Claim Missing Document
Check
Articles

Found 25 Documents
Search

Hubungan antara Persen Penutupan dan Simpanan Karbon Lamun Mashoreng, Supriadi; Selamat, Muhammad Banda; Amri, Khairul; La Nafie, Yayu Anugerah
Jurnal Akuatika Indonesia Vol 3, No 1 (2018): Jurnal Akuatika Indonesia (JAkI)
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (27.83 KB)

Abstract

Padang lamun merupakan salah satu ekosistem pesisir yang berperan sebagai penyimpan karbon yang cukup penting. Diperlukan metode untuk mengestimasi karbon tersimpan lamun dengan memanfaatkan citra satelit sehingga dapat dilakukan secara cepat, mudah dan murah. Sebagai tahap awal untuk mengestimasi karbon tersimpan menggunakan citra satelit, diperlukan model hubungan antara tutupan jenis lamun dengan karbon tersimpannya sebagaimana yang dilakukan pada penelitian ini. Penelitian dilakukan pada bulan September-Oktober 2016 di Pulau Barranglompo Makassar. Penelitian diawali dengan mengambil biomassa 6 jenis lamun yaitu Enhalus acoroides, Thalassia hemprichii, Cymodocea rotundata, Halodule uninervis, Halophila ovalis dan Syringodium isoetifolium pada area seluas 25cm x 25 cm. Pengambilan biomassa setiap jenis lamun dilakukan untuk masing-masing jenis dengan 10 tingkatan persentase tutuapn lamun. sebanyak 10 kali pada persen tutupan jenis lamun yang berbeda-beda, mulai dari tutupan rendah sampai tutupan tertinggi yang ditemukan di lapangan. Penentuan penutupan lamun dilakukan dengan cara visual pada plot berukuran 50cm x 50cm. Selanjutnya dilakukan analisis karbon organik jaringan lamun (daun, rhizoma, akar dan seludang) masing-masing jenis, dengan ulangan 5 kali.  Hasil perkalian antara biomassa lamun dengan kandungan karbonnya merupakan karbon tersimpan lamun tersebut. Hubungan antara persen tutupan jenis lamun dan karbon tersimpan dianalisis menggunakan regresi polynomial.  Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada semua jenis lamun yang diamati, hubungan antara persen tutupan dengan simpan karbonnya mempunyai hubungan positif yang kuat. Koefisien determinasi, r2 berkisar 0,7413-0,9838 untuk simpanan karbon bagian bawah dan 0,8017-0,9683 untuk simpanan karbon bagian atas.
Hubungan antara Persen Penutupan dan Simpanan Karbon Lamun Mashoreng, Supriadi; Selamat, Muhammad Banda; Amri, Khairul; La Nafie, Yayu Anugerah
Jurnal Akuatika Indonesia Vol 3, No 1 (2018): Jurnal Akuatika Indonesia (JAkI)
Publisher : Direktorat Sumber Daya Akademik dan Perpustakaan Universitas Padjadjaran, Grha. Kandaga (P

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (27.83 KB) | DOI: 10.24198/jaki.v3i1.18000

