Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

The Effects of Brain Gym and Coloring Pictures on Cognitive Functions of the Elderly Lilik Pranata; Aniska Indah Fari; Sri Indaryati
Media Karya Kesehatan Vol 4, No 1 (2021): Media Karya Kesehatan
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/mkk.v4i1.30018

Abstract

Elderly phase is the final process of human age in growth and development. Aging is a change that impacts physical and cognitive functions. The decrease of cognitive functions can interfere with all activities of the elderly. The objective of this research is to investigate the effects of brain gym and coloring pictures on the cognitive functions of the elderly. This study used a quasi-experimental design with a pre-test and post-test without a control group. Purposive sampling was applied to select the respondents at an elderly nursing home. The total sample was 30 respondents that included 15 respondents of the brain gym intervention group and 15 respondents of the coloring picture intervention group. The results showed that there was no significant difference in cognitive function before and after the intervention given to the coloring picture group with the p-value 0.414> α (0.05). Meanwhile, there was a significant difference in cognitive function before and after the intervention given to the brain gym group with the p-value 0.025 <α (0.05). The management of nursing home should provide the brain gym activities to improve the cognitive functions of the elderly.Keywords: The elderly, brain gym, coloring pictures.
DM Pengaruh Komorbid Hipertensi dan Diabetes Mellitus terhadap Kejadian COVID-19 : Comorbid COVID-19 Cicilia Cristin Septa Nanda; Sri Indaryati; Dheni Koerniawan
Jurnal Keperawatan Florence Nightingale Vol 4 No 2 (2021)
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Stella Maris Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (233.751 KB) | DOI: 10.52774/jkfn.v4i2.72

Abstract

Hipertensi dan Diabetes Melitus (DM) merupakan penyakit komorbid COVID-19 tertinggi. Tekanan darah dan Gula darah yang tidak terkendali akan meningkatkan risiko terpapar 0,007 (p< 0,05) 0,007 (p< 0,05) infeksi COVID-19 dan memperburuk kondisi pasien COVID-19 sehingga mengancam kematian dengan cepat. Jenis Penelitian survey analitik ini menggunakan pendekatan case control. Analisis yang digunakan untuk mencari pengaruh kedua komorbid terhadap kejadian COVID-19 adalah Uji Regresi Logistik Binari. Populasi adalah seluruh kasus klien dewasa dan lansia yang dirawat inap kecuali ruang maternitas pada bulan Januari-Maret 2021, berjumlah 1.619. Sampel berjumlah 404 dibagi menjadi kelompok kasus Covid-19 dan kelompok kontrol. Hasil penelitian menunjukkan ada pengaruh komorbid hipertensi (nilai p value = 0,007< 0,05) dan ada pengaruh diabetes mellitus (nilai p value = 0,000 < 0,05) terhadap kejadian COVID-19. Hipertensi memiliki risiko terinfeksi COVID-19 sebesar 2,109 kali lebih tinggi dibandingkan pasien yang tidak memiliki hipertensi, sedangkan pada diabetes mellitus memiliki risiko sebesar 0,307 kali. Penderita hipertensi akan mengalami peningkatan ACE 2 di paru, arteri, jantung sebagai reseptor yang baik bagi corona virus. Gula darah yang tinggi akan mempercepat replikasi coronavirus. Faktor ini akan mempercepat proses penyakit COVID-19. Para penderita hipertensi dan diabetesi perlu lebih meningkatkan perilaku pencegahan terhadap penyakit COVID-19.
ROM MOVEMENT TRAINING ON CARE GIVER Lilik Pranata; Sri Indaryati; Aniska Indah Fari
JCES (Journal of Character Education Society) Vol 4, No 1 (2021): Januari
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jces.v4i1.2934

