This Author published in this journals
All Journal Buletin Palma
A. A. Lolong
Balai Penelitian Tanaman Palma

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Serangan Cendawan Sclerotium rolfsii Pada Beberapa Varietas Kedelai yang Ditanam di Beberapa Sistem Tanam Kelapa / Damage of Sclerotium rolfsii Fungus on Saveral Varieties of Soybean Planting Under Coconut Palm A. A. Lolong; Salim Salim; N. L. Barri
Buletin Palma Vol 17, No 2 (2016): Desember, 2016
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (863.654 KB) | DOI: 10.21082/bp.v17n2.2016.139-146

Abstract

Patogen of Sclerotium rolfsii  caused of stem blight disease as a major disease of the soyabean plant because of the dead soyabean plant and spread very fast. This study aims to determine the soybean stem blight disease at three cropping (planting distance), namely coconut planting distance 5 x 12 m, 5 x 16 m and open area. The study was conducted using a randomized block design with 3 x 3 factorial experiments with three replications and using of two factors. Each replication consists of 555 trees of soybeans so that the number of plants observed as many as 14.985 tree of soybeans. The first factor is planting distance (A) consisting of three treatments, namely an open area (A0), the planting distance of 5 x 16 m (A1), the planting distance of 5 x 12 m (A2) and the second factor is soybean varieties (B) consists of varieties Kaba (B0), Wilis (B1) and Sinabung (B2). Observations were made each week with a seven-week long observation. Laboratory observations include for color and form of colonies, form of sclerotia. Field observations include the number of diseased plants (%) and symptoms that appear in the diseased plants. The results showed that the soybean stem blight disease really caused by the fungus of S. rolfsii. The symptom with wilting and fungus white hyfa growth at the soybean stem under the soil. The fungus pathogen of S. rolfsii attack the soybean plants grown in the open area and planted as an intercrop under the coconut. The highest attacking was found incoconut planting distance 5 x 12 m compared with a spacing of 16 m x 5 coconut and open area. The level of attacks on soybean varieties Sinabung, Kaba and Wilis are respectively 21.75%, 20.77% and 19.77%. The lowest rate attacking was found is Kaba varieties (5,31%) planted on open area. Future research is needed to select soybean varieties that suitable under coconut.ABSTRAKPatogen Sclerotium rolfsii penyebab penyakit hawar batang kedelai merupakan penyakit penting tanaman kedelai karena serangannya mengakibatkan tanaman mati dan penyebarannya sangat cepat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat serangan penyakit hawar batang pada tanaman kedelai yang ditanam pada tiga pola tanam (jarak tanam ) kelapa yaitu jarak tanam 5 x 12 m, 5 x 16 m dan areal terbuka. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak  Kelompok (RAK) dengan percobaan   faktorial  3 x 3, dengan  menggunakan dua faktor,faktor pertama adalah jarak tanam kelapa (A)  terdiri atas 3 perlakuan yaitu  lahan terbuka (A0), jarak tanam 5 x 16 m (A1), jarak tanam 5 x 12 m (A2) dan  Faktor kedua   adalah varietas kedelai (B) terdiri atas varietas Kaba (B0), varietas Wilis (B1) dan varietas Sinabung (B2) dengan tiga ulangan. Setiap ulangan terdapat 555 tanaman kedelai yang  diamati sehingga total tanaman yang diamati adalah 14.985 tanaman.  Pengamatan dilakukan setiap minggu dengan lama pengamatan selama tujuh minggu dan meliputi pengamatan laboratorium mencakup warna koloni, bentuk koloni,  dan bentuk  perkecambahan sklerotia. Pengamatan lapangan mencakup jumlah tanaman sakit (%) dan gejala yang muncul pada tanaman sakit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penyakit yang menyerang tanaman kedelai adalah penyakit hawar batang kedelai yang disebabkan oleh cendawan Sclerotium rolfsii. Gejala nampak layu dengan  hifa yang berwarna putih halus seperti rambut pada batang dekat dengan tanah. Serangan terjadi pada  tanaman kedelai yang ditanam pada areal terbuka dan yang ditanam sebagai tumpangsari dibawah kelapa. Serangan tertinggi terdapat pada jarak tanam kelapa 5 x 12 m dibandingkan dengan jarak tanam kelapa 5 x 16 m dan lahan terbuka. Tingkat serangan pada varitas kedelai Sinabung, Kaba dan Wilis berturut-turut sebasar 21,75%, 20,77% dan 19,77%. Lahan terbuka tingkat serangan terendah ditemukan pada varietas Kaba, yaitu 5,31%. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk seleksi varietas kedelai yang lebih sesuai di bawah kelapa.
Serangan Hama Kelapa Promecotheca cumingii Baly MELDY L.A. HOSANG; N. E. LUMENTUT; A. A. LOLONG; . SALIM; J. S. WAROKKA
Buletin Palma Vol 16, No 2 (2015): Desember, 2015
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/bp.v16n2.2015.155-165

