FETRINA OKTAVIA
Balai Penelitian Sembawa, Pusat Penelitian Karet, PT Riset Perkebunan Nusantara Jln. Palembang – Pangkalan Balai

Published : 9 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

KARAKTERISASI SIDIK JARI DNA ISOLAT Corynespora cassiicola YANG BERASAL DARI BERBAGAI SENTRA PERKEBUNAN KARET INDONESIA Oktavia, Fetrina; Munir, Misbakhul; Suryaningtyas, Heru; Kuswanhadi, Kuswanhadi
Jurnal Penelitian Karet JPK : Volume 29, Nomor 2, Tahun 2011
Publisher : Pusat Penelitian Karet - PT. Riset Perkebunan Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22302/ppk.jpk.v29i2.244

Abstract

Salah satu tahapan penting untuk mendapatkan klon unggul yang tahan terhadap Penyakit Gugur Daun Corynespora (PGDC) adalah uji ketahanan klon-klon karet terhadap serangan jamur Corynespora cassiicola. Untuk mendapatkan hasil yang tepat, diperlukan informasi genetik dari isolat C. cassiicola yang digunakan. Analisis sidik jari DNA dari tujuh isolat C. cassiicola sudah dilakukan dengan menggunakan teknik RAPD. Isolat C. cassiicola diisolasi dari klon karet GT 1 di tujuh sentra perkebunan Karet di Indonesia yaitu Bengkulu (CBK), Lampung (CLP), Kalimantan Barat (CKB), Jawa Tengah (CJT), Sumatera Selatan (CSS), Jambi (CJB) dan Sumatera Utara (CSU). Hasil analisis RAPD menggunakan 15 primer menunjukkan bahwa keragaman genetik tujuh isolat C. cassiicola cukup tinggi (89,3%). Nilai kesamaan genetik antara isolat bervariasi, dimana kesamaan genetik tertinggi ditemukan antar isolat Sumatera Selatan dengan Jambi yaitu (68,49%) dan kesamaan terendah antara isolat Lampung dengan Sumatera Selatan (51,09%). Analisis UPGMA menunjukkan isolat terbagi ke dalam empat kelompok. Dari 15 primer yang digunakan, 10 primer yaitu OPN-04, OPN-05, OPN-11, OPN-12, OPN-19, OPN-20, OPH-04, OPH-09. OPH-12 dan OPH-16 mampu menghasilkan pola spesifik pada masing-masing isolat, sehingga dapat digunakan sebagai metode identifikasi alternatif.  Diterima : 19 September 2011; Disetujui : 15 Oktober 2011How to Cite : Oktavia, F., Munir, M., Suryaningtyas, H., & Kuswanhadi. (2011). Karakterisasi sidik jari DNA isolat Corynespora cassiicola yang berasal dari berbagai sentra perkebunan karet Indonesia. Jurnal Penelitian Karet, 29(2), 118-129. Retrieved from http://ejournal.puslitkaret.co.id/index.php/jpk/article/view/244
IDENTIFIKASI KETAHANAN PLASMA NUTFAH KARET IRRDB 1981 TERPILIH TERHADAP PENYAKIT GUGUR DAUN CORYNESPORA BERDASARKAN AKTIVITAS TOKSIN CASSICOLIN Oktavia, Fetrina; Sudarsono, Sudarsono; Kuswanhadi, Kuswanhadi; Dinarty, Dini; Widodo, Widodo
Jurnal Penelitian Karet JPK : Volume 34, Nomor 1, Tahun 2016
Publisher : Pusat Penelitian Karet - PT. Riset Perkebunan Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22302/ppk.jpk.v34i1.225

