Esry T. Opa
Program Studi Ilmu Kelautan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Sam Ratulangi, Manado.

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

CHARACTERISTIC OF LITORAL SEDIMENT ON SINDULANG SATU COASTAL Korwa, Junet I. S.; Opa, Esry T.; Djamaludin, Rignolda
JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol 1, No 1 (2013): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jplt.1.1.2013.1630

Abstract

Coastal area is defined as the interface point where sea and land meet. To the land the area is limited to the area influenced by the sea factors (wind, tide, and sea water infiltration), while to the sea is limited to the area influenced by the land factors. Special concern need to be addressed in regarding to the use of coastal area. As part of the coastal area, littoral zone is very dynamics due to factors of oceanography and human activities. The same fact is experienced by the littoral zone in Sindulang Satu. Physical change has been the fact in this littoral zone.  In relation to the change, it is considered of importance to describe and analysis the characteristics of the sediment and related oceanography factors.  Result of observation indicated that sediment in the littoral zone consist of fine sand, medium sand, very fine sand, coarse sand and pebbles. Silt and boulder were also found. Distribution of sediment granulometry showed that the littoral zone was dominated by fine sand material, bad sorted, asymetrical to small size and symmetrical granulometry, and mesokurtic. Tidal current is the type of current working in the littoral zone and it plays importance role in the sediment.
Morfologi Gisik Pantai Desa Kalasey Satu Kecamatan Pineleng Kabupaten Minahasa Sasauw, Wilfrits F. F.; Manengkey, Hermanto W. K.; Opa, Esry T.
JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol 1, No 2 (2013): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jplt.1.2.2013.2008

Abstract

Aktivitasmanusia di wilayah pantai terlihat sangat berpengaruh pada proses perubahangaris pantai. Reklamasi, pertambahan penduduk, dan aktivitas manusia lainnyamemberikan dampak terhadap perubahan wilayah pesisir, seperti terjadinyaabrasi, pembuangan limbah, erosi pantai, dan sedimentasi. Berdasarkan surveiawal, wilayah Pantai Kalasey mengalami abrasi dan mengakibatkan hilangnyasebagian lahan daratan yang disebabkan oleh proses laut berupa gelombang danarus. Berdasarkan informasi masyarakat, proses abrasi telah berlangsung kurang30 tahun dan diperkirakan telah terjadi kemunduran garis pantai 500 meter.Hasil penelitian yang dilakukan pada periode bulan purnama, 08 – 09 Maret 2012didapatkan, gisik pantai kalasey tergolong kriteria lereng pendek dan landaidengan tunggang air pasut sebesar 2,80 cm, sementara periode gelombang sebesar2,25 – 8,97 detik. Arus permukaan terukur, maksimum 0,298 knot. Materialsedimen umumnya tergolong mulai dari pasir halus hingga kerakal. Bentuk kurvadistribusi granulometri sedimen gisik adalah asimetris kuat ke ukuran kecil.Peruncingan memiliki kriteria pada sangat platikurtik, platikurtik,leptokurtic, sangat leptokurtic, dan mesokurtik. Sebagai informasi awal, hasilstudi morfologi gisik kawasan wisata Pantai Kalasey ini berpeluang diujikanuntuk periode waktu lainnya.  Dengandemikian diharapkan upaya pengelolaan daerah ini ditopang dengan data daninformasi corak gisik dan daerah pantainya yang lebih memadai.
KAJIAN SOSIAL EKONOMI NELAYAN ALAT TANGKAP JUBI PADA ERA NEW NORMAL DI DESA KAHAKITANG KECAMATAN TATOARENG KABUPATEN KEPULAUAN SANGIHE PROVINSI SULAWESI UTARA Jamin, Lasrin; Manoppo, Victoria E.N.; Jusuf, Nurdin; Longdong, Florence V.; Rarung, Lexy K.; Opa, Esry T.
AKULTURASI: Jurnal Ilmiah Agrobisnis Perikanan Vol 9, No 1 (2021): April 2021
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/akulturasi.9.1.2021.34611