Abstract

ABSTRAK Ledakan populasi hama Promecotheca cumingii Baly (= nucifera Maul.) (Coleoptera : Chrysomelidae) di Sulawesi Utara, pertama kali terjadi pada tahun 2015 di Kecamatan Modayag, Kabupaten Bolaang Mongondow Timur, Sulawesi Utara. Larva dari hama ini merusak daun dengan cara menggerek masuk kedalam lamina daun (leafminers = pengorok daun). Selama hidup larva dan pupa berada dalam liang gerekannya di daun. Serangga dewasa merusak dan meninggalkan bekas gigitan memanjang pada daun. Pada kerusakan berat, tanaman kelapa kelihatan seperti terbakar, sehingga dapat mengurangi produksi kelapa. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari tingkat kerusakan tanaman, populasi hama dan musuh alaminya. Dalam penelitian ini dipilih 3 lokasi di Kecamatan Modayag kemudian masing-masing lokasi dipilih 5 pohon contoh secara acak dalam areal serangan. Dari setiap pohon diambil satu pelepah daun di bagian tengah tajuk, selanjutnya diambil setiap anak daun ke-10 dan dihitung populasi larva, pupa, imago, dan musuh alami. Hasil penelitian menunjukkan populasi larva dan pupa dari hama P. cumingii di Modayag rata 2,2 individu/anak daun atau sekitar 517 individu/pelepah daun kelapa. Kerusakan hama pada kategori serangan berat dan sangat berat dapat mencapai 94,3% dari 140 tanaman contoh yang diamati dengan rata-rata kerusakan  antara 70 - 85%. Situasi serangan seperti ini, diperkirakan dapat menyebabkan penurunan produksi sampai 95%. Pemanfaatan musuh alami yang menginfeksi hama ini seperti cendawan entomopatogen Beauveria sp. dan Metarhizium sp. mempunyai peluang untuk menekan populasi hama ini dalam jangka panjang dan ramah lingkungan. Konsepsi pengendalian hama terpadu merupakan salah satu alternatif yang tepat dalam pengendalian hama P. cumingii di lapangan, dengan memanfaatkan semua komponen pengendalian yang sesuai, supaya dapat meningkatkan sistem usahatani kelapa yang lebih baik.Kata kunci: Promecotheca cumingii, kerusakan tanaman, musuh alami.  Attack of Coconut Pest Promecotheca cumingii Baly in East Bolaang Mongondow Regency, North Sulawesi Province ABSTRACT Coconut pest Promecotheca cumingii Baly (= nucifera Maul.) (Coleoptera: Chrysomelidae) outbreaks in North Sulawesi, firstly occurred in 2015 in Modayag sub district, East Bolaang Mongondow Regency, North Sulawesi Province. Larvae of this leafminers chew and burrow into the leaf tissue. Larvae and pupae spend their entire life inside the leaflets. Adults feed on young leaflets and make characteristic thin longitudinal lines on the lower surfaces of the leaflets. Serious damage can cause scorched fronds and might lead to a significant coconut yield losses. The purposes of this research were to study palm damage, pest population and their natural enemies. Three locations were selected on the Modayag Sub District. In each location 5 palms were selected randomly in the area of the pest attack. At each palm one coconut frond was taken in the middle of the canopy, and the leaf damage, population of larvae, pupae, adult, and natural enemies were measured and counted on the leaflet samples that was taken at every 10th leaflet.  The results showed that the  average  population  of  larvae  and  pupae  of  P.  cumingii  in  Modayag  was 2.2  insects/leaflet  or  about 517 insects/coconut frond.  The average plant damage was about 70% to 85%. 94.3% of the total of 140 plant samples observed was severely damage in the outbreak areas. The estimated coconut yield losses as a result of the given plant damage could reach 95%. Use of natural enemies associated with pest, such as entomopathogenic fungi Metarhizium and Beauveria, could provide long term control and environmentally friendly way. Integrated pest management is a promising alternative of P. cumingii control by utilizing all appropriate control components to improve the coconut farming system.Keywords: Promecotheca cumingii, palm damage, natural enemies.
Identifikasi Cendawan Mikoriza arbuskular (CMA) pada Beberapa Tekstur ENGELBERT MANAROINSONG; A. A. LOLONG
Buletin Palma Vol 16, No 2 (2015): Desember, 2015
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/bp.v16n2.2015.203-210