Abstract

Salah satu penyakit pada tanaman karet adalah penyakit gugur daun Corynespora (PGDC) yang disebabkan oleh jamur Corynespora cassiicola. Patogen tersebut dapat menyerang semua tahap pertumbuhan tanaman karet yang menyebabkan terjadinya penurunan hasil lateks yang cukup signifikan dan bahkan dapat menyebabkan kematian tanaman. Penggunaan klon-klon tahan sebagai bahan tanam merupakan cara yang paling efektif dan ekonomis untuk mencegah terjadinya serangan PGDC. Karena itu identifikasi klon-klon resisten merupakan strategi utama dalam manajemen PGDC. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi tingkat ketahanan 50 genotipe terpilih plasma nutfah IRRDB 1981 (PN’81) terhadap PGDC. Enam klon karet yang berasal dari populasi Wickham digunakan sebagai pembanding (BPM 24, BPM 1, GT 1, RRIC 600, PB 260 dan RRIM 600). Empat isolat C. cassiicola (CC-01, CC-20, CC-22, dan CC-23) diinokulasikan masing-masing pada daun muda tahap pertumbuhan B2C, dan intensitas kelayuan daun dihitung berdasarkan estimasi kehilangan air akibat aktifitas patogenisitas toksin. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 12 genotipe tergolong sangat tahan, 13 genotipe tergolong tahan, 23 genotipe tergolong rentan dan 8 genotipe tergolong sangat rentan. Genotipe PN 451, PN 494 dan PN 604 menunjukkan tingkat ketahanan yang lebih baik terhadap PGDC dibandingkan dengan populasi Wickham sehingga ketiga genotipe tersebut berpotensi digunakan sebagai sumber gen ketahanan dalam program pemuliaan tanaman karet. Diterima : 13 Maret 2016 / Direvisi : 29 Juli 2016 / Disetujui : 2 Agustus 2016 How to Cite : Oktavia, F., Sudarsono, S., Kuswanhadi, K., Dinarty, D., & Widodo, W. (2016). Identifikasi ketahanan plasma nutfah karet IRRDB 1981 terpilih terhadap penyakit gugur daun Corynespora berdasarkan aktivitas toksin Cassicolin. Jurnal Penelitian Karet, 34(1), 35-48. Retrieved from http://ejournal.puslitkaret.co.id/index.php/jpk/article/view/225
RESISTENSI TANAMAN KARET KLON IRR SERI 300 TERHADAP PENYAKIT GUGUR DAUN CORYNESPORA Kusdiana, Alchemi Putri Juliantika; Syafaah, Afdholiatus; Oktavia, Fetrina
Jurnal Penelitian Karet JPK : Volume 35, Nomor 2, Tahun 2017
Publisher : Pusat Penelitian Karet - PT. Riset Perkebunan Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22302/ppk.jpk.v35i2.374

Abstract

Penyakit gugur daun Corynespora yang disebabkan oleh cendawan Corynespora cassiicola (C. cassiicola) merupakan salah satu penyakit daun penting yang dapat menyebabkan penurunan produksi lateks pada perkebunan karet. Salah satu tahapan penting untuk melepaskan klon karet baru adalah mengidentifikasi karakter sekunder seperti resistensi terhadap penyakit. Pengujian resistensi klon karet IRR seri 300 dilakukan di laboratorium dan rumah kaca dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap dua faktor yaitu faktor jenis (genotipe) klon (26 jenis klon) dan isolat C. cassiicola (3 isolat). Selain itu, pengamatan serangan penyakit secara langsung juga dilakukan pada tanaman belum menghasilkan di lapangan. Hasil pengujian menunjukkan semua isolat C. cassiicola berpengaruh nyata terhadap resistensi 26 klon IRR seri 300 baik di laboratorium maupun di rumah kaca. Hasil pengamatan pada tiga kegiatan menunjukkan bahwa 13 klon karet yaitu IRR 301, IRR 302, IRR 303, IRR 304, IRR 305, IRR 307, IRR 308, IRR 309, IRR 312, IRR 315, IRR 316, IRR 318, dan IRR 323 memiliki tingkat resistensi tinggi terhadap penyakit gugur daun Corynespora.
ANALISIS KERAGAMAN KETAHANAN PROGENI F1 HASIL PERSILANGAN BPM 1 X RRIM 600 TERHADAP PENYAKIT GUGUR DAUN CORYNESPORA Oktavia, Fetrina
Jurnal Penelitian Karet JPK : Volume 38, Nomor 1, Tahun 2020
Publisher : Pusat Penelitian Karet - PT. Riset Perkebunan Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22302/ppk.jpk.v38i1.696

