Fitrahayunitisna Fitrahayunitisna
Unknown Affiliation

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

DEWI SRI SEBAGAI FIGUR IBU MITOLOGIS: TINJAUAN NARASI DAN VISUAL FOLKLOR JAWA TIMUR Fitrahayunitisna Fitrahayunitisna
BASA Journal of Language & Literature Vol 2, No 1 (2022): Bulan 04 Tahun 2022
Publisher : Universitas Islam Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33474/basa.v2i1.15080

Abstract

Dewi Sri is a character in Javanese mythology. This goddess is close to the Javanese community, especially the farming community. Dewi Sri as the goddess of rice is widely written in ancient literature as well as in oral literature (folklore). In practice, Dewi Sri is often mentioned in traditional rituals and beliefs of the Javanese people. The cult of Dewi Sri is proof of the existence of a deity in the form of mother in the belief system of patriarchal Javanese society. The research on Dewi Sri as a mythological mother figure is important as a source of creating works of art or digital literature based on local wisdom. So, the focuses of this research is to find the character of Dewi Sri based on narratives and visual review and to analyse Dewi Sri as a mythological mother. This is a qualitative research with a social representation  approach. The data is in the form of text or verbal speech. Sources of data are the people of East Java. Data collected by interview and literature study. The result shows that Dewi Sri has a feminine character as the positive mother archetype in Jung's concept. Visually, Dewi Sri is depicted with feminine symbols of adult women, which is visually different from the ancient art works. Meanwhile, the divine figure of Dewi Sri that found was a mythological mother and spiritual figure with a feminine opposition as "Mother Goddess". Javanese belief that Dewi Sri gives bless with fertility. The conclusion is that figure of Dewi Sri can be used as a source of creating art and literature based on local wisdom.
POSMODERNISME DAN SLAMETAN ADEK OMAH: KAJIAN FOLKLOR MASYARAKAT JAWA MODERN DI KOTA MALANG Fitrahayunitisna fitrahayunitisna
Kode : Jurnal Bahasa Vol 7, No 1 (2018): KODE
Publisher : Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (181.815 KB) | DOI: 10.24114/kjb.v7i1.10112

Abstract

Folklor merupakan akar budaya masyarakat Indonesia. Slametan adek omeh sebagai folklor adalah tradisi yang dilakukan oleh masyarakat Jawa ketika membangun rumah. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan pendekatan posmodernisme. Data penelitian merupakan data verbal. Sumber data adalah masyarakat modern yang representatif di Kota Malang yang menjalankan tradisi slametanadek omah. Teknik pengumpulan data dilakukan denganobservasi dan wawancara. Analisis data dilakukan dengan teknik transkrip data, penerjemahan, dan interpretasi dengan mengaitkan pada konteks-konteks budaya baik modern maupun posmodern. Teknik selanjutnya adalah deskripsi dan pengambilan kesimpulan.Hasil penelitian menujukkan adanya perubahan tradisi slametanadek omah dalam masyarakat Jawa modern.  Perubahan tersebut ada pada esensi dan prosesnya. Dalam kajian posmodern, terjadi absurditas antara signifier dan signifeid yang telihat pada makna dan esensi ubo rampe. Ubo rampebukan lagi kode-kode penanda atau signifier yang konvensional dalam masyarakat Jawa modern.Slametan adek omah sebagai ruang sosial juga telah berubah fungsi. Slametan bukan lagi berfungsi sebagai ruang sosial, namun sebagai metafora ruang imajinasi untuk memasuki pandangan dunia Jawa dan memulihkan segregasi yang ditimbulkan oleh modernisme.
POTRET NILAI NASIONALISME DALAM KUMPULAN CERPEN SEMUA UNTUK HINDIA KARYA IKSAKA BANU Noveria Anggraeni Fiaji; Fitrahayunitisna Fitrahayunitisna; Prisca Kiki Wulandari
Kode : Jurnal Bahasa Vol 9, No 4 (2020): KODE
Publisher : Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (394.73 KB) | DOI: 10.24114/kjb.v9i4.22039

Abstract

Sastra sebagai penghibur jiwa, sementara juga digunakan sebagai media untuk memotret peristiwa sosial di masa lampau termasuk masa colonial. Penelitian ini bertujuan menganalisis nilai-nilai nasionalisme dalam kumpulan cerpen Semua untuk Hindia karya Iksaka Banu. Penelitian menggunakan metode kualitatif-deskriptif dengan menggunakan pendekatan pascakolonial untuk menganalisis setiap cerita dalam kumpulan cerpen. Nilai-nilai nasionalisme yang dijadikan sebagai indikator adalah nasionalisme berdasarkan Pancasila. Adapun nasionalisme Pancasila terdiri dari: (1) nasionalisme religius, (2) nasionalisme kemanusiaan, (3) nasionalisme berkerakyatan, dan (4) nasionalisme berkeadilan. Hasil penelitian menjelaskan bahwa kumpulan cerpen Semua untuk Hindia memuat semua nilai-nilai nasionalisme yang dijadikan sebagai indikator penelitian. Nasionalisme yang paling banyak disorot dalam tiap-tiap cerpen yakni nasionalisme kemanusiaan. Walaupun dalam kondisi menjajah, sebagian orang Eropa memiliki empati kemanusiaan dengan warga pribumi dengan ia tetap mencintai tanah airnya. Hal sebaliknya juga dialami oleh warga pribumi, yang tidak menganggap semua orang Eropa musuh, mereka saling berkawan satu sama lain. Kata Kunci: nilai; nasionalisme; Semua untuk Hindia;