Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Abundance of Giant Clam in Coral Reef Ecosystem at Pari Island: a Population Comparison of 2003's to 1984's Data Eliata, Alfiani; Zahida, Felicia; Jati, Wibowo Nugroho; Panggabean, Lily M.
Biota : Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Hayati Vol 8, No 3 (2003): October 2003
Publisher : Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (28.005 KB) | DOI: 10.24002/biota.v8i3.2859

Abstract

A survey on abundance of Giant Clam in coral reef ecosystem at PariIslandhas not been done long after the first survey on 1984. The survey itself is very important because Indonesian government has been release SK Menteri Kehutanan No. 12/Kpts-II/1987 and PP No. 7. th.1999 that states the giant clam is protected species. Indonesia has seven species of giant clam out of nine species presence in the world, i.e. Tridacna gigas, T.crocea, T. maxima, T. derasa, T. squamosa, Hippopus hippopus, and H. porcellanus (Rohmimohtarto dkk, 1987, Knop, 1996)
Potensi Antibakteri Diatom Laut Skeletonema costatum terhadap Bakteri Vibrio sp Iriani Setyaningsih; Lily M. Panggabean; Bambang Riyanto; Novita Nugraheny
Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia Vol 9 No 1 (2006): Buletin Teknologi Hasil Perikanan
Publisher : Department of Aquatic Product Technology IPB University in collaboration with Masyarakat Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia (MPHPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (142.961 KB) | DOI: 10.17844/jphpi.v9i1.1006

Abstract

Budidaya udang di Indonesia berkembang dengan cukup pesat karena udang merupakan salah satusumber devisa bagi negara. Akan tetapi perkembangan ini menghadapi permasalahan seperti adanyapenyakit bakterial. Salah satu bakteri patogen pada budidaya udang adalah Vibrio sp. Upaya untukmengatasi hal ini dapat dilakukan antara lain dengan menggunakan bahan antibakteria S. costatum. Padapenelitian ini, kulitivasi diatum S. costatum dilakukan dalam botol schott yang berisi f medium yangdilengkapi dengan aerator dan cahaya dengan intensitas 2000 luks. Kulivitasi dilakukan pada suhu 25oC.Kurva pertumbuhan S. costatum ditentukan dengan menghitung jumlah sel setiap harinya. Untuk ekstraksiantibakteri, kultur dipanen pada hari ke-6, selanjutnya dilakukan ekstraksi terhadap biomasanya denganmenggunakan metanol untuk mendapatkan ekstrak antibakteri. Ekstrak antibakteri ini diujikan pada bakteriVibrio sp dengan metode difusi agar. Hasil pengujian terhadap aktivitas penghambatan bakteri tersebutmenunjukkan bahwa ekstrak kasar (crude) intraseluler S. costatum mampu menghambat pertumbuhanbakteri Vibrio sp dengan potensi hambatan (inhibitor potention) 75,47% (pada konstertasi ekstrak 2000ppm), 52,08% (pada 1000 ppm), 30,43% (pada 500 ppm), 23,81% (pada 250 ppm) dan 15,79% (pada 100ppm) dibandingkan dengan kloramfenikol.Key word: antibakteri, Skeletonema costatum, Vibrio
Abundance of Giant Clam in Coral Reef Ecosystem at Pari Island: a Population Comparison of 2003's to 1984's Data Alfiani Eliata; Felicia Zahida; Wibowo Nugroho Jati; Lily M. Panggabean
Biota : Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Hayati Vol 8, No 3 (2003): October 2003
Publisher : Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24002/biota.v8i3.2859

Abstract

A survey on abundance of Giant Clam in coral reef ecosystem at PariIslandhas not been done long after the first survey on 1984. The survey itself is very important because Indonesian government has been release SK Menteri Kehutanan No. 12/Kpts-II/1987 and PP No. 7. th.1999 that states the giant clam is protected species. Indonesia has seven species of giant clam out of nine species presence in the world, i.e. Tridacna gigas, T.crocea, T. maxima, T. derasa, T. squamosa, Hippopus hippopus, and H. porcellanus (Rohmimohtarto dkk, 1987, Knop, 1996)