Abstract

Padang lamun merupakan salah satu ekosistem pesisir yang berperan sebagai penyimpan karbon yang cukup penting. Diperlukan metode untuk mengestimasi karbon tersimpan lamun dengan memanfaatkan citra satelit sehingga dapat dilakukan secara cepat, mudah dan murah. Sebagai tahap awal untuk mengestimasi karbon tersimpan menggunakan citra satelit, diperlukan model hubungan antara tutupan jenis lamun dengan karbon tersimpannya sebagaimana yang dilakukan pada penelitian ini. Penelitian dilakukan pada bulan September-Oktober 2016 di Pulau Barranglompo Makassar. Penelitian diawali dengan mengambil biomassa 6 jenis lamun yaitu Enhalus acoroides, Thalassia hemprichii, Cymodocea rotundata, Halodule uninervis, Halophila ovalis dan Syringodium isoetifolium pada area seluas 25cm x 25 cm. Pengambilan biomassa setiap jenis lamun dilakukan untuk masing-masing jenis dengan 10 tingkatan persentase tutuapn lamun. sebanyak 10 kali pada persen tutupan jenis lamun yang berbeda-beda, mulai dari tutupan rendah sampai tutupan tertinggi yang ditemukan di lapangan. Penentuan penutupan lamun dilakukan dengan cara visual pada plot berukuran 50cm x 50cm. Selanjutnya dilakukan analisis karbon organik jaringan lamun (daun, rhizoma, akar dan seludang) masing-masing jenis, dengan ulangan 5 kali.  Hasil perkalian antara biomassa lamun dengan kandungan karbonnya merupakan karbon tersimpan lamun tersebut. Hubungan antara persen tutupan jenis lamun dan karbon tersimpan dianalisis menggunakan regresi polynomial.  Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada semua jenis lamun yang diamati, hubungan antara persen tutupan dengan simpan karbonnya mempunyai hubungan positif yang kuat. Koefisien determinasi, r2 berkisar 0,7413-0,9838 untuk simpanan karbon bagian bawah dan 0,8017-0,9683 untuk simpanan karbon bagian atas.
PRODUKTIVITAS KOMUNITAS LAMUN DI PULAU BARRANGLOMPO MAKASSAR Supriadi -; Richardus F. Kaswadji; Dietrich G. Bengen; Malikusworo Hutomo
Jurnal Akuatika Vol 3, No 2 (2012): Jurnal Akuatika
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (375.728 KB)

Abstract

Lamun merupakan salah satu ekosistem penting di perairan pesisir dan laut dangkal karena mempunyai banyak peran, baik secara ekologis maupun secara ekonomis. Lamun merupakan produser primer pada struktur tingkatan trofik yang menghasilkan bahan organik melalui proses fotosintesis, dan menjadi salah satu kunci dari peran lamun. Oleh karena itu, dilakukan penelitian untuk menentukan besar produktivitas daun dan rhizoma lamun serta kontribusi masing-masing jenis lamun terhadap produktivitas.  Penelitian dilakukan di Pulau barranglompo Makassar.  Pengamatan produktivitas dilakukan dengan metode penandaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa produktivitas daun lamun berkisar antara 0.604-1.494 gC/m2/hari, sedangkan produktivitas rhizoma berkisar antara 0.013-0.050 gC/m2/hari. Jenis Enhalus acoroides, Thalassia hemprichii dan Cymodocea rotundata mempunyai kontribusi besar terhadap produktivitas lamun.  Kata kunci : lamun, produktivitas, dan pulau Barranglompo
PERUBAHAN KONSENTRASI NITRAT DAN FOSFAT PADA SEDIMEN SEBAGAI DAMPAK DARI KERUSAKAN LAMUN AKIBAT JANGKAR KAPAL Supriadi Mashoreng; Muh. Hatta; Rahmadani Tambaru; Rahima Rahman
Maspari Journal : Marine Science Research Vol 14, No 1 (2022)
Publisher : UNIVERSITAS SRIWIJAYA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36706/maspari.v14i1.15813

