Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Tingkat Pengetahuan Remaja Putri Tentang Bahaya Hidrokuinon Pada Krim Pemutih Wajah DI SMAS Sukma Bangsa Pidie Elfa Wirdani Fitri; Abdul Wahab; Syarifah Qaisya Amalia
Jurnal Ilmu Kedokteran dan Kesehatan Vol 9, No 2 (2022): Volume 9 Nomor 2
Publisher : Prodi Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jikk.v9i2.5450

Abstract

Remaja putri merupakan bagian dari populasi yang sangat mudah terpengaruh dalam menggunakan krim pemutih wajah  dikarenakan pada masa remaja terbentuk perasaan baru mengenai identitas diri dan mulai cemas terhadap penampilan fisik. Diperlukannya pengetahuan yang baik dalam menggunakan krim pemutih wajah sebab masih banyak ditemukan krim pemutih wajah yang mengandung zat berbahaya seperti salah satunya yaitu hidrokuinon. Tujuan dari peneilitian ini adalah untuk mendeskripsikan tingkat pengetahuan remaja putri tentang bahaya hidrokuinon pada krim pemutih wajah. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan memakai desain cross sectional, dilaksanakan pada bulan Maret 2021. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswi SMAS Sukma Bangsa Pidie, dengan total sampel sebanyak 71 orang yang diambil secara total sampling. Pengumpulan data dijalankan dengan cara pengisian kuesioner melalui google form. Analisa dalam penelitian ini menggunakan analisa univariat menggunakan program komputer. Dari hasil penelitian didapatkan pengetahuan baik sebanyak 37 responden (52,1%). Responden yang memiliki pengetahuan baik mengenai bahaya hidrokuinon pada krim pemutih wajah paling banyak berumur 16 tahun (66,7%) dan paling banyak berada pada kelas XI sebanyak 13 responden (68,4%) dan kelas XII sebanyak 13 responden (44,8%). Berlandaskan hasil penelitian bisa disimpulkan jika pengetahuan remaja putri di SMAS Sukma Bangsa Pidie berada dalam kategori baik. Kata Kunci: Pengetahuan, Krim Pemutih, Hidrokuinon.
Pengaruh Fototerapi Terhadap Mikrobioma Kulit dan Keparahan Penyakit Pada Pasien Dermatitis Atopik: Effect of Phototherapy on Skin Microbiome and Disease Severity in Atopic Dermatitis Patients Earlia, Nanda; Elfa Wirdani Fitri; Bulqiah, Mikyal; Tasrif, Aqil Yuniawan
Journal of Medical Science Vol 5 No 1 (2024): Journal of Medical Science
Publisher : LITBANG RSUDZA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55572/jms.v5i1.139

Abstract

Dermatitis atopik (DA) merupakan salah satu penyakit inflamasi kronis bersifat gatal dan residif. Pasien DA cenderung mengalamiinfeksi kulit yang dapat memperparah dan mencetus kekambuhan. Modalitas tatalaksana DA sedang dan berat terkini adalah penggunaan fototerapi. Fototerapi dengan menggunakan Narrowband-UVB (NB-UVB) dapat dipertimbangkan sebagai terapi lini kedua pasien DA sedang dan berat setelah gagal terapi lini pertama. Selain efek antiinflamasi, fototerapi NB-UVB memiliki efek antibiotik sehingga bermanfaat dalam mengatasi infeksi kulit pada pasien DA. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahuiefektivitas pemberian fototerapi terhadap mikrobioma kulit dan keparahan penyakit DA. Penelitian ini merupakan penelitian uji klinis(clinical trials) desain paralel dengan matching. Populasi penelitian ini adalah seluruh penderita DA yang berobat di poliklinik kulit dankelamin RSUDZA yang memenuhi kriteria inklusi dan ekslusi. Sebanyak 20 pasien terlibat dalam penelitian ini, yang terbagi menjadi 2 kelompok yaitu kelompok perlakuan yaitu pasien yang diterapi dengan fototerapi sebanyak 2 kali per minggu, selama 4 minggu dan kelompok kontrol tanpa fototerapi. Pemeriksaan keparahan penyakit dengan parameter SCORAD, EASI, ADSI, TEWL dan Scap sertaswab kulit untuk deteksi mikrobioma dilakukan sebelum dan sesudah intervensi. Hasil analisa menggunakan uji t tidak berpasanganmenunjukkan pemberian fototerapi selama 8 kali secara signifikan mengurangi keparahan penyakit dengan parameter SCORAD, EASI, ADSI, TEWL dan Scap (nilai p<0.05) dibandingkan dengan kelompok kontrol. Namun, tidak halnya dengan mikrobioma kulit(p>0.05).
Analisis Kelembapan Kulit pada Pasien Anak dengan Penyakit Jantung Bawaan Di RSUDZA Banda Aceh Vella; Herlina Dimiati; Elfa Wirdani Fitri
Journal of Medical Science Vol 4 No 1 (2023): Journal of Medical Science
Publisher : LITBANG RSUDZA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55572/jms.v4i1.73

Abstract

Kulit adalah organ terbesar dalam tubuh manusia dan bertindak sebagai pertahanan tubuh terhadap agen eksternal seperti mikroorganisme, radiasi UV, dan rangsangan fisik dan kimia. Salah satu parameter yang paling sering digunakan dalam menilai fungsi sawar kulit, baik pada kulit sehat maupun pada penyakit tertentu, adalah dengan melakukan penilaian kelembapan ataupun hidrasi kulit dengan menggunakan trans-epidermal water loss (TEWL) dan skin capacitance (Scap). Terdapat berbagai penyakit yang disertai gangguan kelembapan kulit seperti dermatitis atopik, psoriasis, penyakit metabolik lainnya seperti ginjal, diabetes melitus hingga penyakit jantung. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis kelembapan kulit pada pasien anak dengan penyakit jantung bawaan (PJB) di RSUDZA Banda Aceh. Penelitian ini merupakan penelitian analitik observasional dengan desain cross sectional yang dilakukan pada 37 pasien anak dengan PJB yang berobat pada poliklinik jantung anak RSUDZA Banda Aceh serta memenuhi kriteria inklusi dan ekslusi dengan metode total sampling dalam kurun waktu 3 bulan.  Status kelembapan kulit di area dahi, pipi, leher, ekstremitas atas dan bawah dinilai dengan menggunakan alat Tewameter dan Corneometer yang dianalisis menggunakan uji T tidak berpasangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 37 sampel, 72.9% merupakan PJB tipe non-sianotik, dimana jenis kelamin terbanyak pada kelompok PJB sianotik adalah laki-laki (70%) sedangkan kelompok non-sianotik yang terbanyak adalah perempuan (51.9%). Kedua kelompok didominasi oleh anak usia 1 sampai 5 tahun (PJB sianotik, 70%; PJB non-sianotik 70.4%) dengan berat badan lahir ≥ 2500 gr (PJB sianotik, 60%; PJB non-sianotik 74.1%). Nilai TEWL kelompok PJB sianotik lebih tinggi dibandingkan kelompok non-sianotik dan nilai Scap kelompok PJB sianotik lebih rendah dibandingkan kelompok non-sianotik sehingga dapat disimpulkan pasien anak dengan PJB sianotik memiliki kelembapan kulit yang lebih buruk dibandingkan anak dengan PJB non sianotik (p<0.05).