Abstract

Serangan penyakit gugur daun Corynespora masih menjadi salah satu permasalahan utama dalam budidaya tanaman karet. Berbagai upaya pengendalian sudah dilakukan salah satunya adalah dengan penggunaan klon-klon karet unggul yang resisten sebagai bahan tanam. Penelitian bertujuan untuk mengidentifikasi tingkat ketahanan 30 progeni F1 calon klon-klon unggul baru yang merupakan hasil persilangan BPM 1 x RRIM 600 terhadap PGDC. Penelitian dilakukan menggunakan Rancangan Acak Lengkap dengan tiga ulangan. Tingkat resistensi ditentukan berdasarkan intensitas kelayuan daun akibat sensitivitas daun tanaman terhadap filtrat toksin empat isolat C. cassiicola yang mengakibatkan terjadinya kehilangan cairan pada daun. Hasil penelitian menunjukkan bahwa intensitas kelayuan daun setiap progeni berbeda nyata terhadap setiap isolat C. cassiicola. Terdapat interaksi antara genotipe progeni dengan jenis isolat yang digunakan dalam pengujian. Isolat CC-GT 1 memiliki tingkat virulensi yang paling tinggi diantara 4 isolat yang digunakan dalam pengujian. Isolat yang tergolong haplotipe 1 (CC-GT 1 dan CC-IRR 104) memiliki tingkat virulensi yang lebih tinggi dari haplotipe 2 (CC-RRIM 600 dan CC-IRR112).  Ketahanan progeni F1 terhadap PGDC sangat beragam dimana 4 progeni tergolong sangat tahan, 14 progeni tahan, 7 progeni rantan dan 5 progeni tergolong sangat rentan teradap PGDC. Progeni yang memiliki ketahanan yang tinggi berpeluang menjadi klon-klon unggul dimasa yang akan datang.  
ANALISIS KERAGAMAN KETAHANAN PROGENI F1 HASIL PERSILANGAN BPM 1 X RRIM 600 TERHADAP PENYAKIT GUGUR DAUN CORYNESPORA Oktavia, Fetrina
Jurnal Penelitian Karet JPK : Volume 38, Nomor 1, Tahun 2020
Publisher : Pusat Penelitian Karet - PT. Riset Perkebunan Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22302/ppk.jpk.v38i1.696

Abstract

Serangan penyakit gugur daun Corynespora masih menjadi salah satu permasalahan utama dalam budidaya tanaman karet. Berbagai upaya pengendalian sudah dilakukan salah satunya adalah dengan penggunaan klon-klon karet unggul yang resisten sebagai bahan tanam. Penelitian bertujuan untuk mengidentifikasi tingkat ketahanan 30 progeni F1 calon klon-klon unggul baru yang merupakan hasil persilangan BPM 1 x RRIM 600 terhadap PGDC. Penelitian dilakukan menggunakan Rancangan Acak Lengkap dengan tiga ulangan. Tingkat resistensi ditentukan berdasarkan intensitas kelayuan daun akibat sensitivitas daun tanaman terhadap filtrat toksin empat isolat C. cassiicola yang mengakibatkan terjadinya kehilangan cairan pada daun. Hasil penelitian menunjukkan bahwa intensitas kelayuan daun setiap progeni berbeda nyata terhadap setiap isolat C. cassiicola. Terdapat interaksi antara genotipe progeni dengan jenis isolat yang digunakan dalam pengujian. Isolat CC-GT 1 memiliki tingkat virulensi yang paling tinggi diantara 4 isolat yang digunakan dalam pengujian. Isolat yang tergolong haplotipe 1 (CC-GT 1 dan CC-IRR 104) memiliki tingkat virulensi yang lebih tinggi dari haplotipe 2 (CC-RRIM 600 dan CC-IRR112).  Ketahanan progeni F1 terhadap PGDC sangat beragam dimana 4 progeni tergolong sangat tahan, 14 progeni tahan, 7 progeni rantan dan 5 progeni tergolong sangat rentan teradap PGDC. Progeni yang memiliki ketahanan yang tinggi berpeluang menjadi klon-klon unggul dimasa yang akan datang.  
OPTIMIZATION OF CLIMATE CONDITION AND EFFECT OF MEDIA COMPOSITION TO SUCCESSFUL OF ACCLIMATIZATION OF RUBBER PLANTS ORIGINATED FROM SOMATIC EMBRYOGENESIS Oktavia, Fetrina
Jurnal Penelitian Karet JPK : Volume 38, Nomor 1, Tahun 2020
Publisher : Pusat Penelitian Karet - PT. Riset Perkebunan Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22302/ppk.jpk.v38i1.677