Abstract

Abstrak: Range Of Motion (ROM) merupakan suatu cara yang dilakukan untuk membantu pergerakan pada lansia dengan keterbatasan sendi, kegiatan ini sangat penting dilakukan terutama di Panti Werdha karena didominasi oleh lansia yang telah mengalami kekakuan sendi, adapun yang harus membantu melakukan adalah care giver, care giver merupakan orang yang membantu lansian dalam kesehariannya, saat dilakukan studi pendahuluan care giver belum pernah di ajarkan cara gerakan ROM, maka dari masalah tersebut dilakukan pelatihan ROM pada care giver yang dilakukan oleh ahli bidang fisioterapis, tujuan kegiatan untuk meningkatakn kompentesi dan kemapuan dari care giver dalam memberikan perawatan pada lansia. Setelah dilakukan pelatihan selama tiga hari dan dilakukan evaluasi, care giver sudah mampu melakukan ROM secara mandiri, serta akan diterapkan pada lansia yang mengalami kaku sendi atau keterbatasan fisik untuk mengurangi gangguan pada sendi serta mengurangi kematian jaringan pada bagian kaki dan tangan. Perlunya adanya pelatihan yang kontinyu kepada care giver untuk meningkatkan kemampuan dan skill merawat lansia.Abstract: Range of motion (ROM) is a way to help elderly people with joint limitations. This activity is very important to do, especially in nursing homes because it is dominated by elderly people who have experienced joint stiffness. care giver is a person who helps lansian in his daily life, when a preliminary study was conducted the care giver had never been taught how to move ROM, so from this problem ROM training was carried out on care giver which was carried out by a physiotherapist, the purpose of the activity was to increase the competence and ability of care giver in providing care for the elderly. After three days of training and evaluation, the care giver is able to perform ROM independently, and it will be applied to the elderly who experience joint stiffness or physical limitations to reduce joint disorders and reduce tissue death in the feet and hands. The need for continuous training for caregivers to improve their ability and skills to care for the elderly.
EDUKASI PEMANFAATAN OBAT TRADISIONAL DIABETES DAN HIPERTENSI PADA ERA PANDEMI COVID-19 DI TALANG BETUTU Sri Indaryati; Maria Tarisia Rini
JCES (Journal of Character Education Society) Vol 5, No 1 (2022): Januari
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jces.v5i1.6061

