Sipa Sasmanda
Universitas Muhammadiyah Mataram

Published : 7 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

AKULTURASI ISLAM DALAM BUDAYA TRADISI MERARIQMASYARAKAT SASAK DI DESA SELEBUNG KECAMATAN JANAPRIA KABUPATENLOMBOK TENGAH TAHUN 2014 Mu’aini Mu’aini; Rosada Rosada; Sipa Sasmanda
Paedagoria : Jurnal Kajian, Penelitian dan Pengembangan Kependidikan Vol 5, No 2 (2014): September
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/paedagoria.v5i2.88

Abstract

Abstrak: Penelitian bertujuan untuk untuk mengetahui tradisi  merariqdan akulturasi Islam dalam budaya lokal dalam tradisi merariq  masyarakat sasak di desa Selebung Kecamatan Janapria Kabupaten Lombok Tengah Tahun 2014. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif deskriptif. Subjek penelitian adalah masyarakat Selebung Kecamatan Janapria. Pengumpulan data dilakukan melalaui observasi, wawancara, dan dokumen. Analisis menurut Miles dan Huberman, yaitu (1). Reduksi data, (2) Penyajian data, (3) penarikan simpulan. Hasil penelitian Tradisi  Merariq  atau kawin lari Masyarakat Sasak memiliki banyak retual atau tahapan-tahapan sebagai berikut; merariqatau kawin lari, melapor kepada kepala lingkungan,nyelabar, melakukan pernikahan, rebak pucuk, begawe, sorong serah, nyongkolan, dan bales lampak. Akulturasi budaya dapat terjadi karena keterbukaan suatu komunitas masyarakat akan mengakibatkan kebudayaan yang mereka miliki akan terpengaruh dengan kebudayaan komunitas masyarakat lain. Selain keterbukaan masyarakatnya,  perubahan kebudayaan yang disebabkan “perkawinan“ dua kebudayaan bisa juga terjadi akibat adanya pemaksaan dari masyarakat asing memasukkan unsur kebudayaan lokal. Akulturasi budaya bisa juga terjadi karena kontak dengan budaya lain, sistem pendidikan yang maju yang mengajarkan seseorang untuk lebih berfikir ilmiah dan objektif, keinginan untuk maju, sikap mudah menerima hal-hal baru dan toleransi terhadap perubahan. Akan tetapi  dalam tradisi ada perbedaan pendapat dikalangan para tokoh adat dengan tokoh agama di tengah-tengah masyarakatsasak. Tradisimerariqmasyarakat sasak banyak mengubah persepsi pelaksanaan merariq atau pernikahan sesuai dengan ajaran islam.Abstract: The research aims to to know the tradition of merariqdan acculturation of Islam in local culture in tradition merariq sasak society in Selebung village of Janapria District Central Lombok Regency Year 2014. This research use descriptive quantitative research method. The subject of this research is the Selebung community of Janapria District. Data collection is done through observation, interviews, and documents. Analysis according to Miles and Huberman, namely (1). Reduction of data, (2) Presentation of data, (3) withdrawal of conclusions. The results of the Merariq Tradition or the elopement of the Sasak Society have many of the following retreats or stages; merariqatau eloping, reporting to the head of the environment, nyelabar, do weddings, rebuk bud, begawe, push shove, nyongkolan, and bales lampak. Cultural acculturation can occur because the openness of a community will result in the culture they have will be affected by the culture of other communities. In addition to the openness of its people, cultural changes caused by the "marriage" of two cultures can also occur due to the coercion of foreign society incorporating elements of local culture. Cultural acculturation can also occur because of contact with other cultures, advanced educational systems that teach a person to be more scientific and objective thinking, the desire to move forward, the easy acceptance of new things and the tolerance for change. However, in the tradition there are differences of opinion among indigenous figures with religious leaders in the midst of the societysasak. Tradisimerariqmasasak community much change the perception of the implementation of merariq or marriage in accordance with Islamic teachings.
TRADISI ZIARAH KUBUR MASYARAKAT SASAK (STUDI KASUS MAKAM LOANG BALOQ) Wawansyah Wawansyah; Sipa Sasmanda; Mu’aini Mu’aini
Paedagoria : Jurnal Kajian, Penelitian dan Pengembangan Kependidikan Vol 5, No 1 (2014): April
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/paedagoria.v5i1.52