Abstract

Padang lamun yang berada di perairan dangkal sangat rawan terhadap gangguan oleh aktivitas masyarakat. Salah satu kerusakan lamun yang umum terjadi adalah tercabutnya lamun ketika jangkar kapal yang ditambatkan pada area lamun diangkat. Lamun yang tercabut sedikit demi sedikit lama kelamaan akan menyisakan area yang rusak (tidak ditumbuhi lamun). Dampak selanjutnya adalah resuspensi sedimen yang mudah terjadi akibat ombak. Diduga resuspensi sedimen melepaskan beberapa kandungan bahan yang ada, antara lain nutrien. Penelitian dilakukan untuk melihat dampak kerusakan lamun akibat jangkar kapal terhadap perubahan konsentrasi nutrien, khususnya nitrat dan fosfat. Penelitian dilakukan di tiga pulau yaitu Pulau Bonebatang, Pulau Bonetambung dan Pulau Barranglompo. Ketiganya termasuk di dalam gugusan Kepulauan Spermonde Makassar Propinsi Sulawesi Selatan.  Pengambilan sampel sedimen dilakukan pada area lamun yang sudah rusak (area bekas lamun) dan area lamun di sekitarnya yang berada pada lokasi yang digunakan oleh masyarakat menambatkan kapal. Pada ketiga pulau, masing-masing dilakukan pengambilan sampel pada 6 area bekas lamun yang mempunyai luas bervariasi dan area lamun di sekitarnya. Pada kedua area tersebut, dilakukan pengambilan sampel masing-masing sebanyak 3 kali. Sedimen setebal 10 cm pada bagian permukaan diambil menggunakan corer. Analisis nitrat menggunakan metode asam ascorbic dan analisis fosfat menggunakan metode brucin dengan pembacaan absorbansi menggunakan spektrofotometer. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi penurunan konsentrasi nitrat dan fosfat pada sedimen akibat rusaknya lamun akibat jangkar kapal pada ketiga pulau. Semakin luas kerusakan lamun, maka semakin tinggi penurunan konsentrasi nitrat pada ketiga pulau, namun penurunan konsesntrasi fosfat hanya terlihat berhubungan dengan luas kerusakan lamun di Pulau Barranglompo.
Hubungan Antara Persen Penutupan dan Simpanan Karbon Lamun Supriadi Mashoreng; Muhammad Banda Selamat; Khairul Amri; Yayu Anugerah La Nafie
Akuatika Indonesia Vol 3, No 1 (2018): Jurnal Akuatika Indonesia (JAkI)
Publisher : Direktorat Sumber Daya Akademik dan Perpustakaan Universitas Padjadjaran, Grha. Kandaga (P

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (415.307 KB) | DOI: 10.24198/jaki.v3i1.23437

Abstract

Padang lamun merupakan salah satu ekosistem pesisir yang berperan sebagai penyimpan karbon yang cukup penting.  Selama ini estimasi karbon tersimpan pada komunitas lamun masih dilakukan menggunakan metode pencuplikan secara langsung. Namun untuk kepentingan survey pada kawasan yang luas, cara tersebut membutuhkan waktu, tenaga dan biaya yang cukup besar. Oleh karena itu diperlukan metode untuk mengestimasi karbon tersimpan lamun dengan memanfaatkan citra satelit sehingga dapat dilakukan secara cepat, mudah dan murah. Sebagai tahap awal untuk mengestimasi karbon tersimpan menggunakan citra satelit, diperlukan model hubungan antara tutupan jenis lamun dengan karbon tersimpannya sebagaimana yang dilakukan pada penelitian ini. Penelitian dilakukan pada bulan September-Oktober 2016 di Pulau Barranglompo Makassar. Penelitian diawali dengan mengambil biomassa 6 jenis lamun yaitu Enhalus acoroides, Thalassia hemprichii, Cymodocea rotundata, Halodule uninervis, Halophila ovalis dan Syringodium isoetifolium pada area seluas 25cm x 25 cm. Pengambilan biomassa setiap jenis lamun dilakukan untuk masing-masing jenis dengan 10 tingkatan persentase tutuapn lamun. sebanyak 10 kali pada persen tutupan jenis lamun yang berbeda-beda, mulai dari tutupan rendah sampai tutupan tertinggi yang ditemukan di lapangan. Penentuan penutupan lamun dilakukan dengan cara visual pada plot berukuran 50cm x 50cm. Selanjutnya dilakukan analisis karbon organik jaringan lamun (daun, rhizoma, akar dan seludang) masing-masing jenis, dengan ulangan 5 kali.  Hasil perkalian antara biomassa lamun dengan kandungan karbonnya merupakan karbon tersimpan lamun tersebut. Hubungan antara persen tutupan jenis lamun dan karbon tersimpan dianalisis menggunakan regresi polynomial.  Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada semua jenis lamun yang diamati, hubungan antara persen tutupan dengan simpan karbonnya mempunyai hubungan positif yang kuat. Koefisien determinasi, r2 berkisar 0,7413-0,9838 untuk simpanan karbon bagian bawah dan 0,8017-0,9683 untuk simpanan karbon bagian atas.
Interactions Between Environmental Factors and Zinc Concentrations in Porewater and Roots of Rhizophora sp. in Ampallas, Mamuju, West Sulawesi, Indonesia Rantih Isyrini; Shinta Werorilangi; Supriadi Mashoreng; Ahmad Faizal; Rastina Rachim; Akbar Tahir
Molekul Vol 13, No 1 (2018)
Publisher : Universitas Jenderal Soedirman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (314.762 KB) | DOI: 10.20884/1.jm.2018.13.1.380