Abstract

ABSTRAK Tanaman kelapa sawit ditanam hampir pada semua jenis tanah seperti gambut, liat berlempung dan lempung berpasir dengan proporsi kandungan tiap tekstur tanah berbeda-beda dilapangan. Cendawan mikoriza arbuskular (CMA) merupakan mikroorganisme tanah yang berperan sebagai mikroba perombak, membantu tanaman dalam penyerapan unsur hara dari tanah. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi jenis dan populasi spora mikoriza pada beberapa tekstur tanah dipertanaman kelapa sawit. Penelitian dilakukan pada 3 (tiga) lokasi perkebunan kelapa sawit di Kabupaten Sampit, Kalimantan Tengah, yaitu di lahan PT. Sapta Karya Damai (SKD), PT. Agro Bukit dan areal pertanaman kelapa dan kelapa sawit milik petani di Samuda besar. Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan Juni 2015. Pengambilan contoh tanah dilakukan secara Purposive Sampling. Analisis contoh tanah dilakukan di  Laboratorium Pengujian Balittro - Bogor. Parameter yang diamati, yaitu pH, kelembaban tanah, jenis dan jumlah populasi spora mikoriza. Hasil penelitian menunjukan bahwa mikoriza yang ditemukan adalah dari jenis Glomus dengan populasi bervariasi menurut jenis tanah, yaitu berkisar antara 175,3 - 283 buah per 100 mg tanah. Populasi tertinggi, yaitu 283 spora per 100 mg tanah  ditemukan pada jenis tanah gambut di perkebunan kelapa sawit PT. Agro Bukit yang belum berproduksi (umur <5 tahun). Populasi terendah, yaitu 175,3 spora per 100 mg tanah ditemukan pada tektur tanah liat berlempung di lokasi perkebunan kelapa sawit PT. Agro Bukit yang telah berproduksi normal (umur >10 tahun).Kata kunci : Cendawan, mikoriza, tekstur, tanah, kelapa sawit. Identification of The Fungie Micorhyza Asbuscular on Saveral Soil Textures at Oilpalm Plantation, Central Kalimantan ABSTRACT Oil palm trees planted in virtually all types of soil such as peat, clay and sandy clay with argillaceous proportion of the content of each soil texture is different in the field. Arbuscular mycorrhizal fungie (FAM) is a soil microorganisms that act as microbial crusher, helps plants to absorb nutrients from the soil. This study aims to identify the types and populations of mycorrhizal spores in soil texture on oilpalm plantation. The study was conducted at three (3) locations oil palm plantations in the district of Sampit, Central Kalimantan, namely in te area of PT. Sapta Karya Damai (SKD), PT. Agro Bukit and coconut plantations and oil palm farmers in Samuda Besar. The experiment was conducted in March and June 2015. Soil sampling is purposive sampling. Analysis of soil samples carried out in the Laboratory Testing Balittro - Bogor. The parameters observed were pH, soil moisture, type and number of mycorrhizal spores population. The results showed that mycorrhizae are found are of the type Glomus with a population varies according to the type of soil ranged between 175.3 to 283 pieces per 100 mg of soil. The highest population, namely 283 spores per 100 mg of soil found in the peat soil types in PT. Agro Bukit oil palm plantations wihich is not yet in production (<5 years). Lowest population is 175.3 per 100 mg of spores found in soil texture argillaceous clay in PT. Agro Bukit oil palm plantations who have production (>10 years).Keywords : Fungi, michorrizal,textur, soil, oil palm.