Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

STRATEGI PENGEMBANGAN AYAM KUB PADA PROGRAM #BEKERJA DI KABUPATEN GARUT PROVINSI JAWA BARAT Prawiranegara, Darojat
Creative Research Journal Vol 5, No 01 (2019)
Publisher : Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah (BP2D) Provinsi Jawa Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (965.42 KB) | DOI: 10.34147/crj.v5i01.199

Abstract

Program Bedah Kemiskinan Rakyat Sejahtera (#BEKERJA) berbasis pertanian adalah upaya untuk pengentasan kemiskinan dan pemberdayaan masyarakat miskin guna meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan melalui kegiatan pertanian yang terintegrasi sesuai Permentan RI. No. 20/PERMENTAN/ RC.120/5/2018 sebagai upaya untuk meningkatkan produktivitas masyarakat kurang mampu (miskin). Namun demikian, tidak menutup kemungkinan muncul dan dijumpai masalah baru selama pelaksanaan program, yang akan mempengaruhi program setelah bantuan dihentikan. Maka perlu kiranya melakukan analisis strategi keberlanjutan pengembangan program #BEKERJA dimasa sekarang dan dimasa yang akan. Analisis dilakukan dengan metode SWOT. Melalui survai dan Focus Group Discussion (FGD) di peroleh hasil bahwa faktor penentu keberlanjutan pengembangan ayam KUB di Kabupaten Garut dipilah menjadi faktor internal dan faktor eksternal. Faktor penentu internal secara berurutan adalah: (1) Rumah Tangga Miskin (RTM); (2) pemasok sarana produksi ternak; (3) para perantara pemasaran; (4) konsumen; dan (5) para pesaing usaha sejenis. Faktor penentu eksternal secara berurutan adalah: (1) bimbingan petugas; (2) harga jual produksi; (3) lokasi pengusahaan; (4) kualitas produk; dan (5) promosi. Hasil matrik grand strategi berada pada posisi (x,y) kuadran I yaitu strategi agresif, dimana peluang dan kekuatan berpengaruh dominan dibandingkan dengan kelemahan dan ancaman dengan faktor strategis internal (FSI) nilai kekuatan > kelemahan (2,30 > -1,00) dan faktor strategis eksternal (FSE) nilai peluang > ancaman (2,45 > -0,80).
KARAKTERISASI FAKTOR PENENTU KEBERLANJUTAN PENGEMBANGAN AYAM KUB DI KABUPATEN GARUT Prawiranegara, Darojat
Creative Research Journal Vol 6, No 01 (2020)
Publisher : Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah (BP2D) Provinsi Jawa Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34147/crj.v6i01.250

Abstract

Ayam kampung merupakan unggas  lokal yang sudah biasa dipelihara masyarakat di pedesaan secara ekstensif. Upaya meningkatkan produktivitas ternak ayam kampung telah dilakukan Badan Litbang Pertanian dengan melakukan persilangan  Ayam Kampung yang ada di Indonesia menjadi Ayam Kampung  Unggul Balitbangtan (Ayam KUB). Diseminasi ayam KUB dilakukan melalui program Bedah Kemiskinan Rakyat Sejahtera (Bekerja) untuk Rumah Tangga Miskin (RTM) dengan tujuan untuk peningkatan produksi daging ayam dan peningkatan pendapatan rumah tangga miskin (RTM). Keberlanjutan kegiatan diseminasi ayam KUB sangat diharapkan, sehingga perlu perlu inventarisasi faktor internal dan eksternal penentu pengembangan ayam KUB program #Bekerja di Kabupaten Garut. Penelitian dilaksanakan pada bulan September sampai dengan November 2018. Teknik pengambilan sampel dilakukan secara purposive, sampel terdiri atas keterwakilan berbagai narasumber terkait pengembangan ayam KUB dari 4 Kecamatan di Kabupaten Garut. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan wawancara, dokumentasi dan FGD (Focus Group Discussion). Data penelitian terdiri atas data primer yang diperoleh melalui wawancara responden dengan menggunakan kuesioner yang telah dipersiapkan sebelumnya, dan data sekunder. Metode yang digunakan untuk menganalisis data dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif meliputi identifikasi faktor internal-eksternal, penentuan faktor strategi pengembangan ayam KUB. Hasil analisis diperoleh  faktor internal penentu terdiri dari aspek pengelola langsung (RTM), pemasok (bahan baku sapronak), para perantara pemasaran, para pelanggan (sasaran/konsumen) dan para pesaing. Faktor eksternal meliputi produk (ragam produk, kualitas telur dan daging), harga, tempat (lokasi, cakupan pasar), Promosi (promo penjualan, tenaga penjualan) dan bimbingan petugas. Faktor internal yang paling menentukan adalah kondisi RTM, kondisi pemasok, perantara pasar, konsumen dan para pesaing. Faktor eksternal yang menentukan keberlanjutan pengembangan ayam KUB secara berurutan adalah bimbingan petugas, harga jual produk dan lokasi tempat pengusahaan.
KINERJA FASILITATOR PADA PENGEMBANGAN PROGRAM RUMAH PANGAN LESTARI DI KABUPATEN KUNINGAN Suryani , Ani; Riswandi, Agus; Prawiranegara, Darojat
CREATIVE RESEARCH JOURNAL Vol 4 No 02 (2018): Creative Research Journal
Publisher : Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah Provinsi Jawa Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34147/crj.v4i02.172

