses penanggulangan bencana dan pembangunan kembali fasilitas yang rusak akibat bencana. Proses perencanaan dan pembangunan fasilitas/pangkalan militer tersebut juga harus di sinkronkan dengan peta ruang rawan bencana, sehingga dapat mencegah terganggunya kesiapan Alutsista dalam rangka Pertahanan Negara di masa depan.
PENGUATAN SIKAP NASIONALISME MELALUI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN PADA SEKOLAH INTERNASIONAL (Studi pada Secondary School di Singapore Piaget Academy Solo Raya) Eka Sari; Yusuf Ali
PKn Progresif : Jurnal Pemikiran dan Penelitian Kewarganegaraan Vol 13, No 1 (2018): Jurnal PKn Progresif, Vol. 13 No. 1 Juni 2018
Publisher : Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan FKIP Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/pknp.v13i1.22482

Abstract

The results of research are as follows: (1) the implementation of the reinforcement of nationalism attitudes through Civic Education learning on Secondary School at Singapore Piaget Academy of Solo Raya has run well through the phases of planning, implementation, and assesment as indicated in the learning process that the indicators of nationalism attitudes are always implanted to the learners’ minds, which includes: (a) Indonesian language, (b) knowledge of nationality, (c) domestic product consumption, (d) professionalism, (e) upholding unity and integrity, (g) giving priority to the public interest, (h) building of sense of brotherhood, and (i) participation; and (2) the constraints include substantial and technical ones. The former consist of the students’ low interest and the teacher’s low pedagogical competency. Meanwhile, the latter include the less time for the learning process.Keywords : LNationalism, Civicl Education, Internationall School
AKUISISI PERTAHANAN DAN EKSPOR SENJATA PASCA REVISI UU INDUSTRI PERTAHANAN DALAM OMNIBUS LAW SERTA POTENSI DAN KERAWANANNYA BAGI EKONOMI PERTAHANAN Muhammad Rizki Arhan; Djoko Andreas Navalino; Yusuf Ali
JURNAL CAFETARIA Vol 3 No 1 (2022): JURNAL CAFETARIA
Publisher : Program Studi Akuntansi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51742/akuntansi.v3i1.512

Abstract

One of the laws that were revised in the Omnibus Law of the Job Creation Law which was passed on October 5, 2020, is Law number 16 of 2012 concerning the Defense Industry. One of the points amended in the Act is the permitting of Private-Owned Enterprises (BUMS) as Lead Integrators for the Defense Industry. This revision indicates that the Defense Industry in Indonesia will be directed to a free market. This study aims to analyze defense acquisitions and weapons exports after the revision of the Defense Industry Law and the potential threats that can be posted through the revision of the Law. This study was structured using qualitative methods, research data obtained through observations, interviews, and review of documents that are considered relevant. The results of the study show (1) that there have been several positive trends since the Omnibus Law was ratified, both in terms of the amount of production or the number of Defense Industry, which in the future are expected to increase defense acquisitions through domestic production; (2) the trend of Indonesia's arms exports after the revision of the Defense Industry Law cannot be measured objectively because almost all economic activities are affected by the Covid-19 Pandemic, including the Defense Industry; (3) investment freedom through the revision of the Defense Industry Law does open up the potential for business competition in the domestic defense industry, but threats can arise if the existing liberalization is not regulated with certain limits that are adjusted to existing norms.
“Wawasan Brunei 2035”: Analyzing The Vision of Brunei Darussalam on National Security and State Welfare Halim Widyawardhana; Yusuf Ali; Triyoga Budi Prasetyo
Strategi Perang Semesta Vol 4, No 3 (2018): Jurnal Prodi Strategi Perang Semesta
Publisher : Universitas Pertahanan Republik Indonesia (UNHAN RI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (538.831 KB)

