AGUS NURAWAN
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Barat Jl. Kayuambon No. 80 Lembang-Bandung 40391

Published : 7 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

KAJIAN PENGGUNAAN INSEKTISIDA NABATI TERHADAP ULAT JENGKAL (Hyposidra talaca) PADA TANAMAN TEH DI KABUPATEN BANDUNG Nurawan, Agus; Haryati, Yati
Jurnal Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian Vol 13, No 3 (2010): November 2010
Publisher : Jurnal Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Effect of Bio Insecticides to Caterpillar (Hyposidra talaca) at Tea Plant in Bandung Regency.The caterpillar (Hyposidra talaca) is one of limitation factor concerning productivity in tea plantation, this isthe plant pest of caterpillar attack the plant, including pest will attack tea shoots, young and old leaves. The pestattack begins from seedling through maturity, and commonly occur in productive plants and this happen in anew trim plants with a serious invasion the plants wills die. The assessment of the application of bio pesticidefor controlling the caterpillar was conducted at farmer area in Cikalong village, Cikalongwetan subdistrict on2006. The above assessment used synthetic pesticide, with 3 treatment bio pesticide, with one synthetic pesticideand 3 replication. Parameter being observed were caterpillar larva population, pest intensity attack and farmercost analysis with the above different treatment. The study is aimed at to knows effectiveness bio-insecticide,shoot productivity of tea, and farming analysis. The result of this assessment showed that, the nimba treatment,extract the soursop seed, toona, insecticide able to decrease the intensity invasion up to the seventh observationi.e. 0.00%, 1.50%, 0.00%, 0.00% and 0.00%. Optimum yields were achieved from insecticide treatment of 5,460kg/ha/70 days, followed by toona 5,250 kg/ha/70 days, w, soursop 4,207 kg/ha/70 days, nimba 3,423 kg/ha/70days, while the control point was only 1,463 kg/ha/70 days. Toona treatment i.e. Rp.4,380,387 with the B/C2,37. Bio pesticide suren was the best and give high income. The recommendation of this assessment, that usedbioinsecticide suren leaf extract dose 10 ml/l with interval 10 day on tea was effective and give high income.Key words : Bio insecticide, tea, catterpillarUlat jengkal (Hyposidra talaca) merupakan faktor pembatas dalam budidaya teh, hama ini dapat menyerangpucuk, daun muda dan daun tua. Serangannya sejak tanaman dalam persemaian hingga tanaman tua, umumnyapada tanaman yang produktif, dan bila menyerang tanaman yang baru dipangkas pada serangan berat tanamanakan mengalami kematian. Pengkajian dilakukan di lahan petani Desa Cikalong, Kecamatan Cikalongwetan padatahun 2006, dengan menggunakan metode demonstrasi plot dengan 3 perlakuan insektisida nabati, 1 pestisidasintetik dan 1 kontrol dengan 3 ulangan. Parameter yang diamati meliputi populasi ulat jengkal, intensitas seranganhama, dan analisis usahatani. Tujuan pengkajian untuk mengetahui efektifitas insektisida nabati terhadap intensitasserangan ulat jengkal, produksi pucuk teh segar dan analisa usahatani masing-masing perlakuan. Hasil pengkajianmenunjukkan bahwa perlakuan nimba, ekstrak biji sirsak, suren, insektisida dapat menurunkan intensitas seranganmasing-masing 0,00%, 1,50%, 0,00% dan 0,00. Produksi tertinggi diperoleh dari perlakuan Insektisida yaitu5.460 kg/ha/70 hari, diikuti oleh suren 5.250 kg/ha/70 hari, sirsak 4.207 kg/ha/70 hari, nimba 3.423 kg/ha/70 hari,sedangkan kontrol hanya 1.463 kg/ha/70 hari. Perlakuan suren menunjukkan pendapatan tertinggi Rp.4.380.387,-. dengan B/C 2,37. Insektisida nabati suren merupakan insektisida terbaik dalam mengendalikan ulat jengkal(H.talaca). Rekomendasi dari pengkajian ini yaitu penggunaan insektisida nabati yang berasal dari ekstrak daunsuren dosis 10 ml/l dengan interval 10 hari untuk tanaman teh memberikan hasil dan pendapatan yang terbaik.Kata kunci : Insektisida nabati, teh, ulat jengkal
TEH INSTAN SEBAGAI ALTERNATIF PRODUK OLAHAN TEH HIJAU Herawati, Heny; Nurawan, Agus
