Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

DAMPAK KEBIJAKAN MAKROEKONOMI TERHADAP KINERJA SUB SEKTOR PERIKANAN DI INDONESIA: SUATU PENDEKATAN EKONOMETRIKA Asnawi Asnawi
Jurnal Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan Vol 2, No 1 (2007): JUNI (2007)
Publisher : Balai Besar Riset Sosial Eonomi Kelautan dan Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1136.623 KB) | DOI: 10.15578/jsekp.v2i1.5862

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dampak kebijakan makroekonomi terhadap kinerja sub sektor perikanan. Model ekonometrika yang dibangun sebagai sistem persamaan simultan yang memasukan variabel kebijakan makroekonomi. Analisis dampak dibedakan dalam 3 (tiga) periode, yaitu sebelum krisis ekonomi periode 1993-1996, pada krisis ekonomi periode 1997-2000 dan pada peramalan periode 2003-2007. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kebijakan makroekonomi: (1) depresiasi nilai tukar rupiah, (2) peningkatan kredit di sub sektor perikanan, (3) peningkatan investasi di sub sektor perikanan, (4) kombinasi penurunan tingkat suku bunga dan peningkatan kredit di sub sektor perikanan, dan (5) kombinasi kebijakan 1, 3 dan 4 pada peramalan periode 2003-2007 dapat meningkatkan kinerja sub sektor perikanan (produksi, konsumsi dan ekspor perikanan meningkat). Depresiasi nilai tukar rupiah, peningkatan kredit atau investasi di sub sektor perikanan (kebijakan tunggal) dapat meningkatkan kinerja sub sektor perikanan. Kinerja sub sektor perikanan akan meningkat lebih tinggi apabila dilakukan kombinasi kebijakan yang dapat menurunkan tingkat suku bunga, peningkatan kredit dan investasi di sub sektor perikanan pada kondisi depresiasi nilai tukar rupiah. Tittle:  Impacts of Macroeconomic Policy on The Performance of Fisheries Sector in Indonesia: An Econometrics ApproachThis research was intended to analyze the impact of macroeconomic policy on the performance of the fisheries sector. The Econometric model was built in terms of simultaneous equations system, which include macroeconomic policy variables. The impact analysis was elaborated into three periods, i.e. the period before the economic crisis (1993-1996), the period of economic crisis (1997-2000), and the forecasting period (2003-2007). The results of the macroeconomic policies of: (1) depreciation in exchange rate of rupiah, (2) the increasing of credit in fisheries sector, (3) the increasing of investment in fisheries sector, (4) the combination of the decreasing of interest rate and the increasing of credit in fisheries sector, and (5) the policy combination 1, 3 and 4 for the forecasting period 2003-2007 could increase the performance of fisheries sector in terms of production, consumption and fisheries export. The depreciation in exchange rate of rupiah, the increasing of credit or investment in fisheries sector (single policy) could increase the performance of fisheries sector. The performance of fisheries sector will be keep increasing by combining policies of: decreasing of interest rate, increasing of credit in fisheries sector and increasing of investment in fisheries sector at condition depreciations in exchange rate of rupiah.
PEMANFAATAN LAHAN PEKARANGAN SEBAGAI BENTUK PEMBERDAYAAN SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT MELALUI USAHA BUDIDAYA LELE (Studi Kasus di Desa Salamredjo Kecamatan Sentolo, Kulon Progo, DIY) Hertria Maharani Putri; Asnawi Asnawi; Yayan Hikmayani
Jurnal Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan Vol 5, No 2 (2010): DESEMBER (2010)
Publisher : Balai Besar Riset Sosial Eonomi Kelautan dan Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (149.583 KB) | DOI: 10.15578/jsekp.v5i2.5798

