Freshty Yulia Arthatiani
Balai Besar Penelitian Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

ANALISIS POLA KONSUMSI DAN MODEL PERMINTAAN IKAN MENURUT KARAKTERISTIK RUMAH TANGGA DI INDONESIA Freshty Yulia Arthatiani; Nunung Kusnadi; Harianto Harianto
Jurnal Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan Vol 13, No 1 (2018): JUNI 2018
Publisher : Balai Besar Riset Sosial Eonomi Kelautan dan Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1292.667 KB) | DOI: 10.15578/jsekp.v13i1.6967

Abstract

ABSTRAKTujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan pola konsumsi ikan di Indonesia dan mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan ikan menurut karakteristik rumah tangga di Indonesia. Penelitian ini menggunakan data SUSENAS yang dilaporkan oleh Badan Pusat Statistik pada bulan Maret 2016. Pola konsumsi ikan dianalisis menggunakan statistik deskriptif dan model permintaan ikan dianalisis dengan menggunakan pendekatan model Linnear Approximation Almost Ideal Demand System (LA/AIDS). Hasil riset menunjukkan bahwa pola konsumsi rumah tangga di Indonesia dikelompokkan menjadi konsumsi ikan air laut segar sebesar 22.10 kg/kapita/tahun, ikan air tawar/payau segar sebesar 16.75 kg/kapita/tahun, udang segar sebesar 9.58 kg/kapita/tahun dan ikan olahan sebesar 4.22 kg/kapita/tahun. Dugaan model permintaan memberikan hasil cukup baik dengan 82.15% dari semua peubah berpengaruh signifikan terhadap fungsi permintaan kelompok ikan dan koefisien determinasi sebesar 27.06%. Nilai elastisitas pendapatan mengindikasikan bahwa seluruh kelompok ikan merupakan barang normal dan ikan olahan cenderung inelastis, sedangkan dari nilai elastisitas harga menunjukkan tanda negatif yang sesuai dengan teori ekonomi. Nilai elastisitas silang antar kelompok ikan menunjukkan hubungan yang bervariasi antar kelompok. Implikasi kebijakan yang dapat disarankan untuk meningkatkan konsumsi ikan segar adalah dengan peningkatan ketersediaan ikan melalui kebijakan peningkatan produksi dan peningkatan efektifitas distribusi ikan. Kebijakan promosi dan edukasi masih diperlukan untuk meningkatkan konsumsi ikan olahan karena sifatnya yang inelastis  terhadap perubahan harga dan pendapatan.Title: Analysis of Fish Consumption Patterns and Fish Demand Model Based on Household’s Characteristics in IndonesiaABSTRACTThis study aims to describe the pattern of fish consumption in Indonesia and to identify factors affecting household’s fish demand in Indonesia as well as estimating the elasticities of income and price. The data analyzed were mainly obtained from the SUSENAS Database-a nation social economy survey  conduct by the Indonesian Bureau of Statistic (BPS- during march 2016. Fish consumption patterns were analyzed using descriptive statistical analysis, while fish demand models were analyzed by Linnear Approximation Almost Ideal Demand System (LA/AIDS). Research shows that household consumption patterns in Indonesia are grouped into consumption of marine fish at 22.10 kg / capita / year, freshwater/brackish fish at 16.75 kg / capita / year, fresh shrimp at 9.58 kg / capita / year and processed fish amounted to 4.22 kg / capita / year. The estimation of the demand model gives quite good results with82,15% of all variables have a significant effect on the demand function of fish groups and the coefficient of determination is 27.06%. The value of income elasticity showed that all fish groups are normal goods and were negatively related to prices. The cross elasticities showed variation relationship between fish groups. With such result, in order for the government to be able to push the fish consumption level furtherwould require an increasing fish availbility through policies to increase production and effectiveness of fish distribution for fresh fish. Meanwhile education and promotion policies are necessary to increase consumption of processed fish because of their inelastic demand for changes in prices and income.
DAMPAK KEBIJAKAN MORATORIUM KAPAL EKS ASING TERHADAP KONDISI PERIKANAN TUNA: STUDI KASUS DI DKI JAKARTA Freshty Yulia Arthatiani; Tenny Apriliani
Jurnal Kebijakan Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan Vol 5, No 2 (2015): DESEMBER 2015
Publisher : Balai Besar Riset Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (418.993 KB) | DOI: 10.15578/jksekp.v5i2.1017

