This Author published in this journals
All Journal Borobudur
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Harmonisasi Undang-undang Nomor 11 Tahun 2010 Tentang Cagar Budaya dan Undang-undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta dalam Pelindungan Arsitektural Bangunan Cagar Budaya Sri Sularsih
Borobudur Vol. 6 No. 1 (2012): Jurnal Konservasi Cagar Budaya Borobudur
Publisher : Balai Konservasi Borobudur Magelang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33374/jurnalkonservasicagarbudaya.v6i1.100

Abstract

Indonesia memiliki banyak bangunan cagar budaya bergaya arsitektur kolonial yang dibangun pada masa penjajahan Belanda. Periode masa Hindia Belanda itulah yang membedakan antara gaya bangunan masa kolonial dengan bangunan yang lain. Dimulai dari Bangunan Cagar Budaya yang bergaya arsitektur Hindis, bahkan yang merupakan perpaduan dari gaya bangunan Hindis dan tradisional. Dalam pelaksanaan pelindungan maupun pengembangan Bangunan Cagar Budaya (penelitian, revitalisasi, adaptasi) harus sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku diantaranya adalah Undang-undang Nomor 11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya dan Undang-undang Nomor 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta maupun peraturan perundang-undangan lainnya. Sekarang ini telah banyak kegiatan pengembangan yang tidak berdasarkan peraturan perundang-undangan sehingga dalam pelaksanaannya dilakukan secara sembarangan sehingga menghilangkan nilai keaslian (orisinalitas) karya cipta arsitektur Bangunan Cagar Budaya. Dalam rangka mempertahankan gaya kearsitekturan Bangunan Cagar Budaya dan keasliannya maka selama kegiatan pelindungan dan pengembangan tidak terlepas dari pengawasan dan pemantauan oleh pemerintah agar sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Dengan peran serta pemerintah dan masyarakat dalam “mengawal” kegiatan tersebut, maka keaslian Bangunan Cagar Budaya telah dijaga dan dipertahankan sesuai dengan Undang-undang Nomor 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta dan Undang-undang Nomor 11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya.
Peraturan Presiden Nomor 58 Tahun 2014 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kawasan Strategis Nasional Borobudur dan Sekitarnya sebagai Payung Hukum Konservasi Kawasan Cagar Budaya Borobudur Sri Sularsih
Borobudur Vol. 9 No. 2 (2015): Jurnal Konservasi Cagar Budaya Borobudur
Publisher : Balai Konservasi Borobudur Magelang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33374/jurnalkonservasicagarbudaya.v9i2.139

Abstract

Pemanfaatan ruang di Kawasan Borobudur membutuhkan perhatian lebih oleh Pemerintah maupun Pemerintah Daerah. Maraknya pembangunan tak berizin di sekitar kawasan terutama sepanjang Koridor Palbapang yang semakin lama semakin tidak terkendali, jika tidak dilakukan pemantauan dan evaluasi serta tindak lanjut maka akan semakin menjauhkan angan dalam rangka mewujudkan suatu kawasan cagar budaya yang lestari dan berkelanjutan. Masih lemahnya penegakan peraturan dan minimnya pemahaman masyarakat terkait Kawasan Borobudur menjadi faktor semakin meningkatnya pemanfaatan lahan yang perlu segera untuk dilakukan pengendalian. Diterbitkannya Peraturan Presiden Nomor 58 Tahun 2014 tentang Rencana Tata Ruang dan Wilayah Kawasan Strategis Nasional Borobudur dan Sekitarnya menjadi langkah nyata dalam pengendalian pemanfaatan ruang di Kawasan Borobudur. Kondisi pemanfaatan ruang yang ada saat ini perlu dikaji lebih lanjut dengan penegakan aturan yang semestinya.
KAJIAN KONSERVASI TRADISIONAL MENURUT NASKAH KUNO Isni Wahyuningsih; Sri Sularsih; Siti Yuanisa; Dimas Arif Primanda Aji
Borobudur Vol. 11 No. 2 (2017): Jurnal Konservasi Cagar Budaya Borobudur
Publisher : Balai Konservasi Borobudur Magelang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33374/jurnalkonservasicagarbudaya.v11i2.178

Abstract

Konservasi tradisional dapat diketahui baik secara lisan dan maupun tulisan. Secara lisan dilakukan turun temurun, sedangkan secara tulisan terdapat dalam naskah-naskah kuno. Kajian Konservasi Tradisional Menurut Naskah Kuno bertujuan untuk menelusuri keberadaan bahan, alat, ataupun metode konservasi tradisional yang tercatat dalam naskah kuno dan mengilmiahkannya. Kajian ini diharapkan dapat diterapkan dalam upaya pelestarian cagar budaya dan melestarikan budaya tulis itu sendiri. Pada naskah-naskah kuno di Jawa yang berupa suluk, primbon maupun serat tidak dijumpai pengawetan suatu benda dalam hal pascapembuatan. Namun memuat cara membuat awet suatu benda atau bangunan (konservasi secara alami) pada proses pembuatannya yang didasarkan pada pemilihan bahan, perlakuan terhadap bahan, dan waktu pembuatan.
KONSERVASI TRADISIONAL BERDASARKAN NASKAH KUNA DI BALI Isni Wahyuningsih; Henny Kusumawati; Sri Sularsih; Iwan Kurnianto; Siti Yuanisa
Borobudur Vol. 12 No. 2 (2018): Jurnal Konservasi Cagar Budaya Borobudur
Publisher : Balai Konservasi Borobudur Magelang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33374/jurnalkonservasicagarbudaya.v12i2.184

