Rekna Wahyuni
Universitas Yudharta Pasuruan

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

KARAKTERISTIK MIE KERING TERSUBSTITUSI TEPUNG BUNGKIL KACANG TANAH DENGAN PENAMBAHAN GETAH PEPAYA KERING (Carica Papaya L.) TERHADAP KUALITAS FISIKOKIMIA DAN ORGANOLEPTIK Elis Tsamrotus Sa’adah; Nurul Husna; Wike Adhi Anggono; Endang Isti Suciani; Rekna Wahyuni

Publisher : Program Studi Ilmu dan Teknologi Pangan, Universitas Yudharta, Pasuruan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (301.181 KB) | DOI: 10.35891/tp.v6i2.468

Abstract

Produk mie merupakan makanan yang berbahan dasar tepung terigu yang berasal dari tanaman gandum. Untuk mengurangi impor gandum, pemerintah Indonesia menciptakan program diversifikasi pangan berbasis pangan lokal menuju kedaulatan pangan. Tujuan penelitian yaitu mengetahui berapa penambahan getah buah pepaya kering dan bungkil kacang tanah terbaik pada pembuatan mie kering dilihat dari kualitas fisikokimia, organoleptik, serta fisikokimia dan organoleptik. Penelitian ini menggunakan metode Rancangan Acak Kelompok dengan uji DMRT 5% dan perlakuan terbaik menggunakan uji indeks efektivitas. Perlakuan terbaik secara fisikokimia ialah penambahan getah pepaya kering sebesar 0,1 gram dalam 100 gram dan substitusi tepung bungkil kacang tanah sebesar 15% dengan karakteristik sebagai berikut: kadar air 8,45%; kadar protein 18,056%; kadar abu 0,382%; kadar lemak 7,084%; cooking time 192 detik; cooking loss 9,353%; daya putus 0,324 N/g. Uji organoleptik adalah penambahan getah pepaya kering sebesar 0.3 gram dalam 100 gram dan substitusi tepung bungkil kacang tanah sebesar 5% dengan karakteristik sebagai berikut: warna 4,75 (sangat menyukai); rasa 4,5 (menyukai); aroma 4,75 (sangat menyukai); dan tekstur 4,85 (sangat menyukai). Uji fisikokimia dan organoleptik ialah penambahan getah pepaya kering sebesar 0.3 gram dalam 100 gram dan substitusi tepung bungkil kacang tanah sebesar 5% dengan karakteristik sebagai berikut: kadar air 8,02%; kadar protein 14,620%; kadar abu 0,347%; kadar lemak 3,706%; cooking time 160 detik; cooking loss 5,628%; daya putus 0,325 N/g, serta warna 4,75 (sangat menyukai); rasa 4,5 (menyukai); aroma 4,75 (sangat menyukai); dan tekstur 4,85 (sangat menyukai).
STUDI PENGARUH PENAMBAHAN SUSU KEDELAI (Glycine max L.) DAN SUSU JAGUNG MANIS (Zea mays L. Saccharata) TERHADAP MUTU DAN ORGANOLEPTIK ES KRIM Wike Adhi Anggono; Rekna Wahyuni

Publisher : Program Studi Ilmu dan Teknologi Pangan, Universitas Yudharta, Pasuruan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35891/tp.v8i1.2070

