Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

PENGEMBANGAN PARIWISATA BERKELANJUTAN BERDASARKAN PERSPEKTIF TATA RUANG DI BALI Parma, Putu Gede
Jurnal Perhotelan Undiksha Vol 10, No 2 (2013)
Publisher : Jurnal Perhotelan Undiksha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (284.057 KB)

Abstract

AbstrakDalam pengembangan kegiatan pariwisata diperlukan pengaturan-pengaturan alokasi ruang yang dapat menjamin sustainable development guna mencapai kesejahteraan masyarakat. Hal ini sesuai dengan prinsip-prinsip dasar dalam penataan ruang yang bertujuan untuk meningkatkan pemanfaatan sumber daya alam dan sumber daya buatan secara berdaya guna, berhasil guna, dan tepat guna untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia, mewujudkan perlindungan fungsi ruang dan mencegah serta menanggulangi dampak negatif terhadap lingkungan, dan mewujudkan keseimbangan kepentingan kesejahteraan dan keamanan. Berdasarkan hal tersebut, artikel ini bertujuan untuk memaparkan dukungan penataan ruang dalam pengembangan pariwisata berkelanjutan di Indonesia khususnya Bali. Dalam pembahasan terdapat beberapa landasan pemikiran dan tinjauan tata ruang di Bali yang dipergunakan sebagai dasar dalam pembahasan. Kemudian terdapat beberapa inovasi pengembangan pariwisata di Bali sebagai penunjang pembahasan.Dari pembahasan dapat disimpulkan bahwa beberapa kebijakan dan peraturan seperti Tri Hita Karana sangat penting untuk diperhatikan, karena dapat dipergunakan sebagai dasar pertimbangan dalam pembangunan dan pengembangan pariwisata dilihat dari perspektif tata ruang. Saran yang bisa diberikan adalah adanya kerjasama pada berbagai pihak swasta, pemerintah dan masyarakat dalam mendukung pengembangan pariwisata di Bali.Kata Kunci: Tata Ruang, Pariwisata Berkelanjutan
FAKTOR FAKTOR PENENTU KEPUASAN KERJA TRAINEE BALI YANG MELAKSANAKAN ON THE JOB TRAINING DI SINGAPURA Parma, Putu Gede
Jurnal Perhotelan Undiksha Vol 10, No 2 (2013)
Publisher : Jurnal Perhotelan Undiksha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (666.146 KB)

Abstract

ABSTRAK Tulisan dengan judul “ Faktor-Faktor Penentu Kepuasan Kerja Trainee Bali Yang Melaksanakan On The job Training Di Singapura “ ini membahas mengenai kepuasan trainee Bali yang melaksanakan on the job training di Singapura. Adapun tujuannya untuk mengetahui bagaimana motivator factor dan hygiene factor yang dirasakan selama melaksanakan training di Singapura. Tulisan ini menggunakan penelitian deskriptif kualitatif dengan skala likert sebagai pedoman penghitungan data. Penelitian ini mengambil 40 sample dari seluruh trainee Bali yang magang di Singapura sebagai responden kuesioner penelitian. Hasil analisis kualitatif pada penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat beberapa indikator yang masih dibawah nilai rata-rata. Seperti pada motivator factor yang berada dibawah nilai rata-rata adalah kesempatan untuk maju sedangkan pada hygiene factor yang berada dibawah rata-rata adalah kebijakan kepegawaian, dan gaji,Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, diperoleh kesimpulan bahwa motivator factor memiliki nilai cukup dan hygiene factor memperoleh nilai yang cukup pula.Kata kunci: kepuasan kerja, trainee Bali, Agent magang, Singapura
STRATEGI PENANGANAN EVENT PADA HOTEL THE LAGUNA, A LUXURY COLLECTION RESORT & SPA, NUSA DUA, BALI Sukasari, Gusti Ayu; Parma, Putu Gede; Mahardika, A.A.N.Y.M.
Jurnal Manajemen Perhotelan dan Pariwisata Vol 2, No 1 (2019)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jmpp.v2i1.22082

