Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

HAM, Cadar Dan Narasi Pluralisme Di Indonesia Riska Dwi Agustin
Jurnal Kajian Islam Interdisipliner Vol 3, No 1 (2018)
Publisher : Sunan Kalijaga State Islamic University Yogyakarta, Indonesia.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14421/jkii.v3i1.1211

Abstract

Istilah kemajemukan, keragaman atau multikultur yang disematkan kepada bangsa Indonesia seperti dua sisi mata uang yang saling bernegasi satu dengan yang lain. Keadaan ini menjadikan Indonesia tidak hanya kaya dengan potensi sumber daya tetapi juga konflik melalui isu-isu sensitif seperti suku, ras, agama dan isu-isu tentang kelompok minoritas seksual. Hal ini dapat menjadi dinamika kekuatan yang positif dan bersifat konstruktif jika dikelola dengan memperhatikan hak-hak setiap warga negara  sebagai satu individu yang utuh, tanpa diskriminasi. Perempuan sebagai kelompok minoritas seksual berhak menyuarakan dan menentukan bagaimana tubuh dan urusan seksualitasnya sendiri.Perspekif HAM mampu menjadi pijakan nilai yang dijadikan parameter dalam merumuskan keadilan untuk semua lapisan masyarakat. Melalui HAM bangsa ini akan menemukan titik temu dengan standart yang sama-sama disepakati. Sehingga, keberadaan HAM sangat dibutuhkan bangsa Indonesia sebagai jembatan yang menghubungkan fakta-fakta keberagaman yang ada.[The term pluralism, diversity or multiculturalism that were pinned to the Indonesian peope like two sides of the coin that negotiate with each other. This situation made Indonesia not only rich with potential resourches but also conflicts through sensitive issues such as ethnicity, race, religion and issues about sexual minority group. This can be a positive and constructive dynamics off power if it is managed with due regard to the right of every citizen as a whole, without discrimination. Women as a group of sexual minority have the right to voice and determine how their bodies and the affairs off its own sexuality. The human right perspective can be used as parameters in formulating justice for all levels of society. Through this notion’s human right will find common ground with the same agreed standard. Thus, the existance of human rights is needed by the Indonesiapeople as a bridge connecting the ffacts of diversity.]
The Habitus for Keeping Gajah Wong River Clean: A Study of Islamic Ecofeminism Riska Dwi Agustin
AL-WARDAH: Jurnal Kajian Perempuan, Gender dan Agama Vol 16, No 1 (2022): Edisi Juni 2022
Publisher : IAIN TERNATE

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46339/al-wardah.v16i1.852

Abstract

This paper attempts to discuss the equality between  women and men under the concept of humanity based on religious texts in preserving environment.  All of human being have equal responsibility to tackle ecological crisis, extreme weather, global warming and disaster-risks.  This paper would generate a fair understanding either women or men to bring together as a environment keeper. The author describes that the society have their own  wisdom to interact with the environment in their activities. Habitus theory elaborates how the habit of humans can preserve the good exertion for natural conservation. Islamic ecofeminism specifically  proliferates protection of biological matters and gender based-perspective in disaster-prone area.
Agensi Kepemimpinan Perempuan: Entrepreneurship Umi Waheeda Di Pesantren Al Ashriyyah Nurul Iman, Parung, Bogor Riska Dwi Agustin
Musawa Jurnal Studi Gender dan Islam Vol. 19 No. 2 (2020)
Publisher : Sunan Kalijaga State Islamic University & The Asia Foundation

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14421/musawa.2020.192-235-247