Jurnal Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian Vol 11, No 1 (2008): Maret 2008
Publisher : Jurnal Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Instant Tea as an Alternative Product of Green Tea Processing. Green tea has a number of functional values and one of the supremacies of Indonesian tea is it has sufficiently high catechin content. The high functional value of green tea is an opportunity for further developments. One method to increase the added value of green tea is by producing an alternative product namely instant tea. The research methodology used RAL with processing as the variable factor with two replicates. Based on the research results, it was found out that the instant tea produced from boiled tea leaves has the highest recovery, i.e. 717.60 g with the percentage of smooth particle 59% and rough particle 41%. The highest catechin content was found in boiled green tea amounting 1.30%. The addition of artificial sweetener was conducted in accordance with BPOM and CAC standards and based on the organoleptic test , instant tea with saccharin addition was more preferred by panelists. Key words: alternative, processing, instant tea   Teh hijau memiliki banyak nilai fungsional dan salah satu keunggulan teh Indonesia diantaranya memiliki kandungan katekin yang cukup tinggi. Tingginya nilai fungsional dari teh hijau tersebut, merupakan suatu peluang untuk pengembangan lebih lanjut. Salah satu cara untuk meningkatkan nilai tambah produk teh hijau, dengan melalui alternatif pembuatan produk lain yaitu teh instan. Metodologi penelitian dilakukan dengan menggunakan RAL dengan faktor peubah perlakuan pengolahan dengan menggunakan dua kali ulangan. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh hasil pucuk teh seduh memiliki hasil rendemen lebih tinggi yaitu sebesar 717,60 g dengan percentage butir halus sebesar 59% dan butir kasar sebesar 41%. Kadar katekin terbesar terdapat pada teh kering seduh sebesar 1,30% jika dibandingkan dengan perlakuan lain. Penambahan pemanis buatan dilakukan sesuai standar BPOM dan CAC dan berdasarkan hasil, uji organoleptik, teh instan dengan penambahan sakarin lebih diminati oleh panelis. Kata kunci: alternatif, pengolahan, teh instan
PENINGKATAN NILAI TAMBAH PRODUK TEH HIJAU RAKYAT DI KECAMATAN CIKALONG WETAN-KABUPATEN BANDUNG Herawati, Heny; Nurawan, Agus
Jurnal Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian Vol 10, No 3 (2007): November 2007
Publisher : Jurnal Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Increasing the Added Value of Green Tea Product at Cikalong Wetan Sub Distric, Bandung. Green tea has great function such as antioxidant, cholesterol reducer, antivirus, tumor and cancer prevent, stimulant and deodorant. Tea as one of priority commodity in west java is public plantation domain. Tea public plantation still faced several restricted. The alternative of solution increased the added value of public green tea. To Increase the added value of green tea with recovered processing unit, grading and packaging. The assessment held in August 2005 — December 2006 in East Cikalong sub district, Bandung district with involved farmer group such as Tunas Maju, Mekar Harapan, Bale Pulang Cipicung, Merpati and Bintara. The methodology was descriptive method through green tea recovering and shelf life technology. Based on the assessment, farmer income raise with R/C 2,34 or B/C 1,34. Key words: Increasing, added value, green tea   Teh hijau memiliki banyak nilai fungsional diantaranya sebagai antioksidan, menurunkan kolesterol, antivirus, menghambat pertumbuhan tumor dan kanker, stimulant serta penghilang bau (deodorant). Teh merupakan salah satu komoditas unggulan Jawa Barat dengan sebagian besar merupakan perkebunan teh rakyat. Dalam pengusahaannya, teh rakyat masih mengalami beberapa kendala. Salah satu alternatif usaha yang dapat dilakukan untuk mengatasi kendala tersebut, dengan jalan meningkatkan nilai tambah teh