Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Penggunaan Citra Landsat 8 untuk Menganalisis Kondisi dan Luas Lamun di Desa Matahora, Pulau Wangi-Wangi, Wakatobi, Sulawesi Tenggara, Indonesia Fauziah, Eka; Nurdin, Nurjannah; La Nafie, Yayu A.; Selamat, Muh. Banda; Supriadi, Supriadi; Idrus, M. Rijal
Prosiding Simposium Nasional Kelautan dan Perikanan Vol. 10 (2023): PROSIDING SIMPOSIUM NASIONAL X KELAUTAN DAN PERIKANAN UNHAS
Publisher : Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan (FIKP), Universitas Hasanuddin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pemanfaatan teknologi penginderaan jauh dapat digunakan untuk memetakan dan memantau padang lamun secara efektif dan efisien karena mampu menghasilkan informasi secara spasial dan temporal. Penelitian ini bertujuan untuk memetakan perubahan kondisi lamun dan cadangan karbon menggunakan data Citra Satelit Landsat 8 periode tahun 2013, 2017 dan 2022 di perairan Pulau Wangi Wangi dan Pulau Kapota Wakatobi. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan data satelit Landsat 8 dengan resolusi spasial 30 m (diakuisisi pada 6 Oktober 2023, 26 Januari 2017, dan 22 Januari 2022). Metode penelitian: (1) Pengukuran lapangan dan analisa laboratorium untuk menguji keakuratan dan pengukuran nilai karbon lamun dan (2) penginderaan jauh untuk mengetahui kondisi lamun secara luas. Pendekatan kedua juga melakukan klasifikasi citra yang terdiri dari 3 level, hal ini didasarkan pada komposisi lamun yaitu level 1 yang terbagi menjadi daratan, perairan dangkal, dan laut dalam. Permukaan 2 terdiri dari empat kelas habitat yaitu karang bentik, lamun, pasir , dan rubble- dan level 3 merupakan persentase tutupan padang lamun yang juga terbagi dalam tiga kelas tutupan yaitu padat, sedang, dan rendah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 7 jenis lamun di perairan Pulau Wanci dan Pulau Kapota dengan pola sebaran keseluruhan mengelompok. Analisis data menggunakan analisis regresi sederhana, diperoleh hubungan yang relatif kuat antara persen tutupan dengan total biomassa lamun, analisis citra Landsat 8 secara umum lamun mengalami penurunan setiap tahunnya.
Pelatihan Teknologi Restorasi dan Monitoring Lamun Sebagai Upaya Perbaikan Habitat Sumberdaya Ikan di Kabupaten Pangkep La Nafie, Yayu A; Lanuru, Mahatma; Ambo-Rappe, Rohani; Nurdin, Nurjannah; Amri, Khairul; Banda Selamat, Muhammad
Bambu Laut: Jurnal Pengabdian Masyarakat VOLUME 1, NOMOR 2, OKTOBER 2024
Publisher : Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan Universitas Hasanuddin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35911/bambulaut.v1i2.37151

Abstract

Ekosistem padang lamun memiliki peranan yang tidak kalah penting dengan mangrove di wilayah pesisir Kelurahan Pundata Baji, Kabupaten Pangkep. Namun, masyarakat belum mengetahui sepenuhya tentang fungsi fisik, ekologis, serta sosial ekonomi ekosistem lamun. Demikian juga dengan pengetahuan dan keterampilan dalam hal restorasi habitat lamun yang telah mengalami kerusakan (degradasi).  Dengan demikian, salah satu hal penting dilakukan adalah memberikan penyuluhan, pelatihan,  serta pembuatan demplot (percontohan) mengenai teknologi restorasi lamun berbasis masyarakat melalui penanaman (transplantasi) lamun. Selain itu, juga dilakukan pelatihan monitoring ekosistem lamun hasil transplantasi tersebut. Ujicoba transplantasi lamun dilakukan dengan menggunakan 3 metode, yaitu 1) Frame bambu /(modifikasi) TERFS (Transplanting Eelgrass Remotely with Frame Systems, 2) jangkar dengan tegakan tunggal (single shoot) serta 3) kurungan. Ketiga metode tersebut merupakan metode simple dan low-cost sehingga mudah dipelajari dan diaplikasikan oleh kelompok target.  Setelah 35 hari, hasil transplantasi menunjukkan 100% tingkat keberlangsungan hidup. Namun, perbedaan panjang daun lamun pada transplantasi yang di kurung (36,11±2,8 cm) adalah lebih rendah dibandingkan ke dua metode lainnya (metode frame bambu 44±5.01cm dan jangkar 47±2,08 cm). Dengan adanya penyuluhan, pelatihan, dan pembuatan demplot, pengetahuan masyarakat target tentang fungsi lamun serta upaya perbaikannya menjadi bertambah. Selain itu, masyarakat menjadi tahu dan terampil dalam hal 1) transplantasi lamun dan 2) monitoring lamun hasil transplantasi. Sebagai tambahan dari kegiatan tersebut adalah tersedianya area penangkapan alternatif di areal penanaman lamun bagi kelompok nelayan di Persisir Pundata Baji. 
SENTINEL IMAGE APPLICATION FOR ASSESSMENT OF MACROALGAE CONDITIONS AT BONE MALAYA, MAKASSAR CITY 2015-2020 Raj, Mayang Nizhar; Selamat, Muh Banda; La Nafie, Yayu Anugrah; Nurdin, Nurjannah; Mashoreng, Supriadi
Jurnal Ilmu Kelautan SPERMONDE VOLUME 8 NUMBER 2, 2022
Publisher : Hasanuddin University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20956/jiks.v8i2.19864

Abstract

This study was aimed to analyze and map the presence and percent cover of macroalgae in Bone Malalaya to determine the condition before and after the construction of the new port, as well as to analyze the distribution of suspended solids loads and environmental parameters and their relationship to changes in macroalgae cover in Bone Malalaya. The image used in this research is sentinel imagery 2A level 2A with the acquisition date of 28 October 2015, 14 July 2018 and 10 December 2020 which was processed using geographic information software to obtain a map of algae cover in Bone Malalaya. Sampling of water and physical parameters at the research location was carried out at 8 sampling stations, while algae sampling stations were carried out at 3 stations and 9 substations. There were no seagrass found in the research location, but algae species of  Sargassum sp. With cover changes based on the calculation of image pixels, namely 36.49 Ha in 2015, 26.45 Ha in 2018 and 35.73 Ha in 2020. The highest Total Suspended Solid value at the study site was at station 8 with a value of 33.1 mg/L and the lowest value was at station 1 with a value of 16.3 mg/L. Seagrasses were not found at the research site due to unsupported physical parameters and port activities that interfere with seagrass life. The presence of macroalgae Sargassum sp at the research site is assumed because Sargassum sp has a high tolerance for physical parameters that exceed the quality standards set by the Ministry of Environment in 2004.