Abstract

Abstrak Penanganan event sangat penting dijaga kualitasnya karena hotel sebagai organizer adalah bagian dari kesuksesan acara yang diselenggarakan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana kualitas penanganan pada hotel The Laguna, a Luxury Collection Resort & Spa, Nusa Dua, Bali. Sumber data yang diperoleh dengan mengadakan observasi dan wawancara langsung kepada narasumber yang menangani event secara langsung. Hasil penelitian dimasukkan secara deskriptif dan diperoleh hasil yang menunjukkan bahwa dalam penanganan event sudah berdasarkan Prosedur Operasional Standar (POS) hotel yang telah ditetapkan. Masalah yang sering timbul yaitu terdiri dari masalah terprediksi dan tidak bisa diprediksi. Masalah terprediksi dapat diantisipasi dengan mempelajari event yang akan berlangsung dari susunan acara yang sudah tersusun. Masalah yang tidak bisa diprediksi membutuhkan kebijaksanaan di lapangan sesuai masalah yang timbul. Oleh karena itu, komunikasi, koordinasi dan persiapan yang matang sangat diperlukan untuk bisa memberikan penanganan yang lebih maksimal sehingga acara yang terselenggara berjalan lancar dan sukses. Kata kunci: event, kualitas, manajemen event, dan penanganan Abstract In Hotel, the quality of event organizing is important to be maintained. This study aimed at exploring the quality to find out how the quality of handling event at the Laguna, a Luxury Collection Resort & Spa, Nusa Dua, Bali. The data were obtained through observation and face-to-face interview. The data were analyzed descriptively. The findings showed that the event organizing was based on Standard Operational Procedure (SOP). Some problems occured, some were predictable while others were unpredictable. The predicted problems were anticipated by studying the upcoming event carefully. The unpredicted problems required the operational officers?s wisdom and solutions. Communication, coordination, and well-preparation were needed to have the smooth and successful event organizing. Keywords: events, quality, management events, and handling
IMPLEMENTASI HAZARD ANALYSIS AND CRITICAL CONTROL POINT (HACCP) DALAM PENYIMPANAN BAHAN BAKU MAKANAN DI HOTEL DISCOVERY KARTIKA PLAZA HOTEL Arisandi, Kadek Dwi; Trianasari, Trianasari; Parma, Putu Gede
Jurnal Manajemen Perhotelan dan Pariwisata Vol 2, No 1 (2019)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jmpp.v2i1.22089

Abstract

Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) Penerapan sistem hazard analysis and critical control point (HACCP) dalam penyimpanan bahan baku makanan di main kitchen Discovery Kartika Plaza Hotel (2) Kendala apa saja yang terjadi di main kitchen (3) Bagaimana upaya chef de partie dalam menangani masalah yang ada. Penelitian ini menggunakan rancangan deskriptif kualitatif yang memaparkan data yang telah terkumpul melalui observasi dan wawancara serta dokumentasi yang telah dilakukan secara langsung kepada chef de partie. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa Discovery Kartika Plaza Hotel memiliki prosedur penyimpanan yang sesuai dengan sistem Hazard Analysis and Critical Control Point (HACCP). Dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan di main kitchen Discovery Kartika Plaza Hotel masih banyak mengalami permasalahan. Untuk mengatasi permasalahan yang ada chef de partie di main kitchen mempunyai upaya-upaya untuk mengatasi permasalahan yang ada. Kata Kunci: chef de partie, hazard analysis and critical control point (haccp), main kitchen, penyimpanan bahan makanan. Abstract This study aimed to understand (1) the application of hazard analysis and critical control point (HACCP) systems in the storage of food raw materials in the kitchen of Discovery Kartika Plaza Hotel (2) The kinds obstacles occur in the kitchen (3) How chef de partie attempts to deal with existing problems. This study used a descriptive qualitative design that describes the data that have been collected through observation, interviews and documentation of to the hotel staff. The results of this study indicate that Discovery Kartika Plaza Hotel has a storage procedure that is in accordance with the Hazard Analysis and Critical Control Point (HACCP) system. In carrying kitchen activities, Discovery Kartika Plaza Hotel still faces many problems. To overcome the problems chef de partie have several strategies efforts to overcome them. Key world: chef de partie, hazard analysis and critical control point (haccp), main kitchen, strorage of food ingredients
PENGEMBANGAN MODEL PENGUATAN LEMBAGA PERTANIAN SEBAGAI PRIME MOVER PEMBANGUNAN KAWASAN DAERAH PENYANGGA PEMBANGUNAN (DPP) DESTINASI WISATA KINTAMANI – BALI Parma, Putu Gede
Jurnal Ilmu Sosial dan Humaniora Vol 3, No 1 (2014)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jish-undiksha.v3i1.2928

