Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

RUANG IBU SAYANG ANAK (RAISA) DALAM MENINGKATKAN CAKUPAN ASI EKSKLUSIF Nurul Pujiastuti; Endang Sutjiati; Lucia Retnowati
JMM (Jurnal Masyarakat Mandiri) Vol 5, No 3 (2021): Juni
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (415.673 KB) | DOI: 10.31764/jmm.v5i3.4994

Abstract

Abstrak: Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) di desa Balongdowo dan desa Balonggabus Kecamatan Candi Kabupaten Sidoarjo, dilakukan pada kader posyandu dengan membentuk ruang ibu sayang anak (RAISA) sebagai wadah dalam melakukan kegiatan yang dapat meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan kader posyandu sehingga menjadi kader posyandu yang ready, response, dan smart. Saat pembentukan RAISA, sekaligus dilakukan FGD (focus group discussion) di masing-masing desa untuk menggali pengalaman dan hambatan terkait perilaku menyusui eksklusif. Kegiatan FGD terdiri dari beberapa tahapan yaitu memberikan 14 pertanyaan seputar ASI eksklusif pada tiap kader posyandu, selanjutnya tiap kader posyandu menjawab semua pertanyaan secara bergantian, dan pemberian materi dari narasumber yaitu bidan Polindes yang ada di tiap desa. Dari hasil FGD diperoleh informasi bahwa hambatan perilaku menyusui terbesar adalah ibu bekerja sehingga bayi diberikan susu formula dengan alasan agar bayi tidak rewel dan mudah ditinggal bekerja, serta masih adanya budaya pemberian pisang yang dicampur nasi untuk bayi usia 2 minggu ke atas. Usulan pelatihan dari kader posyandu antara lain teknik memerah ASI, perawatan puting susu hamil, perawatan payudara nifas, cara memandikan bayi, cara menyendawakan bayi, berbagai macam posisi menyusui, pijat bayi untuk tumbuh kembang, senam nifas, dan senam hamil. Dari hasil FGD ini selanjutnya akan disusun modul sebagai panduan dalam memberikan pelatihan pada kader posyandu.Abstract:  Community Service Activities (PKM) in Balongdowo and Balonggabus Villages, Candi Subdistrict, Sidoarjo Regency, were carried out on posyandu cadres by forming mother-to-child room (RAISA) as forum for activities that can increase the knowledge and skills of Posyandu cadres so that they become ready, response, and smart posyandu cadres. During the formation of RAISA, a focus group discussion (FGD) was held in each village to explore experiences and obstacles related to exclusive breastfeeding. The FGD activity consisted of several stages, namely giving 14 questions about exclusive breastfeeding to each posyandu cadre, then each posyandu cadre answered all the questions in turn, and providing material from the resource person, namely the Polindes midwife in each village. From the results of the FGD, information was obtained that the biggest obstacle to breastfeeding behavior was that the mother worked so the baby was given formula milk on the grounds that the baby was not fussy and easy to leave to work, and there was still a culture of giving bananas mixed with rice to babies aged 2 weeks and over. The training proposals from posyandu cadres include milking techniques, care for pregnant nipples, postpartum breast care, how to bathe babies, how to burp a baby, various breastfeeding positions, massage for growth and development, postpartum exercise, and pregnancy exercises. From the results of this FGD, a module will be compiled as a guide in providing training to posyandu cadres.
Tingkat konsumsi energi, karbohidrat, protein, lemak pada diet jantung lunak bubur dan diet jantung lunak tim dengan lama hari rawat inap pasien gagal jantung kongestif di Rumah Sakit Tk. II dr. Soepraoen Kota Malang Tiyan Tiara Azzahrah; Endang Sutjiati; Annasari Mustafa; Nur Rahman
Jurnal Informasi Kesehatan Indonesia (JIKI) Vol 5 No 2 (2019): Jurnal Informasi Kesehatan Indonesia (JIKI)
Publisher : Politeknik Kesehatan Kemenkes Malang (State Health Polytechnic of Malang)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31290/jiki.v5i2.1376

