Salah satu faktor yang menentukan kekekalan konstruksi jalan adalah suhu pemadatan pada saat pelaksanaan pekerjaan hal ini akan mempengaruhi viskositas aspal yang digunakan. Untuk memperoleh infomasi tentang rentang temperature perlu dilakukan pemeriksaan sifat kepekaan aspal terhadap temperature. Tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh sushu pemadatan dengan menggunakan beberapa variasi suhu terhadap campuran AC – WC dengan menggunakan material agregat dari sungai balusu kabupaten toraja utara. Variasi suhu pencampuran 90℃, 100℃, 110℃, 120℃, 130℃ kadar aspal yang digunakan adalah 6%. Penelitian ini didasarkan pada Spesifikasi Bina Marga 2018 Divisi 6. Hasil pengujian karakteristik agrgat dari Sungai Balusu dapat digunakan sebagai bahan campuran Asphalt Concrete-Wearing Course (AC-WC). Pengujian Karakteristik Marshall Konvensional menunjukkan semua indicator menunjukkan nilai yang memenuhi persyaratan. NiIai rata-rata SMS yang diperoIeh pada suhu pemadatan optimum meIebihi niIai standar, yang menunjukan bahwa campuran tersebut memiIiki ketahanan terhadap Perendaman air. Penambahan suhu pemadatan cenderung meningkatkan niIai SMS. Hal ini dikarenakan suhu yang tinggi akan menyebabkan aspaI meIeIeh , sehingga aspaI dengan mudah menutupi agregat dan mengisi rongga pada campuran,dan pada temperatur rendah aspal akan sulit untuk mengikat agregat dikarenakan aspaI muIai mengeras, ikatan antara agregat dan aspai menjadi tidak sempurna.Kata Kunci : Karakteristik, Marshall Immersion, pemadatan, suhu.