This Author published in this journals
All Journal Borobudur
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

Evaluasi Fasilitas Pendukung Wisata Di Jalur Pengunjung Kompleks Candi Borobudur Isni Wahyuningsih
Borobudur Vol. 1 No. 1 (2007): Jurnal Konservasi Cagar Budaya Borobudur
Publisher : Balai Konservasi Borobudur Magelang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (802.865 KB) | DOI: 10.33374/jurnalkonservasicagarbudaya.v1i1.47

Abstract

-
DAMPAK BENCANA PADA SEKTOR WISATA DI SITUS WARISAN BUDAYA DUNIA Isni Wahyuningsih
Borobudur Vol. 2 No. 1 (2008): Jurnal Konservasi Cagar Budaya Borobudur
Publisher : Balai Konservasi Borobudur Magelang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33374/jurnalkonservasicagarbudaya.v2i1.55

Abstract

-
Pysical Carrying Capacity (Daya Dukung Fisik) Candi Borobudur Isni Wahyuningsih
Borobudur Vol. 4 No. 1 (2010): Jurnal Konservasi Cagar Budaya Borobudur
Publisher : Balai Konservasi Borobudur Magelang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33374/jurnalkonservasicagarbudaya.v4i1.75

Abstract

-
Meninjau Kembali Tujuan Pendirian dan Fungsi Museum-museum di Kompleks Taman Wisata Candi Borobudur Isni Wahyuningsih
Borobudur Vol. 10 No. 2 (2016): Jurnal Konservasi Cagar Budaya Borobudur
Publisher : Balai Konservasi Borobudur Magelang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33374/jurnalkonservasicagarbudaya.v10i2.155

Abstract

Sumberdaya budaya tidak akan dirasakan manfaatkan oleh masyarakat apabila informasi tentang sumberdaya budaya tersebut tidak disajikan atau dipresentasikan secara luas. Ada berbagai cara untuk menyajikan sumberdaya tersebut, antara lain melalui museum. Salah satu sumberdaya budaya terpenting di Indonesia yang memiliki museum adalah Candi Borobudur, yang telah masuk dalam Warisan Dunia nomor C592 tahun 1991. Keberadaan Candi Borobudur sebagai Warisan Budaya Dunia selalu dimonitor oleh UNESCO, termasuk juga isu yang terkait dengan pengalaman pengunjung serta keberadaan museum-museum di Kompleks Candi Borobudur. Penelitian ini untuk meninjau kembali keberadaan museum-museum di kompleks Candi Borobudur terkait dengan fungsi dan tujuan pendiriannya. Untuk itu langkah yang dilakukan adalah dengan menelusuri terlebih dahulu tujuan dan fungsi pendirian museum situs. Selanjutnya pengumpulan data kenyataan yang ada dihimpun melaui pengamatan atau observasi, wawancara serta penyebaran kuesioner terhadap responden. Hasil analisis menunjukkan bahwa fungsi dan tujuan pendirian museum-museum situs di kompleks Candi Borobudur belum optimal.
KAJIAN KONSERVASI TRADISIONAL MENURUT NASKAH KUNO Isni Wahyuningsih; Sri Sularsih; Siti Yuanisa; Dimas Arif Primanda Aji
Borobudur Vol. 11 No. 2 (2017): Jurnal Konservasi Cagar Budaya Borobudur
Publisher : Balai Konservasi Borobudur Magelang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33374/jurnalkonservasicagarbudaya.v11i2.178

Abstract

Konservasi tradisional dapat diketahui baik secara lisan dan maupun tulisan. Secara lisan dilakukan turun temurun, sedangkan secara tulisan terdapat dalam naskah-naskah kuno. Kajian Konservasi Tradisional Menurut Naskah Kuno bertujuan untuk menelusuri keberadaan bahan, alat, ataupun metode konservasi tradisional yang tercatat dalam naskah kuno dan mengilmiahkannya. Kajian ini diharapkan dapat diterapkan dalam upaya pelestarian cagar budaya dan melestarikan budaya tulis itu sendiri. Pada naskah-naskah kuno di Jawa yang berupa suluk, primbon maupun serat tidak dijumpai pengawetan suatu benda dalam hal pascapembuatan. Namun memuat cara membuat awet suatu benda atau bangunan (konservasi secara alami) pada proses pembuatannya yang didasarkan pada pemilihan bahan, perlakuan terhadap bahan, dan waktu pembuatan.
KONSERVASI TRADISIONAL BERDASARKAN NASKAH KUNA DI BALI Isni Wahyuningsih; Henny Kusumawati; Sri Sularsih; Iwan Kurnianto; Siti Yuanisa
Borobudur Vol. 12 No. 2 (2018): Jurnal Konservasi Cagar Budaya Borobudur
Publisher : Balai Konservasi Borobudur Magelang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33374/jurnalkonservasicagarbudaya.v12i2.184

