Fuad Nurdiansyah
Plant Protection, Jambi University, Mandalo Indah, Jambi, 36361, Indonesia

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

HONEY PUMPKIN STEM BORER, Apomecyna saltator FABRICIUS (COLEOPTERA: CERAMBYCIDAE) CAN BE CONTROLLED WITH PHOSPHORUS AND POTASSIUM FERTILIZER Wilyus, Wilyus; Nurdiansyah, Fuad; Irianto, Irianto; Asniwita, Asniwita; Oktavia, Sella
Jurnal Ilmiah Ilmu Terapan Universitas Jambi Vol. 8 No. 2 (2024): Volume 8, Nomor 2, December 2024
Publisher : LPPM Universitas Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22437/jiituj.v8i2.33717

Abstract

Apomecyna saltator, a notorious pest of honey pumpkin plants, poses a significant threat to both vegetative and generative phases, leading to considerable production losses. Despite its agricultural impact, there are limited studies on effective management strategies for this pest. This research investigates the effect of combined phosphorus and potassium fertilization on controlling A. saltator infestations in honey pumpkin plants. The study was conducted at the Teaching and Research Farm of the Faculty of Agriculture, Jambi University. A randomized block design with five treatments and five replications was used, testing different combinations of SP-36 phosphorus and potassium chloride (KCl) fertilizers: no fertilization (p0), SP-36 0.67 g/plant + KCl 1.25 g/plant (p1), SP-36 1.00 g/plant + KCl 1.88 g/plant (p2), SP-36 1.34 g/plant + KCl 2.51 g/plant (p3), and SP-36 1.67 g/plant + KCl 3.13 g/plant (p4). The variables observed included stem diameter, larval population, percentage of plant damage, number of attacked plant segments, fruit weight, and overall production. Data were analyzed using ANOVA and Duncan's Multiple Range Test (DMRT). The results indicated that combining phosphorus and potassium fertilizers significantly increased stem diameter, fruit weight, and yield while reducing larval populations, plant damage, and affected segments. The study demonstrates that phosphorus and potassium strengthen honey pumpkin plants and negatively impact A. saltator infestations. This research highlights a novel approach to pest control, showing that targeted fertilization promotes plant health and suppresses the honey pumpkin stem borer (A. saltator). This dual benefit of nutrient application provides a sustainable and efficient pest management strategy, offering a fresh perspective on integrated crop protection.
Evaluasi Pertumbuhan dan Perkembangan Tanaman Sengon (Albizia chinensis) pada Lahan Reklamasi Bekas Tambang Batubara Irianto; Zahar , Wahyudi; Tampubolon, Gindo; Nurdiansyah, Fuad; Yulanda, Yudi Arista
Jurnal Sains dan Teknologi: Jurnal Keilmuan dan Aplikasi Teknologi Industri Vol. 24 No. 1 (2024): Regular Issue
Publisher : SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI INDUSTRI PADANG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36275/fnspvk88

Abstract

Proses penambangan batubara yang dilakukan secara terbuka dapat menimbulkan dampak negatif yaitu rusaknya lingkungan hidup pasca penambangan. Karakteristik lahan bekas tambang batubara sangat tandus dan terbuka, maka perlu adanya upaya untuk mengembalikan fungsi lahan tersebut yaitu dengan melaksanakan reklamasi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat keberhasilan pelaksanaan reklamasi khususnya mengenai revegetasi lahan bekas tambang batubara. Oleh karena itu dilakukan identifikasi dan evaluasi penerapan teknologinya berdasarkan indikator pertumbuhan tanaman yang dibudidayakan. Lokasi penelitian berada di kabupaten Sarolangun dan kabupaten Batanghari Provinsi Jambi. Area penelitian dilakukan pada lahan disposal tidak aktif yang telah dilakukan reklamasi dan revegetasi berupa tanaman Sengon. Tegakan tanaman sengon hasil revegetasi terdiri dari berbagai tingkatan umur tanaman, yaitu 1 tahun hingga 4 tahun setelah reklamasi. Pengambilan sampel tanaman Sengon berbagai tingkat umur menggunakan sistem purposive sampling. Hasil pengukuran terhadap tinggi tanaman dan diamater batang ditabulasikan dan dibuat kurva pertumbuhan. Selanjutnya pada setiap tingkatan umur tanaman dibuat klaster yang ditentukan berdasarkan persentase kualitas tanaman yaitu excelent, good, maderate dan poor. Berdasarkan hasil pengamatan dapat ditarik kesimpulan bahwa (1) Rata-rata persentase hidup tanaman Sengon untuk semua tingkatan umur di lokasi kabupaten Sarolangun yaitu sebanyak 74,99% (sedang), dan di lokasi kabupaten Batanghari sebanyak 82,71% (baik). (2) Performa tanaman Sengon berdasarkan tinggi tanaman di lokasi kabupaten Sarolangun lebih tinggi dibanding di lokasi kabupaten Batanghari. (3) Tingkat pertumbuhan tanaman Sengon di lokasi kabupaten Sarolangun maupun lokasi kabupaten Batanghari menunjukkan pola yang menurun mulai tahun ke-2 setelah tanam. (4) Tinggi tanaman Sengon di lokasi kabupaten Sarolangun lebih didominansi oleh klaster C (good) dan berdasarkan diamater batang didominansi oleh klaster B (medium). Sedangkan di lokasi kabupaten Batanghari berdasarkan tinggi tanaman maupun diamater batang lebih didominansi oleh klaster B (medium).