Abstract

Dari sekian banyak susu nabati diantaranya adalah susu kedelai (GlycineL ) dan susu jagung manis (Zea mays L Saccharata). Banyaknya kandungan gizi pada susu kedelai (Glycine max L) dan susu jagung, maka kedua susu nabati tersebut perlu diolah menjadi sebuah produk yang dapat diterima konsumen yaitu es krim. Penelitin bertujuan untuk mengetahui pengaruh mutu dan organoleptik dari penambahan susu kedelai dan susu jagung manis. Penelitian ini menggunakan metode Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 2 faktoryaitu faktor pertama Penambahan Susu Kedelai dan faktor kedua Penambahan Susu Jagung Manis, dimana faktor pertama terdiri dari 3 level (0%, 30%, 60%) dan faktor kedua terdiri dari 2 level (0%, 40%). Masing-masing penelitian diulang sebanyak 3 kali ulangan sehingga diperoleh 18 kali rancangan percobaan.Pengamatan dilakukan meliputi analisa kimiawi (protein) dan organoleptik (rasa, aroma, dan tekstur).sifat organoleptik diperoleh dari uji organoleptik kesukaan (Hedonic) skor menggunakan 20 orang panelis.Analisa data dilakukan secara ANOVA dengan selang kepercayaan 5% dan 1%. Apabila ditemukan pengaruh terhadap salah satu variebel maka dilanjutkan dengan uji beda nyata terkecil (BNT). Untuk uji organoleptik menggunakan uji Friedman.Sedangkan perlakuan terbaik menggunakan metode metode indeks efektifitas. Hasil terbaik adalah perlakuan penambahan susu kedelai 60% dan susu jagung manis 0% (K3J1) dengan nilai kadar protein 13.137%, nilai organoleptik rasa 4.0 (Suka) nilai organoleptik aroma 4.3 (Suka), nilai organoleptik tekstur 4.7 (Sangat Suka).
PENERAPAN UMUR SIMPAN SARI WORTEL PADA BIAYA PENYIMPANAN SELAMA PEMASARAN Rekna Wahyuni

Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Yudharta Pasuruan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (260.955 KB) | DOI: 10.35891/agx.v2i2.742

Abstract

ABSTRACT: Research target is to know shelf life of carrot juice. Knownly by shelf life knowable carrot juice hence the way of correct handling for it’s storage cost and carrot juice during marketing activity. ASLT method used in shelf life determination to use degradation of beta karoten and acidity (pH) parameter. Shelf life of carrot juice at low temperature (10 °C) is 62 days and at room temperature (± 27 °C) is 38 days. Storage applying at low temperature and room temperature for marketing of carrot juice in Pusat Oleh-oleh Khas Malang ”Caprina”, with storage capacities 630 bottles will bring consequence of storage cost. Storage cost of carrot juice at low temperature (10 °C) per month is Rp.262.133,00 while expense of per bottle of during one week is Rp.103,45. Storage cost of carrot juice at room temperature (± 27 °C) is Rp.8.333,00/ month while expense of per bottle during one week is Rp.9,92. This result can be used for consideration of price of sale of carrot juice.
PENGARUH PEMBERIAN DAPHNIA TERHADAP KELULUSHIDUPAN DAN PERTUMBUHAN LARVA LOBSTER AIR TAWAR (Cherax quadricarinatus) Ernawati Ernawati; Rekna Wahyuni

Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Yudharta Pasuruan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (116.776 KB) | DOI: 10.35891/agx.v4i1.773

Abstract

Penelitian ini dimaksudkan untuk memberikan alternatif pakan alami bagi larva lobster air tawar dan diharapkan dapat memberikan informasi bagi peneliti dan masyarakat tentang pengaruh pemberian daphnia terhadap kelulushidupan dan pertumbuhan larva lobster air tawar, sehingga dapat merangsang tumbuhnya usaha budidaya hasil perikanan yang dapat berpeluang untuk menjadi komoditas ekspor unggulan. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh nilai kelulushidupan (SR) larva lobster air tawar selama 42 hari masa pemeliharaan yaitu antara 86,67%-90%, berat rata-rata mengalami peningkatan, laju pertumbuhan sesaat (SGR) tidak berpengaruh nyata, sedangkan rasio konversi pakan terbaik adalah perlakuan penambahan daphnia 14% dari berat tubuh. Hasil pengukuran kualitas air pada kisaran suhu 18,33-19,88 OC, oksigen terlarut (DO) 4,73-4,84 mg/l, dan pH 7,12-7,30, sehingga masih layak untuk hidup dan tumbuh larva lobster air tawar.