Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

Pemberdayaan Masyarakat Desa Panti dan Suci Melalui Kegiatan Budidaya dan Agribisnis Jamur Tiram Dengan Pola Kemitraan Untuk Memanfaatkan Waktu Luang Distiana Wulanjari; Setiyono Setiyono; Sigit Prastowo
Warta Pengabdian Vol 14 No 1 (2020): Warta Pengabdian
Publisher : LP2M Universitas Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19184/wrtp.v14i1.14171

Abstract

Lokasi Kecamatan Panti yang terletak pada ketinggian antara 180-700 mdpl sangat potensial untuk ditanami tanaman perkebunan seperti kopi. Hal ini berdampak pada mata pencaharian warga sekitar yang bekerja paruh waktu di perkebunan, selain bertani di lahan keluarga. Waktu luang yang cukup leluasa dapat digunakan untuk memberdayakan masyarakat mendapatkan penghasilan tambahan melalui kegiatan budidaya dan agribisnis jamur tiram (mengingat lokasi di kedua desa sangat berpotensi untuk mengembangkan budidaya jamur tiram). Di Desa Panti dan Desa Suci terdapat kelompok jamur tiram yang kurang produktif, sehingga dapat dijadikan mitra untuk membudidayakan jamur tiram di sela-sela waktu luang. Harapannya mitra dapat mandiri membudidayakan jamur tiram sehingga dapat meningkatkan perekonomiannya. Oleh karena itu beberapa bentuk kegiatan dilakukan mulai dari teknik pembuatan baglog jamur, teknik budidaya jamur tiram, pemasaran dan analisis kelayakan usaha budidaya jamur tiram. Metode yang digunakan adalah demonstrasi, pelatihan, dan penyuluhan sehingga masyarakat sasaran dapat memahami, melihat dan mempraktikkan kegiatan yang disosialisasikan. Untuk meningkatkan nilai tambah produk jamur tiram maka dilakukan pula sosialisasi mengenai produk olahan berbasis jamur tiram dengan sasaran ibu-ibu dan pemudi di kedua desa. Produk yang paling diminati warga untuk dikembangkan adalah nugget jamur tiram. Keseluruhan kegiatan tersebut dilakukan pendampingan hingga mitra dapat mandiri. Hasil pengabdian ini mampu menciptakan 10 titik wirausaha yang terdiri dari 4 titik mitra budidaya jamur tiram dan 1 titik mitra olahan jamur tiram di Desa Panti, serta 3 titik mitra budidaya jamur tiram dan 2 titik mitra olahan jamur tiram.
DESIGN AND APPLICATION OF MINI LANDSCAPE IN KARANGPRING VILLAGE TO SUPPORT ROSE AGROTOURISM PROGRAMME Oria Alit Farisi; Susan Barbara Patricia SM; Distiana Wulanjari; Tri Handoyo
UNEJ e-Proceeding 2022: E-Prosiding Kolokium Hasil Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat
Publisher : UPT Penerbitan Universitas Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Roses can grow and develop well in Karangpring Village because of ecological conditions that are in accordance with the requirements for growing roses. In accordance with the roadmap, the service team in the third year will start developing Karangpring as a tourist village. This is in line with the village government's work plan which will build a typical tourist attraction in Karangpring Village. The roses, which are the superior products of Karangpring Village, do not yet have a special destination location to be visited. The superior product of Karangpring Village does not yet have a special destination location to be visited. The location planned by the village government as a tourist village object will be used as a rose cultivation land. The service team will design and implement a mini landscape that tourists can visit. This third year, the service team will work with Pokdarwis Paradis. People get additional knowledge and skills on how to make processed rose-based preparations.It is hoped that through the utilization of the village's potential as a tourist village, it will be able to increase the attractiveness of Karangpring Village, so as to be able to open market opportunities and improve the community's economy. Keywords: Roses, Cultivation, Landscape, Village Potential.
Penanganan Stunting Dan Aki AKB Era Pandemi Covid-19 Dengan 3M Di Desa Trewung Kecamatan Grati Kabupaten Pasuruan Naretta Khoirunisak; Distiana Wulanjari
Jurnal Abdi Masyarakat Indonesia Vol 1 No 1 (2021): JAMSI - September 2021
Publisher : CV Firmos

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (597.817 KB) | DOI: 10.54082/jamsi.35