Abstract

Judul penelitian “Tradisi Ziarah Kubur Masyarakat Sasak: Studi Kasus Makam Loang Baloq”. Peneliti memilih judul ziarah kubur melihat bayak masyarakat ziarah kubur dengan melakukan retual-retual yang dapat merusak aqidah agama islam. Fokus penelitian  yaitu; persepsi masyarakat terhadap ziarah kubur, motivasi yang mendorong masyarakat melakukan ziarahkubur, dan tata cara pelaksanaan ziarah kubur. Tujuan penelitian mengetahui persepsi masyarakat terhadap ziarah kubur, mengetahui motivasi yang mendorong masyarakat melakukan ziarah kubur, dan mengetahui tata cara pelaksanaan ziarah kubur. Metode penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif - analisis dan jenis penelitian studi kasus.Sumber data masyarakat tanjung karang yang diambil lewat sampel. Teknik pengumpulan data mengunakan wawancara, observasi dan studi dokumentasi. Sedangkan analisis data adalah analisis tematik. Hasil penelitian persepsi masyarakat tentang ziarah kuburpertama mengandung unsur mendatangi tempat pemakaman tertentu, baik makam orang yang masih terkait dengan hubungan keluarga, sanak saudara ataupun orang lain yang dianggap memiliki kelebihantertentu seperti wali. Mendoakan yang dimakamkan dan mendo’akan diri sendiri. Mengharapkan berkah dari Allah sewaktu berziarah dengan melakukan penghormatan kepada makam yang dikunjungi. Untuk mengingat kematian dan mendekatkan diri kepada Allah dan meminta suatu hajatan. Motivasi masyarakat ziarah kubur memberikan ketenangan disaat mendapatkan masalah kesulitan dalam hidup, berdo’a  di makam akan dikabulkan semua permintaan, melaksanakan hajatan di makam akan membawa keberkahan dan keselamatan. Tata cara berziarah kubur menurut masyarakat sasak adalah  pertama, sebelum berziarah kubur harus membersihkan badan  dan memiliki wudhu,  kedua, kemudian mengucapkan salam penghormatan,  ketiga, mengirim Al-Fatihah kepada Rasulallah, para Nabi, aulia, leluhur dan yang terakhir mengirim do'a. keempat, tawasul, kelima, membaca Al-Fatihah, Al-Ikhlas, Al-Falak, Annas,Tahlil dan Yasin, keenam,ditutup dengan do’a
PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPS MELALUI PENERAPAN METODE PROBLEM BASED LEARNING PADA MAHASISWA PENDIDIKAN PRODI SEJARAH FKIP UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MATARAM Mu’aini Mu’aini; Sipa Sasmanda; Muzakir Muzakir
Paedagoria : Jurnal Kajian, Penelitian dan Pengembangan Kependidikan Vol 4, No 2 (2013): September
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/paedagoria.v4i2.42

