Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Studi pendahuluan genetika populasi ikan tuna sirip kuning (thunnus albacares) dari dua populasi di laut Kepulauan Maluku, Indonesia Nebuchad Nezzar Akbar; Dian Pertiwi; Neviaty P. Zamani; Beginer Subhan; Hawis H. Madduppa
Depik Vol 9, No 1 (2020): April 2020
Publisher : Faculty of Marine and Fisheries, Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (451.737 KB) | DOI: 10.13170/depik.9.1.10585

Abstract

Abstract. Yellowfin tuna (Thunnus albacares) is a large pelagic fish that have high economic value and inhabits the Moluccas Sea, Indonesia. Tuna catches in the Moluccas sea was very high and might decrease the yellowfin tuna population in this region. The research on population genetic of yellowfin tuna is fundamental to answer the problem. This information can be used as baseline data for future management, utilization, and basis of genetic conservation. The objective of this research was to infer the genetic population structure of two populations (North Maluku and Ambon) in the Moluccas Sea, Indonesia. In total, 41 tissue samples from pectoral fins of yellowfin tuna were collected in this study (North Maluku 33 samples and Ambon 8 samples). The results showed that genetic distances were low between the two populations. Additionally, the comparison of genetic distance between the Moluccas population and Indian Ocean waters also showed no significant differences. The Fst analysis showed the high gene flow between these two populations. Furthermore, haplotype network analysis showed that these two populations were the panmixia population. The overall result showed that no refraction genetic in the yellowfin tuna population from two populations in the Moluccas Sea.Keywords: Haplotype, genetic distance, Moluccas Sea, index fixation analysis, yellowfin tuna, population genetic structure. Abstrak. Tuna sirip kuning (Thunnus albacares) merupakan jenis pelagis besar bernilai ekonomis tinggi yang hidup di perairan Laut Maluku, Indonesia. Tangkapan ikan tuna di Laut Maluku berstatus tinggi, sehingga dapat menurunkan jumlah populasi. Penelitian tentang genetika populasi ikan tuna sirip kuning penting dilakukan untuk menjawab permasalahan ini. Informasi ini dapat menjadi sumber data untuk pengelolaan, pemanfaatan dan pelestarian untuk konservasi genetik. Tujuan penelitian untuk mengetahui struktur populasi genetik pada dua populasi di Laut Maluku (Maluku Utara dan Ambon). Secara total, 41 sampel jaringan dari sirip pectoral Tuna sirip kuning dikumpulkan dalam penelitian ini (Maluku Utara 33 sampel dan Ambon 8 sampel). Hasil penelitian menemukan jarak genetik yang dekat antar kedua populasi. Perbandingan jarak genetik pada populasi Perairan Maluku dan Samudera Hindia tidak menunjukan perbedaan signifikan. Analisis fiksasi indeks (Fst) memperlihatkan aliran genetik kuat antar populasi. Analisis jaringan haplotipe menunjukan kedua populasi merupakan populasi panmiksia. Penelitian ini secara umum menunjukkan belum terjadi perubahan struktur genetik populasi ikan tuna sirip kuning pada dua populasi di Laut Maluku.Kata kunci: Haplotipe, jarak genetik, Laut Maluku, analisis fiksasi indeks, tuna sirip kuning, struktur populasi genetik.     
Studi pendahuluan genetika populasi ikan tuna sirip kuning (thunnus albacares) dari dua populasi di laut Kepulauan Maluku, Indonesia Nebuchad Nezzar Akbar; Dian Pertiwi; Neviaty P. Zamani; Beginer Subhan; Hawis H. Madduppa
Depik Vol 9, No 1 (2020): April 2020
Publisher : Faculty of Marine and Fisheries, Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.13170/depik.9.1.10585

