Estu Sri Luhur
Pusat Penelitian Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan, Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

PELUANG OPTIMALISASI PENGEMBANGAN BUDIDAYA KEPITING SOKA DI WILAYAH KIMBIS CAKRADONYA KOTA BANDA ACEH Opportunities to Optimize Soft Shell Crab Cultivation on KIMBis Cakradonya Area in Banda Aceh Freshty Yulia Arthatiani; Estu Sri Luhur; Armen Zulham; Joni Haryadi
Jurnal Kebijakan Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan Vol 4, No 2 (2014): DESEMBER 2014
Publisher : Balai Besar Riset Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (250.922 KB) | DOI: 10.15578/jksekp.v4i2.601

Abstract

Kota Banda Aceh merupakan ibukota Provinsi Aceh yang berada di pulau Sumatera yangsangat potensial untuk pengembangan budidaya kepiting, namun masih menghadapi berbagai kendaladalam optimalisasi potensi yang dimiliki. Klinik IPTEK Mina Bisnis (KIMBis) Cakradonya di Kota BandaAceh merupakan sebuah kelembagaan yang dibentuk pada tahun 2011 dengan tujuan peningkatankesejahteraan masyarakat terutama di sektor kelautan dan perikanan. Tulisan ini bertujuan untuk dapatmendeskripsikan peranan KIMBis dalam mengoptimalisasi peluang pengembangan budidaya kepitingcangkang lunak yang biasa disebut kepiting soka. Penelitian dilaksanakan di Kota Banda Aceh yangmerupakan wilayah Kerja KIMBis Cakradonya dengan analisis data dilakukan secara deskriptif kualitatifuntuk menjelaskan kegiatan yang telah dilaksanakan oleh KIMBis dalam mengoptimalkan peluangpengembangan usaha kepiting soka. Hasil penelitian menunjukkan KIMBis Cakradonya berperan dalammensosialisasikan peluang usaha kepiting soka terutama kepada stakeholders sehingga diharapkandapat memberikan dukungan kebijakan bagi pengembangan usaha ini, selain itu KIMBis juga berperandalam memperkenalkan penggunaan teknologi budidaya kepiting soka dan pengolahan limbah hasilbudidaya kepiting yang diharapkan dapat meningkatkan produktivitas usaha. Namun optimalisasipeluang pengembangan kepiting soka mengalami berbagai kendala dari sisi teknologi, sumberdayamanusia modal dan juga input produksi. Oleh karena itu kedepannya diharapkan dapat dilaksanakanupaya tindak lanjut untuk mengatasi berbagai kendala yang dihadapi baik itu dari sisi pengadaan benihkepiting, maupun aplikasi penerapan teknologi yang efisien serta peningkatan kemampuan pembudidayakepiting soka dalam mengakses permodalan sehingga usaha ini dapat berkembang secara optimal bagipeningkatan kesejahteraan masyarakat.Title: Opportunities to Optimize Soft Shell Crab Cultivation onKIMBis Cakradonya Area in Banda AcehBanda Aceh is the capital of Aceh Province that has great potential in crab cultivation. KlinikIPTEK Mina Bisnis (KIMBis) Cakradonya in Banda Aceh is an institution established in 2011 with the aimof improving the welfare of the community, especially in the marine and fisheries sector. This paper aimsto describe the role of KIMBis to optimize the chances of developing soft shell crab farming on BandaAceh. This research was conducted in Banda Aceh with qualitative descriptive data analysis methods.The results showed that KIMBis Cakradonya has role in disseminating of soft-shelled crabs businessopportunities especially to the stakeholders that are expected to provide policy support. KIMBis alsohad a role in the activities of introducing the use of soft-shelled crab cultivation technology and wastetreatment of cultured crabs to increase business productivity. However, the development of soft-shelledcrabs are still constrained in terms of technology, human resources and capital inputs. Therefore, in thefuture is expected to be implemented in various ways to overcome the problems in the soft shell crabcultivation such as crab seed procurement, as well as the application of efficient application of technologyand the increased capacity in the soft-shelled crab farmers to access capital so that businesses candevelop optimally for improvement public welfare.
ANALISA KELEMBAGAAN PENGELOLA ENERGI SEBAGAI PENDUKUNG KEBIJAKAN PENGEMBANGAN ENERGI LAUT Rizky Muhartono; Mira Mira; Estu Sri Luhur; Siti Hajar Suryawai
Jurnal Kebijakan Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan Vol 4, No 1 (2014): JUNI 2014
Publisher : Balai Besar Riset Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (567.489 KB) | DOI: 10.15578/jksekp.v4i1.218