hijau rakyat. Untuk lebih meningkatkan nilai tambah teh hijau diantaranya yaitu dengan melakukan perbaikan proses pengolahan, kegiatan sortasi dan perbaikan pengemasan teh hijau. Pengkajian dimulai dari bulan Agustus 2005 - Desember 2006 di Kecamatan Cikalong Wetan, Kabupaten Bandung dengan melibatkan gabungan kelompok tani yang terdiri dari kelompok tani Tunas Maju, Mekar Harapan, Bale Pulang Cipicung, Merpati dan Bintara. Metodologi pendekatan yang dilakukan yaitu dengan metode diskriptif melalui kegiatan perbaikan mutu teh hijau dan teknologi penyimpanan teh hijau. Berdasarkan pelaksanaan kegiatan pengkajian tersebut, diperoleh peningkatan pendapatan petani teh rakyat dengan nilai R/C sebesar 2,34 atau WC sebesar 1,34. Kata kunci: Peningkatan, nilai tambah, teh hijau
PENGKAJIAN USAHATANI BAWANG MERAH DI KABUPATEN CIREBON Haryati, Yati; Nurawan, Agus
Jurnal Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian Vol 12, No 3 (2009): November 2009
Publisher : Jurnal Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Assessment on Shallot Farm Operations in Cirebon Regency. Shallot is the most important commodity that can be relied on as it contributes most to the farmer household income and agricultural development in Playangan Village. The assessment was conducted in Playangan village, Gebang Sub district, Cirebon Regency from May to June 2008 in the land owned by farmers. The assessment method used two comparable treatments namely the implementation of recommended farm operation system (cooperator farmers) and the not n suggested one (non cooperator farmers). Each treatment was replicated for 20 cooperator farmers in the same group. The land area covered 10 hectares. The assessment was carried out by performing preliminary survey covering the characterization of and the implementation of the fertilizing technology package recommendation, i.e. the use of 200kg/ha Urea, 200 kg/ha SP-36, 200 kg/ha ZA and 100 kg/ha KCl and the control of shallot pest using sex pheromone. The data analysis was performed on the shallot agronomy, the intensity of shallot pest (Spodoptera exigua) attacks and the farm operation income using t-test, B/C and descriptive statistics. The results show that the implementation of recommended technology used by cooperator farmers reached 20 t/ha with B/C 2.08, while that of non cooperator farmers was 18 t/ha with B/C 1.50.Key words : Shallot, farming, technology adoptionABSTRAKBawang merah merupakan komoditas terpenting yang dapat diandalkan, karena sebagai kontribusi terbesar dalam pendapatan rumah tangga petani maupun pembangunan pertanian di Desa Playangan. Pengkajian dilaksanakan di Desa Playangan, Kecamatan Gebang, Kabupaten Cirebon pada Bulan Juni sampai dengan Agustus 2008 pada lahan milik petani. Metode pengkajian menggunakan 2 perlakuan yang dibandingkan yaitu penerapan sistem usahatani anjuran (petani koperator) dan non anjuran (petani non koperator). Masing-masing perlakuan diulang pada 20 petani koperator dalam kelompok yang sama. Luas lahan mencakup 10 ha. Pengkajian dilakukan dengan diawali survey pendahuluan meliputi karakterisasi dan penerapan paket teknologi pemupukan sesuai rekomendasi Urea 200 kg/ha, SP-36 200 kg/ha, ZA 200 kg/ha dan KCl 100 kg/ha serta pengendalian hama ulat bawang dengan menggunakan feromon seks. Analisis data dilakukan terhadap keragaan agronomis bawang merah, intensitas serangan hama ulat bawang (Spodoptera exigua) dan pendapatan usahatani dengan menggunakan uji t, B/C dan statistik deskriptif. Hasil pengkajian menunjukkan bahwa penerapan teknologi anjuran yang digunakan petani koperator mencapai 20 t/ha dengan B/C 2,08 dan petani non koperator 18 t/ha dengan B/C 1,50.Kata kunci : Bawang merah, usahatani, adopsi teknologi
Penyakit Busuk Akar pada Tanaman Pyrethrum (Chrysanthemum cinerariaefolium) Nurawan, Agus; Tombe, Mesak
Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Vol 7, No 1 (1992): Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/bullittro.v7n1.1992.37-40

