Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

PERANAN ACETAMINOPHEN (PARASETAMOL) DALAM PENUTUPAN DUCTUS ARTERIOSUS Herlina Dimiati; Rini Fasli
Jurnal Kardiologi Indonesia Vol 39 No 3 (2018): Indonesian Journal of Cardiology: July-September 2018
Publisher : The Indonesian Heart Association

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30701/ijc.v39i3.823

Abstract

Abstrak Patent ductus arteriosus (PDA) adalah kelainan kongenital yang ditandai adanya kegagalan penutupan duktus arteriosus (DA) segera setelah lahir. Dampak tidak menutupnya DA akan terjadi gangguan hemodinamik ,memperberat masalah lain yang menyertai bayi prematur sehingga akan meningkatkan morbiditas dan mortalitas. Parasetamol merupakan obat yang relatif baru digunakan untuk menutup PDA jika dibandingkan dengan indometasin ataupun ibuprofen dengan tinkat keberhasilan yang tinggi. Kata kunci: Patent ductus arteriosus (PDA), gangguan hemodinamik, parasetamol Abstract Patent ductus arteriosus (PDA) is a congenital disorder characterized by a failure to close the ductus arteriosus (DA) immediately after birth. The impact of not closing the DA will occur hemodynamic disturbances, aggravating other problems that accompany premature babies so that it will increase morbidity and mortality. Paracetamol is a relatively new drug used to close PDAs when compared with indomethacin or ibuprofen with the high success rates. Keywords: Patent ductus arteriosus (PDA), hemodynamic problem, paracetamol
Tanggapan Masyarakat Mengenai Social Distancing Dan Physical Distancing Pada COVID-19 Di Kecamatan Medan Timur Ulzi Echa Wiranda; Herlina Dimiati; Sakdiah Sakdiah
AVERROUS: Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Malikussaleh Averrous Vol. 7 : No. 2 (November, 2021)
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/averrous.v7i2.4054

Abstract

Coronavirus Diseases (COVID-19) atau Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2 (SARS-CoV-2), penyebab penyakit pernapasan akut di Wuhan, Provinsi Hubei, World Health Organization (WHO) atau Badan Kesehatan Dunia, sebagai Kedaruratan Kesehatan Masyarakat yang Meresahkan Dunia (KMMD). Diketahui sesuai protokol pencegahan salah satunya dengan Social Distancing (Jarak Sosial) Dan Physical Distancing (Jarak Fisik) masih banyak masyarakat yang tidak mematuhi protokol kesehatan COVID-19 seperti Social Distancing dan Physical Distancing, akibat hal tersebut juga mengakibatkan dampak yang terjadi di beberapa Negara-negara kurangnya penerimaan masyarakat dalam menjalani pencegahan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Tanggapan Masyarakat Mengenai Social Distancing dan Physical Distancing Di Kecamatan Medan Timur. Penelitian ini merupakan penelitian Deskriptif dengan Desain Cross Sectional, Sampel dalam penelitian ini adalah 100 Masyarakat Kecamatan Medan Timur Usia produktif . Dengan teknik Probability Sampling berupa Strafied Random Sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan menyebarkan kuesioner online (Google-form) kepada masyarakat yang tersebar di 11 Kelurahan, Kecamatan Medan Timur. Data di Analisis menggunakan Uji Univariat dengan Aplikasi SPSS. Hasil penelitian menunjukkan menurut Karesteristik Demografis,  bahwa Umur 20-35 tahun sebanyak 68.0% dan <20 tahun 13,0%. Menurut Profesi Mahasiswa sebanyak 47.0%, Tidak Bekerja sebanyak 29.0% dan yang Bekerja 24.0%. Menurut Status Belum Menikah 56.0% dan Sudah Menikah 44.0%. Menurut Pendidikan Menengah 67.0%, Tinggi 27.0% dan Rendah 6.0%. Gambaran Tanggapan bahwa sebanyak 86,0% memiliki Tanggapan Positif  mayoritas masyarakat mendukung Social Distancing,  dan Sebanyak 91.0%  memiliki Tanggapan positif mayoritas Masyarakat mendukung Physical Distancing.
Trisomy 18 Case, with and without Cardiac Surgery Herlina Dimiati; Cut Nanda Feby Ayulinda
Budapest International Research in Exact Sciences (BirEx) Journal Vol 2, No 3 (2020): Budapest International Research in Exact Sciences, July
Publisher : Budapest International Research and Critics University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33258/birex.v2i3.1163