Abstract

Abstract -- Security plays an important role in creating peaceful condition in a country. By having a secure nation, the people of the nation  may have freedom in the aspects of economy, politics, social interaction, religion, and other aspects. Unfortunately, threats may come from anywhere and various in forms. Terrorism and Cyber Attacks become two of the greatest concerns in term of security world widely and this may be troublesome to Brunei. This paper aims to analyze wawasan Brunei 2035 on national security and state walfare. This paper used qualitative method and the data is gained from documents, archives, journal and so on. The research result that in order to prevent and counter the threats, Brunei Darussalam formulates the Wawasan Brunei 2035 or the Brunei’s Vision 2035 as a means to create security and increasing the welfare of the state. In this paper, the author utilizes the synergy theory to analyze. Keywords: Wawasan Brunei 2035, Security, Welfare. Abstrak -- Keamanan memainkan peranan penting dalam menciptakan perdamaian dan ketentraman di dalam sebuah negara. Dengan memiliki negara yang aman, masyarakat dari suatu negara akan memiliki kebebasan dalam aspek ekonomi, politik, interaksi sosial, agama, dan aspek lainnya. Sayangnya, ancaman dapat muncul dari manapun dan dalam bentuk yang beragam. Terorisme dan serangan siber menjadi perhatian dalam keamanan di dunia dan dapat menjadi masalah untuk Brunei. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa wawasan Brunei 2035 dalam keamanan dan kesejahteraan negaranya. Penelitian ini utamanya menggunakan teori keamanan dalam menganalisis data yang ada. Peneitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan sumber datanya berasal dari dokumen, arsip maupun jurnal. Hasil penelitian menunjukan bahwa untuk mencegah dan mengatasi ancaman ini, Brunei Darussalam merumuskan Wawasan Brunei 2035 sebagai cara untuk menciptakan keamanan dan meningkatkan kesejahteraan negara.Kata kunci: Wawasan Brunei 2035, Keamanan, Kesejahteraan
Strategi Pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Air Mini/Mikro Hidro di Indonesia Lena Tria Melati; Imam Supriyadi; Yusuf Ali
G-Tech: Jurnal Teknologi Terapan Vol 6 No 2 (2022): G-Tech, Vol. 6 No. 2 Oktober 2022
Publisher : Universitas Islam Raden Rahmat, Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (254.97 KB) | DOI: 10.33379/gtech.v6i2.1319

Abstract

Salah satu renewable energy yang memiliki potensi besar di Indonesia adalah energi air. Indonesia memiliki kapasitas tenaga air sebesar 76000 MW. Teknologi mikrohidro dan minihidro merupakan teknologi yang tepat untuk dikembangkan di wilayah terpencil di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa perkembangan teknologi PLTMH di Indonesia serta melihat strategi pengembangan yang tepat untuk PLTMH di Indonesia. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang menggunakan metode studi literatur dan analisis SWOT. Hasilnya menunjukkan bahwa dalam periode 2014 hingga 2021, teknologi PLTMH di Indonesia mengalami perkembangan yang signifikan, terutama di luar Pulau Jawa sehingga meningkatkan rasio elektrifikasi di Indonesia. Hal ini berkaitan dengan keunggulan mikrohidro yang dapat meraih wilayah-wilayah terpencil. Hasil analisis SWOT menunjukkan bahwa strategi pengembangan PLTMH sebaiknya berfokus pada aspek strengths dan opportunities saat ini. Dan diharapkan teknologi PLTMH saat ini lebih terarah pada pengembangan hybrid renewable energy sources (HRES).
LEADERSHIP STYLE IN STAREGIC LEADERSHIP FROM A CIVIL MILITARY PERSPECTIVE ON STATE DEFENSE POLICY Yanto S Manurung; Yusuf Ali; Herlina Saragih
Jurnal Kewarganegaraan Vol 6 No 1 (2022): 1 Januari - 30 Juni 2022 (In Press)
Publisher : UNIVERSITAS PGRI YOGYAKARTA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (267.848 KB) | DOI: 10.31316/jk.v6i1.2148

