Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search
Journal : JMM (Jurnal Masyarakat Mandiri)

PENDAMPINGAN MENGHINDARI SEXUAL ABUSE PADA SISWA SMA CURUP BENGKULU Dheni Koerniawan; Ketut Suryani; Maria Tarisia Rini; Sagita Bahari
JMM (Jurnal Masyarakat Mandiri) Vol. 2, No. 1: Juni 2018
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (217.516 KB) | DOI: 10.31764/jmm.v2i1.1386

Abstract

Abstrak: Perubahan hormon selama perkembangan remaja dapat menjadikan remaja mengalami kemelut (turmoil) dalam dirinya secara psikoseksual. Hal tersebut dapat memicu terjadinya perilaku menyimpang yang dilakukan oleh remaja atau dialami oleh remaja sehingga menempatkan remaja dapat menjadi pelaku atau korban dalam penyimpangan seksual seperti kekerasan seksual (sexual abuse). Oleh karena itu, edukasi dan pendampingan sejak dini perlu dilakukan untuk meningkatkan self-care remaja mengidentifikasi adanya risiko terjadinya sexual abuse baik yang dapat terjadi pada dirinya atau pun lingkungannya. Hal inilah yang menjadi tujuan dalam kegiatan pengabdian kepada masyarakat sehingga luaran yang diharapkan adalah remaja mampu mengenali kondisi atau orang yang berpotensi mengakibatkan terjadinya sexual abuse, mengamankan diri dengan mencegah munculnya kesempatan terjadinya sexual abuse, dan melaporkan kondisi atau orang yang berpotensi serta kejadian sexual abuse. Kegiatan dilakukan dengan metode edukasi dan konseling. Hasil abdimas menunjukkan bahwa sebagian besar peserta berusia 17 tahun dan berjenis kelamin perempuan, area pribadinya pernah disentuh orang lain dan korban sexual abuse verbal, pertama kali mengalami sexual abuse saat berusia 16 tahun, mengenal pornografi dan pornoaksi ketika berusia 15 tahun, serta menjadikan orang tua dan sahabat sebagai pihak yang dipercaya dalam melaporkan peristiwa sexual abuse baik yang dialami atau disaksikan peserta. Abstract: Hormonal changes is going along with adolescence growing so he/she has turmoil especially in psychosocial aspect. This could precipitate the deviant behavior that adolescence done or suffered. It can make adolescence be a doer or victims of sexual abuse. Thus, early education and accompaniment needed to be done to enhanced adolescence self-care to identify the risk of sexual abuse that can be happened with him/herself or in their environment. This was the aims of our public services so it has outcome that adolescence able to know condition or someone which has potential to be a sexual abuse, protecting self with preventing that potential to become sexual abuse, and reporting it. This activity done as an education and counseling. The result showed mainly of participants are 17 year old and girls, personal body parts had been touched by other people and as victims, first time being victim at 16 years old, knowing pornography and pornoaction at 15 years old, and made parents and best friends as trusted people to to report even being a victim or witness.
PELATIHAN RANCANGAN PENELITIAN BAGI PERAWAT KLINIS Dheni Koerniawan; Pra Dian Mariadi; Ketut Suryani; Maria Tarisia Rini; Vausta Nurjanah
JMM (Jurnal Masyarakat Mandiri) Vol 5, No 2 (2021): April
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (290.913 KB) | DOI: 10.31764/jmm.v5i2.3908

Abstract

Abstrak: Penelitian merupakan “jembatan” antara teori dan Praktik khususnya dalam keperawatan. Penelitian mengungkapkan hal-hal praktis dalam asuhan yang sehari-hari diberikan kepada pasien sebagai bentuk praktik yang berbasis bukti. Kebutuhan perawat klinis dalam tuntutan jenjang karir, pendidikan keperawatan berkelanjutan, dan standar nasional akreditasi rumah sakit mendorong perawat untuk membudayakan suasana ilmiah yang salah satunya dalam bentuk penelitian. Hal ini pun juga dialami oleh mitra, sehingga dibutuhkan pendampingan dalam bentuk pelatihan untuk merancang rencana penelitian keperawatan. Pengabdian ini bertujuan untuk meningkatkan motivasi dan kemampuan mitra dalam merancang penelitian. Metode dilaksanakan dalam bentuk kegiatan paparan materi, praktikum, dan presentasi proposal penelitian yang dilakukan selama tiga hari. Hasil pengabdian menunjukkan bahwa hasil pretest terdapat 20 orang (71,4%) yang memiliki kategori pengetahuan kurang, 8 orang (28,6%) dengan kategori sedang. Sedangkan, hasil posttest terdapat 5 orang (17,9%) dengan kategori pengetahuan sedang dan 23 orang (82,1%) dengan kategori baik. Sehingga, terjadi peningkatan tingkat pengetahuan sebanyak 26 orang (96,43%) dan satu orang (3,57%) berada pada tingkat pengetahuan yang tetap. Abstract:  Research is a "bridge" between theory and practice, especially in nursing. Research reveals practical things in care that are provided daily to patients as a form of evidence-based practice. The need for clinical nurses in the demands of career level, ongoing nursing education, and national standards of hospital accreditation encourages nurses to cultivate a scientific atmosphere culture, which one of it is research. This is also experienced by partners, so it requires assistance in the form of training to design a nursing research plan. The solutions offered are carried out in the form of material exposure activities, practicum, and presentation of research proposals conducted for three days. The results showed that the pre-test results were 20 persons (71.4%) who have less knowledge category, 8 persons (28.6%) with medium category. Meanwhile, post-test result there are 5 persons (17.9%) with medium knowledge category and 23 persons (82.1%), with medium category. Thus, there are increasing knowledge as 26 persons (96.43%) and one of them not change (3.57%).