Abstract

Abstract. Yellowfin tuna (Thunnus albacares) is a large pelagic fish that have high economic value and inhabits the Moluccas Sea, Indonesia. Tuna catches in the Moluccas sea was very high and might decrease the yellowfin tuna population in this region. The research on population genetic of yellowfin tuna is fundamental to answer the problem. This information can be used as baseline data for future management, utilization, and basis of genetic conservation. The objective of this research was to infer the genetic population structure of two populations (North Maluku and Ambon) in the Moluccas Sea, Indonesia. In total, 41 tissue samples from pectoral fins of yellowfin tuna were collected in this study (North Maluku 33 samples and Ambon 8 samples). The results showed that genetic distances were low between the two populations. Additionally, the comparison of genetic distance between the Moluccas population and Indian Ocean waters also showed no significant differences. The Fst analysis showed the high gene flow between these two populations. Furthermore, haplotype network analysis showed that these two populations were the panmixia population. The overall result showed that no refraction genetic in the yellowfin tuna population from two populations in the Moluccas Sea.Keywords: Haplotype, genetic distance, Moluccas Sea, index fixation analysis, yellowfin tuna, population genetic structure. Abstrak. Tuna sirip kuning (Thunnus albacares) merupakan jenis pelagis besar bernilai ekonomis tinggi yang hidup di perairan Laut Maluku, Indonesia. Tangkapan ikan tuna di Laut Maluku berstatus tinggi, sehingga dapat menurunkan jumlah populasi. Penelitian tentang genetika populasi ikan tuna sirip kuning penting dilakukan untuk menjawab permasalahan ini. Informasi ini dapat menjadi sumber data untuk pengelolaan, pemanfaatan dan pelestarian untuk konservasi genetik. Tujuan penelitian untuk mengetahui struktur populasi genetik pada dua populasi di Laut Maluku (Maluku Utara dan Ambon). Secara total, 41 sampel jaringan dari sirip pectoral Tuna sirip kuning dikumpulkan dalam penelitian ini (Maluku Utara 33 sampel dan Ambon 8 sampel). Hasil penelitian menemukan jarak genetik yang dekat antar kedua populasi. Perbandingan jarak genetik pada populasi Perairan Maluku dan Samudera Hindia tidak menunjukan perbedaan signifikan. Analisis fiksasi indeks (Fst) memperlihatkan aliran genetik kuat antar populasi. Analisis jaringan haplotipe menunjukan kedua populasi merupakan populasi panmiksia. Penelitian ini secara umum menunjukkan belum terjadi perubahan struktur genetik populasi ikan tuna sirip kuning pada dua populasi di Laut Maluku.Kata kunci: Haplotipe, jarak genetik, Laut Maluku, analisis fiksasi indeks, tuna sirip kuning, struktur populasi genetik.     
Studi pendahuluan genetika populasi ikan tuna sirip kuning (thunnus albacares) dari dua populasi di laut Kepulauan Maluku, Indonesia Nebuchad Nezzar Akbar; Dian Pertiwi; Neviaty P. Zamani; Beginer Subhan; Hawis H. Madduppa
Depik Vol 9, No 1 (2020): April 2020
Publisher : Faculty of Marine and Fisheries, Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.13170/depik.9.1.10585