Abstract

Tujuan pokok penelitian ini ‘mengembangkan model prime mover sektor pertanian argo di daerah penyangga pembangunan (DPP) destinasi wisata Kintamani untuk penguatan dan pemberdayaan para petani agro berbasis kewilayahan dan berbasis penguatan kelembagaan lokal di Kecamatan Kintamani Kabupaten Bangli”. Penelitian ini menggunakan desain penelitian dan pengembangan (R&D) dengan metode kuantitatif IG (Indeks Gravitasi) untuk melihat derajat keterkaitan aktivitas ekonomi antara DPP dan desa sekitarnya, CDSF (Cobb-Douglas Stochastic Frontier) untuk melihat tingkat efisiensi teknis yang mencerminkan sejauhmana kegiatan produksi sektor dominan di DPP mencapai titik optimumnya, serta metode EL (Ekonometrik Logit) untuk mengetahui adakah fragmentasi produksi DPP dengan desa sekitarnya. Dalam penyusunan desain pola pengembangan ekonomi di DPP mengacu pada temuan studi pendahuluan dan trending analysis terkait dengan keunggulan potensi, permasalahan yang paling urgen, dan peluang usaha di masing-masing wilayah. Produk penelitian ini adalah : (1) peta permasalahan dan produksi dominan petani agro, (2) peta kelembagaan petani agro, (3) model pelembagaan petani agro, (4) draft model prime mover sektor pertanian agro terhadap pengembangan destinasi wisata, dan (5) artikel ilmiah (jurnal terakreditasi). Hasil penelitian menunjukkan bahwa : (1) berdasarkan data Dinas Pariwisata Kabupaten Bangli Provinsi Bali, yaitu : Desa Batur Selatan, desa Songan A, desa Songan B,dan desa Kedisan. Secara umum lembaga-lembaga social kemasyarakatan yang ada di semua desa tersebut hamper sama,hanya struktur organisasinya yang sedikit berbeda, yang disesuaikan dengan kebutuhan dan kebiasaan masyarakat setempat. (2) lembaga social dan budaya yang terdapat di desa-desa kawasan agrowisata Kintamani, pada umumnya adalah : sekehe teruna teruni, kelompok tani, gabungan kelompok tani, sekehe jogged, sekehe santi, sekehe tabuh, sekehe payus, sekehe rejang,sekehe manyi, sekehe baris, sekehe pruguh, sekehe gong, sekehe gambuh, lembaga perkreditan desa, desa adat, prajuru desa adat, koperasi unti desa,kelompok penyakap,dan kelompok peternak. (3) pada desa-desa kawasan agrowisata di Kintamani, terdapat lahan yang masih cukup besar untuk dimaksimalkan pemanfaatannya, yakni berkisar antara 10 sampai 100 hektar di setiap desanya. Namun, berdasarkan hasil survey di lapangan, hanya sebagian kecil dari lahan tersebut yang merupakan milik penduduk setempat. (4) potensi kawasan Kintamani pada dasarnya bersandar pada keindahan alam dan modalitas social budaya masyarakat itu sendiri. (5) masih ditemukan berbagai kendala yang dihadapi oleh masyarakat desa kawasan agrowisata pada umumnya dan petani pada khusnya, terutama pada aspek-aspek khusus, seperti: aturan desa dan pengelolaan lembaga sosial dan budaya desa, luas dan kepemilikan lahan, system permodalan, pemanfaatan sumber daya, dan system penjualan.
PENGEMBANGAN PARIWISATA BERKELANJUTAN BERDASARKAN PERSPEKTIF TATA RUANG DI BALI Putu Gede Parma
Jurnal Perhotelan Undiksha Vol. 10 No. 2 (2013)
Publisher : Jurnal Perhotelan Undiksha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

