Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Reproduksi Ikan Betok (Anabas testudineus Bloch, 1792) Di Rawa Wasur Taman Nasional Wasur Kabupaten Merauke Norce Mote; Ita Mattaru; Chalvyn Silasa Pakidi
ACROPORA: Jurnal Ilmu Kelautan dan Perikanan Papua Vol 4, No 2 (2021)
Publisher : Cenderawasih University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (795.028 KB) | DOI: 10.31957/acr.v4i2.1926

Abstract

Climbing perch (Anabas testudineus Bloch, 1792), one of the types of fish that is able to survive in freshwater and brackish water, which belongs to the type of Blackwater fish. The study aims to determine the reproduction of Climbing perch (Anabas testudineus Bloch, 1792) at Wasur Swamp. The fish sampling was conducted in May to July 2019, with catching using a mesh of gills measuring the net-size 2.5 cm. Analysis used is the genital ratio, the maturity level of gonads (TKG), the Maturity index gonads (IKG) and fecundity. The whole fish was acquired during the study amounting to 380 tails consisting of 211 males and 169 females. The genital ratio gained during the study was 1.2:1. The spawning peak for three months of observation of the female fish of TKG IV occurred in May at the I Station. The fecundity of the Climbing perch ranges from 1.984 to 73.795, at a total length range of 105–159 mm and a total weight of 28 - 84 grams.Key Words: Climbing perch; Anabas testudineus; Reproduction; Wasur Swamp
PELATIHAN BUDIDAYA IKAN MAS DALAM KOLAM TERPAL DENGAN SISTEM RESIRKULASI Chalvyn Silasa Pakidi; Sendy Lely Merly; Budi Doloksaribu
Musamus Devotion Journal Vol 4 No 1 (2022): Musamus Devotion Journal
Publisher : Musamus University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35724/mdj.v4i1.4084

Abstract

Carp (Cyprinus carpio) is a freshwater fish that is commonly cultivated because carp are large and tame when cultivated. In addition, carp can be bred and have a beautiful colours, moreover tend to famous among local people as a consumption fish, which is also can be used as ornamental fish. Carp can be cultivated in lowland waters to highland areas. In fish farmingm it is important to pay attention to good and clean water quality. Carp can be kept in earthen ponds, rushwater ponds, cages and also tarpaulin ponds. Carp rearing in tarpaulin ponds is usually carried out on narrow land and limited water ability. In there circumstances, it is necesarry to provide water that can support the life of carp to provide good quality of water is to do water recirculation. Resirculation technique is a water recycling technique that has been used. This technique basically performs physical, chemical and biological methods, but which is more environmentally friendly with physical and biological methods, for that in this activity physical and biological methods will be carried out using water filters from sand and aquatic plants. As a result, participants understand how good and correct cultivation techniques are, obtain information bioecology of carp, hatchery techniques, spawning techniques, resirculation techniques including threaten by various diseases and others causes in cultivation carp business. Furthermore, participants also gain more knowledge about what materials and proper equipment they should using and urgently needed to build a cultivation business on limited land and low water flow
Pendampingan Kualitas Hidup Lansia di Panti Asuhan St. Vincentius Cabang Merauke Pulung Riyanto; Chalvyn Silasa Pakidi; Samel Watina Ririhena; Beatus Tambaip; Yosephina Ohoiwutun; Riska Dwi Prihandayani
Nanggroe: Jurnal Pengabdian Cendikia Vol 2, No 6 (2023): September
Publisher : Yayasan Daarul Huda Kruengmane