Abstract

Trisomy 18, known as Edwards Syndrome, is the second-largest chromosomal disorder with a poor prognosis with the survival rate from 5 to 10% at one year of age. The most common factors underlying death are congenital heart defects, heart failure, and pulmonary hypertension. Cardiac surgery performed to patients with Trisomy 18 is associated with a reduction of mortality. This case report presents two cases of Trisomy 18, in which one of them underwent cardiac surgery.
Environmental Factors Related to Acute Rheumatic Fever and Rheumatic Heart Disease in Aceh Province Herlina Dimiati; Sofia Sofia; Gani B
Budapest International Research in Exact Sciences (BirEx) Journal Vol 2, No 2 (2020): Budapest International Research in Exact Sciences, April
Publisher : Budapest International Research and Critics University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33258/birex.v2i2.1004

Abstract

Acute rheumatic fever (ARF) is the body’s immune system reacting to an untreated infection with Group A Streptococcus (GAS) that affects skin, joints, brain, and heart. The heart damage that remains after an occurrence of ARF is called rheumatic heart disease (RHD). The objective of this study was to evaluate the ARF and RHD based on the profile of clinical diagnoses and emerging factors. The data were collected through interviews of the subjects, complete blood counts, the anti-streptolysin titer O analysis, the C-reactive protein Assay, and a statistical analysis. This research was a combination of clinical assessments, the CRP kit, anti-titer O kit, and interviews. The data were analyzed by employing Wilcoxon, Chi-square and Friedman test and also included a correlation analyzed using Spearman’s correlation with significance of (p<0.05. There were 63 samples of ARF and RHD patients involved, consisting of male (50.8%:32) and female (49.9%:31) patients (p<0.05). The factors that triggered ARF and RHD (p<0.05; r=0.88) as well as laboratory diagnosis (p<0.05) of these infections were measured. The ARF caused by residence also caused RHD by the interaction of time with the environment (p<0.05). The population consisted of males (32:50.8%) and females (31:49.2%), and it was not significant (p>0.05), while the streptococcal infection of RHD (63.5%) was much larger than in ARF (36.5%). This was based on the clinical diagnosis of RHD and ARF with a significance of (p<0.05). Also, the residence and the period of interaction with the environment were influences on the RHD and ARF.
Analisis Kelembapan Kulit pada Pasien Anak dengan Penyakit Jantung Bawaan Di RSUDZA Banda Aceh Vella; Herlina Dimiati; Elfa Wirdani Fitri
Journal of Medical Science Vol 4 No 1 (2023): Journal of Medical Science
Publisher : LITBANG RSUDZA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55572/jms.v4i1.73

Abstract

Kulit adalah organ terbesar dalam tubuh manusia dan bertindak sebagai pertahanan tubuh terhadap agen eksternal seperti mikroorganisme, radiasi UV, dan rangsangan fisik dan kimia. Salah satu parameter yang paling sering digunakan dalam menilai fungsi sawar kulit, baik pada kulit sehat maupun pada penyakit tertentu, adalah dengan melakukan penilaian kelembapan ataupun hidrasi kulit dengan menggunakan trans-epidermal water loss (TEWL) dan skin capacitance (Scap). Terdapat berbagai penyakit yang disertai gangguan kelembapan kulit seperti dermatitis atopik, psoriasis, penyakit metabolik lainnya seperti ginjal, diabetes melitus hingga penyakit jantung. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis kelembapan kulit pada pasien anak dengan penyakit jantung bawaan (PJB) di RSUDZA Banda Aceh. Penelitian ini merupakan penelitian analitik observasional dengan desain cross sectional yang dilakukan pada 37 pasien anak dengan PJB yang berobat pada poliklinik jantung anak RSUDZA Banda Aceh serta memenuhi kriteria inklusi dan ekslusi dengan metode total sampling dalam kurun waktu 3 bulan.  Status kelembapan kulit di area dahi, pipi, leher, ekstremitas atas dan bawah dinilai dengan menggunakan alat Tewameter dan Corneometer yang dianalisis menggunakan uji T tidak berpasangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 37 sampel, 72.9% merupakan PJB tipe non-sianotik, dimana jenis kelamin terbanyak pada kelompok PJB sianotik adalah laki-laki (70%) sedangkan kelompok non-sianotik yang terbanyak adalah perempuan (51.9%). Kedua kelompok didominasi oleh anak usia 1 sampai 5 tahun (PJB sianotik, 70%; PJB non-sianotik 70.4%) dengan berat badan lahir ≥ 2500 gr (PJB sianotik, 60%; PJB non-sianotik 74.1%). Nilai TEWL kelompok PJB sianotik lebih tinggi dibandingkan kelompok non-sianotik dan nilai Scap kelompok PJB sianotik lebih rendah dibandingkan kelompok non-sianotik sehingga dapat disimpulkan pasien anak dengan PJB sianotik memiliki kelembapan kulit yang lebih buruk dibandingkan anak dengan PJB non sianotik (p<0.05).