Claim Missing Document
Check
Articles

Found 32 Documents
Search

DIVERSIFIKASI PRODUK OLAHAN APEL MANALAGI KUALITAS AFKIR MENJADI SELAI DAN DODOL Denny Utomo; Rekna Wahyuni; Cahyuni Novia
Agrika Vol 8, No 2: Nopember 2014
Publisher : Badan Penerbitan Universitas Widyagama Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (39.23 KB) | DOI: 10.31328/ja.v8i2.125

Abstract

Desa Duwet Krajan merupakan daerah penghasil apel manalagi baik kualitas bagus maupun afkir. Minimnya pengetahuan tentang diversifikasi olahan apel afkir dan menjual apel manalagi afkir dalam bentuk segar. Pelatihan pembuatan diversifikasi olahan apel manalagi kualitas afkir menjadi selai dan dodol sangatlah tepat untuk kondisi masyarakat desa Duwet Krajan. Pembuatan selai dan dodol apel difokuskan pada penanganan bahan baku dengan mengunakan Natrium bisulfit, pengukusan dan mengatur tingkat penggunaan api pada proses pemasakan. Capaian pada pelatihan pembuatan selai dan dodol apel manalagi kualitas afkir adalah seluruh peserta mitra kerja dapat membuat selai dan dodol apel manalagi kualitas afkir dengan baik beserta pengemasannya. Kata kunci : apel, selai, dodol
Prospek penggunaan biotin dan (atau) copper dalam ransum kelinci sedang bunting S. Prawirodigdo .; D. Utomo .; D. Andayani .
Hemera Zoa Vol. 76 No. 2 (1993): Jurnal Hemera Zoa
Publisher : Hemera Zoa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1223.058 KB)

Abstract

Suatu penelitian untuk mempelajari prospek pemberian biotin dan (atau) copper (Cu) telah dilakukan dengan menggunakan 28 ekor kelinci dara (umur ± 7 bulan) keturunan Flemish Giant x New Zealand White dengan rata-rata bobot badan 3148.70 g. Sehari setelah dikawinkan, ternak penelitian secara acak diberi salah satu diantara ransum R1 (Ransum basal dengan kandungan protein 14% dan energi ±  2450 kkal/kg, R2 (ransum basal ± 0.1 mg biotin/kg), R3 (ransum basal ±  50 mg CuS04SH2O/kg) atau R4 (ransum ±  0.1 mg biotin ± 50 mg CuS045H2O/kg).Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian ransum R2 belum secara statistik mampu meningkatkan jumlah anak sekelahiran, sedangkan ransum R3 menghasilkan rata-rata jumlah anak sekelahiran (7 ekor/induk) sangat nyata (P > 0.01) lebih banyak dari pada jumlah anak (4.80 ekor) dari induk yang diberi R,, tetapi tidak berbeda nyata dengan yang menerima R2 (5.75 ekor/induk). Ransum R4 menghasilkanjumlah anak sekelahiran (8 ekor/induk) sangat nyata (P < 0.01) lebih banyak dari pada R1 maupun R2, tetapi tidak berbeda nyata dengan ransum R3. Rata-rata bobot  lahir anak secara individu dan bobot lahir anak sekelahiran yang dihasilkan dari perlakuan R1, R2, R3 dan R4 (masing-masing 50.30 g, 48.02 g, 41 .O1 g, dan 40.95 g serta 242.00 g, 273.63 g, 281 .SO g dan 325.50 g) tidak menunjukkan perbedaan yang nyata, tetapi jumlah anak sekelahiran banyak dan bobot lahir individunya cenderung lebih ringan.Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pemberian Cu dalam ransum induk kelinci sedang bunting lebih diperlukan dari pada pemberian biotin secara tunggal, tetapi pemberian secara kombinasi keduanya menunjukkan prospek yang lebih memuaskan. Studi ini juga mengingatkan bahwa penelitian mengunakan kelinci dara yang melibatkan evaluasi penampilan reproduksi seharusnya minimum dilakukan sampai paritas kedua.
DIVERSIFIKASI MANGGA OFF GRADE MENJADI SELAI DAN DODOL Cahyuni Novia; Syaiful Syaiful; Deny Utomo