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memberikan informasi dan mendeskripsikan dampakkebijakan moratorium kapal eks asing yang tercantum dalam Permen KP Nomor 56 Tahun 2014 tentangPenghentian Sementara (Moratorium) Perizinan Usaha Perikanan Tangkap Di Wilayah PengelolaanPerikanan Negara Republik Indonesia terhadap kondisi perikanan tuna terutama di wilayah DKIJakarta sebagai salah satu daerah ekspor tuna. Penelitian dilakukan dengan pendekatan retrospektifdimana analisis kebijakan dilakukan terhadap akibat-akibat kebijakan setelah suatu kebijakandiimplementasikan dan biasanya disebut sebagai model analisis evaluatif sehingga diharapkan dapatmenghasilkan informasi yang dapat meningkatkan kualitas dari kebijakan yang diterapkan pemerintah.Hasil penelitian menunjukkan bahwa DKI Jakarta sebagai salah satu daerah ekspor utama tunaIndonesia dengan komoditas dominanya adalah tuna beku tidak mengalami dampak secara langsungterhadap pemberlakuan kebijakan moratorium kapal eks asing. Data yang diperoleh menunjukkan bahwauntuk periode bulan Oktober-Maret sebelum dilaksanakanya moratorium kapal eks asing dibandingkandengan periode yang sama sesudah dilaksanakanya moratorium kapal eks asing menunjukkan adanyapenurunan volume produksi sebesar 5%. Namun hal ini lebih disebabkan karena dampak kebijakanmoratorium kapal transshipment. Hal ini sangat jelas terlihat pada terjadinya perubahan (shifting) produktuna yang dihasilkan setelah adanya kebijakan dimana ekspor tuna segar mengalami penurunan sebesar24%, disisi lain ekspor tuna beku justru mengalami kenaikan sebesar 8%. Rekomendasi yang dihasilkandari analisis ini adalah perlu untuk disiapkan armada penangkapan ikan dari lokal dan penguatanSDM, kemudian perlu adanya evaluasi terhadap pelarangan kapal eks asing, verifikasi secara benardan pengawasan melekat terhadap kepemilikan kapal sangat penting untuk dilakukan, serta perlunyapemberlakuan pelaporan SHTI bagi semua pelaku usaha penangkapan ikan untuk menjamin asalusulkapal tidak hanya terbatas bagi pelaku usaha dengan tujuan ekspor uni eropa. Selain itu jugaperlu adanya peningkatan pengawasan terhadap pelaksanaan kebijakan moratorium kapal eks asingsehingga tepat sasaran.Title: Impact of Policy Moratorium For The Licensing of Ex-Foreign FishingVessels on Tuna Fishing: Case Study on DKI JakartaThe aim of this study is to provide information and describe the impact of the policy moratoriumfor the licensing of ex-foreign fishing vessels contained in Regulation of the Minister of Marine Affairsand Fisheries No. 56 Year 2014 about Business Licensing moratorium Fishing in Regional FisheriesManagement of the Republic of Indonesia on the condition of tuna fisheries, especially in the areaof Jakarta as one of the tuna exports. The study was conducted by a retrospective approach, policyanalysis carried out on the consequences of the policy after a policy is implemented and is usuallyreferred to as an evaluative analysis model that is expected to yield information that can improve thequality of the policies implemented by the government. The results showed that Jakarta as one of themain export of tuna Indonesia with main commodities are frozen tuna does not affect direct impact onthe implementation of the moratorium policy. The data obtained show that for the period from October toMarch months before the implementation of the moratorium on ex-foreign fishing vessels compared tothe same period after the implementation of the moratorium showed a decrease in production volume by 5%. However this is mainly due to the impact of the moratorium ship transshipment. It can be explainedby the change (shifting) tuna products produced after the policy whereby fresh tuna exports decreasedby 24%, on the other hand frozen tuna exports actually increased by 8%. The recommendations fromthis analysis is the need to increase the readiness of the local fishing vessels and human resourcescapacity building, and the need for an evaluation of the banning of ex-foreign fishing vessels, verifyproper and oversight attached to the ownership of the vessel is very important to do, as well as theneed for enforcement of reporting SHTI for all fishing businesses to guarantee the origin of the ship isnot limited to businesses with the aim of European Union exports. There was also a need to increasesupervision of the implementation of the moratorium on ex-foreign fishing vessels right on target inaccordance with policy objectives.
ANALISIS DAMPAK MORATORIUM KAPAL EX-ASING TERHADAP KONDISI PASAR TUNA INDONESIA Subhechanis Saptanto; Risna Yusuf; Tenny Apriliani; Freshty Yulia Arthatiani
Jurnal Kebijakan Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan Vol 5, No 2 (2015): DESEMBER 2015
Publisher : Balai Besar Riset Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (498.941 KB) | DOI: 10.15578/jksekp.v5i2.1028