Abstract

Sebagai negara kepulauan, Indonesia memiliki potensi yang besar akan energi laut. sepertipasang surut, gelombang laut, perbedaan suhu dan salinitas. Potensi energi tersebut dapat diwujudkanmenjadi energi listrik yang siap pakai. Implementasi potensi energi ini membutuhkan perhitungan aspekteknis yang tepat, seperti lokasi yang dipilih, jenis teknologi yang akan dipakai, biaya yang dibutuhkan.Selain aspek teknis, aspek kelembagaan harus disertakan dalam perhitungan. Tulisan ini bertujuan untukmenganalisis kelembagaan pengelola energi dari aspek regulatif, normatif dan kognitif. Pengumpulandata dilakukan pada tahun 2013 di lima kabupaten yaitu, Gresik, Klungkung, Flores Timur, Raja Ampat,Bangka. Wawancara dilakukan kepada informan yang dianggap mengetahui pengelolaan energi dilokasi. Analisis dilakukan secara deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa capaian aspekregulatif terbesar pada Kabupaten Klungkung (Nusa Penida) ( 37,5%), Capaian aspek normatif terbesarterdapat di kabupaten Nusa Penida dan Flores Timur, masing-masing memiliki nilai capaian 45%, padaaspek kognitif menunjukkan bahwa nilai tertinggi (52,5%) terdapat pada Kabupaten Klungkung (NusaPenida). Prioritas lokasi untuk dikembangkan berdasarkan aspek kelembagaan (regulatif, normatif dankognitif) secara berurutan adalah Kabupaten Klungkung, Kabupaten Larantuka, Kabupaten Gresik,Kabupaten Raja Ampat, dan Kabupaten Bangka. Pada wilayah yang memiliki capaian nilai aspekregulatif rendah perlu didorong untuk membuat regulasi dan aturan yang dapat digunakan sebagailandasan dalam pengembangan energi laut. Peningkatan aspek kognitif dan normatif perlu diberikandukungan berupa penguatan sosialisasi, penguatan kapasitas masyarakat dan partisipasi masyarakat.Title: Institutional Analysis Of Energy Management To SupportMarine Energy PolicyAs an archipelago, Indonesia has a huge ocean energy potential, derived from tidal, oceanwaves, temperature and salinity differences. Ocean energy potential transformed into electrical energythat is ready to use. Utilization of energy potential requires intensive assessment on technical aspectssuch as potential location, type of technology introduced, and total cost. In addition to the technicalaspects, institutional factor should be included in the asessment. This paper aims to analyze institutionalaspect, regulative, normative and cognitive. Data collection was conducted in 2013 in five districts:Gresik, Klungkung, East Flores, Raja Ampat, Bangka. Informant interviews were carried out to determineperception of energy management at each site. Data analysis was qualitative description. The resultsshowed that the greatest achievement on the regulative aspects was Klungkung-Nusa Penida (37.5%).The highest achievement on normative aspects were Flores East and Nusa Penida district, with thevalue of 45%. While the cognitive aspect shows that the highest value (52,5%) attained in Klungkungregency. Based on Institutional Aspects (regulative, normative and cognitive), priority locations forenergy development were sequentially Klungkung regency, Larantuka regency, Gresik regency, RajaAmpat Regency, and Bangka regency. It is recommended, for areas with low value of regulativeaspects,regulations should be stipulated for ocean energy development. Improved cognitive andnormative aspects are through strengthening intensive communication with local stake holder,communityengagementand capacity building.