Publisher : Program Studi Ilmu dan Teknologi Pangan, Universitas Yudharta, Pasuruan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (167.16 KB) | DOI: 10.35891/tp.v6i2.471

Abstract

Karanganyar village is a good mango producing area of excellent quality and off grade. The lack of knowledge about the processing of mango off grade diversification leads to lower selling prices. Training diversified manufacture of processed mango off grade into jams and dodol is appropriate for the conditions of rural communities Karanganyar. Manufacture of butter and mango dodol off grade is focused on the handling and processing of raw materials are accurate and correct, so that the resulting product quality. The method used is lectures and applications making of jam and mango dodol off grade and their packaging. Achievement on the training of making jam and mango dodol off grade is a partner all participants can make jam and dodol well and their packaging. 
PENINGKATAN KEMAMPUAN KARYAWAN MELALUI PENGEMASAN DAN MANAJEMEN KEUANGAN PADA INDUSTRI KERIPIK BUAH-BUAHAN A. Zainul Arifin; Sulistyawati Sulistyawati; Deny Utomo

Publisher : Program Studi Ilmu dan Teknologi Pangan, Universitas Yudharta, Pasuruan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (163.092 KB) | DOI: 10.35891/tp.v6i2.472

Abstract

Olivia Jaya and Afalia Jaya is an industry that moves on the chips fruits. The lack of knowledge about the packaging and good financial management in industrial chips fruits cause the product unattractive and archive financial management is not arranged. Training on packaging and financial maanjemen is appropriate for the conditions in the industry Olivia Jaya and Afalia Jaya. Packaging is focused on appropriate ways and correct packaging, so that the resulting product is attractive and the quality remains. Financial management training focused on the use of computers for financial management applications, so that the financial records will be neatly arranged. The method used is lectures and application use financial management software. Achievement on the packaging training and financial management in industrial chips fruits are mostly participants partners to implement packaging properly and can implement financial management through a computer.
PEMANFAATAN IKAN GABUS (Ophiocephalus striatus) MENJADI BAKSO DALAM RANGKA PERBAIKAN GIZI MASYARAKAT DAN UPAYA MENINGKATKAN NILAI EKONOMISNYA Deny Utomo; Rekna Wahyuni; Rakhmad Wiyono

Publisher : Program Studi Ilmu dan Teknologi Pangan, Universitas Yudharta, Pasuruan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (128.322 KB) | DOI: 10.35891/tp.v1i1.476

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh perbandingan proporsi ikan gabus dan tepung tapioka yang tepat sehingga diperoleh bakso ikan gabus yang berkualitas baik secara fisik, kimia dan organoleptik serta mengetahui aspek kelayakan finansial produksi bakso ikan gabus skala industri kecil. Hasil penelitian tahap I menunjukkan perlakuan terbaik adalah perlakuan tapioka 70% dan ikan gabus 30% dengan kadar air 49,27%, kadar abu 10,365 mg/100 g, tekstur 13,05 N, kadar pati 18,805%, kadar lemak 1,7675%, kadar protein 22,8275%, kesukaan : warna 5,95 (mendekati suka), kekenyalan 5,35 (antara agak suka sampai suka), aroma 6,4 (antara suka sampai sangat suka) dan rasa 5,45 (antara agak suka sampai suka). Hasil penelitian tahap II menghasilkan perhitungan aspek finansial produk bakso ikan gabus skala industri kecil yang berkapasitas produksi 118 g bakso ikan gabus / hari layak secara finansial dengan kriteria-kriteria sebagai berikut: PBP sebesar 4,941 tahun, Net BC ratio= 1,223 , RCR = 1,372, NPV (pada suku bunga pinjaman 15%) = Rp. 8.659.111,91, IRR = 16,53% , BEP = 4.851,86 unit atau Rp. 37.775.000,08 atau 6,9%.  
PEMBUATAN SERBUK EFFERVESCENT MURBEI (Morus Alba L.) DENGAN KAJIAN KONSENTRASI MALTODEKSTRIN DAN SUHU PENGERING Deny Utomo

Publisher : Program Studi Ilmu dan Teknologi Pangan, Universitas Yudharta, Pasuruan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (221.835 KB) | DOI: 10.35891/tp.v5i1.498