Abstract

Peraturan Menteri No. 56 yang dikeluarkan pada bulan Nopember 2014 tentang moratoriumkapal eks asing diduga memberikan dampak terhadap sektor perikanan termasuk komoditas tuna.Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dampak moratorium kapal ex-asing terhadap kondisi pasartuna Indonesia. Waktu penelitian dilakukan dari bulan April hingga bulan Mei 2015 dengan mengambillokasi di Jakarta dan Bali. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dansekunder. Data primer berasal dari wawancara dengan pelaku usaha eksportir tuna dan data sekunderbersumber dari data produksi, pola pemasaran, dan ekspor perikanan. Sumber data berasal dariPelabuhan, Dinas KP di lokasi penelitian dan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP). Data-datayang digunakan dalam penelitian diperoleh melalui penelusuran pustaka (desk study) yang relevandengan kegiatan penelitian dan survey lapang. Data-data yang telah dikumpulkan kemudian ditabulasidan dianalisis secara deskriptif dan disajikan dalam bentuk tabel dan grafik. Selanjutnya hasil analisisakan diinterpretasikan untuk menghasilkan informasi yang dapat menjawab tujuan dari penelitian.Hasil penelitian menunjukkan bahwa adanya Permen No. 56 ini memberikan pengaruh pada triwulanpertama (bulan januari sampai Maret), volume ekspor ikan tuna segar mengalami penurunan untuktuna segar mengalami penurunan sebesar 13% sedangkan nilainya mengalami kenaikan sebesar 1%.Hal ini mengindikasikan Penurunan volume produksi yang dapat berdampak pada penurunan volumeekspor hendaknya harus diimbangi dengan adanya peningkatan harga ekspor sehingga nilai eksportidak mengalami penurunan. Jika terjadi penurunan maka dapat berdampak pada penerimaan devisanegara yang secara makro dapat menyebabkan penurunan kontribusi PDB dari sektor perikanan.Title: Impact Analysis of Ex - Foreign Ships Moratorium onMarket Condition of Indonesia TunaDecree of Minister of Marine and Fisheries No. 56 was issued on November 2014 about amoratorium on ex-foreign ship assumed giving an impact on fishing sector including tuna. This studywas aimed to analyze the impact of ex-foreign ships moratorium on Indonesian tuna market conditions.The research was conducted from April to May 2015. The location of research was in Jakarta and Bali.Data used in this study are primary and secondary data. Primary data was based on interviewing toentrepreneurs and exporters of tuna and secondary data was based on data of tuna consist of production,marketing patterns, and fisheries exports. Source of data were obtained by Port, agency of marine affairsand fisheries, Ministry of Marine Affairs and Fisheries (MMAF). The approach of the research was notonly by desk study to explore data that relevan of the research but also it by survey. The data have beencollected, tabulated and analyzed descriptively and presented on tables and figures. Furthermore, theanalysis results are interpreted to generate information that can answer the purpose of research. Theresults showed that the Decree of Minister of Marine and Fisheries No. 56 have given impact on the firstquarter (in January to March). In generally fresh tuna export volume was decreased by 13% but its valuewas increased by 1%. This result indicated that decreasing of production volume will have an impactto the decreasing of export volume. Therefore, we must concern about the price of export tuna so thatvalue of export tuna has not decreased and it will give an impact to the decreasing of foreign exchangeand also it will make decreasing in GDP contribution of the fisheries sector.