Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

Estetika Inklusif pada Rumah TInggal Penyandang Tuna Netra Mahdi Nurcahyo
LINTAS RUANG: Jurnal Pengetahuan dan Perancangan Desain Interior Vol 8, No 2 (2020): September 2020
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24821/lintas.v8i2.5199

Abstract

Penelitian ini merupakan kajian untuk menelisik bagaimana sensitivitas indrawi tunanetra dalam menciptakan dan memaknai estetika inklusif pada rumah tinggalnya. Ketidakmampuan indra penglihatan mereka bukan menjadi penghalang melainkan menjadi potensi yang membuka peluang bagi mereka dalam memudahkan aktivitas keseharian di dalam rumah. Sensitivitas indra dan memori yang kuat pada diri tunanetra menyingkap narasi tentang “rumah yang ramah”. Melalui sense of experience, tunanetra memiliki kemampuan subtil dalam membaca bentuk, jenis material, dan skala ruang. Pengalaman indrawi tunanetra tersebut berkelindan dengan proses adaptasi sehingga membutuhkan tahapan khusus untuk menyusun konfigurasi ruang yang ramah untuk mereka huni.
Karakter Formal Arsitektur dan Desain Interior Karya Ridwan Kamil mahdi nurcahyo
Saraswati Jurnal Mahasiswa Desain Interior
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24821/srs.v0i0.404

Abstract

Ridwan Kamil adalah arsitek dan desainer Indonesia yang cukup berpengalaman ditaraf nasional dan internasional baik dalam karya rancang bangunan maupun kawasan binaan. Penelitian dilakukan dengan metode kualitatif, melalui pendekatan Monografis-Biografis (Biographic Approach).Arsitektur dan desain interior yang dikaji terdiri atas 3 bangunan yang representatif dalam arti dapat mencerminkan sebagian besar karakter karya arsitek, difungsikan sampai saat ini dan memiliki peran besar bagi masyarakatluas. Rumah Botol Bandung, Masjid Al-Irsyad Parahyangan dan Museum Tsunami Aceh. Karya Ridwan Kamil yang diteliti, tampak adanya keterkaitan yang kuat antara aspek ruang, site, material dan pencahayaan. Penggunaan konsepruang terbuka dengan memanfaatkan ventilasi alami melalui pengolahan bentuk dan ruang yang simpel tanpa sekat pada bangunan merupakan kekuatan arsitektur dan desain interior karya Ridwan Kamil. Komposisi bentuk geometri dasar yangdisusun secara berulang ditambah aplikasi material tekstur pada elemen fasad bangunan merupakan karakteristik yang menonjol yang ditemukan di ketiga bangunan karya Ridwan Kamil. Permainan cahaya dan bentukan arsitektural yangmenghasilkan estetika ilusi bayangan adalah karakter formal yang tidak hanya dapat dilihat namun juga dirasakan sebagai output dari kreativitas Ridwan Kamil sepanjang proses perancangan.
The Sensory Sensitivity of Blind People in Creating the Convenience Concept in their House Interior Mahdi Nurcahyo
Pendhapa Vol 11, No 2 (2020)
Publisher : Institut Seni Indonesia Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1560.485 KB) | DOI: 10.33153/pendhapa.v11i2.3616

Abstract

This study aims to examine how a blind person recognizes and presents the aspects of convenience inside the house. The limited ability to see does not make the blind people weak, but it becomes an advantage and an easy walk when carrying out daily activities at home. The experience of the body and senses of the occupied space opens the blind people's awareness to be able to create a "feeling of home" as part of ways of giving the meaning of life for their days. Through a sense of experience, blind people have the ability to organize spaces including scale, shape, material, and distance according to their body's convenience. The sensory sensitivity of blind people in creating a sense of convenience is one of the parts of the process of forming the orderliness of the space they inhabit.
KAJIAN STRATEGI PENGEMBANGAN DESAIN RUANG KREATIF SEBAGAI WADAH INTERAKSI DAN EKSPRESI BERBASIS PARIWISATA BUDAYA UNTUK KEBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM MENINGKATKAN EKONOMI KREATIF DI YOGYAKARTA Martino Dwi Nugroho, Martino Dwi Nugroho; Mahdi Nurcahyo; Hartoto Indra Suwahyunto; Prasojo, Bintang
Jurnal Jarlit Vol. 19 No. 1 (2023): Peningkatan Ekonomi Kreatif Berbasis Pariwisata Budaya untuk Keberdayaan Masya
Publisher : Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.70154/jid.v19i1.63