Abstract

Kinerja adalah kondisi tentang individu melakukan pekerjaan dan hasil yang dicapai dari pekerjaan tersebut. Penilaian tidak hanya ditujukan untuk menilai dan memperbaiki kinerja yang buruk, namun juga untuk mendorong bekerja lebih baik. Tujuan penelitian adalah untuk mengukur tingkat kinerja fasilitator program Rumah Pangan Lestari (RPL) terhadap kepuasan pelaku utama (ibu rumah tangga). Pendekatan dalam penelitian ini didesain secara kuantitatif dan kualitatif (mixed method), dengan menggunakan metode survey, studi literatur dan wawancara. Penelitian dilaksanakan pada satu populasi ibu rumah tangga yang tergabung dalam KWT yang telah menerapkan dan masih menerapkan inovasi teknologi pengelolaan pekarangan, di Desa Sindangsari Kecamatan Sindangagung dan Desa Babakanmulya Kecamatan Jalaksana, Kabupaten Kuningan pada bulan April sampai Juli 2016. Data primer didapat dari persepsi ibu rumah tangga peserta program terhadap kinerja fasilitator dilihat dari: (1) frekuensi kunjungan; (2) kualitas layanan; (3) tingkat pengetahuan; (4) tingkat kreativitas; dan (5) tingkat kerjasama. Hasil penelitian menunjukkan bahwa fasilitator yang berperan dalam kegiatan pengelolaan pekarangan secara berurutan adalah fasilitator KWT, gapoktan, dinas setempat dan fasilitator BPTP. Umumnya jenis kinerja fasilitator yang dapat memuaskan ibu rumah tangga di kedua lokasi penelitian adalah tingkat kepuasan ibu rumah tangga pada jasa kinerja fasilitator pada aspek kunjungan, kualitas layanan, tingkat pengetahuan dan tingkat kreativitas. Namun pada aspek kerja sama dengan khalayak pengguna khususnya fasilitasi kemitraan bidang pemasaran dinilai antara rendahsedang
PELUANG PENERAPAN BERBAGAI INOVASI TEKNOLOGI DALAM MENINGKATKAN PRODUKSI PERTANIAN DI JAWA BARAT Suryani , Ani; Prawiranegara, Darojat
CREATIVE RESEARCH JOURNAL Vol 5 No 01 (2019): Creative Research Journal
Publisher : Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah Provinsi Jawa Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34147/crj.v5i01.198