Abstract

AbstrakFenomena yang terjadi saat ini adalah adanya calon-calon pemimpin yang berlatar belakang militer dan sipil. Kehadiran pemimpin masa depan dengan personel militer masih dapat dianggap kuat, karena sindrom pascakekuasaan masih ada, keyakinan bahwa pemimpin tentara masa depan masih dapat memimpin negara. Gaya kepemimpinan sebelumnya dari beberapa pemimpin Indonesia tampaknya spesifik konteks dan mungkin berkurang atau tidak efektif. Memang, gaya kepemimpinan pemimpin yang efektif disesuaikan dengan situasi (gaya kepemimpinan situasional), dan gaya kepemimpinan transaksional dan transformasional unggulan terus berlanjut. Berangkat dari konteks di atas, masalah yang diuraikan dalam artikel ini dapat dirumuskan sebagai berikut: bagaimana gaya kepemimpinan transaksional Sipil dan Militer pada kebijakan pertahanan negara? Model kepemimpinan transaksi memiliki efek positif dan negatif. Efek positif dari model transaksi ini adalah adanya kejelasan pembagian kerja sesuai tugas pokok dan fungsi masing-masing karyawan dalam organisasi, standarisasi pedoman dan aturan kerja, serta ditetapkannya aturanKata kunci: Kepemimpinan transaksional, Sipil, Militer AbstractThe current phenomenon is the existence of potential leaders with military and civilian backgrounds. The presence of the future leader with military personnel can still be considered strong, because the post-power syndrome still exists, the belief that the future army leader can still lead the country. Previous leadership styles of some Indonesian leaders appear to be context specific and may be diminished or ineffective. Indeed, the leadership style of effective leaders is adapted to the situation (situational leadership style), and the pre-eminent transactional and transformational leadership styles continue. Departing from the above context, the problem described in this article can be formulated as follows: How is the Civil and Military transactional leadership style in national defense policy? The transaction leadership model has both positive and negative effects. The positive effect of this transaction model is the clarity of the division of labor according to the main tasks and functions of each employee in the organization, standardization of work guidelines and rules, and the establishment of rules.Keywords: Transactional Leadership, Civil, Military
Peningkatan Peranan SDM Generasi Z Guna Pertahanan Nasional Maritim Menuju Indonesia Maju Hario Istiqlal Agung; Yusuf Ali; Untung Hartono
Jurnal Kewarganegaraan Vol 6 No 2 (2022): Desember 2022
Publisher : UNIVERSITAS PGRI YOGYAKARTA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (280.809 KB) | DOI: 10.31316/jk.v6i2.3019