AbstrakDalam pengembangan kegiatan pariwisata diperlukan pengaturan-pengaturan alokasi ruang yang dapat menjamin sustainable development guna mencapai kesejahteraan masyarakat. Hal ini sesuai dengan prinsip-prinsip dasar dalam penataan ruang yang bertujuan untuk meningkatkan pemanfaatan sumber daya alam dan sumber daya buatan secara berdaya guna, berhasil guna, dan tepat guna untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia, mewujudkan perlindungan fungsi ruang dan mencegah serta menanggulangi dampak negatif terhadap lingkungan, dan mewujudkan keseimbangan kepentingan kesejahteraan dan keamanan. Berdasarkan hal tersebut, artikel ini bertujuan untuk memaparkan dukungan penataan ruang dalam pengembangan pariwisata berkelanjutan di Indonesia khususnya Bali. Dalam pembahasan terdapat beberapa landasan pemikiran dan tinjauan tata ruang di Bali yang dipergunakan sebagai dasar dalam pembahasan. Kemudian terdapat beberapa inovasi pengembangan pariwisata di Bali sebagai penunjang pembahasan.Dari pembahasan dapat disimpulkan bahwa beberapa kebijakan dan peraturan seperti Tri Hita Karana sangat penting untuk diperhatikan, karena dapat dipergunakan sebagai dasar pertimbangan dalam pembangunan dan pengembangan pariwisata dilihat dari perspektif tata ruang. Saran yang bisa diberikan adalah adanya kerjasama pada berbagai pihak swasta, pemerintah dan masyarakat dalam mendukung pengembangan pariwisata di Bali.Kata Kunci: Tata Ruang, Pariwisata Berkelanjutan
FAKTOR FAKTOR PENENTU KEPUASAN KERJA TRAINEE BALI YANG MELAKSANAKAN ON THE JOB TRAINING DI SINGAPURA Putu Gede Parma
Jurnal Perhotelan Undiksha Vol. 10 No. 2 (2013)
Publisher : Jurnal Perhotelan Undiksha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK Tulisan dengan judul “ Faktor-Faktor Penentu Kepuasan Kerja Trainee Bali Yang Melaksanakan On The job Training Di Singapura “ ini membahas mengenai kepuasan trainee Bali yang melaksanakan on the job training di Singapura. Adapun tujuannya untuk mengetahui bagaimana motivator factor dan hygiene factor yang dirasakan selama melaksanakan training di Singapura. Tulisan ini menggunakan penelitian deskriptif kualitatif dengan skala likert sebagai pedoman penghitungan data. Penelitian ini mengambil 40 sample dari seluruh trainee Bali yang magang di Singapura sebagai responden kuesioner penelitian. Hasil analisis kualitatif pada penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat beberapa indikator yang masih dibawah nilai rata-rata. Seperti pada motivator factor yang berada dibawah nilai rata-rata adalah kesempatan untuk maju sedangkan pada hygiene factor yang berada dibawah rata-rata adalah kebijakan kepegawaian, dan gaji,Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, diperoleh kesimpulan bahwa motivator factor memiliki nilai cukup dan hygiene factor memperoleh nilai yang cukup pula.Kata kunci: kepuasan kerja, trainee Bali, Agent magang, Singapura
PENGEMBANGAN MODEL PENGUATAN LEMBAGA PERTANIAN SEBAGAI PRIME MOVER PEMBANGUNAN KAWASAN DAERAH PENYANGGA PEMBANGUNAN (DPP) DESTINASI WISATA KINTAMANI – BALI Putu Gede Parma
Jurnal Ilmu Sosial dan Humaniora Vol. 3 No. 1 (2014)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jish-undiksha.v3i1.2928

