Claim Missing Document
Check
Articles

Found 11 Documents
Search

Pendidikan Agama Kristen sebagai Sebuah Usaha Menumbuhkan Sikap Toleransi Hendrik Legi; Frets Keriapy
KHARISMATA: Jurnal Teologi Pantekosta Vol 4, No 2: Januari 2022
Publisher : Sekolah Tinggi Alkitab Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47167/kharis.v4i2.127

Abstract

Today, the rate of intolerance cases in Indonesia tends to increase. Even some cases that occur are carried out by children at school. Cases of increasing intolerance are our collective duty, in which there are parents as the first teachers of every children in the family, religious and government leaders in the social community, and teachers in this case, not only Civic Education teachers, but Christian Education teachers are obliged to take part in overcoming this problem. Christian Education teachers have succeeded in shaping the spiritual side of students, but in truth that is not enough. The success of the teacher is to be able to form spiritual, emotional, and social attitudes and to change behavior of the students. To see this, in this research, the author will use a qualitative method of description by using a literature study. This is done by the author, in order to see theoretically that Christian education must touch the realm of the public sphere to overcome this problwm.  The finding obtained from this research are that it is found that Christian Religius Education must be an education that seeks tolerance in religious behavior. It starts with changing heart. Therefore, it is important for Christian Education to participate in overcoming this problem in the public sphere.AbstrakDewasa ini, tingkat kasus intoleransi di Indonesia cenderung meningkat. Bahkan beberapa kasus yang terjadi dilakukan oleh anak sekolah. Kasus intoleransi yang meningkat menjadi tugas kita bersama, yang di dalamnya ada orang tua sebagai guru pertama dari setiap naradidi di dalam keluarga, tokoh-tokoh agama dan pemerintah di lingkungan masyarakat, dan guru di lingkungan sekolah. Guru dalam hal ini, bukan hanya guru Pendidikan Kewarganegaraan, melainkan guru pendidikan Kristiani wajib untuk ambil bagian dalam mengatasi persoalan ini. Guru pendidikan Kristiani berhasil membentuk sisi rohani naradidik, namun sejatinya, itu pun belum cukup. Keberhasilan guru adalah dapat membentuk sikap rohani, emosi, sosial dan sampai pada perubahan tingkah laku. Untuk melihat hal tersebut, maka dalam penelitian ini, penulis akan menggunakan metode kualitatif deskripsi dengan menggunakan studi pustaka. Hal ini dilakukan oleh penulis, supaya dapat melihat secara teori bahwa, pendidikan Kristiani harus menyentuh ranah ruang publik untuk mengatasi persoalan ini. Hasil yang peroleh dari penelitian ini, adalah ditemukan bahwa Pendidikan Agama Kristen harus menjadi Pendidikan yang mengupayakan toleransi dalam perilaku beragama. Hal ini dimulai dari mengubah hati. Oleh karena itu, pentingnya pendidikan Kristiani untuk masuk berpartisapasi dalam mengatasi persoalan ini di dalam ruang publik.
Correlation of Principal's Managerial Competence to Teacher Performance in Wamena Papua Hendrik Legi; Binur Panjaitan
Budapest International Research and Critics Institute-Journal (BIRCI-Journal) Vol 5, No 2 (2022): Budapest International Research and Critics Institute May
Publisher : Budapest International Research and Critics University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33258/birci.v5i2.5629

Abstract

Managerial competence is the ability to manage resources through planning, organizing, directing, and controlling activities to achieve organizational goals effectively and efficiently. The principal as a manager in educational institutions must have managerial competence of his teachers. The purpose of this study was to determine the correlation of principasl managerial competence on teacher performance. The method used in this study is a quantitative method. Quantitative problems more generally have large areas, complex levels of variation but are located on the surface. The research results obtained are a correlation between the principal’s managerial competence and teacher performance. The higher the managerial competence of a principal, the higher the teacher’s performance.
Implementasi Manajemen Berbasis Sekolah dalam Pengelolaan Kurikulum untuk Mewujudkan Sekolah Unggul Hendrik Legi; Maleachi Riwu; Isak Son Herip Djoweni
Jurnal Basicedu Vol 6, No 6 (2022): December 2022
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/basicedu.v6i6.4107

