Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

PENENTUAN UMUR BANTALAN LUNCUR TERLUMASI BERDASAR LAJU KEAUSAN BAHAN Hasta Kuntara; Sigit Gunawan; Sigit Budi Hartono
TRAKSI Vol 14, No 1 (2014): TRAKSI
Publisher : Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1299.201 KB) | DOI: 10.26714/traksi.14.1.2014.%p

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk membuat perumusan teoritik umur bantalan luncur terlumasi berdasar volume keausan bahan bantalan yang saling kontak dengan pendekatan kajian pustaka menggunakan variabel-variabel linier maupun variabel pembagi yang berkaitan langsung dengan keausan bantalan, yang selama ini belum banyak dipakai sebagai salah satu penentuan umur bantalan luncur. Penelitian dilakukan dengan melakukan kajian perumusan, persamaanpersamaan, teori serta konsep-konsep keausan bahan dan pelumasan pada suatu kontak permukaan yang telah ada, yang bersumber  dari handbook ASM, text book, penelitian pada jurnal nasional maupun internasional. Pembuatan formulaatau persamaan ini mengacu pada persamaan keausan abrasif dengan memformulasikan  dengan persamaan maupun variabel-variabel keausan L, k, F, V, ξ dan A sebagai variabel linier serta C, ν, dan H sebagai variabel pembagi terhadap Va, untuk mendapatkan volume keausan. Keausan ini kemudian menjadi penentu umur bantalan luncur dengan konsep pengurangan ukuran bantalan akibat keausan terhadap kondisi standarnya, dengan menganggap keausan merata radial. Penelitian ini menghasilkan formula penentuan umur bantalan luncur terlumasi berdasar keausan bahan bantalan terlumasi, dengan pendekatan Va/t sebagai laju keausannya dan Vp, serta Vps. Va = +.,.-.../.01.2.3 , Va/t merupakan formula laju keausan yang didapat, penentuan umur dengan melakukan pengurangan ∆V = Vs - Vps , Vs : volume standar awal bantalan, Vps : volume tersedia. Sehingga umur  t adalah waktu yang dapat ditentukan dari selisih volume standar terhadap laju volume Va/t,   t = ∆,,&56
Mesin Pemeras Rimpang dan Pemasaran Online untuk Usaha “Jamu Mbak Sri” Kadisoka, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta Solikhah Retno Hidayati; Novi Maulida Ni’mah; Hasta Kuntara
Jurnal Pengabdian Multidisiplin Vol. 1 No. 1 (2021): Jurnal Pengabdian Multidisiplin
Publisher : Kuras Institute & Scidac Plus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (497.112 KB) | DOI: 10.51214/japamul.v1i1.82