Abstract

Abstrak: Diabetes dan Hipertensi merupakan penyakit Comorbid-19 yang paling berbahaya. Penderita mudah tertular dan meningkat keparahannya serta ancaman kematiannya menjadi yang tertinggi nomor 1 pada Hipertensi dan ke-2 pada diabetes. Masyarakat di Kelurahan Talang Betutu merupakan salah satu daerah binaan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Katolik Musi Charitas (UKMC). Masyarakat ini memiliki potensi menjadi mandiri dalam mengelola penyakit diabetes dan hipertensi. Namun pada masa pandemi masyarakat ini cenderung mengabaikan protokol kesehatan. Berdasarkan survei pada Oktober 2020 didapatkan permasalahan mitra: Rendahnya perilaku perawatan mandiri diabetes dan hipertensi terutama kepatuhan minum obat dan kebiasaan membeli obat herbal tanpa konsultasi saat pandemi Covid-19. Hal ini akan memperburuk kesehatan. Tujuan kegiatan ini untuk meningkatkan pengetahuan penderita Diabetes dan hipertensi dalam memanfaatkan Herbal. Metode pelaksanaan adalah edukasi dengan diskusi dan sharing lansung kelompok kecil (2-3 pasien/ kelompok) mengenai pengalaman pemanfaatan herbal untuk hipertensi dan Diabetes. Hasil: Pengetahuan pasien meningkat dari 39 peserta yang sebelumnya Sebagian besar pengetahuan mengenai pemanfaatan Herbal untuk perawatan mandiri Hipertensi dan Diabetes rendah yaitu hanya 12,83% menjadi meningkat menjadi 76,92%. Semua peserta yang mendapat penyuluhan dan semua kader menilai kegiatan ini bermanfaat. Para peserta dan kader memberikan saran untuk melanjutkan kegiatan pengabdian untuk meningkatkan Kesehatan warga setempat.Abstract:  Diabetes and Hypertension are the most dangerous comorbid-19 diseases. Patients are easily infected and increased in severity and the threat of death becomes the highest number 1 in hypertension and 2nd in diabetes. The community in Talang Betutu Village is one of the built areas of the Faculty of Health Sciences, Musi Charitas Catholic University (UKMC). This society has the potential to become independent in managing diabetes and hypertension. But during pandemics these people tend to ignore health protocols. Based on a survey in October 2020, partner problems were obtained: Low self-care behavior of diabetes and hypertension, especially adherence to taking drugs and habits of buying herbal medicines without consultation during the Covid-19 pandemic. This will worsen health. The purpose of this activity is to increase the knowledge of diabetics and hypertension in utilizing herbs. The implementation method is education by discussing and sharing small groups (2-3 patients / groups) about the experience of utilizing herbs for hypertension and diabetes.  Results: Patient knowledge increased from 39 participants who previously mostly knowledge regarding the use of Herbs for self-care hypertension and diabetes was low which was only 12.83% to increase to 76.92%. All participants who received counseling and all cadres considered this activity useful. The participants and cadres provided advice to continue devotional activities to improve the health of local residents.
Pendampingan Lansia Dalam Meningkatkan Fungsi Kognitif Dengan Metode Senam Otak Lilik Pranata; Sri Indaryati; Aniska Indah Fari
Madaniya Vol. 1 No. 4 (2020)
Publisher : Pusat Studi Bahasa dan Publikasi Ilmiah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Meningkatnya jumlah lansia di indonesia, menjadi dampak yang berati bagi pemerintah atau masyarakat, lansia yang mengalami penurunan secara fisik maupun mental, salah satu penurunan yang di alami adalah penurunan fungsi kognitif, ini akan menjadi masalah bagi lansia jika tidak dilakukan pencegahan atau penatalaksanaan, adapun salah satu yang dapat dilakukan secara mandiri adalah senam otak. Kegiatan dilakukan untuk membantu lansia yang mengalami gangguan kognitif, dengan cara melakukan pendampingan senam otak, pelaksanaan dengan melakukan edukasi tentang fungsi kognitif kemudian mengajarkan secara mandiri dan pendampingan tentang senam otak pada lansia, hasil yang capai pada kegiatan ini dengan mengunakan intrument MMSE terdapat peningkatan fungsi kognitif pada lansia, setalah di dampingi dalam senam otak. Maka dengan hasil kegiatan ini perlunya seorang keluarga yang memiliki lansia atau pengurus panti sosial lansia untuk memberikan senam otak, mulai dari pelatihan dan pendampingan secara mandiri lansia yang dilakukan secara konsisten dan teratur.
PENDIDIKAN KESEHATAN: STRATEGI MENCEGAH PERILAKU BERISIKO HIV/AIDS (SEKS BEBAS DAN PENYALAHGUNAAN NAFZA) Sri Indaryati; Novita Anggraini; Lilik Pranata; Novita sari Panjaitan; Tira wulandari
Jurnal Abdimas Musi Charitas Vol. 2 No. 1 (2018): Jurnal Abdimas Musi Charitas
Publisher : Universitas katolik Musi Charitas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (344.647 KB) | DOI: 10.32524/jamc.v2i1.559