Abstract

AbstrakSumber daya manusia (SDM) adalah faktor kunci penentu keberhasilan pelaksanaan bela Tanah Air, saat ini menghadapi ancaman yang semakin meningkat. Seiring dengan perkembangan teknologi pertahanan yang semakin canggih, penguasaan teknologi sangat penting, namun harus dibarengi dengan teknologi sumber daya manusia. Keterampilan adalah persyaratan kemampuan untuk mengembangkan keterampilan bertindak, memperoleh kemandirian, dan mengurangi ketergantungan pada negara asing. Generasi keempat perang saat ini memaksa setiap negara untuk mengoordinasikan semua sumber daya nasionalnya di kekuatan pertahanan. Sumber daya manusia Indonesia yang melimpah dapat dimanfaatkan sebagai kekuatan pertahanan, tetapi harus didukung oleh industri pertahanan yang tepat untuk memiliki teknologi yang tersedia persenjataan yang efektif. Profesionalisme Personil Pertahanan juga penting bagi warga sipil dalam manajemen pertahanan masa depan. Dengan menyambut Komunitas ASEAN yang akan resmi berdiri pada akhir tahun 2015, Indonesia harus memperkuat diri dengan mengembangkan kembali potensinya kelautan, sejalan dengan politik luar negeri Indonesia terhadap pemerintah Presiden petahana Joko Widodo yang mengusung Indonesia menjadi Poros Maritim Global. Upaya pengembangan potensi bahari tidak hanya dipimpin oleh pemerintah, tetapi juga oleh gerakan rakyat, termasuk Pemuda Maritim Indonesia (GPMI). GPMI memiliki visi yang memicu semangat Maritim Indonesia. Untuk mewujudkan visi tersebut, GPMI memiliki tiga tujuan. pengembangan sumber daya alam sumber daya alam laut dan sumber daya manusia; Menyusun dan menyimpulkan perjanjian kerjasama dengan pihak-pihak terkait. Salah satu pencapaian dari quest ini adalah Program Bina Lingkungan.Untuk itu, studi ini membahas peran GPMI dalam pengembangan sumber daya manusia di Pulau dilaporkan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yaitu studi kasus, termasuk tinjauan pustaka sumber dan wawancara terkait beberapa pemangku kepentingan. Kesimpulannya, penelitian ini menunjukkan bahwa GPMI memiliki hasil positif dalam mengembangkan sumber daya manusia maritim, tetapi GPMI tidak menyertakan quest buildable lainnya Komunitas ASEAN dan Kesadaran Poros Maritim Dunia. Jadi, Studi ini merekomendasikan bahwa GPMI harus mempertimbangkan dua kategori lagi program utama dan mencerminkannya dalam program pengembangan sumber daya sumber daya manusia maritim.Kata Kunci: Gerakan Pemuda Maritim, Sumber Daya Manusia, dan Teknologi Pertahanan Maritim AbstractHuman resources (HR) are the key determining factor for the successful implementation of homeland defense, currently facing an increasing threat. Along with the development of increasingly sophisticated defense technology, mastery of technology is very important, but it must be accompanied by human resource technology. Skills are a requirement of the ability to develop the skills of action, acquire independence, and reduce dependence on a foreign country. The current fourth generation of the war forces each country to coordinate all its national resources in the defense forces. Indonesia's abundant human resources can be utilized as a defense force, but it must be supported by the right defense industry to have effective weapons available technology. The professionalism of Defense Personnel is also important for civilians in the management of future defenses. By welcoming the ASEAN Community which will be officially established at the end of 2015, Indonesia must strengthen itself by re-developing its marine potential, in line with Indonesia's foreign policy towards the government of incumbent President Joko Widodo who brought Indonesia into the Global Maritime Axis. Efforts to develop nautical potential are not only led by the government, but also by people's movements, including the Indonesian Maritime Youth (GPMI). GPMI has a vision that ignites the spirit of Maritime Indonesia. To realize this vision, GPMI has three goals. development of natural resources of marine and human resources; Drawing up and concluding cooperation agreements with related parties. One of the achievements of this quest is the Community Development Program.For this reason, this study discusses the role of GPMI in the development of human resources on the island reportedly. This research uses a qualitative approach, namely case studies, including a literature review of sources and interviews related to several stakeholders. In conclusion, this study shows that GPMI has positive results in developing maritime human resources, but IT does not include other buildable quests of the ASEAN Community and the World Maritime Axis Awareness. So, this study recommends that GPMI should consider two more categories of major programs and reflect them in maritime human resource development programs.Keywords: Maritime Youth Movement, Human Resources, and Maritime Defense Technology
Analisis Potensi Ancaman Asimetris Berdasarkan Kerentanan Keamanan Siber Sektor Industri Energi Baru Terbarukan (EBT) Joko Yulianto; Suyono Thamrin; Yusuf Ali; Abdi Manab Idris
Jurnal Kewarganegaraan Vol 6 No 2 (2022): Desember 2022
Publisher : UNIVERSITAS PGRI YOGYAKARTA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (348.233 KB) | DOI: 10.31316/jk.v6i2.3165