Abstract

Stunting merupakan masalah kesehatan yang utama pada balita, hal ini dapat menghambat pertumbuhan dan perkembangan pada balita. Prevalensi stunting di Indonesia terbilang tinggi sebesar 27,67% pada tahun 2019 dan belum mencapai target nasional dalam penurunan kasus stunting. Kasus stunting yang terjadi di Desa Trewung sebesar 40% dan menjadi nomor 1 di Kecamatan Grati terkait kejadian kasus stunting. Tujuan dilakukannya pengabdian masyarakat ini adalah menangani kejadian kasus stunting di Desa Trewung dengan baik, agar angka kejaidan stunting bisa menurun serta masyarakat Desa Trewung dapat melakukan penanganan dengan baik. Metode yang digunakan dalam kegiatan KKN BTV 3 UNEJ di Desa Trewung Kecamatan Grati Kabupaten Pasuruan yaitu dengan melakukan penyuluhan edukasi stunting, edukasi pentingnya MPASI, sanitasi lingkungan rumah, serta kolaborasi dengan bidan desa dan kader dalam kegiatan posyandu balita. Hasil yang didapatkan melalui kegiatan yang telah dilaksanakan sasaran dapat mengerti dan memahami bahaya stunting pada anak, bagaimana penanganan dan pencegahan dini stunting pada anak, bagaimana membuat MPASI yang sehat untuk anak.
Kualitas dan Beberapa Karakteristik Tembakau (Nicotiana tabacum L.) Rajangan Varietas Maesan 1 Akibat Teknik dan Lama Pengeringan Yang Berbeda Lautfinda Ramadhanti; Bambang Kusmanadhi; Distiana Wulanjari; Susan Barbara Patricia SM
Technologica Vol. 2 No. 1 (2023): Technologica
Publisher : Green Engineering Society

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55043/technologica.v2i1.49

Abstract

Tembakau (Nicotiana tabacum L,) adalah komoditas perkebunan yang memiliki nilai jual tinggi. Pengolahan pasca panen dilakukan untuk mempertahankan potensi mutu tanaman tembakau. Tahap pengeringan menentukan kualitas daun tembakau hasil olahan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh dari penggunaan teknik dan lama pengeringan yang berbeda terhadap kualitas dan beberapa karakteristik daun tembakau rajangan. Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Petak Terbagi dengan pola dasar Rancangan Acak Kelompok. Penelitian ini disusun secara faktorial 2 x 4 dan diulang seanyak 3 kali. Faktor I adalah teknik pengeringan terdiri 2 taraf yaitu, pengeringan luar, dan pengeringan oven manual. Faktor II adalah lama pengeringan terdiri 4 taraf yaitu, 2 hari, 3 hari, 4 hari, dan 5 hari. Hasil penelitian menunjukkan tidak ada interaksi antara teknik dan lama pengeringan terhadap semua variabel pengamatan. Teknik pengeringan berpengaruh terhadap variabel penurunan kadar air dengan perlakuan terbaik yaitu oven manual. Lama pengeringan berpengaruh terhadap variabel penurunan kadar air, dan nilai L/ kecerahan dengan perlakuan terbaik selama 5 hari.
Proses Desain, Rancang Bangun, dan Pengujian Greenhouse Lipat Modular Untuk Daerah Tropis Hasbi Mubarak Suud; Distiana Wulanjari; Mohammad Nur Khozin
Jurnal Keteknikan Pertanian Tropis dan Biosistem Vol 11, No 1 (2023)
Publisher : Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jkptb.2023.011.01.04

Abstract

Greenhouse berfungsi untuk menciptakan lingkungan mikro yang baik bagi pertumbuhan tanaman. Lebih jauh lagi, fungsi greenhouse pada daerah tropis adalah melindungi tanaman dari intensitas radiasi matahari berlebih, mengurangi penguapan air dari daun dan media tanam, dan mengurangi resiko serangan hama penyakit. Penelitian ini bertujuan mengembangkan desain greenhouse yang lebih fleksibel namun memiliki fungsi sebagai rumah tanaman yang handal serta mempunyai stabilitas struktur yang baik. Desain greenhouse yang dikembangkan pada penelitian ini merupakan greenhouse dengan sistem modular sehingga dapat mudah dipindahkan dan mudah dirakit kembali. Greenhouse lipat modular ini dikembangkan dalam modul modul terpisah sehingga mudah dipindahkan dan ringan. Greenhouse ini dikembangkan terutama untuk memenuhi kebutuhan pengguna yang menginginkan greenhouse yang kompak, mudah dimobilisasi, dan mudah dirakit. Berdasarkan hasil pengujian pada prototipe yang telah dibuat, diketahui bahwa tingkat fleksibilitas greenhouse cukup baik dan dapat dirakit kurang dari 1 jam. Namun dari uji fungsional diketahui bahwa greenhouse lipat modular ini belum cukup baik untuk menyediakan suhu dan kelembapan yang optimal bagi tanaman sehingga dibutuhkan perbaikan pemilihan material dinding sidewall bawah agar sirkulasi udara secara alami dapat optimal.
Aplikasi Unsur Mineral Efektif sebagai Natural Immune Booster Tanaman Kopi Arabika Lowland Fase TBM Distiana Wulanjari; Ketut Anom Wijaya; Muhammad Ghufron Rosyady
National Multidisciplinary Sciences Vol. 1 No. 2 (2022): Proceeding SEMARTANI 1
Publisher : Universitas Muhammadiyah Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (337.338 KB) | DOI: 10.32528/nms.v1i2.53