Abstract

Naskah-naskah kuna masih banyak dijumpai, dihormati dan dilestarikan di Bali. Naskah-naskah kuna tersebut dimiliki oleh pemerintah maupun oleh masyarakat Bali. Naskah-naskah tersebut dikelompokkan dalam 15 jenis yaitu babad, geguritan, kanda, kalpasastra, kakawin, kidung, nitisastra, mantrastawa, palakerta, parwa, sasana, tantric, tutur, usada, dan wariga. Dari beberapa jenis naskah tersebut naskah tutur dan usada ditengarai terdapat unsur yang mengandung informasi praktek-praktek konservasi. Kajian Konservasi Tradisional Berdasarkan Naskah Kuno di Bali ini bertujuan untuk mendapatkan pengetahuan tentang praktek-praktek konservasi yang dimuat dalam naskah kuna yang hingga sekarang masih dilakukan masyarakat Bali. Langkah-langkah yang dilakukan dalam kajian ini adalah telaah kepustakaan dengan mengambil sampel naskah yang sudah diterjemahkan, mengkaji lembaran naskah yang kemungkinan mengandung muatan konservasi tradisional, wawancara dengan narasumber dan tokoh masyarakat serta mengamati kegiatan konservasi yang masih dilakukan masyarakat pada saat ini. Harapan dari kajian ini adalah mendapatkan apresiasi tentang kegiatan konservasi yang ditulis dalam naskah kuna, yang dapat menjadi bahan alternatif konservasi tradisional untuk pelestarian cagar budaya.
Bahan Konservasi Tradisional Menurut Tinjauan Naskah Kuno Ka Ga Nga Isni Wahyuningsih; Sri Sularsih; Siti Yuanisa; Iwan Kurnianto; Yudhi Atmadja Hendra Purnama
Borobudur Vol. 13 No. 1 (2019): Jurnal Konservasi Cagar Budaya Borobudur
Publisher : Balai Konservasi Borobudur Magelang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33374/jurnalkonservasicagarbudaya.v13i1.215

Abstract

Naskah-naskah kuno masih banyak dijumpai di Nusantara, antara lain naskah Ka Ga Nga, yang tersebar di daerah Jambi, Lampung, Bengkulu, dan Palembang. Naskah-naskah kuno tersebut dimiliki oleh pemerintah maupun oleh masyarakat adat setempat. Pada beberapa naskah Ka Ga Nga tersebut ditengarai terdapat unsur yang mengandung informasi praktekpraktek konservasi. Kajian Konservasi Tradisional Berdasarkan Naskah Ka Ga Nga ini bertujuan untuk mendapatkan pengetahuan tentang praktek-praktek konservasi yang dimuat dalam naskah kuno yang hingga sekarang masih dilakukan masyarakat adat di daerah Sumatra. Langkah-langkah yang dilakukan dalam kajian ini adalah telaah kepustakaan dengan mengambil sampel naskah yang sudah diterjemahkan, mengkaji lembaran naskah yang kemungkinan mengandung muatan konservasi tradisional, wawancara dengan narasumber dan tokoh masyarakat serta mengamati kegiatan yang berhubungan dengan konservasi yang masih dilakukan masyarakat pada saat ini. Harapan dari kajian ini adalah mendapatkan apresiasi tentang kegiatan konservasi yang ditulis dalam naskah Ka Ga Nga, yang dapat menjadi bahan alternatif konservasi tradisional untuk pelestarian cagar budaya. Ancient manuscripts are still commonly found in Nusantara (Indonesian Archipelago), including Ka Ga Nga manuscript, which is spread in Jambi, Lampung, Bengkulu and Palembang. These ancient manuscripts are owned by the government as well as by the local indigenous people. In some of Ka Ga Nga texts, it is suspected that there are elements that contain information on conservation practices. Traditional Conservation Study Based on Ka Ga Nga Manuscripts aims to gain knowledge about conservation practices contained in the ancient manuscripts that are still carried out by indigenous people in Sumatra region. The steps taken in this study are literature review by taking a sample of the manuscript that has been translated, reviewing the manuscripts that might contain traditional conservation content, interviewing informants and community leaders and observing conservation related activities that are still being carried out by the community at this time. The hope of this study is to get about conservation activities written in Ka Ga Nga text, which can be used for alternative material of traditional conservation for preservation of cultural heritage.