Abstract

AbstrakAwal Dekade ini merupakan tonggak awal transisi dari masa industri 4.0 menjadi Society 5.0. Perubahan era ini menyebabkan seluruh lapisan masyarakat harus dapat menyesuaikan diri dengan perkembangan teknologi. Dalam Society 5.0 dimana komponen utamanya adalah manusia yang mampu menciptakan nilai baru melalui perkembangan teknologi dapat meminimalisir adanya kesenjangan pada manusia dan masalah ekonomi dikemudian hari. akan tetapi dengan berkembangnya teknologi menyebabkan dampak pada Perkembangan konflik dan peperangan yang saat ini telah masuk ke babak baru. Ancaman yang dapat timbul beragam, tidak terlihat secara real dan tidak menentu. Ancaman tersebut adalah ancaman siber yang berpotensi menyebabkan kerugian besar bagi suatu negara. Salah satu dampak besar yang dapat terjadi di masa depan adalah serangan siber terhadap objek vital nasional atau infrastruktur kritis negara seperti pembangkit listrik. Pembangkit listrik energi terbarukan memanfaatkan teknologi tinggi yang terhubung ke jaringan distribusi besar yang menyebabkan jika tidak memperkuat pengamanan jaringan maka dapat menimbulkan black out listrik hingga pemadaman secara keseluruhan yang disebabkan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab/non-state actors. Oleh sebab itu semua negara harus dapat mempersiapkan pembinaan, membentuk satuan baru dan memperkuat masing-masing pertahanan negara mereka.Kata Kunci: Keamanan Siber, Ancaman Siber, Sektor Energi Terbarukan, Peperangan Asimetris AbstractThe beginning of this decade was the initial milestone of the transition from the industrial period 4.0 to Society 5.0. The changes in this era have caused all walks of life to be able to adjust to technological developments. In Society 5.0 where the main component is humans who are able to create new value through technological developments, it can minimize gaps in humans and economic problems in the future. however, with the development of technology, it has an impact on the development of conflicts and wars that have now entered a new chapter. The threats that can arise are diverse, invisible in real terms and erratic. Such threats are cyber threats that have the potential to cause huge losses to a country. One of the major impacts that could occur in the future is cyberattacks against national vital objects or critical infrastructure of the country such as power plants. Renewable energy power plants utilize high technology connected to large distribution networks which causes if it does not strengthen network security, it can cause power blackouts to overall outages caused by irresponsible parties / non-state actors. Therefore, all countries must be able to prepare for development, form new units and strengthen each of their country's defenses.Keywords: Cybersecurity, Cyber Threats, Renewable Energy Sector, Asymmetric Warfare
Penanggulangan Ancaman di Perairan Sulawesi dalam Rangka Mendukung Pertahanan Laut Indonesia Abdul Kodir; Agus Sudarya; Yusuf Ali
Jurnal Kewarganegaraan Vol 6 No 2 (2022): Desember 2022
Publisher : UNIVERSITAS PGRI YOGYAKARTA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (334.91 KB) | DOI: 10.31316/jk.v6i2.3333

Abstract

AbstrakAncaman maritim seperti pencemaran, penangkapan ikan ilegal, penyelundupan ilegal, perdagangan manusia, penyelundupan manusia, pembajakan, perampokan laut, narkotika, eksplorasi dan eksploitasi kekayaan alam yang tidak terkontrol, pencurian benda-benda muatan kapal tenggelam, batas wilayah laut kejahatan lintas negara Indonesia merupakan negara maritim terbesar kedua di dunia dengan luas total perairan 6,4 juta kilometer persegi dan terdiri dari 17.504 pulau. Didominasi oleh perairan, Indonesia dihadapkan dengan sejumlah ancaman keamanan laut. Sedikitnya ada delapan bentuk ancaman faktual dan berpotensi terjadi di perairan Indonesia. Artikel ini menggunakan metode kualitatif didukung dengan studi pustaka. Ditinjau dari Keputusan Menteri Pertahanan No. Kep/435/M/V/2016 tentang Kebijakan Pertahanan Nasional 2017 menjelaskan makna kebijakan pertahanan melingkupi pengembangan, penempatan dan pemberdayaan pertahanan negara dengan dukungan kebijakan pengawasan dan anggaran.Kata Kunci: Laut Indonesia, Ancaman Laut Indonesia, Penanggulangan Ancaman AbstractMaritime threats such as pollution, illegal fishing, illegal smuggling, human trafficking, human smuggling, piracy, sea robbery, narcotics, uncontrolled exploration and exploitation of natural wealth, theft of sunken shiploads, sea boundaries of transnational crimes Indonesia is the second largest maritime country in the world with a total water area of 6.4 million square kilometers and consists of 17,504 islands. Dominated by waters, Indonesia is faced with a number of maritime security threats. There are at least eight forms of factual threats that have the potential to occur in Indonesian waters. This article uses qualitative methods supported by literature studies. Reviewed from the Decree of the Minister of Defense No. Kep/435/M/V/2016 concerning National Defense Policy 2017 explains the meaning of defense policy covering the development, placement and empowerment of state defense with the support of supervision and budget policies.Keywords: Indonesia's Sea, Indonesia's Sea Threats, Countering Threats