Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Penggunaan Angka Keterkaitan untuk Penentuan Tingkat Aksesibilitas Kota/Kabupaten di Wilayah Propinsi Kalimantan Barat Djoko Sulistiono; Amalia Firdaus Mawardi; Ami Asparini; Endang Kasiati
Jurnal Aplikasi Teknik Sipil Vol 13, No 1 (2015)
Publisher : Departemen Teknik Infrastruktur Sipil Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (356.457 KB) | DOI: 10.12962/j12345678.v13i1.1588

Abstract

Jaringan jalan mempunyai fungsi yang cukup penting dalam sistem transportasi, karena mampu menghasilkan pergerakan barang/orang, sehingga jaringan jalan tersebut harus bisa diukur kinerjanya untuk mendukung pergerakan orang/barang. Pengukuran kinerja jaringan jalan dapat dilakukan melalui Indeks Aksesibilitas dan Indeks Mobilitas yang sesuai dengan Standar Pelayanan Minimum (SPM) Departemen PU. Permasalahan yang mungkin terjadi antara lain adalah bagaimana tingkat aksesibilitas kota/kabupaten di wilayah Propinsi Kalimantan Barat dan bagaimana prioritas pembangunan jaringan jalan sehubungan kondisi aksesibilitas tersebut. Tujuan penelitian adalah mengetahui tingkat aksesibilitas kota/kabu­paten di wilayah provinsi Kalimantan Barat dan prioritas pembangunan jalan untuk meningkatkan aksesibilitas di kota/kabupaten wilayah tersebut. Hasil analisa jaringan yang berupa matrix jarak tempuh terpendek antar kota/kabupaten, kemudian ditentukan angka keterkaitan seluruh jaringan jalan. Angka keterkaitan setiap kota/kabupaten dicari rata-ratanya, kemudian dinilai tingkat aksesibilitas masing-masing kota/kabupaten, apabila angka keterkaitan kota/kabupaten diatas rata-ratanya, maka tingkat aksesibilitasnya rata-rata rendah, demikian sebaliknya. Hasil analisa angka keterkaitan didapatkan angka keterkaitan rata-rata 531 km, sehingga bila angka keter­­­kaitan/kabupaten yang lebih besar dari rata-ratanya, maka kota/kabupaten tersebut mempunyai aksesibilitas rendah. Urutan prioritas pananganan  untuk mengatasi masalah aksesibilitas ini adalah Putus Sibau (681 km), Ketapang (681 km), Sambas (594 km), Singkawang (568 km), Sukadana (563 km), dan Mempawah (556 km).
Studi Alternatif Campuran Aspal Beton AC WC dengan Menggunaan Pasir Seruyan Kabupaten Seruyan Kalimantan Tengah Endang Kasiati; Rachmad Basuki; Denny Setiawan
Jurnal Aplikasi Teknik Sipil Vol 13, No 1 (2015)
Publisher : Departemen Teknik Infrastruktur Sipil Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (727.027 KB) | DOI: 10.12962/j12345678.v13i1.1591

Abstract

Jaringan jalan mempunyai fungsi yang cukup penting dalam sistem transportasi, karena Kabupaten Seruyan sebagai salah satu kabupaten baru di Provinsi Kalimantan Tengah. Struktur perkerasan jalan yang lazim di Kabupaten Seruyan Propinsi Kalimantan Tengah adalah perkerasan lentur.  Pada struktur perkerasan lentur banyak aspek yang harus ditinjau, salah satunya adalah material. Material sering didatangkan dari daerah tempat lain. Hal ini tentunya tidak menguntungkan dari segi biaya, penelitian ini adalah untuk menguji penggunaan material lokal sebagai bahan perkerasan yaitu pasir alam Seruyan yang akan di manfaatkan sebagai campuran agregat halus Laston Sebagai Lapis Aus Aspal Concrete – Wearing Course (AC-WC).Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui sifat dan karakteristik campuran AC-Wearing Course jika menggunakan pasir alam seruyan sebagai agregat halus, yaitu khusus pada sifat stabilitas   dan karakteristik pengujian Marshall. Metode penelitian yang digunakan adalah metode pengujian Marshall, dimana percobaan dilakukan dengan menggunakan variasi pasir.Hasil penelitian marshall menunjukkan bahwa pasir Seruyan dapat  digunakan  sebagai  bahan  campuran  beton  aspal  AC  WC dengan hasil kombinasi agregatnya yaitu 6% untuk fraksi agregat halus Pasir Seruyan, 65,80% untuk fraksi agregat Kasar, 22,20% untuk fraksi Abu Batu, dan 6% untuk fraksi filler pada kadar aspal optimum 5,27% dengan nilai (stabilitas, flow; VIM,   VMA, VFA, MQ) memenuhi standar Bina Marga.