Abstract

Saat ini inovasi teknologi pertanian memiliki peran yang sangat penting dalam peningkatan produksi pertanian di Jawa Barat. Lahan yang semakin terbatas dan jumlah penduduk Jawa Barat yang semakin meningkat merupakan kenyataan yang penting untuk dicari jalan keluarnya. Inovasi teknologi adalah suatu cara mengatasi kesenjangan antara produksi dan permintaan hasil produksi. Kementerian Pertanian melalui Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian telah mengembangkan beberapa inovasi teknologi yang layak untuk diterapkan ditingkat pengguna/petani di Jawa Barat. Dalam penerapannya BPTP Jawa Barat mengenalkan beberapa inovasi teknologi produk Badan Litbang Pertanian kepada para pengguna teknologi di daerah diantaranya budidaya varietas kedelai tahan naungan tanaman tahunan, budidaya bawang merah ramah lingkungan, budidaya jagung dengan penggunaan biochar dan budidaya ternak ayam KUB. Pengenalan teknologi disampaikan melalui pelatihan teori, pertemuan kelompok, dan demplot kajian teknologi (kaji terap). Salah satu faktor yang mempengaruhi percepatan penyebaran adopsi adalah sifat atau karakter inovasinya itu sendiri. Tulisan ini bertujuan mereview karakteristik inovasi teknologi yang diujicobakan dan mengukur peluang adopsi inovasi teknologi tersebut. Hasil menunjukkan bahwa keempat inovasi teknologi dipersepsi positif oleh pelaksana kaji terap dan keempat teknologi mempunyai peluang yang tinggi untuk dikembangkan di Jawa Barat dengan nilai peluang adopsi masing adalah 75,25 persen inovasi budidaya bawang merah ramah lingkungan; 82,24% pengembangan biochar pada tanaman jagung; 81,07 pengembangan varietas kedelai tahan naungan dan 87,84% pengembangan ayam KUB.
STRATEGI PENGEMBANGAN AYAM KUB PADA PROGRAM #BEKERJA DI KABUPATEN GARUT PROVINSI JAWA BARAT Prawiranegara, Darojat; Liferdi; Sunandar, Bambang
CREATIVE RESEARCH JOURNAL Vol 5 No 01 (2019): Creative Research Journal
Publisher : Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah Provinsi Jawa Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34147/crj.v5i01.199

Abstract

Program Bedah Kemiskinan Rakyat Sejahtera (#BEKERJA) berbasis pertanian adalah upaya untuk pengentasan kemiskinan dan pemberdayaan masyarakat miskin guna meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan melalui kegiatan pertanian yang terintegrasi sesuai Permentan RI. No. 20/PERMENTAN/ RC.120/5/2018 sebagai upaya untuk meningkatkan produktivitas masyarakat kurang mampu (miskin). Namun demikian, tidak menutup kemungkinan muncul dan dijumpai masalah baru selama pelaksanaan program, yang akan mempengaruhi program setelah bantuan dihentikan. Maka perlu kiranya melakukan analisis strategi keberlanjutan pengembangan program #BEKERJA dimasa sekarang dan dimasa yang akan. Analisis dilakukan dengan metode SWOT. Melalui survai dan Focus Group Discussion (FGD) di peroleh hasil bahwa faktor penentu keberlanjutan pengembangan ayam KUB di Kabupaten Garut dipilah menjadi faktor internal dan faktor eksternal. Faktor penentu internal secara berurutan adalah: (1) Rumah Tangga Miskin (RTM); (2) pemasok sarana produksi ternak; (3) para perantara pemasaran; (4) konsumen; dan (5) para pesaing usaha sejenis. Faktor penentu eksternal secara berurutan adalah: (1) bimbingan petugas; (2) harga jual produksi; (3) lokasi pengusahaan; (4) kualitas produk; dan (5) promosi. Hasil matrik grand strategi berada pada posisi (x,y) kuadran I yaitu strategi agresif, dimana peluang dan kekuatan berpengaruh dominan dibandingkan dengan kelemahan dan ancaman dengan faktor strategis internal (FSI) nilai kekuatan > kelemahan (2,30 > -1,00) dan faktor strategis eksternal (FSE) nilai peluang > ancaman (2,45 > -0,80).
KARAKTERISASI FAKTOR PENENTU KEBERLANJUTAN PENGEMBANGAN AYAM KUB DI KABUPATEN GARUT Prawiranegara, Darojat; Mulijanti, Siti Lia
CREATIVE RESEARCH JOURNAL Vol 6 No 01 (2020): Creative Research Journal
Publisher : Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah Provinsi Jawa Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34147/crj.v6i01.250

Abstract

Inventory of factors determining the continuation of keeping KUB chickens by poor villager households, disseminated under #Bekerja program in 4 sub districts of Garut regency, was carried out through a survey study in September to November 2018. The data sampling was conducted purposely, consisting of representatives of various sources related to the development of keeping the KUB chickens gathered in FGD (Focus Group Discussion). The data consisted of primary data and secondary data. The data were analysed descriptively and by using multiple regression which was performed using SPSS 16. The results showed that internal factors consisted of quality of direct management by poor villager households, the existence of suppliers, market intermediaries, consumers and competitors. Whilst the external factors were the guidance of government services officers, the product selling price and the distance of location of the market. Furthermore the results showed that the motivation of RTM, supplier of business inputs, marketing intermediaries, consumer desires, officer guidance, selling prices, business location and quality of KUB chickens significantly influence the development of KUB chickens. Whilst competitor and promotion did not significantly influence the development of keeping KUB chickens.
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU PETANI DALAM MENGADOPSI INOVASI TANAM JAJAR LEGOWO 2:1 PADI DI KABUPATEN PURWAKARTA Sunandar, Bambang; Prawiranegara, Darojat; Suryani , Ani
CREATIVE RESEARCH JOURNAL Vol 7 No 01 (2021): Creative Research Journal
Publisher : Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah Provinsi Jawa Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34147/crj.v7i01.309