Abstract

Tujuan pokok penelitian ini ‘mengembangkan model prime mover sektor pertanian argo di daerah penyangga pembangunan (DPP) destinasi wisata Kintamani untuk penguatan dan pemberdayaan para petani agro berbasis kewilayahan dan berbasis penguatan kelembagaan lokal di Kecamatan Kintamani Kabupaten Bangli”. Penelitian ini menggunakan desain penelitian dan pengembangan (R&D) dengan metode kuantitatif IG (Indeks Gravitasi) untuk melihat derajat keterkaitan aktivitas ekonomi antara DPP dan desa sekitarnya, CDSF (Cobb-Douglas Stochastic Frontier) untuk melihat tingkat efisiensi teknis yang mencerminkan sejauhmana kegiatan produksi sektor dominan di DPP mencapai titik optimumnya, serta metode EL (Ekonometrik Logit) untuk mengetahui adakah fragmentasi produksi DPP dengan desa sekitarnya. Dalam penyusunan desain pola pengembangan ekonomi di DPP mengacu pada temuan studi pendahuluan dan trending analysis terkait dengan keunggulan potensi, permasalahan yang paling urgen, dan peluang usaha di masing-masing wilayah. Produk penelitian ini adalah : (1) peta permasalahan dan produksi dominan petani agro, (2) peta kelembagaan petani agro, (3) model pelembagaan petani agro, (4) draft model prime mover sektor pertanian agro terhadap pengembangan destinasi wisata, dan (5) artikel ilmiah (jurnal terakreditasi). Hasil penelitian menunjukkan bahwa : (1) berdasarkan data Dinas Pariwisata Kabupaten Bangli Provinsi Bali, yaitu : Desa Batur Selatan, desa Songan A, desa Songan B,dan desa Kedisan. Secara umum lembaga-lembaga social kemasyarakatan yang ada di semua desa tersebut hamper sama,hanya struktur organisasinya yang sedikit berbeda, yang disesuaikan dengan kebutuhan dan kebiasaan masyarakat setempat. (2) lembaga social dan budaya yang terdapat di desa-desa kawasan agrowisata Kintamani, pada umumnya adalah : sekehe teruna teruni, kelompok tani, gabungan kelompok tani, sekehe jogged, sekehe santi, sekehe tabuh, sekehe payus, sekehe rejang,sekehe manyi, sekehe baris, sekehe pruguh, sekehe gong, sekehe gambuh, lembaga perkreditan desa, desa adat, prajuru desa adat, koperasi unti desa,kelompok penyakap,dan kelompok peternak. (3) pada desa-desa kawasan agrowisata di Kintamani, terdapat lahan yang masih cukup besar untuk dimaksimalkan pemanfaatannya, yakni berkisar antara 10 sampai 100 hektar di setiap desanya. Namun, berdasarkan hasil survey di lapangan, hanya sebagian kecil dari lahan tersebut yang merupakan milik penduduk setempat. (4) potensi kawasan Kintamani pada dasarnya bersandar pada keindahan alam dan modalitas social budaya masyarakat itu sendiri. (5) masih ditemukan berbagai kendala yang dihadapi oleh masyarakat desa kawasan agrowisata pada umumnya dan petani pada khusnya, terutama pada aspek-aspek khusus, seperti: aturan desa dan pengelolaan lembaga sosial dan budaya desa, luas dan kepemilikan lahan, system permodalan, pemanfaatan sumber daya, dan system penjualan.
Eksplorasi Budaya Bali Dalam Pengembangan Bahan Ajar Ipa Ramah Tuna Rungu Wicara di Sekolah Inklusi Putu Gede Parma; Desak Komang Ira Pratiwi; Gede Wira Bayu
Mimbar Pendidikan Indonesia Vol. 3 No. 1 (2022): January
Publisher : Undiksha Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/mpi.v3i1.24349

Abstract

Belum adanya bahan ajar khususnya dalam pembelajaran IPA yang ramah tuna rungu wicara. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi budaya Bali dalam pengembangan bahan ajar IPA ramah tuna rungu wicara di sekolah inklusi. Jenis penelitian dengan menggunakan metode penelitian pengembangan. Eksplorasi dilakukan oleh mahasiswa dengan menggunakan model ADDIE. Instrumen yang digunakan lembar penilaian bahan ajar. Subjek penelitian dari ahli isi mata pelajaran, ahli desain pembelajaran, ahli budaya, dan ahli evaluasi dan pendidikan. Teknik analisis data dengan analisis Content Validity Ratio (CVR).  Hasil dari penelitian ini adalah produk berupa bahan ajar Materi IPA yang dilengkapi dengan RPP dan LKPD dengan pengembangan berwawasan budaya Bali. Produk ini sudah divalidasi oleh ahli IPA, ahli desain pembelajaran, ahli budaya Bali, serta ahli evaluasi dan pendidikan, diperoleh hasil dengan nilai CVR dan CVI yaitu 1,00 yang dapat dikategorikan “valid” dan layak untuk diujicoba. Produk ini telah diujicobakan secara terbatas di kelas IV. Simpulan penelitian ini, yaitu produk dapat meningkatkan hasil belajar IPA Tuna Rungu Wicara di sekolah inklusi.