Abstract

Murbei adalah tanaman tahunan yang pada bagian buah yang memiliki zat aktif antosianin sebagai antioksidan. Tanaman murbei juga memiliki senyawa-senyawa penting yang menguntungkan bagi kesehatan manusia, yaitu, cyanidin yang berperan sebagai antosianin, insoquercetin, sakarida, asam linoleat, asam stearat, asam oleat, dan vitamin (B1, B2, C). Metode penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK), uji organoleptik menggunakan Uji Friedman, dan penentuan perlakuan terbaik parameter fisika, kimia dan organoleptik menggunakan indek efektifitas Hasil penelitian menunjukkan perlakuan terbaik berdasarkan indeks efektifitas diperoleh dari kombinasi perlakuan M3P1 (konsentrasi maltodekstrin 50% dan suhu pengering 400 C) dengan karakteristik sebagai berikut: derajat kecerahan (L*) 43; derajat kemerahan 26,8; derajat kekuningan 9,5; kadar air 8,92%; pH 5,91; vitamin C 63,61 mg/100g; aroma 5,95; rasa 5,55, dan warna 5,85  
PENGARUH KONSENTRASI PENAMBAHAN GULA PASIR TERHADAP KUALITAS PERMENN JELLY EKSTRAK KULIT BUAH NAGA PUTIH (Hylocereus undatus) Siti Junaida; Deny Utomo

Publisher : Program Studi Ilmu dan Teknologi Pangan, Universitas Yudharta, Pasuruan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (821 KB) | DOI: 10.35891/tp.v7i1.503

Abstract

Buah naga merupakan buah yang sangat bermanfaat karena menggandung senyawa antioksidan, vitamin, serat serta memiliki rasa yang segar. Ekstrak kulit buah naga sangat baik karena mengandung senyawa antioksidan yang cukup tinggi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh konsentrasi penambahan gula terhadap sifat fisikokimia dan organoleptik permen jelly ekstrak kulit buah naga putih. Metode yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah dengan Rancangan Acak Tunggal (RAT), dimana terdapat 1 faktor yang terdiri dari 5 level (20%, 40%, 60%, 80%, 100%). Penelitian yang dilakukan antaralain analisa kimiawi dan fisik meliputi aktifitas antioksidan, kadar air, dan gula reduksi. Sedangkan sifat organoleptik dilakukan pengamatan terhadap rasa, aroma dan warna. Analisa data dilakukan dengan menggunakan analisis ragam (ANOVA) dengan selang kepercayaan 5% dan 1% apabila ditemukan pengaruh terhadap salah satu variable maka dilanjutkan dengan uji Beda Nyata Terkecil (BNT) Untuk uji organoleptik menggunakan uji Friedman. Perlakuan terbaik menggunakan metode indeks efektifitas. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kombinasi perlakuan penambahan gula pasir sebesar 100% merupakan hasil terbaik: antioksidan 14.14%; kadar air 11,81%; gula reduksi 17,66%; serta kesukaan panelis terhadap rasa 6,35 (menyukai); aroma 5,35 (agak menyukai); warna 6 (menyukai) dan tekstur 5,75 (agak menyukai).  
PENGARUH PENAMBAHAN BIJI LAMTORO GUNG (Leucaena leucocephala) PADA PROSES FERMENTASI TEMPE Deny Utomo; Nurul Qomariyah

Publisher : Program Studi Ilmu dan Teknologi Pangan, Universitas Yudharta, Pasuruan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1662.838 KB) | DOI: 10.35891/tp.v7i1.504