Abstract

Pelestarian budaya di Kota Yogyakarta perlu dilakukan dengan menyediakan ruang publik. Fungsi ruang publik tersebut adalah untuk mengakomodasi kegiatan-kegiatan kreatif dalam merawat nilai-nilai tradisi. Tujuan penelitian ini adalah mengembangkan ruang kreatif di Kota Yogyakarta khususnya di Ruang Terbuka Hijau Publik dan Daerah Aliran Sungai (DAS) ditinjau dari komponen pariwisata budaya. Serta membuat parameter desain yang bisa diterapkan pada ruang kreatif di Kota Yogyakarta sehingga mencapai desain yang memiliki nilai-nilai lokalitas dan mendukung perkembangan ekonomi kreatif. penelitian ini menggunakan metode Design thinking, metode kualitatif dan kuantitatif serta metode SWOT. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Pengembangan ruang publik kreatif berbasis pariwisata budaya dapat ditelisik dari aspek daya tarik wisata dengan menghadirkan potensi ekonomi kreatif yang unggul dan berkualitas. Ini menjadi faktor kunci yang dapat menentukan motivasi wisatawan untuk berwisata sekaligus menjadi alasan fundamental dari pertimbangan mengapa seseorang memilih satu destinasi tertentu. Daya tarik wisata juga sangat menentukan tingkat kepuasan dan loyalitas wisatawan yang akan berdampak pada kesejahteraan ekonomi masyarakat terhadap keberlanjutan destinasi wisata. Beberapa hal yang perlu diperhatian dalam pengelolaan pariwisata berbasis budaya yang akan diterapkan di DAS dan Perkampungan antara lain: 1) Identitas lokal, 2) Penerapam Eko Budaya, 3) perlunya pendampingan dalam pengelolaan lembaga, 4) perlunya penyediaan infrastruktur, 5) tersedianya aksesibilitas yang memadai, 6) Melibatkan warga dalam pengelolaan wisata dengan model kelola pariwisata berbasis masyarakat Community Based Tourism (CBT).
Ruang Kreatif sebagai Media Interaksi dan Ekspresi untuk Mendukung Pelestarian Budaya dan PemberdayEkonomi Kreatif di Kelurahan Gunungketur Pakualaman Yogyakarta Nugroho, Martino Dwi; Nurcahyo, Mahdi
Lintas Ruang: Jurnal Pengetahuan dan Perancangan Desain Interior Vol 11, No 1 (2023): Maret 2023
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24821/lintas.v11i1.9416

Abstract

Yogyakarta merupakan daerahistimewa (selain DI Aceh) yang dinilai memiliki kebudayaantradisi dengan nilai-nilai luhur yang harus dilestarikan. Perlestarian kebudayaan tidak hanya bisadilakukan oleh pemerintah saja, namun perlu peran serta dari setiap lapisan masyarakat.Salahsatu usaha pelestarian budaya di Yogyakarta adalah dengan menyediakan ruang publik. Fungsiruang publik tersebut adalah untuk mengakomodasi kegiatan-kegiatan kreatif dalam merawat nilai-nilai tradisi.Kelurahan Gunungketur merupakan salah satu dari dua kelurahan yang berada diwilayah Kemantren Pakualaman Kota Yogyakarta.Wilayah ini termasuk dalam zona penyanggacagar budaya, sehinggadipandang perlu untuk membuat ruang publik di wilayah penyangga cagarbudaya sebagaiwadah interaksi dan ekspresi dalam konteks kontribusi seni untuk industriekonomi kreatif bagi warga dalam usaha pelestarian budaya yang nantinya turut mendukung sektorpriwisata.Risetterapandenganmembuatmodeldesainruangkreatif(creativespace)inimenggunakan metodeKilmer daneco cultural design.TKT (TingkatKesiapanTeknologi)adalahnomor duadimana luaran perancangan ini berupa desain yang didahului dengan riset terkaitpotensi dan permasalahan yang ada di wilayah Keluarahan Gunungketur. Hasil daririset terapanini juga bisa dijadikan model untuk pengembangan ruang kreatif yang ada di lahan terbatas.
Perancangan Ruang Publik Budaya di Bantaran (Daerah Aliran Sungai) Kampung Wisata Dewa Bronto Kota Yogyakarta Suwahyunto, Hartoto Indra; Nurcahyo, Mahdi
Lintas Ruang: Jurnal Pengetahuan dan Perancangan Desain Interior Vol 13, No 1 (2025): Maret 2025
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24821/lintas.v13i1.15117

Abstract

Yogyakarta selain sebagai kota pendidikan juga dikenal sebagai kota budaya, diperkuat dengan adanya keraton sebagai pusat budaya, hal tersebut menambah kental nuansa budaya yang ada. Setiap produk budaya memiliki keunikan yang berbeda-beda tiap kota di Indonesia. Keunikan inilah yang kemudian menjadikan Yogyakarta sebagai tujuan destinasi prioritas wisata budaya. Salah satu strategi aplikatif dalam pengelolaan wisata ini adalah merancang fasilitas budaya yang ada, dengan mewadahi aktivitas budaya tersebut dalam zona-zona kegiatan yang terencana, melalui perancangan ruang publik untuk mengakomodasi aktivitas budaya yang ada. Kampung Wisata Dewa Bronto dengan bantaran sungai Code-nya mempunyai potensi revitalisasi sungai untuk dikembangkan menjadi destinasi wisata unggulan di kota Yogyakarta. Harapannya konsekuensi logis dari potensi ini, maka akan dapat menggerakan roda ekonomi di kawasan kampung Dewa Bronto, sehingga masyarakat di sekitarnya akan menjadi lebih sejahtera. Riset ini menggunakan metode proses desain Kilmer yang dapat membuat prototype berupa visualisasi model desain. TKT (Tingkat Kesiapan Teknologi) adalah nomor empat dimana luaran penelitian ini berupa prototype digital rendering desain ruang publik budaya di bantaran DAS (Daerah Aliran Sungai) Kampung Wisata Dewa Bronto Yogyakarta. Hasil dari riset ini juga dapat dijadikan model untuk pengembangan ruang publik berbasis wisata budaya yang ada di pinggiran kota.
Manifestation of Circular Economy in Repurposable Green Furniture Design, A Project-Based Learning by Interior Design Student Triatmodjo, Suastiwi; Nurcahyo, Mahdi
Mudra Jurnal Seni Budaya Vol 40 No 1 (2025)
Publisher : Institut Seni Indonesia Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31091/mudra.v40i1.3045