Abstract

The study was to determine the concentrations of Zn in porewater and fine roots of Rhizophora sp., and to examine their interactions with mangrove densities and physico-chemical. Porewater samples, fine roots,  and sediments were collected in a 100 m2 plot at each site with different mangrove densities. The average Zn concentrations in mangrove roots in the study area were 0 – 58.21 mg/kg, suggested the capability of mangrove roots in retaining Zn. The average dissolved Zn concentrations in porewater were 0.63 mg/L – 3.50 mg/L, illustrated the amount of Zn bioavailable form and its potential release to the adjacent environment. The Zn concentrations in porewater did not correlate significantly with the densities of mangroves. The concentrations of Zn in roots increased as the densities were higher, which is possibly caused by the absence of mangrove at Site 1. The study discovered the important roles of organic content and silt/clay in Zn sorption thus affect Zn levels in porewater. The concentrations of Zn in mangrove roots increased as the pH of sediment and porewater decreased.
Kajian Stok Karbon Mangrove di Bebanga Kabupaten Mamuju Sulawesi Barat Muhammad Syukri; Supriadi Mashoreng; Shinta Werorilangi; Rantih Isyrini; Rastina Rastina; Ahmad Faizal; Akbar Tahir; Sulaiman Gosalam
Prosiding Simposium Nasional Kelautan dan Perikanan Vol. 5 (2018): PROSIDING SIMPOSIUM NASIONAL V KELAUTAN DAN PERIKANAN UNHAS
Publisher : Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan (FIKP), Universitas Hasanuddin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (519.392 KB)

Abstract

Percepatan pemanasan global dan perubahan iklim terutama disebabkan oleh aktifitas manusia. Salah satu strategi untuk mitigasi pemanasan global dengan memanfaatkan ekosistem, misalnya ekosistem mangrove untuk menyerap dan menyimpan karbon dalam bentuk biomassa. Penelitian dilakukan untuk mengkaji stok karbon mangrove dilaksanakan pada bulan Mei 2016 di Kelurahan Bebanga Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat. Metode yang digunakan adalah non-destructive dengan pendekatan biomassa melalui persamaan allometrik. Asumsi yang digunakan adalah stok karbon sebesar 50% dari nilai biomassanya. Sampling dilakukan pada empat stasiun dengan kerapatan mangrove yang berbeda, mulai dari kategori jarang sampai kategori padat. Selain stok karbon juga dilakukan pengamatan tutupan kanopi menggunakan metode hemisperical photograph. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ditemukan enam jenis mangrove di lokasi penelitian, yaitu Rhizophora mucronata, R. apiculata, Sonneratia alba, Avicennia alba, A. marina, dan Bruguiera Gymnhorriza. Jenis mangrove yang mendominasi Stasiun 1 adalah R. apiculata dan S. alba, Stasiun 2 dan Stasiun 3 oleh jenis R. mucronata, sedangkan Stasiun 4 adalah jenis S. alba. Secara berturut-turut, total stok karbon pada Stasiun 1, 2, 3 dan 4 adalah: 342,86 ton C/ha, 689,29 ton C/ha, 1202,54 ton C/ha dan 357,25 ton C/ha. Jenis mangrove Rhizophora mucronata mempunyai kontribusi terbesar terhadap total stok karbon pada semua stasiun kecuali pada Stasiun 1 yang didominasi oleh Sonneratia alba. Hasil analisis regresi linear menunjukkan bahwa stok karbon dan tutupan kanopi mangrove tidak menunjukkan hubungan yang erat. Kata Kunci: biomassa mangrove, stok karbon mangrove, tutupan kanopi mangrove, mamuju. 
Dampak Budidaya Rumput Laut Terhadap Sebaran dan Biodiversitas Makrozoobentos Parman Parakkasi; Chair Rani; Radjuddin Syamsuddin; Nadjamuddin Nadjamuddin; Supriadi Mashoreng
Prosiding Simposium Nasional Kelautan dan Perikanan Vol. 6 (2019): PROSIDING SIMPOSIUM NASIONAL VI KELAUTAN DAN PERIKANAN UNHAS
Publisher : Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan (FIKP), Universitas Hasanuddin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (274.048 KB)

