Articles
PENGARUH GLOBALISASI PADA RUANG SEBUAH KASUS DARI MASA LALU
Mrs. Suastiwi
Ars: Jurnal Seni Rupa dan Desain Vol 1, No 10: Januari-April 2009
Publisher : Fakultas Seni Rupa dan Desain, Institut Seni Indonesia Yogyakarta
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.24821/ars.v1i10.114
Globalization is a certainty that changes the world. In Indonesia, the process of globalization was initiated at the early stage of the Christian Calendar that was marked by the incoming of Indian, Chinese, Islamic, and Western culture successively. This article will discuss a case of globalization on space of Rumah Gedhong in Kampung Kauman Yogyakarta. It aimed at seeking the relationship between culture and the space of human activity and investigating how the space changes according to the transformation on the lifestyle and the values or in a bigger scale, the culture of the people.Keywords: globalization, culture, activity, space
Studi Proksemika dan Pengalaman Keruangan pada Masa Adaptasi Kebiasaan Baru, Studi Kasus: Penataan Interior Awor Coffee Yogyakarta
Anugrah A Pratama;
Suastiwi Triatmodjo;
St. Sunardi
LINTAS RUANG: Jurnal Pengetahuan dan Perancangan Desain Interior Vol 9, No 1 (2021): Maret 2021
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.24821/lintas.v9i1.5812
Di tengah naiknya pasar kedai kopi, pandemi COVID-19 melanda dan memaksa para pelanggan serta manajemen kafe untuk bertahan dalam situasi tersebut. Dampak pandemi juga dirasakan oleh Awor Coffee sebagai kafe yang cukup lama berdiri di Yogyakarta ini. Masa adaptasi kebiasaan baru yang diungkapkan oleh pemerintah memberikan sedikit jalan keluar bagi industri kafe. Diterbitkannya protokol kesehatan menjadi acuan untuk membiasakan diri dan membantu penekanan penyebaran COVID-19. Inti dari protokol kesehatan adalah pemberian jarak dan pembatasan jumlah tempat duduk. Penelitian ini menganalisa bagaimana sebuah kafe dapat berkompromi dengan protocol kesehatan serta menjabarkan pengalaman yang dirasakan pelanggan selama masa adaptasi kebiasaan baru. Metode kualitatif dan teknik deskripsi analitik digunakan untuk menganalisa permasalahan dengan pendekatan proksemika dan pengalaman keruangan. Hasil penelitian dapat diketahui bahwa untuk menerapkan protokol kesehatan pada sebuah kafe, diperlukan pengetahuan yang cukup terhadap pengguna ruang. Penerapan protokol tidak boleh semata-mata sebagai hal formalitas saja tetapi harus benar-benar dilakukan pendekatan yang tepat. Sehingga hal tersebut berdampak pada pengalaman pelanggannya yang pada akhirnya dapat menerima dan beradaptasi dengan kondisi masa adaptasi kebiasaan baru. Hasil ini dapat menjelaskan bahwa sebuah desain interior tidak dapat berdiri sendiri, diperlukan perpaduan dengan aktivitas ruang sehingga dapat memberikan pengalaman dan menghidupkan suasana ruang interior.