Abstract

Jumlah kumulatif AIDS sampai bulan Maret 2017 di Indonesia berjumlah 87.453 orang; di Sumatera Selatan 691 orang, antara lain tersebar di Kota Palembang berjumlah 617 dan Lubuk Linggau 2 orang. Faktor risiko tertinggi kasus terinfeksi HIV bulan Januari-Maret 2017 adalah pengguna jarum suntik (37%) dan kedua adalah heteroseksual (24%). (Ditjen P2P KemenKes RI, 2017). Berdasarkan data tersebut, remaja adalah salah satu kelompok beresiko tinggi tertular dan menularkan HIV/ AIDS melalui penyalanggunaan narkoba melalui jarum suntik dan sek bebas. BPPD Kota Lubuk Linggau tahun 2016 melaporkan data bahwa penduduk usia 15-24 tahun yang memiliki pengetahuan komprehensif tentang HIV dan AIDS pada tahun 2013 : 16,5% dan penggunaan kondom pada hubungan seks berisiko tinggi terakhir tahun 2013 adalah 0,14%. Hal ini merupakan ancaman berkembangnya kasus HIV/ AIDS di Kota Lubuk Linggau. Pengabdian masyarakat ini bertujuan meningkatkan perilaku yang baik untuk mencegah penyakit HIV/AIDS melalui Pendidikan kesehatan mengenai sek bebas dan penyalahgunaan NAFZA dengan adalah siswa SMA Xaverius Lubuk Linggau. Kegiatan ini termasuk dalam bidang kesehatan dengan Fokus pada pembangunan manusia, khususnya remaja melalui peningkatan kesehatan remaja. Metode yang digunakan adalah ceramah,shering dan diskusi. Hasil: setelah dilakukan pengabdian ini, siswa memiliki rata-rata pengetahuan yang lebih baik dari sebelumnya dan memiliki komitmen mencegah sek bebas dan penyalahgunaan NAFZA untuk mencegah penyakit HIV/AIDS. Saran untuk sekolah agar pendidikan kesehtan yang berkelanjutan tetap dilakukan agar dapat meningkatkan pengatahuan dan sikap dalam mencegah berbagai penyakit.
Pelvic Floor Muscule Exercise (PEME) Terhadap Fungsi Traktus Urinarius (MIKSI) pada Lansia Keristina Ajul; Lilik Pranata; Aniska Indah Fari; Veroneka Yosefpa Windahandayani; Sri Indaryati
SEHATMAS: Jurnal Ilmiah Kesehatan Masyarakat Vol. 1 No. 3 (2022): Juli 2022
Publisher : Yayasan Literasi Sains Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55123/sehatmas.v1i3.736

Abstract

Urinary or micturition problems in the elderly often occur and greatly interfere with daily activities so that they can affect the lifestyle and health of the elderly, the purpose of this study was to see the effect of Pelvic Floor Muscule Exercise (PFME). Elderly is a continuation of a life process that is characterized by changes and decreases in the ability of body functions, one of which is urinary function and gastrointestinal function. The aim of the study was to analyze differences in pelvic floor muscular exercise (PFME) on the function of the urinary tract (micturition) in the elderly. The research method used was quantitative with a pre-experimental design. The number of samples is 21 respondents. The results of the study. The function of the urinary tract (voiding) before the intervention was 29.20 with a standard deviation of 2.530, while the average value after the intervention was 45.90 with a standard deviation of 6.790. The results of the T test (paired samples test) on the urinary tract (micturition) obtained p value = 0.000 which means that there is a significant effect on the urinary tract (voiding) before and after the PFME intervention is given, this shows the p value < (0 ,05). This shows that PFME activities need to be carried out regularly and continuously in order to have a more meaningful impact on benefits, so as to reduce micturition disorders in the elderly.
Perangkat Edukasi Pasien dan Keluarga dengan Media Booklet (Studi Kasus Self-Care Diabetes Melitus) Lilik Pranata; Sri Indaryati; Novita Elisabeth Daeli
Jurnal Keperawatan Silampari Vol 4 No 1 (2020): Jurnal Keperawatan Silampari
Publisher : Institut Penelitian Matematika, Komputer, Keperawatan, Pendidikan dan Ekonomi (IPM2KPE)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (355.252 KB) | DOI: 10.31539/jks.v4i1.1599

Abstract

This study aimed to see the effect of education with the booklet on self-care diabetes knowledge. The method in this research is quantitative research with one group pretest-posttest queasy experimental design. The results showed that the Wilcoxon statistical test obtained p-value = 0.000 <0.05, which means a significant difference in the pre-test and post-test knowledge of 22 respondents. The average change in intervention before the intervention was 12.80, and intervention was 16.32. In conclusion, patient and family education using booklets provides a shift in knowledge of diabetes mellitus self-care. Keywords: Booklet, Diabetes Mellitus, Knowledge, Personal Care