Abstract

Munculnya sekolah unggul menunjukan bahwa lembaga pendidikan menjadi lebih mudah diakses dan toleran terhadap tuntutan masyarakat. Selain itu, pembentukan lembaga-lembaga tersebut tidak dapat dipisahkan dari keberadaan para profesional pendidikan, khususnya kepala sekolah, dalam membentuk model pendidikan yang sesuai dengan tujuan masyarakat. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menyajikan mengenai bagaimana bentuk implementasi kepemimpinan berbasis sekolah dalam manajemen kurikulum untuk mewujudkan sekolah unggul. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskripsi kepustakaan. Di mana, penulis akan mengkaji secara literature mengenai topik penelitian pendidikan Kristiani yang bersifat toleransi. Sekolah unggulan merupakan sekolah yang sanggup membuat muridnya berprestasi baik dalam konteks intelektual, emosional, serta spiritual. Sekolah unggul biasanya menekankan pada mutu siswa, sehingga di masa depan siswa bisa bersaing dalam kehidupan global di muka bumi. Sekolah unggulan pada biasanya memiliki kriteria khusus, antara lain siswa yang unggul, profesional guru, disiplin, berdedikasi, cerdas, bisa membuat desain, strategi, model dan metode pengajaran, ramah dan bisa beradaptasi dan berbaur dengan sesama guru dan siswa
PENGARUH IMPLEMENTASI TOTAL QUALITY MANAGEMENT DAN KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL KEPALA SEKOLAH TERHADAP KINERJA GURU: PERAN TEACHER SELF EFFICACY SEBAGAI MODERASI Alfred Hasiholan Silalahi; Binur Panjaitan; Hendrik Legi
VOX EDUKASI: Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan Vol 13, No 2 (2022): NOPEMBER
Publisher : STKIP Persada Khatulistiwa Sintang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31932/ve.v13i2.1817

Abstract

ABSTRAKPeningkatan kualitas pendidikan ditentukan oleh kinerja guru dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya sebagai pendidik. Kinerja guru berkaitan dengan tugas perencanaan, pengelolalan pembelajaran dan penilaian hasil belajar peserta didik. Penelitian ini termasuk dalam penelitian kuantitatif deskriptif. Penelitian ini dilakukan pada guru SMA se-Kabupaten.Tiba Sumatera Utara. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini adalah menggunakan random sampling, sehingga dalam penelitian ini menggunakan 150 guru. Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan Partial Least Square (PLS). Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa TQM dan bentuk kepemimpinan tranformasional kepala sekolah dapat memengaruhi kinerja guru. Kondisi tersebut juga diperkuat dengan self efficacy yang dimiliki oleh guru tersebut.Kata Kunci: total quality management (TQM), kepemimpinan transformasional, kinerja guru, teacher self efficacy ABSTRACTImproving education quality is determined by teachers' performance in carrying out their duties and responsibilities as educators. Teacher performance is related to planning, managing learning, and assessing student learning outcomes. This research is included in descriptive quantitative research. This research was conducted on high school teachers throughout Tiba Regency, North Sumatera Province. The sampling technique in this study was using random sampling, so this study 150 teachers were used. The data analysis technique in this study used Partial Least Square (PLS). The results of this study indicate that TQM and the principal's form of transformational leadership can affect teacher performance. The teacher's self-efficacy also reinforces this condition.Keywords: manajemen kualitas total (TQM), kepemimpinan transformasional, kinerja guru, efikasi diri guru
PENINGKATAN MUTU PERGURUAN TINGGI MELALUI RENCANA STRATEGIS DAN ANALISIS SWOT Jefry Melcheor Pangkey; Yoel Giban; Hendrik Legi
Jurnal Darma Agung Vol 30 No 3 (2022): DESEMBER
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Darma Agung (LPPM_UDA)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46930/ojsuda.v30i3.1912