Abstract

Upaya peningkatan produksi kopi arabika terus dilakukan mengingat peluang pasar masih terbuka lebar, diantaranya melalui ekstensifi-kasi area penanaman kopi arabika ke dataran rendah. Tingginya serangan penyakit karat daun menyebabkan produksi kopi arabika di dataran rendah sangat kecil, oleh karena itu dibutuhkan perlakuan khusus untuk meningkatkan ketahanan alaminya agar dapat ber-produksi optimal. Unsur mineral Ca, K, dan I mampu menstimulasi ketahanan alami kopi arabika yang ditanam di dataran rendah. Penelitian ini menguji coba dosis dari campuran ketiga larutan mineral pada kopi arabika fase TBM. Masing-masing larutan stok dicam-pur sesaat sebelum aplikasi sesuai dosis yang ditentukan. Aplikasi dilakukan secara foliar dengan interval pemberian 7 hari sekali. Pasca aplikasi terakhir dilakukan inkubasi selama 30 hari. Variabel pertumbuhan yang diukur adalah kandungan klorofil, jumlah daun, jumlah pucuk, dan, indeks luas daun, sedangkan variabel ketahanan seperti polifenol, lignin, selulosa dan hemiselulosa. Hasil analisis me-nyebutkan bahwa perlakuan D2 (dosis 57 ml/tanaman) berpengaruh sangat nyata terhadap kandungan hemiselulosa dan memiliki kan-dungan polifenol tertinggi. Kandungan hemiselulosa dan polifenol yang tinggi pada daun diharapkan dapat mencegah infeksi karat daun pada tanaman kopi arabika yang ditanam di dataran rendah. Pertumbuhan vegetatif tanaman tidak terpengaruh akibat perlakuan yang diaplikasikan, sehingga penambahan unsur mineral ini dapat diaplikasikan sebagai suplemen peningkat ketahanan tanaman.
Kandungan Unsur N, P dan K Pada Buah Kopi Arabika (Coffea Arabica) di Lima Lokasi Kebun Kopi Rakyat Kabupaten Bondowoso Muhammad Ghufron Rosyady; Dieni Risma Viani; Ketut Anom Wijaya; Distiana Wulanjari; Oria Alit Farisi
National Multidisciplinary Sciences Vol. 2 No. 3 (2023): Proceeding SEMARTANI 2
Publisher : Universitas Muhammadiyah Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32528/nms.v2i3.295

Abstract

Kopi arabika merupakan salah satu komoditi perkebunan penopang ekonomi masyarakat Bondowoso. Produktivitas kopi arabika rakyat wilayah Kabupaten Bondowoso belum optimal. Pada tahun 2020, produktivitas kopi rakyat Bondowoso yaitu 0,33 ton/ha dibandingkan dengan produktivitas milik perkebunan nusantara (PTPN) Jawa Timur tahun 2013 yaitu 0,71 ton/ha. Hal ini disebabkan, sebagian besar petani tidak memiliki acuan sederhana dalam menentukan jumlah pupuk N, P dan K yang harus diberikan agar produktivitas stabil. Tujuan dari penelitian ini untuk mengidentifikasi kandungan unsur hara N, P dan K yang dibawa oleh hasil panen buah kopi arabika untuk mengembangkan metode pemupukan N, P dan K yang lebih mudah dipahami oleh petani. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) yang terdiri dari satu faktor lima perlakuan. Penelitian dilakukan di Desa Kampung Baru Kecamatan Ijen Kabupaten Bondowoso dengan ketinggian 1.050 s/d 1.500 meter diatas permukaan laut. Persiapan sampel buah dan kulit kopi dilakukan di Laboratorium Fakultas Pertanian Universitas Jember Kampus Bondowoso, sedangkan analisis kandungan N, P dan K pada tanah, biji dan kulit kopi dilakukan di Pusat Penelitian Sukosari PT. Perkebunan Nusantara. XI Kabupaten Lumajang. Faktor yang digunakan adalah perbedaan lokasi yang diberlakukan sebagai perlakuan yaitu terdiri dari 5 lokasi kebun (K) yaitu K1, K2, K3, K4, dan K5. Hasil analisis tanah pada 5 lokasi percobaan didapatkan jika kandungan unsur hara N, P dan K paada tanah secara umum pada level rendah-sangat rendah. Dapat disimpulkan dari hasil penelitian ini, Kandungan unsur hara yang terdapat pada buah kopi arabika gelondong segar yaitu sebesar 28,11 g N/kg buah segar; 4,35 g P/kg buah segar; dan 27,5 g K/kg buah segar
Anatomical and Agronomic Responses of Arabica Coffee Seedlings (Coffea arabica) to Addition of Nitrogen Distiana Wulanjari; Ketut Anom Wijaya; Budi Kriswanto
TECHNO: JURNAL PENELITIAN Vol 12, No 2 (2023): TECHNO JURNAL PENELITIAN
Publisher : Universitas Khairun