Desain Interior Ramah Lansia
Suastiwi Triatmodjo
LINTAS RUANG: Jurnal Pengetahuan dan Perancangan Desain Interior Vol 9, No 1 (2021): Maret 2021
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.24821/lintas.v9i1.5814
Sepuluh dua puluh tahun ke depan sebagian besar penduduk Indonesia adalah orang lanjut usia atau lansia, hasil sensus menunjukkan bahwa penduduk lansia pada tahun 2020 adalah 9,78 %, diprakirakan tahun 2035 ada 15 % dan menjadi 20 % pada tahun 2045, oleh karenanya situasi di Indonesia dapat dikatakan menuju penuaan masyarakat. Dengan kecenderungan pertumbuhan penduduk seperti ini maka ilmu desain perlu menaruh perhatian yang lebih banyak terhadap masalah desain untuk para lansia dan mengantisipasinya dengan cara melakukan pengembangan baik dalam riset maupun penciptaan untuk memenuhi perubahan kebutuhan dan persyaratan desain bagi lansia tersebut. Seperti diketahui dengan bertambahnya usia maka kemampuan fisik manusia berubah, demikian juga dengan kemampuan panca indera, di samping hal itu kelompok lansia tersebut juga mengalami perubahan dalam pola hidupnya, seperti kehilangan pasangan dan hidup terpisah dari anak-anaknya. Kondisi-kondisi ini tentu akan melahirkan kebutuhan desain ruang dan peralatan hidup sehari-hari yang berbeda dengan masa sebelumnya. Sampai saat ini belum terlalu banyak riset maupun penciptaan desain interior yang berfokus pada lansia sebagai pemakainya. Riset awal yang berbasis pada pustaka ini berusaha untuk menjawab kebutuhan tersebut dengan membuat pemetaan terhadap bidang-bidang yang perlu dikaji dan dikembangkan maupun pendekatan riset maupun perancangan yang dapat diterapkan untuk menjalankannya. Harapannya ke depan riset dan perancangan desain interior untuk orang lanjut usia, khususnya di Indonesia, dapat lebih fokus, terarah, dan produktif.
Resepsi Penggemar Terhadap Karakter Anime Shounen My Hero Academia, Attack on Titan dan Hunter X Hunter
Vinny Anugraha Putri;
Wisma Nugraha Ch.R;
Suastiwi Suastiwi
ULTIMART Jurnal Komunikasi Visual Vol 14 No 2 (2021): Ultimart: Jurnal Komunikasi Visual
Publisher : Universitas Multimedia Nusantara
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.31937/ultimart.v14i2.2168
One of the most important components in a film or animated series apart from the story is the character. The main characters who drive the plot generally are the main focus and also naturally became fans’ favorite character. In several series it is not uncommon to find fans who prefer second lead characters. Why does it happen? There’s not a lot of research regarding the topic of fan receptions to various characters that has been conducted before and it is very interesting and important to be studied. Understanding fans' reception of characters can be understood by means of cognitive narratology approach with ‘categorization and personalization’ theory by Schneider. Murray Smith's ‘structure of sympathy’ theory is also used to further look at the engagement level of fans to their favorite characters. This research is focusing on characters from shounen anime series which have second lead characters that are more popular than the main characters. From this study, identified six categories in fans reception which are personality, character development, goals, design / audio-visual, relationships between characters and emotions. Not only understanding relationships between the characters and emotion, fans also closely following and evaluating the actions that the characters did throughout the story, these factors will also have an effect later on the fans' sense and level of engagement to the characters. Keywords: character; fans reception; engagement; anime
Tata Ruang Perjalanan Matahari di Pondok Pesantren Pabelan Mungkid Magelang Jawa Tengah: Perspektif Arsitektur Islam
Bayu Aji Pamungkas;
Suastiwi Triatmodjo;
Samsul Maarif
Jurnal Kajian Seni Vol 6, No 2 (2020): Jurnal Kajian Seni Vol 6 No 2 April 2020
Publisher : Universitas Gadjah Mada
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (3798.936 KB)
|
DOI: 10.22146/jksks.48276
Arsitektur Islam dalam dalam tulisan ini diwacanakan dengan perspektif teori dari Nangkula Utaberta tentang Arsitektur Islam ditambah pemahaman tentang seni Islam dari Seyyed Hossein Nasr dan penafsiran Al-Quran dari Buya Hamka. Arsitektur Islam yang terwujud dalam tatanan ruang Perjalanan Matahari terlihat dalam penerapan prinsip-prinsip; pengingatan terhadap Tuhan, ibadah dan perjuangan, kehidupan setelah kematian, toleransi kultural, dan terakhir tentang kehidupan yang berkelanjutan. Tata Ruang Perjalanan Matahari di Pondok Pesantren Pabelan dapat dimaknai sebagai sebuah karya Arsitektur Islam. Pemaknaan tersebut terwujud dari pengintegrasian model tata ruang Perjalanan Matahari sebagai penggambaran kehidupan manusia, yang tidak hanya sebatas perancangan fisik tanpa isi, melainkan model tata ruang tersebut lahir dari pemahaman akan nilai-nilai Islam yang bersumber pada Al-Quran dan Hadist.