Abstract

Abstract. Yellowfin tuna (Thunnus albacares) is a large pelagic fish that have high economic value and inhabits the Moluccas Sea, Indonesia. Tuna catches in the Moluccas sea was very high and might decrease the yellowfin tuna population in this region. The research on population genetic of yellowfin tuna is fundamental to answer the problem. This information can be used as baseline data for future management, utilization, and basis of genetic conservation. The objective of this research was to infer the genetic population structure of two populations (North Maluku and Ambon) in the Moluccas Sea, Indonesia. In total, 41 tissue samples from pectoral fins of yellowfin tuna were collected in this study (North Maluku 33 samples and Ambon 8 samples). The results showed that genetic distances were low between the two populations. Additionally, the comparison of genetic distance between the Moluccas population and Indian Ocean waters also showed no significant differences. The Fst analysis showed the high gene flow between these two populations. Furthermore, haplotype network analysis showed that these two populations were the panmixia population. The overall result showed that no refraction genetic in the yellowfin tuna population from two populations in the Moluccas Sea.Keywords: Haplotype, genetic distance, Moluccas Sea, index fixation analysis, yellowfin tuna, population genetic structure. Abstrak. Tuna sirip kuning (Thunnus albacares) merupakan jenis pelagis besar bernilai ekonomis tinggi yang hidup di perairan Laut Maluku, Indonesia. Tangkapan ikan tuna di Laut Maluku berstatus tinggi, sehingga dapat menurunkan jumlah populasi. Penelitian tentang genetika populasi ikan tuna sirip kuning penting dilakukan untuk menjawab permasalahan ini. Informasi ini dapat menjadi sumber data untuk pengelolaan, pemanfaatan dan pelestarian untuk konservasi genetik. Tujuan penelitian untuk mengetahui struktur populasi genetik pada dua populasi di Laut Maluku (Maluku Utara dan Ambon). Secara total, 41 sampel jaringan dari sirip pectoral Tuna sirip kuning dikumpulkan dalam penelitian ini (Maluku Utara 33 sampel dan Ambon 8 sampel). Hasil penelitian menemukan jarak genetik yang dekat antar kedua populasi. Perbandingan jarak genetik pada populasi Perairan Maluku dan Samudera Hindia tidak menunjukan perbedaan signifikan. Analisis fiksasi indeks (Fst) memperlihatkan aliran genetik kuat antar populasi. Analisis jaringan haplotipe menunjukan kedua populasi merupakan populasi panmiksia. Penelitian ini secara umum menunjukkan belum terjadi perubahan struktur genetik populasi ikan tuna sirip kuning pada dua populasi di Laut Maluku.Kata kunci: Haplotipe, jarak genetik, Laut Maluku, analisis fiksasi indeks, tuna sirip kuning, struktur populasi genetik.     
AKUMULASI LOGAM BERAT (Pb, Cd, Hg) PADA KARANG Acropora aspera DI PERAIRAN POMALAA SULAWESI TENGGARA Tasabaramo, Ilham Antariksa; Neviaty P. Zamani; Lalang; Syadiah, Essa Annisa; Riska, Riska
Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis Vol. 14 No. 1 (2022): Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis
Publisher : Department of Marine Science and Technology, Faculty of Fisheries and Marine Science, IPB University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/jitkt.v14i1.37553

Abstract

Karang merupakan salah satu organisme yang sensitif terhadap perubahan fisik dan kimia lingkungan laut. Terumbu karang di perairan Pomalaa mulai terancam karena adanya pertambangan Nikel. Penelitian ini bertujuan untuk melihat kualitas perairan terhadap terumbu karang, dan tingkat akumulasi logam berat (Pb, Cd, dan Hg) di perairan dan pada karang (Acropora aspera) di perairan Pomalaa. Sampel diambil pada 4 stasiun dengan parameter yang diukur adalah suhu, oksigen terlarut, pH, salinitas, kecerahan perairan, kecepatan arus, nitrat dan fosfat. Sampel air laut pada setiap stasiun diambil menggunakan botol sampel berukuran 500 ml dan ditambahkan HNO3 sebanyak 5 ml. Sampel karang diambil pada kedalaman 5-10 m sebesar 3-5 cm, kemudian dipreparasi dan dianalisis menggunakan metode Atomic Absorption Spectrometer (AAS). Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi logam di air dan karang memiliki nilai yang berbeda. Akumulasi logam berat pada sampel air melebihi ambang batas baku mutu air laut untuk biota laut. Akumulasi logam berat pada kerangka karang memiliki konsentrasi yang berbeda untuk setiap jenis logam. Konsentrasi logam Pb yang terakumulasi pada karang berkisar antara 1,20-28,40 mg/kg. Konsentrasi logam Cd berkisar antara 12,06-18,53 mg/kg, sedangkan konsentrasi logam Hg yang terakumulasi berkisar antara 0,03-1,70 mg/kg. Konsentrasi logam yang terakumulasi pada karang lebih besar dari pada di air. Karang memiliki kecenderungan tinggi dalam mengakumulasi logam sehingga dapat dijadikan sebagai bioindikator dalam melihat tingkat pencemaran perairan.