Abstract

Cardiovascular disease is the number one cause of death in the world. In Indonesia, heart and blood vessel disease continues to increase and will provide a burden of morbidity, disability and socio-economic burden to the families of sufferers, the community, and the country (MOH, 2013). Efforts to obtain healing from an illness, including cardiovascular disease, require proper treatment. Besides treatment, food is one of the supporting factors to accelerate the healing of diseases. The purpose of this study was to determine the level of consumption of energy, carbohydrates, proteins, fats in the porridge soft heart diet and the steamed soft heart diet with the length of stay of congestive heart failure patients in Rumah Sakit Tk. II Dr. Soepraoen, Malang. This research was conducted in June-July 2019. The results showed that the level of energy consumption, carbohydrates, protein, fat in the porridge soft heart diet and the steamed soft heart diet for the length of stay of congestive heart failure patients have similarities. On the porridge soft heart diet and the steamed soft heart diet both had long hospital stay which is 2 respondents, each of which had 5 days of hospital stay and short hospital stay which is 1 respondent, which had 4 days of hospital stay. Further research needs to be done regarding the level of consumption of energy, carbohydrates, proteins, fats on the porridge soft heart diet and the steamed soft heart diet with the length of stay of congestive heart failure patients with a larger sample size and different research methods.
Training And Assistance Of Baby Food Business In Ensuring Nutritional Quality Of Complementary Food Products In Malang City: Pelatihan Dan Pendampingan Usaha Baby Food Dalam Menjamin Kualitas Gizi Produk Mp-Asi Di Kota Malang Endang Sutjiati
Jurnal Pengabdian Masyarakat Kesehatan Vol. 8 No. 3 (2022): JPM | September 2022
Publisher : LPPM - STIKES Pemkab Jombang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33023/jpm.v8i3.1233

Abstract

Kegiatan pengabdian masyarakat ini dilakukan beracuan dari angka permasalahan gizi balita di Kota Malang yang masih tinggi. Dilaporkan oleh Dinas Kesehatan Kota Malang tahun 2020, sebanyak 6.5% balita gizi kurang, 13% balita stunting, dan 3% balita kurus. Salah satu faktor penyebab adalah pemberian Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MP-ASI) yang masih belum optimal. Diamati usaha baby food di Kota Malang mulai berkembang, sehingga kegiatan pelatihan ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan dan skill pelaku bisnis sebagai dasar pengembangan produk yang ditujukan kepada beberapa pelaku bisnis Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang bekerjasama dengan 20 UMKM yang tersebar berdasarkan 6 kecamatan di Kota Malang. Kegiatan pengabdian ini mengusung konsep pelatihan dan pendampingan yang diadakan selama 3 hari dan 1 bulan untuk melihat perkembangan optimalisasi produk MP-ASI. Hasil pengukuran tingkat pengetahuan pre dan post test menunjukkan adanya peningkatan sebanyak 80% yang termasuk dalam kategori baik
Tingkat konsumsi energi, karbohidrat, protein, lemak pada diet jantung lunak bubur dan diet jantung lunak tim dengan lama hari rawat inap pasien gagal jantung kongestif di Rumah Sakit Tk. II dr. Soepraoen Kota Malang Tiyan Tiara Azzahrah; Endang Sutjiati; Annasari Mustafa; Nur Rahman
Jurnal Informasi Kesehatan Indonesia (JIKI) Vol 5 No 2 (2019): Jurnal Informasi Kesehatan Indonesia (JIKI)
Publisher : Politeknik Kesehatan Kemenkes Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31290/jiki.v5i2.1376