Abstract

OPTIMASI KONDISI IKLIM DAN PENGARUH MEDIA TANAM TERHADAP KEBERHASILAN AKLIMATISASI TANAMAN KARET ASAL EMBRIOGENESIS SOMATIK Optimization of Climate Condition and Effect of Media Composition to Successful of Acclimatization of Rubber Plants originated from Somatic Embryogenesis   AbstractAcclimatization is a critical period in the multiplication of plants through tissue culture. Plantlets deaths due to changes of the environmental conditions from in vitro to ex vitro often occur during this period, so the effort is needed to manipulate the environmental conditions to be obtained optimum conditions. The research aims to optimize the temperature and humidity conditions and to see the effect of planting media composition suitable for acclimatization stage of rubber planting material from somatic embryogenesis in the greenhouse. Climate optimization in plastic tunnel was carried out using the fogging system. Experiment used 210 planlets of PB 260 clones originating from Cirad, France. Planlets were planted in 7 combination of grow media using a complete random design with three replication, and each replication consisted of 10 plant. Observations were conducted to the percentage of survival plants, high, diameter and number of leaves during acclimatization. Result showed that type of media influenced the survival ability of plants. The highest survival rate reached 90% was resulted on soil and mix of cocofiber, peat moss and zeolite media. Type of media did not give a significant effect to high, diameter and number of leaves of plants during two month acclimatization. The significant effect of media type were resulted on high of plants on three month after acclimatization. In the limitations conditions of  top soil availability, the mix of cocofiber, peat moss and zeolite can be used as a alternative of substitute media for rubber plant.Keywords: Hevea brasiliensis, rubber seedlings, tissue culture, juvenility, planting mediaAbstrak Aklimatisasi merupakan periode kritis dalam perbanyakan tanaman melalui kultur jaringan. Kematian planlet akibat terjadinya perubahan kondisi lingkungan dari in vitro ke ex vitro sering terjadi pada periode tersebut, sehingga perlu dilakukan upaya memanipulasi kondisi lingkungan untuk memperoleh kondisi yang optimum. Penelitian bertujuan untuk mengoptimasi kondisi suhu dan kelembapan serta melihat pengaruh komposisi media tanam yang sesuai untuk proses aklimatisasi bibit karet asal embriogenesis somatik di rumah kaca. Optimasi iklim dalam sungkup plastik dilakukan dengan menggunakan alat fogging system. Penelitian menggunakan 210 planlet klon PB 260 yang berasal dari Cirad, Perancis. Planlet ditanam pada 7 kombinasi media tumbuh menggunakan Rancangan Acak Lengkap dengan tiga ulangan dan setiap ulangan terdiri dari 10 tanaman. Pengamatan dilakukan terhadap persentase tanaman hidup, tinggi, diameter dan jumlah daun tanaman selama aklimatisasi. Pengamatan menunjukkan bahwa jenis media berpengaruh terhadap kemampuan tanaman bertahan hidup. Persentase tanaman bertahan hidup mencapai 90% ditemukan pada media tanah dan campuran cocofiber, gambut dan zeolit.  Jenis media tidak berpengaruh nyata terhadap tinggi, diameter dan jumlah daun tanaman selama dua bulan aklimatisasi. Pengaruh nyata jenis media tanam hanya ditemukan terhadap pertumbuhan tinggi tanaman 3 bulan setelah aklimatisasi. Dlam kondisi keterbatasan ketersediaan top soil, campuran media cocofiber, gambut dan zeolit dapat digunakan sebagai alternatif media pengganti tanaman karet.Kata kunci : Hevea brasiliensis, bibit karet, kultur jaringan, juvenilitas, media tanam
OPTIMIZATION OF CLIMATE CONDITION AND EFFECT OF MEDIA COMPOSITION TO SUCCESSFUL OF ACCLIMATIZATION OF RUBBER PLANTS ORIGINATED FROM SOMATIC EMBRYOGENESIS Oktavia, Fetrina
Jurnal Penelitian Karet JPK : Volume 38, Nomor 1, Tahun 2020
Publisher : Pusat Penelitian Karet - PT. Riset Perkebunan Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22302/ppk.jpk.v38i1.677