Abstract

Penelitian dilakukan untuk menganalisis dampak budidaya rumput laut terhadap sebaran dandiversitas makrozoobentos pada area budidaya dan sekitarnya. Penelitian dilakukan di PerairanPulau Karampuang Kabupaten Mamuju Provinsi Sulawesi Barat pada bulan September-November2017. Pengambilan sampel makrozoobentos dilakukan sebelum dan setelah dilakukan budidayarumput laut dalam area budidaya serta 25 m dan 50 m dari area budidaya. Substrat dasar diambilmenggunakan Grab Sampler, kemudian diayak dengan sieve net (mesh size 0,5 mm) untukmemisahkan pasir dengan sampel makrozoobentos. Sampel substrat juga diambil sebanyak 200gram untuk dianalisis kandungan bahan organik total, keasaman dan potensi redoks. Sampelmakrozoobentos selanjutnya dianalisis di bawah makroskop untuk menentukan jenis dan jumlahindividunya. Perbandingan kelimpahan dan indeks keanekeragaman, antar jarak dari area budidayadan antar waktu diuji menggunakan Analisis Varians, sedangkan hubungan kelimpahan dan indekskeanekaragaman makrozoobentos dengan faktor lingkungan dianalisis menggunakan korelasipearson. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 67 jenis dari 3 kelas ditemukan padapenelitian ini yang didominasi oleh gastropoda. Berdasarkan waktu sampling, kelimpahan danindeks keanekaragaman makrozoobentos cenderung mengalami penurunan pada minggu ke-6budidaya, namun berdasarkan jarak dari area budidaya, tidak terlihat adanya perbedaan padakelimpahan maupun indeks keanekaragaman makrozoobentos antara area budidaya dan sekitararea buddidaya. Faktor lingkungan yang mempunyai korelasi kuat dengan kelimpahan dan indekskeanekaragaman makrozoobentos adalah kandungan bahan organik total dan potensi redokssedimen. Secara umum pada penelitian ini terindikasi adanya pengaruh perubahan terhadapmakrozoobentos setelah 1,5 bulan budidaya, dan pengaruh tersebut masih didapatkan sampai padajarak 50 meter dari area budidaya.Kata kunci: Dampak budidaya rumput laut, sebaran makrozoobentos, diversitas makrozoobentos, Pulau Karampuang  
Kepadatan Bakteri Simbion Rumput Laut (Eucheuma spinosum) yang Berasal dari Perairan Puntondo, Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan. Rahmayanti S; Arniati Massinai; Supriadi Mashoreng
Prosiding Simposium Nasional Kelautan dan Perikanan Vol. 6 (2019): PROSIDING SIMPOSIUM NASIONAL VI KELAUTAN DAN PERIKANAN UNHAS
Publisher : Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan (FIKP), Universitas Hasanuddin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (452.28 KB)