Abstract

Penelitian sebelumnya telah menginformasikan gambaran tingkat adopsi inovasi tanam jajar legowo 2:1 di Kabupaten Purwakarta. Penelitian ini melanjutkan penelitian sebelumnya guna mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat adopsi inovasi tanam jajar legowo 2:1 di Kabupaten Purwakarta. Penelitian ini menggunakan design kuantitatif dengan metode survei. Jumlah responden 130 orang diambil pada populasi yang heterogen dan berstrata dengan mengambil sampel dari tiap-tiap sub populasi yang jumlahnya disesuaikan dengan jumlah anggota dari masing-masing sub populasi secara acak (proportionate stratified random sampling). Data dianalisis dengan menggunakan SEM-PLS dan analisis deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa adopsi inovasi tanam jajar legowo 2:1 dipengaruhi secara langsung oleh perilaku petani dan secara tidak langsung oleh karakteristik petani, karakteristik inovasi, tipe keputusan adopsi inovasi, dan kualifikasi penyuluh pertanian.
KARAKTERISTIK USAHATANI MANGGA VARIETAS GEDONG GINCU DI KABUPATEN CIREBON Waryat, Waryat; Nurawan, Agus; Prawiranegara, Darojat; Hamdani, Kiki Kusyaeri
Agrisintech (Journal of Agribusiness and Agrotechnology) Vol 4 No 1 (2023): April
Publisher : Universitas Nusa Bangsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31938/agrisintech.v4i1.572

Abstract

Mangga (Mangifera indica L.) merupakan komoditas buah potensial di Jawa Barat. Meskipun produksinya cukup besar, namun Indonesia belum masuk kedalam negara pengekspor utama mangga di dunia. Salah satu varietas mangga unggulan yang banyak ditemukan di Jawa Barat adalah gedong gincu. Tujuan kajian ini adalah untuk mengetahui karakteristik usahatani mangga gedong gincu di kabupaten cirebon. Penelitian dilakukan menggunakan metode survei, data primer dikumpulkan dari 30 petani mangga gedong yang diambil secara acak. Data sekunder diperoleh dari Dinas Pertanian Tanaman Pangan. Survei dilakukan di kecamatan Sedong, kabupaten Cirebon. Hasil analisis usahatani menunjukkan bahwa usahatani mangga gedong gincu di lokasi kajian memberikan keuntungan yang layak, hal ini dapat dilihat dari nilai R/C ratio yang mencapai 3,26. Terdapat dua periode harga pada saat panen mangga. Harga tertinggi dicapai pada bulan April – Juni dan harga terendah dicapai pada periode bulan Oktober – Desember. Tujuan petani menanam mangga secara umum (90,63 %) adalah untuk dijual. Adapun permasalahan utama yang dihadapi petani dalam pengusahaan mangga yaitu hama dan penyakit serta permodalan. Mango (Mangifera indica L.) is a potential fruit commodity in West Java. Despite its large production, Indonesia is not yet one of the world's major mango exporting countries. Gedong gincu is a superior mango variety that can be found in West Java. The goal of this research was to identify the characteristics of gedong gincu mango farming in the Cirebon district. The survey method was used in the study, Primary data was obtainerd from 30 random farmers, while secondary data was obtained from the Food Crops Agriculture Office. The survey was carried out in the Sedong district of Cirebon. According to the findings of the farming analysis, gedong gincu mango farming in the study area generates a reasonable profit, this can be seen from the value of the R/C ratio which reaches 3.26. During the mango harvest, there are two price periods. The highest price is reached between April and June, and the lowest price is reached between October and December. Farmers' primary goal in growing mangoes (90.63 percent) is to sell them. Pests and diseases, as well as capital, were the main issues for the farmers.