Abstract

Pada umumnya masyarakat menggunakan kedelai sebagai bahan pembuatan tempe, permintaan tempe semakin meningkat mengakibatkan semakin banyak impor kedelai. Usaha yang dapat dilakukan untuk mengatasi hal tersebut yaitu dengan mengganti atau mencampur bahan baku (kedelai) dengan bahan yang lain. Salah satu bahan pengganti kedelai adalah biji lamtoro gung. Diversifikasi produk tempe dapat dilakukan dengan cara menambahkan lamtoro gung dalam tempe kedelai. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh proporsi biji kedelai : lamtoro gung terhadap lama fermentasi dan kualitas tempe. Penelitian ini menggunakan rancangan Acak Kelompok (RAK) Faktorial dimana terdiri dari 3 faktor Perlakuan yaitu prosentase biji lamtoro gung 10%, 15% dan 20% dan lama fermentasi 18 Jam dan 36 Jam. Data yang diperoleh dianalisis dengan uji sidik ragam dan dilanjutkan uji Jarak Berganda Duncan (DMRT) 5 %. Berdasarkan hasil analisa fisikokimia diperoleh tempe lamtoro yang disukai konsumen yaitu pada perlakuan A1B2 (prosentase biji lamtoro gung 10 % dan lama fermentasi 36 jam) dengan kualitas sebagai berikut : kadar Air 70,57 %, kadar protein 23,43 %, kadar lemak 5,46 %, kadar karbohidrat 10,34 %, dan berdasarkan hasil uji organoleptik diperoleh tempe lamtoro yang disukai konsumen yaitu pada perlakuan A1B1 (Prosentase biji lamtoro gung 10% dan lama fermentasi 18 jam) dengan karakteristik sebagai berikut : nilai kesukaan rasa 4,75 (Menyukai); nilai kesukaan aroma 4,35 (Menyukai) ; nilai kesukaan warna 4,75 (Menyukai) ; nilai kesukaan tekstur 3,95 (Netral).
PEMANFAATAN LIMBAH BIJI NANGKA MENJADI DODOL DAN KERUPUK Deny Utomo; Kholid Murtadlo; Cahyuni Novia

Publisher : Program Studi Ilmu dan Teknologi Pangan, Universitas Yudharta, Pasuruan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (218.948 KB) | DOI: 10.35891/tp.v7i3.515

Abstract

Pemanfaata limbah biji nangka menjadi kerupuk dan dodol merupakan salah satu altenatif  makanan baru yang kaya akan nutrisi. Tujuan penelitian ini adalah memberikan pengetahuan  kepada mitra mengenai diversifikasi olahan biji nangka. Metode yang digunakan dalam  pelaksanaan ini adalah pelatihan dan pengumpulan data dilakukan dengan wawancara dan  kuesioner pada pada kedua mitra. Hasil secara keseluruhan mitra kerja dapat membuat kerupuk  dan dodol mangga serta dapat melakukan pengemasan dengan baik dan produk dapat  dikembangkan.    
KREATIFITAS MASYARAKAT DALAM DIVERSIFIKASI OLAHAN JAGUNG SERTA PEMANFAATAN MEDIA SOSIAL SEBAGAI SARANA PROMOSI PRODUK Cahyuni Novia; Syaiful Syaiful; Deny Utomo

Publisher : Program Studi Ilmu dan Teknologi Pangan, Universitas Yudharta, Pasuruan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (129.623 KB) | DOI: 10.35891/tp.v8i2.642

Abstract

Desa Sidodadi adalah sebuah desa yang terletak di Kecamatan Paiton Kabupaten Probolinggo Propinsi Jawa Timur. Desa Sidodadi merupakan salah satu desa penghasil jagung terbesar di Kecamatan Paiton Kabupaten Probolinggo. Potensi tanaman jagung yang ada di Desa Sidodadi ini masih sangat bagus, produksi tanaman jagung rata-rata sekali panen menghasilkan 15 sampai dengan 20 ton. Tujuan yang ingin dicapai dalam kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah meningkatkan pendapatan masyarakat kelompok ibu-ibu PKK melalui pengolahan jagung afkir menjadi keripik / tortilla dan dodol. Metode yang dilakukan dengan menggunakan metode ceramah dan demonstrasi disertai materi pelatihan, serta disampaikan langsung dengan melakukan pendemontrasian yang berkenaan dengan proses pembuatan dodol dan tortilla mulai daripenanganan bahan baku, cara penggunaan alat-alat produksi, proses pencampuran bahan, pemasakan sampai pengemasan. Hasil secara keseluruahan mitra kerja dapat membuat keripik/tortilla dan dodol jagung afkir serta dapat melakukan pengemasan dengan baik.