Abstract

Penelitian ini menganalisa sistem usaha perikanan di Desa Salamredjo, Kecamatan Sentolo Kabupaten Gunung Kidul pada tahun 2009 dalam mendukung program ketahanan pangan. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran potensi pemanfaatan lahan pekarangan sebagai lahan budidaya sebagai upaya pemberdayaan masyarakat. Metode penelitian yang digunakan yaitu metode survey dan responden dipilih secara sengaja (purposive). Pengambilan data primer dilakukan melalui wawancara semi terstruktur dengan menggunakan kuesioner. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemanfaatan lahan pekarangan untuk usaha budidaya ikan lele dapat menambah sumber pendapatan bagi keluarganya. Upaya ini juga meningkatkan peran sosial pembudidaya ikan dalam kehidupan bermasyarakat melalui pembentukan kelompok usaha yang akan memperkuat posisi tawar pembudidaya ikan. Tittle:  Utilization of Home-yard for Catfish Culture as a Means of Community Empowerment (Case Study of the Salamredjo Village, Sentolo Sub-District, Kulon Progo, Yogyakarta).This research analyzes fishery business system in Salamredjo Village, Sub district of Sentolo, Gunung Kidul in 2009 in supporting food security program. It aims to provide situational analysis on utilization of home yard as a pond culture for community empowerment program. This research applies survey method with selective purposive respondents to collect primary and secondary data. Semi-structured interview through questionnaire is an approach to collect primary data. The results of this research show that home yard utilization for catfish culture can increase family income. It can increase fish farmers' social role of fish farmers in society through the formation of independent business group that can increase bargaining position of fish farmers.
KETERKAITAN SEKTOR PERIKANAN DALAM PEREKONOMIAN INDONESIA: PENDEKATAN MODEL INPUT-OUTPUT Tajerin Tajerin; Risna Yusuf; Sastrawidjaja Sastrawidjaja; Asnawi Asnawi
Jurnal Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan Vol 2, No 1 (2007): JUNI (2007)
Publisher : Balai Besar Riset Sosial Eonomi Kelautan dan Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (170.996 KB) | DOI: 10.15578/jsekp.v2i1.5860

Abstract

Keterkaitan sektor perikanan dalam perekonomian nasional akan menentukan peran strategis sektor tersebut dalam pembangunan perikanan dan pemulihan perekonomian nasional. Untuk itu telah dilakukan kajian mengenai keterkaitan sektor perikanan ”dalam arti luas” dengan menggunakan metode analisis keterkaitan ke belakang (backward lingkage) dan ke depan (forward lingkage) berdasarkan pendekatan model input output. Data yang digunakan dalam kajian ini adalah data sekunder dari table input output tahun 1990, 1995 dan 2000. Hasil kajian menunjukkan bahwa selama periode 1990-2000, secara rata-rata keterkaitan sektor perikanan dalam perekonomian nasional masih relatif lemah dengan indeks keterkaitan berkisar sebesar 0,46-1,10. Kecenderungan penguatan keterkaitan ke belakang terjadi pada perikanan darat, sedangkan penguatan keterkaitan ke depan terjadi pada industri pengolahan dan pengawetan ikan. Selain itu, keterkaitan antara kelompok perikanan primer (perikanan laut dan perikanan darat) dan kelompok perikanan sekunder (industri pengeringan dan penggaraman ikan dan industri pengolahan dan pengawetan ikan) lebih mencerminkan keterkaitan ke depan berupa aliran pasokan komoditas ikan untuk bahan baku. Namun keterkaitan itu masih relatif lemah dan cenderung semakin lemah. Tittle: Fisheries Sector Linkages in The National Economy: An Input-Output Approach.Fisheries sector linkage in National Economy will determine the strategic roles of the sector for its development and National Economic recovery. In line with this, a study was conducted to determine backward and forward linkage of the sector using input output model approach. Secondary data were used, that are input output tables of the year 1990, 1995 and 2000. The results of the study showed that during the period of 1990 - 2000, the average linkage of these sector in National economy are relatively weak with the index of linkage approximately of 0,46 - 1,10.Stronger backward linkage was observed in inland fisheries, while stronger forward linkage demonstrated on industrial fish processing and preservation. The linkage of primary fisheries group (sea and inland fisheries) to the secondary fisheries group (industrial fish processing) indicating the forward linkage such as fish supply as raw materials. However, the linkage is relatively weak.