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas proses pembelajaran IPS melalui penerapan metode problem based learningIPS pada mahasiswa Program Studi Pendidikan Sejarah FKIP UM-Mataram. Penelitian ini merupakan classroom action research(penelitian tindakan kelas) yang dilaksanakan dalam III siklus. Subjek penelitian adalah mahasiswa semester dua berjumlah 30 mahasiswa. Kolaborator dalam penelitian ini adalah peneliti sebagai pelaksana tindakan dan teman sejawat sebagai observer. Pengumpulan data dilakukan melalaui observasi, wawancara,catatan lapangan dan analisis dokumen. Analisis data dilakukan dengan secara kualitatif dengan tehnik yang dikembangkan Miles dan Huberman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses pembelajaran perngatar IPS dengan penerapan metode problem based learningdapat meningkatkan kualitas pembelajaran IPS pada aspek pelaksanaan pembelajaran dan hasil belajar. Langkah pembelajaran meliputi mengidentifikasi masalah, menggali sumber informasi  yang relevan, belajar secara mandiri, menyelidiki dan menginterpretasi data yang terkumpul, memperioritaskan beberapa alternatif solusi masalah,dengan mengintegrasikan pendapat atau informasi untuk menyeleksi solusi masalah. Peningkatan kualitas pembelajaran dapat diamati dan dibuktikan  dengan adanya peningkatan pelaksanaan pembelajaran  dengan persentase pada siklus I = 74,69%, pada siklus II,=77.13%, dan pada siklus III= 91,83%. Hasil belajar mahasiswa pada siklus I rata-rata 67. 00, mahasiswa yang mencapai  KKM sebesar 45,6%; siklus II rata-rata meningkat menjadi 71,00, masiswa yang KKM 57,14%; dan siklus III rata-rata meningkat menjadi 80,42 dengan seluruh mahasiswa (100%) mencapai KKM. Berdasarkan hasil penelitian tersebutdapat disimpulkan penerapan metode  problem based learning dapat meningkatkan kualitas pembelajaran IPS pada mahasiswa prodi pendidikan sejarah FKIP UM-Mataram.
PEMBIASAAN CINTA AL-QUR’AN DAN HADIST PADA ANAK USIA DINI UNTUK MEMBENTUK KARAKTER ISLAMI SISWA PADA PAUD NUR AL-BANNA GERUNG Rosada Rosada; Sipa Sasmanda
Paedagoria : Jurnal Kajian, Penelitian dan Pengembangan Kependidikan Vol 6, No 1 (2015): April
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/paedagoria.v6i1.144

Abstract

Penelitian ini tentang pembiasaan Al-Qur’an dan Hadist untuk membentuk karakter islami anak. Tujuan penelitian ini adalah bagaiamana membentuk karakterislam pada anak usia dini. Metode yang digunakan adalah Jenis penelitian kualitatif yaitu memaparkansemua fenomena yang terjadi selama dalam  setting penelitian. Alasan menggunakan pendekatan ini bertujuan untuk menggambarkan keadaan suatu fenomena yang terjadi, dan berusaha memamparkan data sebagaimana adanya tentang bagaimana program cinta Al-Qur’an untuk menumbuhkan karakter islami pada siswaPAUD NurAl-Banna. Hasil Bagi siswa dapat memberikan motivasi serta dapat menumbuhkan cinta Al-quran yang akan mencerminkan kehidupan islamiProgram yang dilaksanakan sekolah PAUD Nur Al-Banna untuk menumbuhkan karakter siswa dengan cara mengutamakan bagi siswa untuk mengaplikasikannya kedalam kehidupan sehari-hari setelah dihafal atau sudah dipelajari. Adapun contoh yang dilakukan adalah menghafal hadist dan dalil yang ada dalam Al-Qur’an seperti hadist larangan marah, hadist anjuran bersih dan indah, dan lain sebagainya. Program tersebut mampu mengolah pikir, hati, raga, sehingga dari aspek kognitif, aspek psikomotorik, dan aspek afektif sehinga semua aspek tersebut berjalan selaras. Adapun hambatannyaadalah Proses sudah bisa terlaksana akan tetapi masih belum maksimal, dikarenakan proses tersebut memiliki hambatan-hambatan yang dialami siswa. Hambatan mesti akan terjadi jikala salah satu pihak tidak mendukung pelakasanaan tersebut. Contohnya di sekolah siswa diharuskan menggunakan pakaian yang sopan akan tetapi di rumah mereka bebas sehingga aturan tersebut hanya berlaku di sekolah saja di rumah tidak, hal tersebut karena peran orang tua dalam program tersebut kurang sehingga untuk masalah tersebut masih belum maksimal. Adapun pembiasaan tersebut seperti memakai jilbab atau berpakain yang sopan, makan dengan tangan kiri, berkata tidak baik, dan lain sebagainya.
ANALISIS DAN ADAPTASI MASYARAKAT MAYORITAS BUDHA DI DUSUN LENEK BENTEK Sipa Sasmanda; Bunyamin Bunyamin; Sri Wahyunanik
Historis : Jurnal Kajian, Penelitian dan Pengembangan Pendidikan Sejarah Vol 3, No 1 (2018): JUNI
Publisher : UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MATARAM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (635.954 KB) | DOI: 10.31764/historis.v3i1.1380