Abstract

Penyakit kardiovaskular adalah penyebab kematian nomor satu di dunia. Di Indonesia, penyakit jantung dan pembuluh darah terus meningkat dan akan memberikan beban morbiditas, kecacatan dan beban sosial-ekonomi kepada keluarga penderita, masyarakat, dan negara (Depkes, 2013). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat konsumsi energi, karbohidrat, protein, lemak dalam bubur diet jantung lunak dan diet jantung lunak kukus dengan lama tinggal pasien gagal jantung kongestif di Rumah Sakit Tk. II Dr. Soepraoen, Malang. Penelitian ini dilakukan pada Juni-Juli 2019. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat konsumsi energi, karbohidrat, protein, lemak dalam bubur diet jantung lunak dan diet jantung lunak kukus selama lama tinggal pasien gagal jantung kongestif memiliki kesamaan. Pada bubur diet jantung lunak dan diet jantung lunak kukus keduanya memiliki lama tinggal di rumah sakit yaitu 2 responden, masing-masing memiliki 5 hari tinggal di rumah sakit dan tinggal pendek di rumah sakit yaitu 1 responden, yang memiliki 4 hari tinggal di rumah sakit. Penelitian lebih lanjut perlu dengan ukuran sampel lebih besar dan metode penelitian berbeda.
Analisis Kandungan Gizi, Viskositas, Mutu Organoleptik dan Daya Terima Modisco III Dengan Substitusi Tempe dan Sari Wortel: Analysis of NutritionNutritional Content, Viscosity, Organoleptic, Qualuty and Acceptabiluty of Modisco Iii with Substitution if Tempe a d Carrot Extract Dwipajati Dwipajati; Endang Sutjiati; Arisa Rizqiyah
JURNAL GIZI DAN KESEHATAN Vol. 15 No. 2 (2023): JURNAL GIZI DAN KESEHATAN
Publisher : UNIVERSITAS NGUDI WALUYO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35473/jgk.v15i2.422

Abstract

Enteral formula is feeding to patients with good digestive conditions but it is difficult to take in enough food to meet their oral nutrient requirements. One of the enteral formulas that can be given to malnourished toddlers is modisco. Modisco is a formula of high-energy and protein drinks for malnourished children from the stabilization to rehabilitation phase. Modisco III modifications can be provided by adding local foodstuffs that can be reached by the community, cheap and easy to get such as soy tempe which contains high protein, and carrot juice which helps supplement the source of vitamins, iron, and potassium. Knowing the nutritional value, viscosity, organoleptic quality, and acceptability of enteral formulas. This study used the true experimental method and Complete Randomized Design (RAL) with three comparison treatments tempe : carrot juice, namely formula P1 (40:60), formula P2 (30:70), and formula P3 (20:80). The tests carried out are calculating nutritional value empirically, viscosity testing with dinamic methods, organoleptic quality tests and acceptability with hedonic methods. The test data are presented in descriptive and tabulation form. The energy density in each formula is different, namely P1 (1.51 kcal/ml), P2 (1.39 kcal/ml), and P3 (1.33 kcal/ml). The viscosity in the enteral blenderized formula is by the optimum viscosity of 3.5 – 10 cP. Most of the panelists stated the P1, P2, and P3 formulas have a slightly orange color, slightly fragrant in flavor, watery in texture, and have a sweet taste. The acceptability test found that the P1 formula with an achievement score of 77.50% was most preferred both in terms of color, aroma, texture, and taste. The P1 formula is the most preferred and has nutritional value and viscosity according to the requirements of the enteral formula.    ABSTRAK Formula enteral merupakan pemberian makan kepada pasien dengan kondisi pencernaan yang masih baik namun sulit untuk mengasup makanan yang cukup untuk memenuhi kebutuhan zat gizi secara oral. Salah satu formula enteral yang dapat diberikan kepada anak gizi buruk yaitu modisco. Modisco merupakan formula minuman tinggi energi dan protein untuk anak gizi buruk dari fase stabilisasi hingga rehabilitasi. Modifikasi modisco III dapat diberikan dengan menambahkan bahan pangan lokal yang dapat dijangkau oleh masyarakat, murah dan mudah didapat seperti tempe kedelai yang mengandung tinggi protein dan sari wortel yang membantu melengkapi sumber vitamin, zat besi dan kalium. Mengetahui nilai gizi, viskositas, mutu organoleptik dan daya terima formula enteral. Penelitian ini menggunakan metode true experimental dan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan tiga perlakuan perbandingan tempe : sari wortel yaitu formula P1 (40:60), formula P2 (30:70) dan formula P3 (20:80). Uji yang dilakukan yaitu menghitung nilai gizi secara empiris, uji viskositas dengan metode dinamis, uji mutu organoleptik dan daya terima dengan metode hedonik. Data uji tersebut disajikan dalam bentuk deskriptif dan tabulasi. Densitas energi pada setiap formula berbeda-beda, yaitu P1 (1,51 kkal/ml), P2 (1,39 kkal/ml), dan P3 (1,33 kkal/ml). Viskositas pada formula enteral blenderized sudah sesuai dengan viskositas optimum yaitu 3,5 – 10 cP. Sebagian besar panelis menyatakan formula P1, P2 dan P3 memiliki warna agak jingga, beraroma agak harum, bertekstur encer dan memiliki rasa manis. Uji daya terima mendapatkan hasil bahwa formula P1 dengan skor pencapaian 77,50% paling disukai baik dari aspek warna, aroma, tekstur dan rasa. Formula P1 menjadi formula paling disukai dan memiliki nilai gizi dan viskositas sesuai dengan syarat formula enteral. 
Modifikasi Organoleptik Formula Enteral dengan Putih Telur Ayam dan Tepung Labu Kuning (Cucurbita moschata) bagi Pasien Diabetes Mellitus Siti Fitriani; Endang Sutjiati; Dwipajati
HARENA : Jurnal Gizi Vol 3 No 1 (2022): HARENA: Jurnal Gizi (Desember 2022)
Publisher : Politeknik Negeri Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25047/harena.v3i1.2991