Abstract

Usaha jamu Mbak Sri adalah usaha yang didirikan oleh Bapak Sutadi pada tahun 2004. Lokasi usaha ini di Dusun Kadisoka, Purwomartani, Kalasan, Sleman, DIY. Pembuatan jamu dilakukan secara tradisional, dan pemasaran dilakukan dengan cara berjualan keliling di wilayah dekat tempat usaha. Moda transportasi yang digunakan adalah motor dan sepeda. Dalam sehari, pendapatan kotor dari penjualan jamu rata-rata Rp. 200.000,00 – Rp. 300.000,00. Usaha jamu ini memiliki 2 masalah utama. Permasalahan pertama adalah proses produksi manual sehingga higienitas produk tidak terkontrol dan produksi terbatas. Permasalahan kedua adalah pemasaran terbatas sistem penjualan masih konvensional. Solusi untuk mengatasi permasalahan yang diterapkan dalam usaha jamu Mbak Sri berupa pembuatan mesin pemeras rimpang untuk membantu proses produksi dan pemanfaatan platform penjualan online untuk memperluas pasar. Metode yang dilakukan adalah pembuatan alat, pelatihan dan pendampingan. Kegiatan pertama yang dilakukan adalah peningkatan kapasitas produksi melalui pembuatan mesin pemeras rimpang jamu berkecepatan rendah dan pelatihan produksi jamu higienis. Kegiatan ke-2 adalah peningkatan kapasitas pemasaran melalui kegiatan pembuatan logo, pembaharuan kemasan jamu, perbaikan fasilitas penjualan keliling, dan metode penjualan online. Hasil dari kegiatan pengabdian kepada masyarakat peningkatan produksi hingga 33,3%, peningkatan pendapatan hingga 39% per bulan.
Sistem Picking dan Packaging Menggunakan PLC Outseal dan Robot Magician Tugino; Ahmad Dwi Indra Buana; Mohammad Arsyad; Hasta Kuntara
Retii 2022: Prosiding Seminar Nasional ReTII ke-17
Publisher : Institut Teknologi Nasional Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Picking is the process of moving an object while packaging is the process of packing the object. The development of industrial automation systems 4.0 allows both processes to be carried out using a Programmable Logic Controller (PLC) and robots. However, most industries in Indonesia are still using human labor. This method is considered less effective because human can feel tired and bored. This study aims to make the prototype of a picking and packaging system using PLC and robots. Robot 1 plays role in loading objects, robot 2 plays role in sorting, arranging, and packing objects, while robot 3 plays role in putting the lid on the packaging. System is made using 3 Dobot Magician robots, 3 conveyors, and 1 Outseal Nano V.4 PLC. System communicates with each other through an intermediary circuit using the PIC817 IC optocoupler. The results of the study experiment carried out showed that the system worked well and as desired, the system can move objects from the point where they placed, then sort objects by color to pack. Green objects will be packed while other colors will be returned. When the package is full, the system carries away it to be given the lid on the packaging
DESAIN ALAT CUCI TANGAN OTOMATIS PORTABLE DENGAN SENSOR GERAKAN INFRAMERAH Hasta Kuntara; Anjab Thobarani, Muhammad
KURVATEK Vol 8 No 2 (2023): Energy Management and Sustainable Environment
Publisher : Institut Teknologi Nasional Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak Desain ini bertujuan untuk menghasilkan alat cuci tangan otomatis portable dengan sensor gerakan untuk membuka saluran air dan sabun. Alat ini dapat memberikan kemudahan dan keheginisan karen tidak memerlukan menyentuh atau membuka saluran air dan sabun, dimana posisi tersebut rentan terhadap penyebaran virus bagi penggunanya. Model otomatis dari kran air otomatis dan sabun secara portable masih terbatas keberadaanya. Cakupan desain adalah penggunaannya tanpa menyentuh pembuka saluran air dan saluran sabun, alat dapat dipindahkan dengan mudah sesuai kebutuhan penempatan, air tersedia dalam tangki maupun terhubung langsung dengan sumber, air cucian ditampung dalam tangki atau disalurkan ke penampung penampung, catu daya listrik PLN, dan ketinggian alat sesuai bagi orang dewasa dan anak. Desain ini menghasilkan alat cuci tangan otomatis portable dengan ukuran tinggi bak cuci yaitu 1.020 mm, lebar 460 mm dan tinggi keseluruhan 1.475 mm, dengan sensor gerakan infrared dan control dengan arduino uno dan dengan penggerak saluran air serta sabun menggunakan motor servo. Kata kunci: Otomatis, Portable, Infrared, Arduino uno
Hydro-Catalytic Cracking of Biomass Tar Contamination in Syngas Warsita, Aris; Kuntara, Hasta; Abidin, Zainal
Recent in Engineering Science and Technology Vol. 2 No. 02 (2024): RiESTech Volume 02 No. 02 Years 2024
Publisher : MBI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59511/riestech.v2i02.51

Abstract

This paper describes new tar removal argumentation method by adding water that enhances the steam reformation reactions and converts tar contamination in the gas into combustible gases. The hydro-catalytic tar removal method was experimentally evaluated in a microwave-heated reactor with toluene and naphthalene as tar models. The reactor was tested in a wide temperature range with flow residence time through the reactor in the range of 0.12-0.24s. Dolomite and nickel catalysts were tested at 700-900°С while Y-zeolite, ruthenium, and rhodium were tested at 500-700°С temperature ranges. Steam-to-carbon ratio (S/C) was tested in the range of 0.11-0.55. Tar removal efficiency of 98.88% was achieved with ruthenium catalyst at 700 °С cracking temperature and S/C ratio range of 0.32-0.33. The gas product from tar cracking was analysed using gas chromatography and it consisted mostly of H2, CH4 and some higher hydrocarbon gases.