Abstract

Penyakit Busuk pada Ylang-ylang Nurawan, Agus; Sukamto, NFN; Tombe, Mesak
Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Vol 8, No 2 (1993): Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/bullittro.v8n2.1993.85-88

Abstract

KARAKTERISTIK USAHATANI MANGGA VARIETAS GEDONG GINCU DI KABUPATEN CIREBON Waryat, Waryat; Nurawan, Agus; Prawiranegara, Darojat; Hamdani, Kiki Kusyaeri
Agrisintech (Journal of Agribusiness and Agrotechnology) Vol 4 No 1 (2023): April
Publisher : Universitas Nusa Bangsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31938/agrisintech.v4i1.572

Abstract

Mangga (Mangifera indica L.) merupakan komoditas buah potensial di Jawa Barat. Meskipun produksinya cukup besar, namun Indonesia belum masuk kedalam negara pengekspor utama mangga di dunia. Salah satu varietas mangga unggulan yang banyak ditemukan di Jawa Barat adalah gedong gincu. Tujuan kajian ini adalah untuk mengetahui karakteristik usahatani mangga gedong gincu di kabupaten cirebon. Penelitian dilakukan menggunakan metode survei, data primer dikumpulkan dari 30 petani mangga gedong yang diambil secara acak. Data sekunder diperoleh dari Dinas Pertanian Tanaman Pangan. Survei dilakukan di kecamatan Sedong, kabupaten Cirebon. Hasil analisis usahatani menunjukkan bahwa usahatani mangga gedong gincu di lokasi kajian memberikan keuntungan yang layak, hal ini dapat dilihat dari nilai R/C ratio yang mencapai 3,26. Terdapat dua periode harga pada saat panen mangga. Harga tertinggi dicapai pada bulan April – Juni dan harga terendah dicapai pada periode bulan Oktober – Desember. Tujuan petani menanam mangga secara umum (90,63 %) adalah untuk dijual. Adapun permasalahan utama yang dihadapi petani dalam pengusahaan mangga yaitu hama dan penyakit serta permodalan. Mango (Mangifera indica L.) is a potential fruit commodity in West Java. Despite its large production, Indonesia is not yet one of the world's major mango exporting countries. Gedong gincu is a superior mango variety that can be found in West Java. The goal of this research was to identify the characteristics of gedong gincu mango farming in the Cirebon district. The survey method was used in the study, Primary data was obtainerd from 30 random farmers, while secondary data was obtained from the Food Crops Agriculture Office. The survey was carried out in the Sedong district of Cirebon. According to the findings of the farming analysis, gedong gincu mango farming in the study area generates a reasonable profit, this can be seen from the value of the R/C ratio which reaches 3.26. During the mango harvest, there are two price periods. The highest price is reached between April and June, and the lowest price is reached between October and December. Farmers' primary goal in growing mangoes (90.63 percent) is to sell them. Pests and diseases, as well as capital, were the main issues for the farmers.