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33387/tjp.v12i2.4242

Abstract

The role of nitrogen in plant growth is well known, but there have been few studies on the response of nitrogen fertilizers to changes in plant anatomy and agronomy. This study aims to observe the response of the tissue and organs of arabica coffee seedlings to adding nitrogen. Nitrogen is used in the urea fertilizer form. This research used a single factor of CRD with five replications. 4 levels were tried without urea fertilizer as a control (N1), dosage of urea fertilizer 15 g urea.plant-1 is equivalent to 6,9 g of nitrogen (N2), dosage of urea fertilizer 30 urea.plant-1 is equivalent to 13,8 g of nitrogen (N3), and dosage of urea fertilizer urea.plant-1 is equivalent to 20,7 g of nitrogen (N4). After application, the plants are incubated for 30 days to allow time for the fertilizer to be absorbed by the plants. The analysis result stated that the chlorophyll content was very significantly different, while other agronomic variables were not significantly different. Less adaptation period was thought to be the cause of the various agronomic variables being not significantly different. This is reinforced by the response that arises in plant tissue. The addition of urea fertilizer responded to the thickness of the mesophyll tissue, the size of the epidermal cells, and the regularity of the lower epidermal cells. The result of this research concluded that the response of plants to the treatment had not yet reached the organ level but was still at the tissue level.
RESPON PERTUMBUHAN BIBIT ANGGREK CATTLEYA (Cattleya sp.) HYBRID TERHADAP JENIS MEDIA DAN KONSENTRASI PUPUK DAUN PADA TAHAP AKLIMATISASI Muhammad Burhanuddin Irsyadi; Distiana Wulanjari
AGRIBIOS Vol 21 No 2 (2023): November
Publisher : Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36841/agribios.v21i2.3608

Abstract

Cattleya merupakan salah satu genus anggrek yang berbunga besar dan beraroma harum. Perbanyakan bibit Cattleya banyak dilakukan secara kultur jaringan dalam skala besar dan cepat. Pertumbuhan planlet pada proses aklimatisasi masih memiliki banyak kendala. Media tanam dan penambahan nutrisi menjadi faktor eksternal yang krusial dalam keberhasilan aklimatisasi. Penelitian terkait jenis media dan penambahan pupuk daun belum banyak dilaporkan. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh jenis media dengan konsentrasi pupuk daun yang sesuai dalam keberhasilan aklimatisasi plantlet Anggrek Cattleya. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Juli-September 2021 menggunakan plantlet Cattleya hybrid hasil kultur jaringan dengan rancangan acak lengkap (RAL) faktorial. Faktor pertama yaitu 4 jenis media tanam (arang sekam, akar pakis, cocopeat dan akar kadaka), serta faktor kedua yaitu berbagai konsentrasi pupuk daun (0 g/L, 1 g/L dan 2 g/L). Percobaan diulang 3 kali. Hasil penelitian diperoleh bahwa terdapat interaksi antara jenis media dengan konsentrasi pupuk daun terhadap pertambahan panjang akar bibit anggrek Cattleya. Perlakuan terbaik untuk panjang akar dihasilkan dari kombinasi arang sekam dengan konsentrasi pupuk daun 2 g/L mencapai 1,76±1,09 cm. Penambahan pupuk daun 2 g/L berpengaruh nyata terhadap pertambahan panjang daun bibit anggrek Cattleya bila dikombinasikan dengan media akar kadaka mencapai 2,03±1,26 cm.