Abstract

Umumnya organisme yang hidup di laut bersimbion dengan bakteri, termasuk rumput lautEucheuma spinosum. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kepadatan bakteri simbionrumput laut Eucheuma spinosum yang dibudidayakan di perairan Puntondo, Kabupaten Takalar.Pengambilan sampel dilakukan pada 5 stasiun disepanjang pantai perairan Puntondo. Inokulsisuspensi bakteri dengan metode tuang, perhitungan jumlah bakteri dengan metode angka lempengtotal. Hasil perhitungan didapatkan kepadatan bakteri simbion rumput laut Eucheuma spinosumsecara berurutan dari jumlah yang tinggi ke rendah stasiun 4 (2,49 x 10 5 cfu/g), stasiun 2 (2,48 x10 5 cfu/g), stasiun 5 (2,34 x 10 5 cfu/g), stasiun 3 (1,62 x 10 5 cfu/g) dan stasiun 1 (1,23 x 10 5 cfu/g).Berdasarkan morfologi koloni yaitu bentuk, elevasi, tepi, tekstur dan warna didapatkan 5 isolatbakteri yang berbeda.Kata kunci: bakteri simbion, rumput laut, Eucheuma spinosum.
Serapan Karbon Lamun Thalassodendron ciliatum di Perairan Panrangluhu Kabupaten Bulukumba Propinsi Sulawesi Selatan Supriadi Mashoreng; Rahima Rahman; Nurdina A. Rahman; Fathin Nur Rahman
Prosiding Simposium Nasional Kelautan dan Perikanan Vol. 6 (2019): PROSIDING SIMPOSIUM NASIONAL VI KELAUTAN DAN PERIKANAN UNHAS
Publisher : Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan (FIKP), Universitas Hasanuddin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (349.243 KB)

Abstract

Penelitian dilakukan pada bulan Mei 2019 untuk mengestimasi penyerapan karbon oleh jenisThalassodendron ciliatum pada beberapa kedalaman perairan. Sampel lamun diambil utuh,kemudian daun lamun dibersihkan dari sedimen dan epifit. Metode perubahan oksigen digunakanuntuk mengestimasi serapan karbon. Sebanyak 1 tunas T. ciliatum diinkubasi menggunakan botolkaca bening dan gelap dengan volume 270 ml. Inkubasi dilakukan pada jam 09.00-12.00 WITApada kedalaman 50, 100 dan 150 cm dengan masing-masing 5 kali ulangan setiap kedalaman.Sebelum inkubasi, dilakukan pengukuran konsentrasi oksigen terlarut di perairan sebagaikandungan oksigen awal. Pengukuran oksigen di dalam botol beningdan gelap kembali dilakukansetelah inkubasi. Sebagai kontrol, inkubasi juga dilakukan pada air laut (mengandungfitoplankton) dengan 5 kali ulangan. Daun lamun yang telah digunakan untuk pengamatan serapankarbon diukur luasnya dengan cara men-scan daun lamun dan dianalisis menggunakan softwareImage-J. Selanjutnya dilakukan pengeringan menggunakan oven dan ditimbang untuk mengetahuibiomassa keringnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa serapan karbon per tunas berkisarantara 3,84-6,52 mgCO 2 /tunas/jam, per biomassa berkisar 28,51-48,45 mgCO 2 /gbk/jam, dan perluas daun berkisar 0,08-0,13 mgCO 2 /cm 2 /jam. Serapan karbon tertinggi didapatkan padakedalaman 150 cm, baik serapan karbon per tunas, biomass maupun luas daun. Berbeda denganpenyerapan karbon, pelepasan karbon relatif sama antar kedlaman. Pelepasan karbon per tegakanberkisar antara 3,18-3,91 mgO 2 /tegakan/jam, per biomassa daun berkisar 23,67-29,08 mgO 2 /gberat kering/jam dan per luas daun berkisar 0,30-0,034 mgO 2 /cm 2 /jam.Kata kunci: serapan karbon, lamun, Thalassodendron ciliatum, Panrangluhu Bulukumba,karbondiokasida, pemanasan global.