Abstract

OPTIMASI KONDISI IKLIM DAN PENGARUH MEDIA TANAM TERHADAP KEBERHASILAN AKLIMATISASI TANAMAN KARET ASAL EMBRIOGENESIS SOMATIK Optimization of Climate Condition and Effect of Media Composition to Successful of Acclimatization of Rubber Plants originated from Somatic Embryogenesis   AbstractAcclimatization is a critical period in the multiplication of plants through tissue culture. Plantlets deaths due to changes of the environmental conditions from in vitro to ex vitro often occur during this period, so the effort is needed to manipulate the environmental conditions to be obtained optimum conditions. The research aims to optimize the temperature and humidity conditions and to see the effect of planting media composition suitable for acclimatization stage of rubber planting material from somatic embryogenesis in the greenhouse. Climate optimization in plastic tunnel was carried out using the fogging system. Experiment used 210 planlets of PB 260 clones originating from Cirad, France. Planlets were planted in 7 combination of grow media using a complete random design with three replication, and each replication consisted of 10 plant. Observations were conducted to the percentage of survival plants, high, diameter and number of leaves during acclimatization. Result showed that type of media influenced the survival ability of plants. The highest survival rate reached 90% was resulted on soil and mix of cocofiber, peat moss and zeolite media. Type of media did not give a significant effect to high, diameter and number of leaves of plants during two month acclimatization. The significant effect of media type were resulted on high of plants on three month after acclimatization. In the limitations conditions of  top soil availability, the mix of cocofiber, peat moss and zeolite can be used as a alternative of substitute media for rubber plant.Keywords: Hevea brasiliensis, rubber seedlings, tissue culture, juvenility, planting mediaAbstrak Aklimatisasi merupakan periode kritis dalam perbanyakan tanaman melalui kultur jaringan. Kematian planlet akibat terjadinya perubahan kondisi lingkungan dari in vitro ke ex vitro sering terjadi pada periode tersebut, sehingga perlu dilakukan upaya memanipulasi kondisi lingkungan untuk memperoleh kondisi yang optimum. Penelitian bertujuan untuk mengoptimasi kondisi suhu dan kelembapan serta melihat pengaruh komposisi media tanam yang sesuai untuk proses aklimatisasi bibit karet asal embriogenesis somatik di rumah kaca. Optimasi iklim dalam sungkup plastik dilakukan dengan menggunakan alat fogging system. Penelitian menggunakan 210 planlet klon PB 260 yang berasal dari Cirad, Perancis. Planlet ditanam pada 7 kombinasi media tumbuh menggunakan Rancangan Acak Lengkap dengan tiga ulangan dan setiap ulangan terdiri dari 10 tanaman. Pengamatan dilakukan terhadap persentase tanaman hidup, tinggi, diameter dan jumlah daun tanaman selama aklimatisasi. Pengamatan menunjukkan bahwa jenis media berpengaruh terhadap kemampuan tanaman bertahan hidup. Persentase tanaman bertahan hidup mencapai 90% ditemukan pada media tanah dan campuran cocofiber, gambut dan zeolit.  Jenis media tidak berpengaruh nyata terhadap tinggi, diameter dan jumlah daun tanaman selama dua bulan aklimatisasi. Pengaruh nyata jenis media tanam hanya ditemukan terhadap pertumbuhan tinggi tanaman 3 bulan setelah aklimatisasi. Dlam kondisi keterbatasan ketersediaan top soil, campuran media cocofiber, gambut dan zeolit dapat digunakan sebagai alternatif media pengganti tanaman karet.Kata kunci : Hevea brasiliensis, bibit karet, kultur jaringan, juvenilitas, media tanam
KEUNIKAN DAN KESERAGAMAN KLON KARET IRR 220 DAN IRR 429 Pasaribu, Syarifah Aini; PRASETYO, Nur Eko; OKTAVIA, Fetrina
Jurnal Penelitian Karet JPK : Volume 41, Nomor 2, Tahun 2023
Publisher : Pusat Penelitian Karet - PT. Riset Perkebunan Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22302/ppk.jpk.v41i2.866