Abstract

Peningkatan kualitas pendidikan ditentukan oleh mutu institusi pendidikan dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya sebagai penyelengara pendidikan. Mutu sebuah institusi perguruan tinggi berkaitan erat dengan tugas perencanaan, pengelolaan pembelajaran dan penilaian hasil penyelenggaraan Pendidikan melalui sebuah rencana strategi dan penyusunan analisis SWOT. Penelitian ini berupaya menguraikan bagaimana peningkatan mutu perguruan tinggi melalui RENSTRA dan analisis SWOT. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa untuk meningkatkan mutu suatu perguruan tinggi maka perguruan tinggi harus membuat analisis dan menyusun rencana kerja institusi yang bermuara pada peningkatan mutu institusi. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode kualitatif deskripsi penulis menggunakan berbagai sumber baik jurnal maupun buku-buku sebagai referensi guna mendukung penelitian yang dibahas.
Implementasi Manajemen Berbasis Sekolah dalam Pengelolaan Kurikulum untuk Mewujudkan Sekolah Unggul Hendrik Legi; Maleachi Riwu; Isak Son Herip Djoweni
Jurnal Basicedu Vol 6, No 6 (2022): December 2022
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/basicedu.v6i6.4107

Abstract

Munculnya sekolah unggul menunjukan bahwa lembaga pendidikan menjadi lebih mudah diakses dan toleran terhadap tuntutan masyarakat. Selain itu, pembentukan lembaga-lembaga tersebut tidak dapat dipisahkan dari keberadaan para profesional pendidikan, khususnya kepala sekolah, dalam membentuk model pendidikan yang sesuai dengan tujuan masyarakat. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menyajikan mengenai bagaimana bentuk implementasi kepemimpinan berbasis sekolah dalam manajemen kurikulum untuk mewujudkan sekolah unggul. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskripsi kepustakaan. Di mana, penulis akan mengkaji secara literature mengenai topik penelitian pendidikan Kristiani yang bersifat toleransi. Sekolah unggulan merupakan sekolah yang sanggup membuat muridnya berprestasi baik dalam konteks intelektual, emosional, serta spiritual. Sekolah unggul biasanya menekankan pada mutu siswa, sehingga di masa depan siswa bisa bersaing dalam kehidupan global di muka bumi. Sekolah unggulan pada biasanya memiliki kriteria khusus, antara lain siswa yang unggul, profesional guru, disiplin, berdedikasi, cerdas, bisa membuat desain, strategi, model dan metode pengajaran, ramah dan bisa beradaptasi dan berbaur dengan sesama guru dan siswa
Pendidikan Kesadaran Kristis: Sebuah Tantangan dalam Pendidikan Agama Kristen Frets Keriapy; Hendrik Legi; Yoel Giban
Didache: Journal of Christian Education Vol 3, No 2 (2022): Desember 2022
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Simpson Ungaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46445/djce.v3i2.623

Abstract

The conciousness of critical thinking is important and should be concern for every educational institutions in Indonesia. Training students to think critically and analytically on various kinds of problems is a serious thing for educators to do. So the purpose of this research is the education for critical consiousness promoted by Paulo Freire, can be applied in education in Indonesia, in order to produce students who think critically, including in terms of Christian teaching. By using a literature-based qualitative method, the authors systematically and theoretically describe critical conciousness in Christian religious Education. This is a challenge for Christian religious education in responding to it. Therefore, the interaction space between Christian religious education and students’ critical thinking conciousness becomes a meeting room that must be nurtured. So from this research, the authors conclude that to produce critical pedagogy that places social problems becomes central in the discussion room in the classroom.
Virtual Reality Education In Era 5.0 Hendrik Legi; Yoel Giban; Prima Hermanugerah
Journal Research of Social Science, Economics, and Management Vol. 2 No. 4 (2022): Journal Research of Social Science, Economics, and Management
Publisher : Publikasi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2436.235 KB) | DOI: 10.59141/jrssem.v2i04.303

