Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Menegakkan Kembali Perilaku Gotong – Royong Sebagai Katarsis Jati Diri Bangsa Kukuh Setyo Pambudi; Dwi Sri Utami
CIVICUS : Pendidikan-Penelitian-Pengabdian Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Vol 8, No 2 (2020): September 2020
Publisher : Muhammadiyah University of Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/civicus.v8i2.2735

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan perilaku gotong-royong sebagai katarsis jati diri bangsa yang tengah banyak ditinggalkan. Metode penelitian yang dipakai adalah kualitatif deskriptif dengan kajian pustaka sebagai tulang punggung utama pengumpulan data. Saat ini identitas Budaya Kolektif dari bangsa Indonesia mulai luntur. Tren meninggalkan budaya kolektif juga semakin kuat jika melihat tren masyarakat yang mulai abai dengan kepentingan Umum dan lebih mementingkan kepentingan pribadi. Oleh karena itu mengembalikan masyarakat pada Jati Diri dan nilai bangsanya menjadi sangat krusial. Perilaku gotong – royong yang pada jaman dahulu menjadi roh budaya kolektif agaknya dapat ditegakkan lagi. Perilaku gotong – royong merupakan perilaku saling membantu, bentuk solidaritas dan sinergi antar masyarakat. Perilaku ini dapat menjadi strategi meningkatkan kembali nilai – nilai. Kolektivitas yang mulai luntur. Menegakkan kembali perilaku gotong – royong yang pernah menjadi ruh pemersatu bangsa yang dulu pernah ada, akan dapat menjadi katarsis untuk mengembalikan budaya bangsa. Oleh karena itu nilai – nilai dan perilaku gotong royong harus ditegakkan kembali guna mengembalikan Jati Diri Bangsa Indonesia ke arah yang seharusnya. This study aims to describe the behaviour of cooperation as a catharsis of national identity that is being largely abandoned. The research method used is descriptive qualitative with literature review as the main backbone of data collection. Currently, the collective cultural identity of the Indonesian nation is starting to fade. The trend of leaving a collaborative culture is also getting more assertive if you look at the trend in society that is beginning to ignore the public interest and prioritize personal interests. Therefore, returning society to the identity of its nation and the value of its people is very crucial. It seems that the cooperation behaviour, which in ancient times became the spirit of a collective culture, can be reinforced. Cooperation behaviour is the behaviour of mutual help, a form of solidarity and synergy between communities. This behaviour can be a strategy to increase the collectivity values that are starting to wear off. Re-enforcing the cooperation behaviour that was once the unifying spirit of the nation that once existed, will be a catharsis to restore the nation's culture. Therefore, the values and behaviour of cooperation must be re-enforced to return the Indonesian National Identity to the direction it should be.
KEMITRAAN KONSERVASI DAN MASA DEPAN HUTAN PAPUA Didin Hartoyo; Kukuh Setyo Pambudi; Erti Fadhilah Putri
Jurnal Dinamika Sosial Budaya Vol 22, No 2 (2020): Desember 2020
Publisher : Universitas Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26623/jdsb.v22i2.2871

Abstract

Persoalan tata kelola hutan merupakan salah satu permasalahan yang kerap membawa serta masyarakat kedalam konflik tenurial. Dalam mengatasi persoalan tenurial yang begitu besar di Indonesia, skema kemitraan koservasi coba untuk disusun oleh Kementrian KLHK. Tulisan ini bertujuan untuk memberikan satu evaluasi kritis terkait implementasi kebijakan kemitraan konservasi di Papua dan bagaimana seharusnya kebijakan ini dijalankan. Data dikumpulkan dengan mengunakan studi dokumen atau literature riview. Diharapkan tulisan ini dapat memberikan sebuah sarana evaluatif dalam mempercepat proses penyelesaian konflik tenurial dengan mengedepankan konsep kemitraan konservasi. Selanjutnya, diharapkan juga agar Papua menjadi satu basis implementasi kemitraan konservasi utamanya dalam menjaga masa depan hutan Papua. penguatan yang diharapkan adalah dengan menguatkan peran lembaga adat dan menjadikan konsep kemitraan konsevasi dengan menjadikan hutan sebagai salah satu tujuan wisata.
Menimbang Salad Bowl dalam Skema One State Solution sebagai Solusi Menyelesaikan Permasalahan Israel-Palestina Kukuh Setyo Pambudi
Sosio e-Kons Vol 13, No 1 (2021): Sosio e-Kons
Publisher : Universitas Indraprasta PGRI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30998/sosioekons.v13i1.6569

Abstract

Permasalahan antara Palestina dan Israel merupakan salah satu permasalahan yang sudah sangat lama terjadi dan belum menampakkan akan segera selesai. Akar permasalahan yang kompleks dan menahun membuat permasalahan ini sulit untuk diakhiri. Tulisan ini bertujuan untuk membahasas salah satu model resolusi yang dapat ditawarkan kepada kedua negara, yakni one state solution. Solusi melebur kedua negara menjadi satu adalah solusi yang banyak dipandang realistis sekaligus skeptis karena berbagai alasan. Optimisme atas solusi ini datang ketika melihat kondisi saat ini yang sangat tidak menguntungkan pada Palestina baik secara teritorial maupuan secara bangunan ketatanegaraan. Selanjutnya, telah banyak masyarakat Palestina yang menjadi warga negara Israel. Disisi lain, pandangan skeptis akan muncul karena menganggap Palestina menjadi pihak yang paling dirugikan. Oleh karena itu, salad bowl diajukan dalam tulisan ini sebagai solusi untuk tidak menghilangkan jejak identitas Palistina, namun akan memberi Palestina kejelasan status. Oleh karena itu dibutuhkan proses yang panjang dan personil UNTSO yang memiliki culture Inteligence yang baik. Sehingga dapat menjadi penengah dan negoisator ulung dalam menghasilkan kesepakatan yang diinginkan. Peran social inteligence penting karena hal ini akan melibatkan peleburan negara dengan tetap menjaga identitas sosial. Tulisan ini akan mengunakan kajian literatur sebagai metode utama dalam mengali data dan fakta. Hasil dari analisis diharapkan dapat menjadi masukan bagi UNTSO dalam menyelesaikan permasalahan antara Palestina dan Israel.
Analysis of the Increasing US-China Military Tension in the South China Sea and the Challenges for Indonesia Erti Fadhilah Putri; Kukuh Setyo Pambudi; Agus Adriyanto
International Journal of Social Science and Religion (IJSSR) 2020: Volume 1 Issue 2
Publisher : Indonesian Academy of Social and Religious Research (IASRR)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53639/ijssr.v1i2.10

Abstract

Nowadays, the United States shows its foreign policy focus to the Asia Pacific region where there is a border conflict between China and the countries in the Southeast Asia Region. This paper tries to analyze the increasing tension of the US and Chinese military forces in the South China Sea and see how the challenges Indonesia will face with the escalation in the South China Sea. The United States of America began to increase its military power aimed to overseeing the South China Sea and Chinese Hegemony. The increase in US military strength certainly threatens China's interests in the South China Sea so that even in the middle of Covid-19, China is showing its military strength by conducting patrols and joint exercises in the waters of southern China. The improvement of the two superpowers can be seen in the framework of the Balancing Power theory, which emphasizes the analysis of military force tension in both countries. Whereas in analyzing the challenges faced by Indonesia, it can use the Balance of Threat theory. The purpose of this paper is to provide recommendations for the Indonesian government in dealing with the increasing tension in the South China Sea.