Abstract

Abstrak: Indonesia adalah satu Negara yang memiliki beranekaragam etnis dan agama. Keanekaragamaan ini menjadi salah satu kekayaan kehidupan berbudaya dan relegi banyaknya etis dan agama tersebut tidak terlepas dari sejarah kebudayaan Indonesia pada masa lalu. Kedatangan agama budha bersamaan dengan agama hindu, Kedatangannya disambut baik oleh warga Negara Indonesia disebabkan karna agama hindu dan budha tidak datang disertai dengan pemberontakan melainkan dengan berdagang diantarany benang wol an sutra. Banyak dari mereka yang menetap di Indonesia kemudian menikahi masyarakat pribumi, kesempatan ini tidak disia-siakan, melainkan mereka berlomba-lomba untuk menyebarkan agama di Indonesia. Dalam penelitian ini akan meneliti berbagai hal tentang. 1) Bagaimanakah masyarakat agama budha didusun lenek desa bentek  , bersosialisasi dan beradaptasi dengan masyarakat agama non budha disekitarnya 2). Bagaimanakah cara masyarakat menyikapi perbedaan  pendapat dalam menyelesaikan masalah antaraa masyarakat kususnya didusun bertetangga 3). Mengapa masyarakat yang beragama budha kususnya didusun lenek desa bentek   hidup berkelompok tidak berbaur dengan agama. Dalam penelitian tentang sosialisasi dan adaptasi masyarakat minoritas sebagai interaksi social masyarakat desa lenek dusun lenek   ini peneliti menggunakan metode fenomenologi pendekatan kualitatif deskritip.Abstract: Indonesia is a country that has a diverse ethnic and religious. This Keanekaragamaan is one of the wealth of cultural life and the ethical and religious strategy is not separated from the history of Indonesian culture in the past. The arrival of Buddhism along with Hinduism, his return was welcomed by the Indonesian citizen because of the Hinduism and Buddhism does not come accompanied by rebellion but by trading on the thread of wool and silk. Many of those who settled in Indonesia then married indigenous peoples, this opportunity is not wasted, but they are competing to spread religion in Indonesia. In this study will examine various things about. 1) How Buddhist society is the village of Bentek villages in the Ganges district of North Lombok, socializing and adapting to the non-Buddhist religious community around 2). How the community is involved in addressing disagreements in solving the problem between the people who have a neighbor's the neighboring 3). Why is the Buddhist Society of the religion of the village of Bentek Fortress in the district Ganges North Lombok living groups do not mingle with religion. In the research on socialization and adaptation of minority communities as social interaction of villagers Lenek Village Lenek District Ganges District North Lombok researchers use the method phenomenological qualitative approach Deskritip.
TRADISI PERANG TEMBUNG SEBAGAI AKULTURASI BUDAYA PADA MASYARAKAT DESA SEREWE KECAMATAN PRAYA TENGAH KABUPATEN LOMBOK TENGAH Sipa Sasmanda; Anwar Anwar
Historis : Jurnal Kajian, Penelitian dan Pengembangan Pendidikan Sejarah Vol 2, No 1 (2017): Juni
Publisher : UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MATARAM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (863.278 KB) | DOI: 10.31764/historis.v2i1.196