Abstract

Paper ini mengkaji pada agensi perempuan dalam melakukan kepemimpinan di pesantren. Fokus pada tipologi kepemimpinan Nyai di pesantren dengan strategi memimpin pesantren. Paper ini sekaligus memperkuat paper yang menjelaskan tentang perempuan yang memiliki peran besar dalam merawat, melestarikan, dan melakukan kepemimpinan. Perempuan dalam hal ini adalah Umi Waheeda dalam kesibukan pengajar, imam sholat, penceramah, dan pemimpin dalam pengambil keputusan. Salah satu keputusan yang menarik adalah pelaksanaan entrepreneurship di pesantren baik putra atau putri. Paper ini merupakan studi kasus tentang agensi perempuan sebagai pemimpin pesantren dari warisan kepemimpian suami. Umi Waheeda berhasil menciptakan strategi perubahan dengan fungsi pelatihan santri guna basic income pesantren dalam sosio entrepreneurship. Paper ini mempertegas bahwa konsep gender bukan hanya factor utama dalam menentukan kepemimpinan tapi masih banyak factor utama yang lain.[The paper examines women's agencies in taking leadership in Islamic boarding schools. Focus on Nyai leadership typology in pesantren with a strategy to lead the pesantren. The paper is also strengthen literature review that describes women who have a big power in caring for, preserving and taking leadership. The woman in this case is Umi Waheeda who is busy teaching, prayer priests, lecturers, and leaders in decision-making. One of the interesting decisions is the implementation of entrepreneurship in Islamic boarding schools both boys and girls. The paper is a case study of the agency of women as pesantren leaders from the past responsible of husbands' leadership. Umi Waheeda succeeded in creating a change strategy with the function of training santri for the basic income of pesantren in socio-entrepreneurship. The paper emphasizes that the concept of gender is not only the main factor in determining leadership but there are many other main factors.]
THE PARADOX OF MUSLIM IDENTITY REPRESENTATION IN COMEDIC CONTENT: A NETNOGRAPHIC STUDY OF STEREOTYPES OF MUSLIM WOMEN ON INSTAGRAM Tahir, Muhammad; Agustin, Riska Dwi; el-Rumi, Umiarso
Harmoni Vol. 22 No. 2 (2023): Juli-Desember 2023
Publisher : Research and Development Center for Guidance for Religious Societies and Religious Services, the Research and Development and Education and Training Agency of the Ministry of Religious Affairs of the Republic of Indonesia (MORA)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32488/harmoni.v22i2.715

Abstract

This article attempts to analyze gender stereotypes that portray Muslim women as subjects of ridicule and mockery on social media, especially on Instagram. These stereotypes depict Muslim women as arrogant, selfish, troublemakers, and unintelligent. Based on this focus, this research aims to interpret gender stereotypes on Instagram through the assimilation of comedic content. The study employs a qualitative approach with netnography to understand and interpret these dynamics. Research data is collected through content observation on Instagram and a review of previous studies. Data analysis is conducted using an interactive data analysis model. The research finds that gender stereotypes in the virtual space stem from paradigmatic social gender biases in the real world. These biases are used as material for designing comedic content on Instagram that mocks and ridicules Muslim women. The economic motives of Instagram account owners primarily drive stereotypes in the virtual space. The representation of Muslim identity depicted is far from gender consciousness. This situation creates a paradox between reinforcing the authenticity of Muslim women and the virtualization of their reality in various activities. Literacy and gender awareness based on the theological values of account owners offer a solution to address the paradox of Muslim identity representation.
Pemaknaan Kebahagiaan pada Lanjut Usia di Panti Sosial Tresna Werdha Nirwana Puri Kota Samarinda Ajizzah, Emitha Bulan; Afandi, Nurkholik; Agustin, Riska Dwi
TAUJIHAT: Jurnal Bimbingan Konseling Islam Vol 4 No 1 (2023): TAUJIHAT: Jurnal Bimbingan Konseling Islam
Publisher : Fakultas Ushuluddin, Adab dan Dakwah - Universitas Islam Negeri Sultan Aji Muhammad Idris Samarinda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21093/tj.v4i1.6551