Abstract

Terapi gizi bagi pasien diabetes mellitus perlu diperhatikan untuk mencegah terjadinya komplikasiain. Pemberian terapi gizi dengan melalui enteral dapat mencegah terjadinya overfeeding dan meminimalkan dampak komplikasi infeksi. Jenis penelitian adalah Eksperimen dengan desain Rancangan Acak Lengkap (RAL). Penelitian dilaksanakan pada bulan Agustus 2021 di laboratorium Jurusan Gizi Politeknik Kesehatan Kemenkes Malang. Percobaan terdiri dari tiga taraf perlakuan dengan proporsi putih telur ayam : tepung labu kuning. Jumlah panelis untuk uji kesukaan sejumlah 15 orang yang terdiri dari mahasiswa pendidikan profesi dietisien. Tujuan penelitian untuk memperoleh formulasi enteral dengan putih telur ayam dan tepung labu kuning bagi pasien diabetes mellitus. Pengambilan data dilakukan dengan memberikan formulir uji kesukaan menggunakan skala hedonik dan formulir penentuan taraf perlakuan terbaik. Perhitungan kandungan gizi dan mutu protein dilakukan secara empiris. Data hasil penelitian diolah dan dianalisis menggunakan uji statistik Kruskal Wallis dan Mann Whitney. Hasil penelitian menunjukkan bahwa taraf perlakuan P2 merupakan taraf perlakuan terbaik. Pada formula enteral taraf perlakuan P2 mengandung 182,42 kkal energi; 12,79 gram protein; 6,67 gram lemak; dan 17,41 gram karbohidrat. Hasil uji statistik Kruskall Wallis menunjukkan tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara penambahan tepung labu kuning terhadap warna (p= 0,093), aroma (p= 0,892), rasa (p= 0,703), dan tekstur (p= 0,619) pada formula enteral yang dirancang. Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara penggunaan putih telur ayam dan tepung labu kuning terhadap mutu organoleptik formula enteral. Kata Kunci: Formula Enteral, Labu Kuning, Mutu Organoleptik, Putih Telur Ayam