Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

CRITICAL REASONING ISLAMIC RELIGIOUS EDUCATION AND THE CHALLENGES OF NATIONAL DEMOCRACY IN PLURALIST COUNTRIES Nanang Faisol Hadi
Journal of Social Research Vol. 1 No. 2 (2022): Journal of Social Research
Publisher : International Journal Labs

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (205.016 KB) | DOI: 10.55324/josr.v1i2.20

Abstract

This article analyzes how Islamic education and the challenges of national democracy in the midst of a pluralist state in the United States. A country that is very complex in various needs of human life, including in the field of religious privacy. More specifically about Islamic education, its implications and implementation. Application of Islamic education curriculum and practice of religious education in schools. It is even more challenging when it is collided with the conditions of a democratic, multicultural and multi-religious country. So the concept of national democracy needs to have a place in the discussion. Because it will definitely involve a conflict between progressive liberal Islam and conservative salafi Islam. The purpose of this paper is oriented towards efforts to appreciate and contextualize the claims of the Islamic religion in accordance with the ideals of reflective education, rational thinking, mutual respect, and equality in citizenship. The method used in this research is qualitative with library research. Applying a liberal and progressive Islamic perspective in education encourages Muslim students to develop the capacity for critical thinking, moral reasoning, and democratic deliberation. They learn to recognize the politics of religious interpretation, to contextualize and historicalize Islamic knowledge, and how it might be influenced by social, historical, and political forces. One more limitation in implementing Islamic education in the United States relates to the quality of teachers. Half of Islamic studies teachers are not certified or licensed required for education. Liberal and advanced Islamic education encourages Muslim students to build a critical spirit and a confident attitude about Islamic teachings so that they communicate their religion in a convincing and deliberative way.
Analysis of the Relationship between “merdeka belajar” and the Progressivism Philosophy Nanang Faisol Hadi; Khojir
Almufi Journal of Measurement, Assessment, and Evaluation Education Vol 1 No 2: Desember (2021)
Publisher : Yayasan Almubarak Fil Ilmi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (747.238 KB)

Abstract

Progresivisme merupakan aliran filsafat modern yang menghendaki pelaksanaan pembelajaran dengan lebih maju. Aliran ini lebih mengutamakan penyelenggaraan pendidikan yang berpusat kepada peserta didik sedangkan pendidik sebatas fasilitator, pembimbing, dan pengarah. Tujuan aliran progresivisme dalam pendidikan adalah  mengubah praktik pendidikan yang selama ini hanya berpusat pada pendidik. Di mana praktik yang demikian cenderung membatasi perkembangan peserta didik. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif dengan metode studi kepustakaan (library research). Konsep merdeka belajar yang merupakan sebuah tawaran dalam merekonstruksi system pendidikan nasional, dengan tata ulang sistem pendidikan dalam rangka menyongsong kemajuan perubahan dan kemajuan bangsa yang menyesuaikan perubahan zaman. Aliran progresivisme merupakan aliran filsafat pendidikan yang menghendaki adanya perubahan praktik pendidikan ke arah yang lebih maju, berkualitas dan modern secara cepat serta memberikan manfaat yang nyata bagi peserta didik. Progresivisme menghendaki adanya kemerdekaan dan keleluasaan lembaga pendidikan mengeksplorasi kecerdasan dan kemampuan peserta didik sesuai dengan potensi, minat dan kecendrungannya masing-masing peserta didik secara demokratis, fleksibel dan menyenangkan. Konsep “merdeka belajar” yang dicetuskan oleh Mas Nadiem memiliki kesejajaran dengan konsep pendidikan “merdeka belajar” perspektif progresivisme, keduanya sama-sama menekankan adanya kemerdekaan dan keleluasaan lembaga pendidikan dalam mengekplorasi secara maksimal.
Literature Review is A Part of Research Nanang Faisol Hadi; Nur Kholik Afandi
Sultra Educational Journal Vol 1 No 3: Desember (2021)
Publisher : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sulawesi Tenggara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (752.126 KB) | DOI: 10.54297/seduj.v1i3.203

Abstract

Kajian pustaka merupakan pembahasan yang selalu ditemukan dalam proposal penelitian dan laporan penelitian, begitu juga dalam skripsi, tesis, dan disertasi. Istilah kajian pustaka diterjemahkan langsung dari Literature Review. Tujuan penelitian ini untuk memahami kajian pustaka. Penelitian ini memakai metode library research. Penelitian menunjukkan hasil bahwa kajian pustaka adalah bagian penting yang tidak terpisahkan dari penelitian. Ia memuat ulasan dan analisis terhadap berbagai literatur terkait sebelumnya. Penyusunan kajian pustaka meliputi enam tahapan; dimulai dari menentukan topik, mencari literatur terkait, mengembangkan argument, melakukan survey terhadap literatur terkait, mengkritisi literatur, dan menulis tinjauan. Kajian pustaka bukanlah sekedar daftar pustaka, kajian pustaka harus mampu memberikan ulasan kritis terhadap berbagai referensi sehingga dapat memberikan pendalaman dan penegasan ciri khas penelitian yang hendak dikerjakan.
Art Education in the Perspective of the Quran and Hadith Nanang Faisol Hadi; Iskandar Iskandar
Sultra Educational Journal Vol 1 No 3: Desember (2021)
Publisher : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sulawesi Tenggara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (932.141 KB) | DOI: 10.54297/seduj.v1i3.205

Abstract

Sebagai pedoman utama kehidupan ummat muslim Al Quran adalah kitab suci yang sesungguhnya merupakan lautan hikmah dan pelajaran yang tak terkira tepi dan dasarnya. Islam dan dunia seni bagaikan sebuah mata uang yang memiliki dua sisi. Islam tanpa seni dan seni tanpa Islam tidak akan mencapai kesempurnaan. Bagaimana pendidikan seni menurut alquran dan haditst, menjadi fokus masalah dalam penelitian ini. Penelitian ini termasuk jenis penelitian studi literatur dengan mencari referensi teori yang relefan dengan permasalahan yang dibahas. Kemampuan berseni merupakan salah satu perbedaan manusia dengan makhluk lain. Jika demikian. Islam pasti mendukung kesenian selama penampilan lahirnya mendukung fitrah manusia yang suci itu, sebagaimana seni ditemukan oleh jiwa manusia di dalam Islam. Seni yang sesungguhnya adalah sesuatu yang agung dan mengandung nilai-nilai universal dan lebih cenderung mendekatkan diri kepada Tuhan. Seni yang agung tidak pernah lekang dimakan usia. Seni yang agung selalu aktual bersama pengagumnya. Al Quran dan haditst tidak mengecam seni, melainkan mengecam sikap manusia terhadap musik, patung, gambar dan seni lainnya.