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.5281/zenodo.8377194

Abstract

Tujuan pengabdian ini adalah meningkatkan kualitas hidup lansia di Panti Asuhan ST. Vincentius Cabang Merauke dengan pendampingan berbasis aktifitas fisik, psikis, dan gizi. Hal ini penting karena tubuh lansia mengalami penurunan berbagai fungsi akibat proses penuaan, termasuk sistem imun yang melemah, sehingga rentan terhadap berbagai penyakit. Solusi ini mencakup pengaturan menu sehat, menghindari stres, berjemur, istirahat cukup, dan aktivitas fisik. Langkah-langkah untuk melaksanakan solusi pendampingan lansia di Panti Asuhan ST. Vincentius Cabang Merauke melibatkan penyuluhan dalam aktifitas fisik, kesehatan psikis, dan gizi. Fokus aktifitas fisik adalah meningkatkan kualitas hidup lansia melalui latihan yang sesuai. Dalam aspek psikis, manajemen stres, depresi, dan pengendalian emosi bagi lansia akan ditekankan. Adapun dalam hal gizi, akan diajarkan cara menyusun menu seimbang berdasarkan indeks massa tubuh dan usia lansia. Program pengabdian ini telah meningkatkan kesejahteraan fisik dan mental lansia di panti asuhan, serta mengubah paradigma perawatan lansia secara keseluruhan dengan pemeriksaan kesehatan rutin, perawatan medis teratur, dan diet yang lebih bergizi. Para lansia juga terlibat dalam kegiatan sosial dan rekreasi, mengurangi rasa kesepian, dan membangun ikatan dengan staf panti asuhan. Program ini meningkatkan kesadaran masyarakat tentang perawatan lansia dan menciptakan budaya peduli terhadap mereka. Dengan hasil positif ini, program ini menjadi inspirasi bagi proyek serupa di seluruh masyarakat untuk meningkatkan kualitas hidup lansia secara lebih luas
Pendampingan Kualitas Hidup Lansia di Panti Asuhan St. Vincentius Cabang Merauke Pulung Riyanto; Chalvyn Silasa Pakidi; Samel Watina Ririhena; Beatus Tambaip; Yosephina Ohoiwutun; Riska Dwi Prihandayani
Nanggroe: Jurnal Pengabdian Cendikia Vol 2, No 6 (2023): September
Publisher : Yayasan Daarul Huda Kruengmane

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.5281/zenodo.8377194

Abstract

Tujuan pengabdian ini adalah meningkatkan kualitas hidup lansia di Panti Asuhan ST. Vincentius Cabang Merauke dengan pendampingan berbasis aktifitas fisik, psikis, dan gizi. Hal ini penting karena tubuh lansia mengalami penurunan berbagai fungsi akibat proses penuaan, termasuk sistem imun yang melemah, sehingga rentan terhadap berbagai penyakit. Solusi ini mencakup pengaturan menu sehat, menghindari stres, berjemur, istirahat cukup, dan aktivitas fisik. Langkah-langkah untuk melaksanakan solusi pendampingan lansia di Panti Asuhan ST. Vincentius Cabang Merauke melibatkan penyuluhan dalam aktifitas fisik, kesehatan psikis, dan gizi. Fokus aktifitas fisik adalah meningkatkan kualitas hidup lansia melalui latihan yang sesuai. Dalam aspek psikis, manajemen stres, depresi, dan pengendalian emosi bagi lansia akan ditekankan. Adapun dalam hal gizi, akan diajarkan cara menyusun menu seimbang berdasarkan indeks massa tubuh dan usia lansia. Program pengabdian ini telah meningkatkan kesejahteraan fisik dan mental lansia di panti asuhan, serta mengubah paradigma perawatan lansia secara keseluruhan dengan pemeriksaan kesehatan rutin, perawatan medis teratur, dan diet yang lebih bergizi. Para lansia juga terlibat dalam kegiatan sosial dan rekreasi, mengurangi rasa kesepian, dan membangun ikatan dengan staf panti asuhan. Program ini meningkatkan kesadaran masyarakat tentang perawatan lansia dan menciptakan budaya peduli terhadap mereka. Dengan hasil positif ini, program ini menjadi inspirasi bagi proyek serupa di seluruh masyarakat untuk meningkatkan kualitas hidup lansia secara lebih luas