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana kebahagiaan dimaknai oleh individu lanjut usia yang tinggal di panti sosial. Peneliti menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian fenomenologi untuk menjawab rumusan masalah. Lokasi penelitian dilakukan di Panti Sosial Tresna Werdha Nirwana Puri Kota Samarinda. Pemilihan subjek dilakukan dengan teknik purposive sampling. Peneliti menggunakan observasi partisipan, wawancara mendalam, dan dokumentasi untuk mengumpulkan data; teori psikologi positif Seligman sebagai landasan penyusunan instrumen penelitian. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan analisis Miles dan Huberman. Hasil penelitian menemukan bahwa lansia yang tinggal di Panti Sosial Tresna Werdha Nirwana Puri Kota Samarinda memaknai kebahagiaan sebagai kehidupan yang tenang, damai dan mendapatkan kehidupan yang lebih baik dari sebelumnya. Kebahagiaan tersebut dapat diperoleh dengan terlibat dalam aktivitas yang disenangi, menjalani aktivitas sehari-hari dengan penuh semangat, berpikiran positif, mampu berinteraksi dengan baik dengan lingkungan, menjalin persahabatan, menjaga hubungan dengan orang lanjut usia lainnya, dan ikhlas atas masalah di masa lalunya. Kesimpulannya adalah individu lanjut usia merasa lebih bahagia ketika tinggal di panti sosial. Kondisi ini didapat karena individu merasa tidak sendiri (memiliki dukungan teman sebaya) ketika berada di panti sosial sehingga dapat melakukan interaksi dan aktivitas sosial.
MANAJEMEN MASJID BERBASIS NILAI-NILAI INKLUSI SOSIAL DI KALIMANTAN TIMUR Agustin, Riska Dwi; Liandra, Aru Arafi; Afiyah, Nur; Al Mughni, Muhammad
Jurnal Manajemen Dakwah Vol 12, No 1 (2024): -
Publisher : Jurusan Manajemen Dakwah, Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, UIN Syarif Hidayatulla

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15408/jmd.v12i1.39134

Abstract

This research is a qualitative study that prioritizes social values of inclusion in society through the management of mosques. The religious activities carried out in the mosque should be based on the principles of social inclusion that hold firmly to enhance the role of the individual in society. A society consist of diverse levels, gender differences and social classes can be an opportunity and a challenge in managing a mosque that is notable as a place of Islamic worship. The method used in this research is Descriptive Analysis by collecting data through observations, interviews and documentation. The results of this study show that the mosques located in Eastern Kalimantan, especially the Great Ulil Ijtihad Mosque and Jami’ Al Aqabah Mosque, are mosques that implement social inclusion management. This is demonstrated by the numerous social empowerment activities and the involvement of women in their religious activities.Keywords: Inclusion; Social; Mosque Management
PEMBERDAYAAN GENDER MELALUI PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DI MAN 1 MAGETAN, JAWA TIMUR Sumarno, Sumarno; Agustin, Riska Dwi
INTEGRITAS : Jurnal Pengabdian Vol 9 No 1 (2025): JANUARI - JULI
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat - Universitas Abdurachman Saleh Situbondo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36841/integritas.v9i1.5298

Abstract

Dalam pengabdian kepada masyarakat ini, dilaksanakan bagaimana teknologi informasi dapat dimanfaatkan sebagai proses pemberdayaan gender baik laki-laki maupun perempuan, Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman siswa-siswi mengenai kesetaraan dan keadilan gender. Selain itu, kegiatan ini juga bertujuan untuk melatih keterampilan siswa dan siswi MAN 1 Magetan dalam menggunakan teknologi informasi, khususnya website, sebagai sarana untuk mengakses dan membagikan informasi mengenai kesetaraan gender. Metode yang dilaksankan meliputi tahap persiapan yang terdiri dari analisis kebutuhan meliputi observasi, penyebaran quisioner, wawancara, diskusi kepada guru dan siswa dilanjutkan dengan tahap pelaksanaan meliputi pelakasanaan seminar, focus group discussion (FGD) dan pelatihan pemanfaatan komputer serta pre tes dan post tes pada saat pelaksanaan. Penyusunan pelaporan merupakan salah satu bentuk evaluasi kegiatan. Hasil dari kegiatan pengabdian masyarakat ini menunjukkan adanya peningkatan dalam pengetahuan dan pemahaman siswa-siswi. Ini dapat dilihat dari perbandingan hasil pre-test dan post-test, di mana 32% siswa awalnya setuju bahwa perempuan kurang memahami teknologi, namun setelah kegiatan, angka tersebut menurun menjadi 2%. Selain itu, terdapat peningkatan pengetahuan siswa mengenai pemanfaatan teknologi informasi, yang terlihat dari kemampuan mereka dalam membuat website sebagai media untuk sosialisasi dan berbagi informasi mengenai kesetaraan serta keadilan gender.
AGENSI PEREMPUAN DALAM KEGIATAN KEAGAMAAN DI MASJID KOTA SAMARINDA: STUDI MASJID JAMI' AL AQABAH, SUNGAI KUNJANG Afiyah, Nur; Agustin, Riska Dwi; Fitriani, Khoirunnisa; Gilani, Aminah
Mushawwir Jurnal Manajemen Dakwah dan Filantropi Islam Vol 1 No 2 (2023): Mushawwir Jurnal Manajemen Dakwah dan Filantropi Islam
Publisher : Fakultas Ushuluddin, Adab, dan Dakwah UIN Sultan Aji Muhammad Idris Samarinda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21093/mushawwir.v1i2.7391

