Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

PERANAN AGENS HAYATI DALAM MENGENDALIKAN PENYAKIT JAMUR AKAR PUTIH PADA TANAMAN KARET The Role Of Biocontrol Agents To Control White Root Disease In Rubber Widi Amaria; Khaerati Khaerati; Rita Harni
Perspektif Vol 18, No 1 (2019): Juni 2019
Publisher : Puslitbang Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/psp.v18n1.2019.52-66

Abstract

Penyakit jamur akar putih (JAP) yang disebabkan oleh Rigidoporus microporus merupakan penyakit penting pada tanaman karet (Hevea brasiliensis). Daerah serangan cukup luas dan menyebabkan kerugian ekonomi mencapai 1,8 trilliun rupiah. R. microporus merupakan patogen tular tanah yang menginfeksi mulai pembibitan sampai tanaman dewasa di lapang melalui proses mekanis dan enzimatis. Patogen R. microporus menginfeksi Rhizomorf R. microporus cepat berkembang dan mampu bertahan selama bertahun-tahun di dalam tanah. Pengendalian dengan menggunakan fungisida kimia secara terus menerus dapat mengganggu kestabilan lingkungan. Upaya mengurangi dampak negatif tersebut, dilakukan melalui penerapan teknologi pengendalian hayati dengan pemanfaatan agens hayati. Keunggulan penggunaan agens hayati antagonis adalah mudah berkembang dan beradaptasi dengan lingkungan, mengurangi inokulum patogen, mudah didapatkan dan diperbanyak, serta aman untuk lingkungan. Agens hayati antagonis yang telah digunakan untuk mengendalikan penyakit JAP, antara lain dari kelompok jamur Trichoderma, Hypocrea, Aspergillus, Chaetomium, Botryodiplodia, Penicillium, Paecilomyces, dan Eupenicillium, kelompok bakteri adalah Bacillus dan Pseudomonas, serta kelompok aktinobakteri dari marga Streptomyces. Mekanisme agens hayati menekan infeksi R. microporus dengan kompetisi, antibiosis, hiperparasitisme, dan lisis. Keefektifan dan kestabilan agens hayati perlu diformulasi dalam bentuk biofungsida dengan menggunakan bahan pembawa dan tambahan tertentu. Keberhasilan aplikasi biofungisida sangat dipengaruhi oleh faktor lingkungan seperti suhu, kelembapan, dan pH. Selain itu, juga didukung oleh komponen budi daya tanaman, seperti penggunaan pupuk organik, dan sanitasi lingkungan dengan pemusnahan sumber inokulum.  ABSTRACT White root disease (WRD) caused by Rigidoporus microporus is an important disease in rubber (Hevea brasiliensis). The area of attack was quite extensive and caused economic losses up to 1.8 trillion rupiahs. R. microporus is a soil-borne pathogen that infects from seedlings to mature plants in the field through mechanical and enzymatic processes. Rhizomorph able to spreads and survives for years in the soil. Control using chemical fungicides continuously affects the environment stability. The efforts to reduce are conducted through the application of biological control technology with the use of antagonistic biological agents. The benefits of antagonistic biological agents include: easy to develop and adapt to the environment, reducing pathogen inoculum, easily obtained and reproduced, and safe for the environment. The antagonistic biological agents to control WRD include fungus: Trichoderma, Hypocrea, Aspergillus, Chaetomium, Botryodiplodia, Penicillium, Paecilomyces, Eupenicillium, bacteria: Bacillus and Pseudomonas, and actinobacteria: Streptomyces. The mechanism of biological agents that suppress R. microporus infections with the competition, antibiosis, hyperparasitism, and lysis. The effectiveness and stability of biological agents need to be formulated into biofungicide using carriers and additives. The successful application of biofungicide is strongly influenced by environmental factors such as temperature, humidity, and pH. It is also supported by the cultivation techniques and environmental sanitation, including inoculum source. 
Pengembangan Media Pembelajaran Handout Berbasis Discovery Learning Di SMAN 17 Luwu Hasrah Hasrah; Khaerati Khaerati; Nur Muhajirah Yunus
Al-Nafis: Jurnal Biologi dan Pendidikan Biologi Vol 2, No 2 (2022): Al-Nafis: Jurnal Biologi dan Pendidikan Biologi
Publisher : IAIN Ternate

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46339/al-nafis.v2i2.907

Abstract

This study aims to determine the results of the development of Discovery Learning-based Handout learning media at SMAN 17 Luwu. This type of research is R&D (Research and Development) which refers to the ADDIE development research design which consists of five stages, namely analysis, design, development, implementation and evaluation. The population of this study were all students of class XII SMAN 17 Luwu and the sample of this study was class XII MIPA 2 who were selected using a purposive sampling technique. The research instruments were in the form of validation sheets, questionnaires and learning achievement tests. Data analysis techniques used in this study are validity test, practicality test and effectiveness test. The results of research on the development of Handout learning media based on Discovery Learning at SMAN 17 Luwu show that: (1) media expert validation test data obtained a validity percentage of 87.5% (very valid) while material experts obtained 84.3% (valid) (2) test the practicality of the teacher's response to the product was 95% (very practical) while the student's response to the product was 71.05% (practical) (3) the effectiveness data was obtained 85% (very effective). The conclusion from the development of Discovery Learning-based Handout learning media can be used in Metabolism material at SMAN 17 Luwu.Keywords: development; handout learning media based on discovery learning
Pendampingan Guru SMA dalam Penerapan Pembelajaran Berbasis Lesson Study Irwan Ramli; Nurasia Nurasia; Khaerati Khaerati
MATAPPA: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Volume 6 Nomor 3 Tahun 2023
Publisher : STKIP Andi Matappa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31100/matappa.v6i3.3165

Abstract

Kegiatan pendampingan guru dalam penerapan pembelajaran berbasis lesson Study di SMA Negeri 2 Palopo bertujuan untuk meningkatkan keterampilan guru dalam merancang proses pembelajaran di dalam kelas berbasis lesson study dan mampu meningkatkan keaktifan peserta didik dalam proses pembelajaran. Kegiatan ini diawali dengan dengan Fokus Group Discussion (FGD) terkait permasalahan guru disekolah serta berkoodinasi pelaksanaan workshop. Workshop berfokus pada konsep  lesson study dan perancangan pembelajaran berbasis lesson study. Tindak lanjut dari workshop ini yaitu pelaksanaan pembelajaran dengan mengadopsi lesson study yang dilaksanakan dalam tiga tahapan yaitu plan, do and see. Proses pembelajaran berbasis lesson study dilakukan sebanyak empat siklus. Adapun hasil kegiatan ini adalah meningkatnya keterampilan guru dalam penerapan pembelajaran berbasis lesson study dan meningkatkan keaktifan peserta didik dalam proses pembelajaran.