Abstract

Advances in technology and information that are increasingly fast must be accompanied by the current quality of education so that they are able to answer the challenges of the times and are also ready to compete in the international realm. Because in fact, rapid technological progress is not enough to build progress in a country without being accompanied by the quality of its human resources so that poverty and various other social problems are resolved. Therefore, researchers want to find out more about virtual reality education models in the 5.0 era. The purpose of this study is to determine the application of virtual reality models in the world of education as a form of adaptation from the 5.0 era. The research method used is descriptive qualitative with data collection techniques through observation, interviews and documentation to 40 respondents at school X. The data obtained will be analyzed in depth, so that it is known that the results of the study show that the virtual reality model can improve students' understanding in learning with students' KKM scores. which was previously achieved by 25% of students to 90% of students who completed the KKM. In addition, learning is also more fun and has a superior human sense and focuses on the quality of human resources which is considered through the quality of the graduates of school X.
Disrupsi Teknologi Tanggung Jawab Guru Bagi Pelaku dan Korban Cyberbulyling Hendrik Legi; Semi Darius Kainara
Syntax Literate Jurnal Ilmiah Indonesia
Publisher : Syntax Corporation

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (170.606 KB) | DOI: 10.36418/syntax-literate.v7i11.11657

Abstract

Di era digital, perkembangan teknologi telah memberikan pengaruh besar pada munculnya cyberbullying. Cyberbullying adalah tindakan merugikan dan berdampak negatif terhadap korban yang dapat memicu masalah psikologis dan emosional dalam jangka panjang. Oleh karena itu, tanggung jawab guru sangat penting dalam mengatasi masalah ini. Guru harus memberi pemahaman kepada peserta didik tentang bahaya cyberbullying, membuat kebijakan sekolah, menciptakan lingkungan belajar yang aman, menyelesaikan masalah cyberbullying, dan memperbaiki hubungan antara korban dan pelaku. Beberapa solusi lain untuk mengatasi cyberbullying yaitu pelatihan penggunaan teknologi untuk guru, sekolah dapat berkolaborasi dengan orang tua, pelatihan dan bimbingan untuk siswa, mengembangkan sikap positif kepada siswa, perlindungan dan dukungan bagi korban, dan pengembangan dan penerapan teknologi terbarukan. Dengan tindakan dan solusi yang tepat, cyberbullying dapat dicegah dan diatasi. Penelitian ini mengunakan metode Studi literatur dan pendekatan deskriptif analitik digunakan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya cyberbullying dan bagaimana tanggung jawab guru dalam mengatasi masalah tersebut. Temuan penelitian menunjukkan bahwa pendidik memainkan peran penting dalam memerangi cyberbullying dan peran lingkungan belajar yang aman dan positif dapat menekan terjadinya perilaku cyberbullying. Kecanduan teknologi dapat berpengaruh signifikan terhadap perkembangan cyberbullying. Oleh karena itu, penting bagi semua pihak, termasuk pendidik, orang tua, dan siswa, untuk berkolaborasi dan memperhatikan hal-hal tersebut guna menciptakan lingkungan belajar yang aman dan positif bagi semua. Tindakan dan solusi yang tepat dapat membantu mengatasi dan mencegah cyberbullying.
Transforming Education Through Technological Innovation In The Face Of The Era Of Society 5.0 Hendrik Legi; Dapot Damanik; Yoel Giban
Educenter : Jurnal Ilmiah Pendidikan Vol. 2 No. 2 (2023): Educenter : Jurnal Ilmiah Pendidikan
Publisher : ARKA INSTITUTE

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55904/educenter.v2i2.822

Abstract

Technological and industrial developments have reached Society 5.0, and education today is centered on a balance where the Internet is not only a medium of information but plays a role in living life. The formulation of the problem in this study is how education transforms education in Indonesia in facing the era of Society 5.0. The purpose of this research is to explain how education is transformed in facing the era of Society 5.0. The research method used is qualitative descriptive with literature studies. This study concludes that technological developments cannot be avoided, so we must be able to adapt and respond to these developments. The era of Society 5.0 is marked by rapid technological development and integration between humans and technology. The transformation of education has become very important in this era, where the need for digital skills, creativity, collaboration, and problem-solving is increasing. Technological innovation is critical in changing how education is delivered, accesses information, and interacts between learners and educators. This article discusses how technological innovation can change the education paradigm, facilitate active and collaborative learning, and improve the quality of education in the era of Society 5.0.