Abstract

Paper ini mengkaji pada agensi perempuan dalam melakukan kegiatan keagamaan di masjid. Fokus pada peran perempuan dalam merepkan agensinya dalam meaksanakan kegiatan keagamaan di masjid. Paper ini sekaligus memperkuat paper yang menjelaskan tentang perempuan yang memiliki peran dan mampu menerapkan agensinya dalam kegiatan keagamaan di Masjid Jami’. Perempuan dalam hal ini adalah perempuan yang aktif dalam berkegiatan di lingkungan Masjid Jami’ Al-Aqabah. Paper ini merupakan studi kasus tentang Agensi Perempuan Dalam Kegiatan Keagamaan Di Masjid Jami’ Al-Aqabah Di kecamatan Sungai Kunjang. Pendekatan penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah pengembangan model penelitian berspektif gender adalah proses mengembangkan model atau pola penelitian berspektif gender, yaitu model penelitian yang berusaha memecahkan persoalan gender yang terjadi di masyarakat dan menemukan solusinya dengan cara yang spesifik atau khas gender. Menurut Athony Giddens, Fleksibilitas Pengorganisasian (strukturasi) dalam pertemuan digambarkan sebagai "Siklus di mana kerangka kerja disampaikan dan diduplikasi dengan menggunakan aturan dan sumber daya oleh individu". Paper ini mempertegas bahwa bukan hanya faktor utama dalam menentukan kemampuan seseorang untuk berkegiatan diranah publik tetapi masih banyak faktor utama lainnya.
REPRESENTASI KERUKUNAN UMAT BERAGAMA: STUDI MASJID NURUL MU'MININ PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR Haliza, Siti Nur; Amirullah, Amirullah; Agustin, Riska Dwi
Mushawwir Jurnal Manajemen Dakwah dan Filantropi Islam Vol 3 No 2 (2025): Mushawwir Jurnal Manajemen Dakwah dan Filantropi Islam
Publisher : Fakultas Ushuluddin, Adab, dan Dakwah UIN Sultan Aji Muhammad Idris Samarinda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21093/mushawwir.v3i2.11246

Abstract

Penelitianinimenunjukkanbahwarepresentasikerukunanumatberagama pada masjid Nurul Mu’minininidapatdiwujudkanmelaluiSimbolkerukunanumatberagama dan penguatmaknadalamkesatuansepertihalnyasalingmembantu, dan salingmenolongsatusama lain tanpaharusmemandangsukuapamaupun agama apa. DalamMewujudkanKerukunanUmatBeragamainiadaberbagaicara yang harusdilakukanyakni, Masjid Nurul Mu’mininbisamenjaditempatberbagicerita dan juga tempatTalkshow. Pada hariraya Natal berlangsung, Irma Masjid MembantuUmatKatolik dan Umat Kristen untukmenertibkan Lalu lintasParkir. Faktorpendukung pada Masjid Nurul Mu’mininadalahLurahkelurahanJawamengungkapkanbahwa Sebagian besarmasyarakat sangat mendukungrencanapembangunan Masjid Nurul Mu’minin, sehinggadapatmembantuuntuk ibadah sholatsekitar. Faktorpenghambatis RekiMasjid Nurul Mu’mininadalahkurangnyasumberdayamanusiadalam Pembangunan Masjid Nurul Mu’minin. This study shows that the representation of religious harmony in the Nurul Mu’minin mosque can be realized through the symbol of religious harmony and strengthening the meaning in uity such as helping each other witout have to look at what tribe or religion in Realizing this Religious Harmony therearevarious ways that must be done, namely, the Nurul Mu’minin Mosque can be a oplace to share stories and also a place for talkshow. On Christmats Day, Mosque YouthAssociation Helps Catolics and Christians to regulate parking Traffic Supporting factors at the Nurul Mu’minin Mosque are the Head of Jawa sub-district revealed the most of community is very supporting of the plan to build the NrulMu’minin Mosque are the lack of human resources, and the lack the construction of the Nurul Mu’minin Mosque.