Fungsi Gambar dalam Memproses Perancangan Interior pada Masa Pandemi Covid-19
Suastiwi Triatmodjo
PANGGUNG Vol 32, No 1 (2022): Varian Model Proses Kreatif dalam Cipta Karya Seni
Publisher : LP2M ISBI Bandung
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (935.51 KB)
|
DOI: 10.26742/panggung.v32i1.2116
Gambar adalah salah satu alat komunikasi yang efektif dalam lingkungan kerja desain interior. Aneka jenis gambar menjadi alat penting dan diperlukan dalam kegiatan perancangan dengan design thinking . Tahun 1990-an berkembang riset tentang desain serta gambar-menggambar yang dikaitkan dengan teori Embodied Cognition , yang berpengaruh terhadap fungsi gambar dalam proses berpikir. Penelitian ini bermaksud untuk mengetahui bagaimana peran gambar dalam sebuah kegiatan berpikir dan bekerja dalam pembelajaran perancangan interior. Caracara seperti apa sajakah yang dilakukan oleh mahasiswa untuk mengaplikasikan gambar dalam menyelesaikan tugas perancangannya. Penelitian ini menerapkan metode kualitatif dan pendekatan deskriptif analitis. Data dikumpulkan lewat studi pustaka, pemeriksaan dokumen perancangan, dan kuesioner. Hasil penelitian menunjukkan bahwa gambar tidak hanya penting untuk berkomunikasi dengan orang lain tetapi lebih penting lagi adalah untuk dipakai berkomunikasi dengan diri sendiri atau untuk berpikir, yaitu dalam rangka melancarkan proses pengembangan gagasan. Dan pada masa pandemi covid-19 pembelajaran menggambar dalam desain masih menghadapi beberapa kendala.Kata kunci: embodied cognition, proses desain, gambar, pengembangan gagasan, pandemi covid-19.
Designing a Design Thinking Model in Interior Design Teaching and Learning
Suastiwi Triatmodjo
Journal of Urban Society's Arts Vol 7, No 2 (2020): October 2020
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.24821/jousa.v7i2.4499
In the last three decades, research on design processes and methods has been the driving force behind the design science development; however, research on design process knowledge has not developed much in Indonesia. This research aims to answer the problems faced by interior design students when they have to complete a design task by applying specific design processes and methods. The choice of technique and method is influenced by the situation & conditions in which the design is carried out. The research was carried out using the “double diamonds” process and method with a problem-solving approach. The research analysis was carried out by examining students’ design documents in the interior design course, conducting interviews with students and lecturers, and literature studies. Furthermore, an alternative process model and design method are more prepared to follow the needs and answer the Interior Design Study Program’s problems when completing a design task. Research has succeeded in finding process models and design methods called a DT-DI model compatible with interior design students.
Power Relations in the Design and Development of Karangwaru Riverside Yogyakarta-Indonesia – Women's Perspective
Artbanu Wishnu Aji;
Suastiwi Triatmodjo;
Agus Burhan
Journal of Urban Society's Arts Vol 9, No 2 (2022): October 2022
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.24821/jousa.v9i2.9370
The design and construction of riverbanks in Karangwaru is a community participation-based development program where stakeholders play a role in the preparation of development and its implementation. The involvement of women as one of the stakeholders is one of the positive efforts for gender equality programs. However, women's voices in percieving the results of such development have never been clearly explored. How women respond to the development process and how power relations are created in a built environment are yet to be revealed. This study aims to see how power relations are formed in the design and development of Karangwaru Riverside. Using the Foucauldian discourse analysis method, this study managed to find 7 (seven) constructs and discourses that surround them. The results show that women have only control over two discourses, namely ethical and social discourse. Desain dan pembangunan bantaran sungai di Karangwaru merupakan program pembangunan berbasis partisipasi masyarakat di mana pemangku kepentingan berperan dalam persiapan pembangunan dan pelaksanaannya. Keterlibatan perempuan sebagai salah satu pemangku kepentingan merupkan salah satu upaya positif bagi program penyetaraan gender dalam pembangunan. Meskipun demikian suara perempuan dalam melihat hasil pembangunan tersebut belum pernah dieksplorasi dengan jelas. Bagaimana perempuan menyikapi proses pembangunan dan bagaimana relasi kuasa yang tercipta dalam lingkungan terbangun masih belum terungkap. Penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana relasi kuasa yang terbentuk dalam desain dan pembangunan Karangwaru Riverside. Dengan menggunakan metode analisis diskursus Foucauldian, penelitian ini berhasil menemukan 7 (tujuh) konstruk dan diskursus yang melingkupinya. Hasilnya menunjukkan bahwa perempuan hanya memiliki kontrol pada dua diskurus yaitu diskursus etika dan sosial.