Abstract

Perang Tembung  merupakan suatu bentuk kegiatan saling melempar dengan Tembung antara peserta  atau  masyarakat  yang  ada di halaman  makam  serewe  (tempat  yang disucikan atau dikeramatkan oleh masyaraat islam yang ada di Desa Serewe) dengan peserta atau masyarakat yang ada di luar Makam Serewe.  Terdapat   perpaduan   budaya   yang   selanjutnya   disebut akulturasi budaya antara Islam dengan budaya local, sehingga dengan demikian peneliti  mencoba  melihatnya  ke  dalam  ranah  ilmiah  dalam  konteks  kajian silang budaya (cross culture comparation).  Metode penelitian meliputi observasi, wawancara dan dokumentasi subjek penelitian masyarakat desa serewe yang terlibat dalam prosesi pelaksanaan tradisi Perang Tembung. Hasil temuan   peneliti,   pada   prosesi   Perang   Tembung       terjadi pembauran dan penyatuan yang berbentuk akulturasi pada dimensi-dimensi tertentu keyakinan masyarakat Desa serewe.  Abstract: Tembung War is a form of throwing activities with Tembung between the participants or the community in the grave of serewe (the place that is sanctified or sacred by the Islamic community in Serewe Village) with the participants or the community outside Serewe Tomb. There is a cultural blend hereinafter called cultural acculturation between Islam and local culture, so that the researchers try to see it in the scientific realm in the context of cross cultural comparation. Research methods include observation, interviews and documentation of research subjects of serewe village communities who are involved in the procession of the implementation of the Tembung War tradition. The findings of researchers, on the procession of Tembung War occurred integration and unification in the form of acculturation on certain dimensions of community belief serewe Village.
KEPERCAYAAN RELIGIUS-MAGIS MASYARAKAT PEDESAAN KECAMATAN JEROWARU LOMBOK TIMUR-NTB (Studi Terhadap Budaya Asli Masyarakat Yang Masih Eksis) SIPA SASMANDA
Historis : Jurnal Kajian, Penelitian dan Pengembangan Pendidikan Sejarah Vol 1, No 1 (2016): Desember
Publisher : UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MATARAM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (762.47 KB) | DOI: 10.31764/historis.v1i1.206

Abstract

Agama dan kepercayaan merupakan unsur dari kebudayaan maka dalam hal ini akan dikaji dengan menggunakan pendekatan budaya. Untuk lebih memahami kebudayaan Indonesia yang asli terutama dalam hal kepercayaan tentu kita harus melihat perjalanannnya dari perkambangan waktu yang ada atau perkembangan sejarahnya. Tulisan ini menkaji tentang kepercayaan religius-magis masyarakat pedesaan kecamatan Jerowaru Lombok Timur-NTB. Metode penelitian ini yaitu kualitatif. Penentuan subjek penelitian dilakukan secara purposif sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan cara pengamatan, wawancara, dan dokumnetasi.pemeriksanaan keabsahan data menggunakan metode triangulasi. Hasil menunjukkan bahwa kepercayaan religius-magis masyarakat pedesaan kecamatan Jerowaru Lombok Timur-NTB masih terikat oleh kepercayaan religuis-magis yang pernah menjadi kepercayaan nenek moyang mereka. Beberapa unsur kepercayaan religius-magis yang masih di lestarikan oleh masyarakat seperti bebubus, kekuatan supranatural dari ketobok dan kemalik, percaya pada mantra-mantra yang dapat mengakibatkan kekebalan tubuh, percaya pada pelet, senggeger serta sengasih-asih dan lain sebagainya. Religion and beliefs are an element of culture then in this case will be studied using a cultural approach. To better understand indigenous Indonesian culture, especially in the case of belief, we must see the journey from the existing time mining or historical development. This paper examines the religious-magical belief of the rural community of Jerowaru sub-district, East Lombok-NTB. The method of this research is qualitative. Determination of research subjects conducted by purposive sampling. Data collection is done by observation, interview, and dokumnetasi.per checking data validity using triangulation method. The results show that the religious-magical belief of the rural community of Jerowaru sub-district of East Lombok-NTB is still bound by the religious-magical beliefs that were once the beliefs of their ancestors. Some elements of religious-magical beliefs that are still preserved by society such as bebubus, supernatural powers of ketobok and kemalik, believe in spells that can lead to immunity, believe in pellets, senggeger and merciful-asih and so forth.