Abstract

Klon karet unggul baru harus diidentifikasi secara detail melalui karakter morfologi tanaman untuk mengetahui nilai keunikan dan keseragaman. Data-data tersebut akan digunakan sebagai bahan dasar dalam penilaian oleh pihak perlindungan varietas tanaman (PVT) untuk melindungi dan melepas klon karet unggul baru ini agar dapat digunakan oleh masyarakat secara luas. Klon karet unggul IRR 220 dan klon unggul harapan IRR 429 merupakan salah satu calon klon karet unggul baru yang akan dilepas dan akan dilindungi oleh negara. Sehingga perlu dilakukan suatu penilaian terhadap keunikan dan keseragaman klon tersebut dari beberapa karakter penting yang dapat membedakan antar keduanya dengan klon populer atau salah satu tetua. IRR 220 hasil persilangan PB 260 x IAN 873 dan IRR 429 hasil persilangan IRR 111 x PB 260. Penilaian dilakukan dengan metode deskriftif kuantitatif dan kualitatif dari karakter helaian daun, tangkai daun, karangan daun, dan batang tanaman di kebun entres yang berumur tujuh tahun dengan stadia cabang berumur satu tahun (terdiri atas 4-6 payung daun tua). Sebanyak 17 karakter helaian daun, 5 karakter tangkai daun, 4 karakter karangan daun, dan 4 karakter batang yang diamati. Masing-masing karakter dikarakterisasi dan diidentifikasi secara kualitatif dengan mengamati semua karakter secara visual. Sedangkan untuk karakter kuantitatif diukur dengan menggunakan penggaris. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa karakter kualitatif yang menunjukkan perbedaan di antara dua klon yang diidentifikasi yaitu warna daun, bentuk potongan memanjang dan melintang, nektar tangkai daun, jarak antar karangan, dan bentuk karangan daun.
PENGEMBANGAN KLON KARET UNGGUL BARU IRR 309 DAN IRR 310 RESPONSIF TERHADAP STIMULAN ETEFON Oktavia, Fetrina; Ismawanto, Sigit; Syafaah, Afdholiatus; Pasaribu, Syarifah Aini; Sayurandi, Sayurandi; Darojat, M. Rizki
Warta Perkaretan Vol. 44 No. 1 (2025): Volume 44, Nomor 1, Tahun 2025
Publisher : Pusat Penelitian Karet - PT. Riset Perkebunan Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22302/ppk.wp.v44i1.1141

Abstract

Klon unggul merupakan salah satu komponen teknologi penting yang mempengaruhi produktivitas perkebunan karet. Pusat Penelitian Karet telah melepas klon karet unggul anjuran yang diberi nama IRR (Indonesian Rubber Research) yang terdiri dari IRR seri 00, seri 100, seri 200 dan yang terbaru adalah klon IRR seri 300. Terdapat dua klon terpilih dari pengujian IRR seri 300 yaitu IRR 309 dan IRR 310. Kedua klon tersebut memiliki pertumbuhan yang jagur sehingga buka sadap dapat dilakukan pada umur 4,5-5 tahun. Dengan menggunakan sistem sadap S/2 d3+ET 2.5% 10/y, IRR 309 memiliki potensi hasil lateks mencapai 2.221 kg/ha/tahun dan 2.059 kg/ha/tahun pada klon IRR 310, lebih tinggi dibanding klon kontrol BPM 24 yang hanya 1.805 kg/ha/tahun. Kedua klon resisten terhadap penyakit gugur daun Corynespora dan Colletotrichum, serta tergolong moderat resisten terhadap Pestalotiopsis. Klon IRR 309 dan IRR 310 memiliki keunggulan responsif terhadap aplikasi stimulan etefon, rata-rata peningkatan produksi dengan penggunaan etefon selama 5 tahun mencapai 130% pada IRR 309 dan 87% pada IRR 310. Hasil pengamatan menunjukkan gejala penyakit batang yang minim. Selain itu, lateks yang dihasilkan memenuhi syarat untuk diolah menjadi lateks pekat, RSS, maupun SIR. Berdasarkan pertumbuhan dan potensi hasil lateks, klon IRR 309 dan IRR 310 digolongkan sebagai klon penghasil lateks. Dengan sistem sadap yang tepat, penggunaan kedua klon tersebut diharapkan mampu menjawab tantangan agribisnis karet saat ini dan meningkatkan produktivitas karet nasional.