Abstract

AbstractThe aim of the study is to analyze the Socio-Economic condition of Jubi Fishermen in Kahakitang Village in the New Normal Era? The research was conducted in Kahakitang Village, Tatoareng District, Sangihe Islands Regency for approximately 5 months, from August-December 2020. The research method used the census method, primary data sources and secondary data; will be discussed and analyzed based on the analysis of quantitative descriptions and qualitative descriptions.The total population of Kahakitang Island is 2,088 people or about 420 families. Most of the people in Kahakitang Village are fishermen using jubi fishing gear. Age shows that fishermen in Kahakitang Village are between 15 - 64 years old. Primary school fisherman education. The state of the house already has its own house with a 100% presentation, because their parents donated it as an inheritance, the number of dependents is 1-3 people with the highest percentage is 60, side jobs with a percentage of 50%, because they want to increase their income when they are not going down to sea., the duration of being fishermen is 5- 10 years as much as 40%, meaning that they have not been fishermen for long.Their income also depends on the frequency of fishing in a month where the more diligent or the more often they go to sea, the more likely they are to get a large catch compared to those who are less frequent. The catch varies, but on average each fishing trip gets 5 kg of fish and suntung. their income as jubi fishermen is only Rp. 1,200,000 in a month can be said to be less than the price of staple goods such as rice, which has risen especially before the holidays. Funds spent on making jubi tools are not large, only around Rp. 30,000, - to Rp. 100,000, -. However, the average fund needed is Rp. 65,000, - for one time. Keywords: Jubi, Kahakitang, Tatoareng AbstrakTujuan Penelitian untuk menganalisis keadaan Sosial Ekonomi Nelayan Jubi di Desa Kahakitang pada Era New Normal? Penelitian dilaksanakan di Desa Kahakitang Kecamatan Tatoareng Kabupaten Kepulauan Sangihe kurang lebih 5 bulan, dari bulan Agustus-Desember 2020. Metode penelitian menggunakan metode sensus, Sumber data primer dan data sekunder; akan dibahas dan dianalisis berdasarkan analisis deskripsi kuantitatif dan deskripsi kualitatif.Jumlah penduduk di Pulau Kahakitang 2.088 jiwa atau sekitar 420 KK . Mata pencaharian masyarakat di desa kahakitang sebagian besar sebagai nelayan yang menggunakan alat tangkap jubi. Umur menunjukan bahwa nelayan di Desa Kahakitang berumur antara 15 – 64 tahun. Pendidikan nelayan Sekolah Dasar. Keadaan rumah sudah memiliki rumah sendiri dengan persentasi 100%, disebabkan karena orang tua mereka menghibah sebagai warisan/peninggalan, jumlah tanggungan sebanyak 1-3 orang dengan persentase terbanyak 60, pekerjaan sampingan dengan persentase 50%, karena mereka ingin menambah penghasil pada saat mereka tidak turun melaut., lamanya menjadi nelayan 5- 10 tahun sebanyak 40%, artinya mereka belum lama menjadi nelayan.Pendapatan mereka tergantung juga pada frekuensi melaut dalam sebulan dimana makin rajin atau makin sering mereka melaut maka kemungkinan bisa untuk mendapat hasil tangkapan yang banyak dibandingkan dengan yang frekuensi melaut kurang. Hasil tangkapan bervariasi , namun rata-rata setiap melaut mendapat 5 kg ikan maupun suntung. penghasilan mereka sebagai nelayan jubi hanya Rp. 1.200.000 dalam sebulan bisa dikatakan kurang dibandingkan dengan harga bahan pokok seperti beras yang menaik apalagi sudah menjelang hari raya. Pengeluaran dana untuk pembuatan alat jubi tidak besar jumlahnya, hanya berkisar antara Rp. 30.000,- sampai Rp. 100.000,-. Namun rata-rata dana yang dibutuhkan Rp.. 65.000,- sekali pembuatan.Kata Kunci: Jubi, Kahakitang, Tatoareng