Abstract

Naskah-naskah kuna masih banyak dijumpai, dihormati dan dilestarikan di Bali. Naskah-naskah kuna tersebut dimiliki oleh pemerintah maupun oleh masyarakat Bali. Naskah-naskah tersebut dikelompokkan dalam 15 jenis yaitu babad, geguritan, kanda, kalpasastra, kakawin, kidung, nitisastra, mantrastawa, palakerta, parwa, sasana, tantric, tutur, usada, dan wariga. Dari beberapa jenis naskah tersebut naskah tutur dan usada ditengarai terdapat unsur yang mengandung informasi praktek-praktek konservasi. Kajian Konservasi Tradisional Berdasarkan Naskah Kuno di Bali ini bertujuan untuk mendapatkan pengetahuan tentang praktek-praktek konservasi yang dimuat dalam naskah kuna yang hingga sekarang masih dilakukan masyarakat Bali. Langkah-langkah yang dilakukan dalam kajian ini adalah telaah kepustakaan dengan mengambil sampel naskah yang sudah diterjemahkan, mengkaji lembaran naskah yang kemungkinan mengandung muatan konservasi tradisional, wawancara dengan narasumber dan tokoh masyarakat serta mengamati kegiatan konservasi yang masih dilakukan masyarakat pada saat ini. Harapan dari kajian ini adalah mendapatkan apresiasi tentang kegiatan konservasi yang ditulis dalam naskah kuna, yang dapat menjadi bahan alternatif konservasi tradisional untuk pelestarian cagar budaya.
Bahan Konservasi Tradisional Menurut Tinjauan Naskah Kuno Ka Ga Nga Isni Wahyuningsih; Sri Sularsih; Siti Yuanisa; Iwan Kurnianto; Yudhi Atmadja Hendra Purnama
Borobudur Vol. 13 No. 1 (2019): Jurnal Konservasi Cagar Budaya Borobudur
Publisher : Balai Konservasi Borobudur Magelang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33374/jurnalkonservasicagarbudaya.v13i1.215

Abstract

Naskah-naskah kuno masih banyak dijumpai di Nusantara, antara lain naskah Ka Ga Nga, yang tersebar di daerah Jambi, Lampung, Bengkulu, dan Palembang. Naskah-naskah kuno tersebut dimiliki oleh pemerintah maupun oleh masyarakat adat setempat. Pada beberapa naskah Ka Ga Nga tersebut ditengarai terdapat unsur yang mengandung informasi praktekpraktek konservasi. Kajian Konservasi Tradisional Berdasarkan Naskah Ka Ga Nga ini bertujuan untuk mendapatkan pengetahuan tentang praktek-praktek konservasi yang dimuat dalam naskah kuno yang hingga sekarang masih dilakukan masyarakat adat di daerah Sumatra. Langkah-langkah yang dilakukan dalam kajian ini adalah telaah kepustakaan dengan mengambil sampel naskah yang sudah diterjemahkan, mengkaji lembaran naskah yang kemungkinan mengandung muatan konservasi tradisional, wawancara dengan narasumber dan tokoh masyarakat serta mengamati kegiatan yang berhubungan dengan konservasi yang masih dilakukan masyarakat pada saat ini. Harapan dari kajian ini adalah mendapatkan apresiasi tentang kegiatan konservasi yang ditulis dalam naskah Ka Ga Nga, yang dapat menjadi bahan alternatif konservasi tradisional untuk pelestarian cagar budaya. Ancient manuscripts are still commonly found in Nusantara (Indonesian Archipelago), including Ka Ga Nga manuscript, which is spread in Jambi, Lampung, Bengkulu and Palembang. These ancient manuscripts are owned by the government as well as by the local indigenous people. In some of Ka Ga Nga texts, it is suspected that there are elements that contain information on conservation practices. Traditional Conservation Study Based on Ka Ga Nga Manuscripts aims to gain knowledge about conservation practices contained in the ancient manuscripts that are still carried out by indigenous people in Sumatra region. The steps taken in this study are literature review by taking a sample of the manuscript that has been translated, reviewing the manuscripts that might contain traditional conservation content, interviewing informants and community leaders and observing conservation related activities that are still being carried out by the community at this time. The hope of this study is to get about conservation activities written in Ka Ga Nga text, which can be used for alternative material of traditional conservation for preservation of cultural heritage.