Abstract

This article reveals the embodiment of circular economy in interior design students' design of reused green furniture. The circular economy is becoming important, mainly in dealing with the problem of inorganic waste. The main focus is how the circular economy concept can be taught through actual practice, where students collaborate with stakeholders, namely TPS3R and the green industry, to design environmentally friendly and sustainable furniture. This applied research uses the double-diamond method from the UK Design Council to guide the design process, including Discovery, Definition, Development, and Delivery, emphasizing the first diamond for field research and the second diamond for design development. This method has enabled students to understand and practically apply circular economy principles. The applied research was conducted over 16 weeks for field research and studio work on campus. Although all the research results are not yet satisfactory, they show that this project-based learning approach effectively improves students' understanding of sustainability and innovation in furniture design. In addition, the collaboration with the green industry also enriched students' learning experiences and strengthened the link between education and industrial practice in sustainable design.
KAJIAN PERAN SKETSA DALAM PROSES KREATIF DAN PENDIDIKAN DESAIN (Kasus Pengalaman Belajar Desain di Era Digital) Nurcahyo, Mahdi
Lintas Ruang: Jurnal Pengetahuan dan Perancangan Desain Interior Vol 10, No 2 (2022): September 2022
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24821/lintas.v10i2.7199

Abstract

Pendidikan desain sebagai model pendidikan kreativitas terapan yang di dalamnya terdapat beragam disiplin ilmu terus mengalami tantangan dan perubahan. Model pendidikan ini memiliki variasi teknik latihan yang berbeda-beda guna memantik imajinasi dan kreativitas seseorang. Pendekatan desain yang diperkenalkan selama proses merancang, yang membentuk dasar atau pondasi dalam pendidikan desain memperoleh makna melalui sketsa “freehand” sebagai alat komunikasi yang dianggap efektif untuk profesi desainer. Sketsa memiliki fungsi praktis untuk memastikan pengenalan objek kasus dan pengembangan ide solusi yang cepat, juga berfungsi sebagai media ekspresi visual. Kemajuan teknologi digital yang begitu pesat hari ini membawa kemampuan freehand pada media digital dimana publik menyebutnya dengan “manual rasa digital”. Penelitian ini bertujuan untuk membahas “proses sketsa” yang dilakukan mahasiswa desain interior di Yogyakarta dan pentingnya proses sketsa dalam pendidikan seni dan desain. Melalui kajian ini, pada hakikatnya kemampuan sketsa freehand sangat penting untuk bidang desain (komunikasi visual, produk, interior) dan itu adalah keterampilan dasar yang harus digiatkan dan ditingkatkan melalui pendidikan.
Metode Eksplorasi Anyaman Tradisional untuk Pembelajaran Desain Fabrikasi Interior Mahdi Nurcahyo
Ars: Jurnal Seni Rupa dan Desain Vol 25, No 1 (2022): April 2022
Publisher : Fakultas Seni Rupa dan Desain, Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24821/ars.v25i1.6303

Abstract

Perubahan telah terjadi di berbagai bidang, termasuk bidang seni dan desain. Tantangan dari perkembangan teknologi material merupakan sesuatu yang tidak dapat dihindari dalam elemen fabrikasi interior. Kehadiran teknologi dapat menunjang proses pengembangan desain dalam sebuah perancangan karya. Pada titik tertentu harus disadari bahwa sistem kerja digital memiliki sejumlah keterbatasan dalam eksplorasi ide desain yang melibatkan multisensor tubuh dalam mengenali karakter dan potensi material yang digunakan. Pengetahuan lokal tentang metode anyaman tradisional menjadi pemantik di dalam proses eksplorasi desain yang lebih mengkini. Penelitian terapan ini menggunakan pendekatan eksperimental dimana praktik eksplorasi anyaman tradisional dapat menjadi langkah awal bagi mahasiswa interior untuk menguatkan keterampilan (manual skills) di era disrupsi, merawat pengetahuan lokal masa lalu yang masih tersisa hari ini, dan menjadi jalan alternatif untuk membuka kesadaran tentang pentingnya desain Nusantara sebagai basis dalam menghasilkan produk inovasi.