Design Adaptations in the Bathrooms for the Elderly Living in the Suburbs
Suastiwi Triatmodjo;
Riza Septriani Dewi
Mudra Jurnal Seni Budaya Vol 38 No 3 (2023)
Publisher : Institut Seni Indonesia Denpasar
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.31091/mudra.v38i3.2353
The suitability of the bathroom design for the user, in this context, elderly people (elderly) is urgent. This urgency exists because a degenerative process has occurred, a decline in the quality of the elderly's body, and the elderly population continues to increase significantly. This study aims to find out the bathroom design approach model suitable for the elderly who live in the suburbs. By using practice-based research, this study has developed a conceptual bathroom design for the elderly who live in suburban areas and concludes that adaptive design is a suitable strategy to implement this design. In the future, this adaptive design strategy can also be applied to create various other spaces in homes for the elderly who live in the same or similar living environment.
DESAKRALISASI RUANG CIKAL BAKAL DI PERMUKIMAN KAUMAN YOGYAKARTA: SEBUAH PERUBAHAN MAKNA RUANG PERMUKIMAN TRADISIONAL DI KOTA (The Desacralisation of Cikal Bakal Space in Kauman Neighborhood of Yogyakarta The changing of Meaning in City’s Tradisional Sett
Suastiwi Triatmodjo;
Achmad Djunaedi;
Sudaryono Sastrosasmito;
Yoyok W. Subroto
Jurnal Manusia dan Lingkungan Vol 16, No 3 (2009): November
Publisher : Pusat Studi Lingkungan Hidup Universitas Gadjah Mada
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.22146/jml.18701
ABSTRAKKauman Yogyakarta adalah salah satu permukiman tradisional yang punya latar belakang budaya dan agama yang kuat, sampai saat ini permukiman Kauman masih dapat bertahan terhadap desakan pembangunan modern kota ini. Penelitian ini mencoba untuk mengetahui dan memahami bagaimana para warga permukiman Kauman Yogyakarta mengelola pembangunan dan perubahan-perubahan seperti apa yang dialaminya. Penelitian ini memakai metode fenomenologi Husserl yang menerapkan model penyaringan tiga tahap untuk mencapai hakekat, yaitu deskripsi, eiditis dan transendental. Tercakup pula dalam tulisan ini penjelasan singkat mengenai perkembangan sosial masyarakat Kauman Yogyakarta, yang berfungsi sebagai latar belakang pengetahuan saja. Selanjutnya pada bagian pembahasan dijelaskan secara utuh perubahan makna ruang yang terjadi di permukiman Kauman Yogyakarta yaitu desakralisasi pada ruang cikal bakal permukiman ini. ABSTRACTKauman Yogyakarta is one of the traditional settlement wich has a strong cultural and religious background. Up to now Kauman Yogyakarta stand still against the pressure of the city’s modern development. The aims of this research are to know and to understand how the people at this area manage the development of their built environment and what kind of changes has been experienced by the people. The phenomenological method use in this research based on Husserlian model, which contain three steps called description reduction, eidetic reduction and transcendental reduction. Include in this paper a short explaination about the social development in Kauman Yogyakarta, this part merely functioned as a background knowledge (for the researcher). At the last part of this paper a comprehensive description about the changing of meaning at the cikal bakal space, or desacralization of cikal bakal space, experienced by the people of Kauman Yogyakarta has been presented.