Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

INTENSIFIKASI TOGA UNTUK PENINGKATAN KESEJAHTERAAN KELOMPOK WANITA TANI Innaka Ageng Rineksane Rineksane; Dina Wahyu Trisnawati
Prosiding Seminar Nasional Program Pengabdian Masyarakat 2018: 2. Penguatan Inovasi Teknologi (Pangan, Pertanian, Energi, Transportasi) Bagi Pemerintah Daera
Publisher : Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (633.377 KB)

Abstract

Tanaman obat keluarga menjadi salah satu alternatif tanaman yang dapat dibudidayakan di perkarangan rumah dan dimanfaatkan sebagai sumber obat keluarga maupun tambahan penghasilan apabila dikomersialkan. Jenis-jenis tanaman obat diantaranya temu kunyit, jahe, lengkuas, temu kunci, temu lawak, daun adas, daun kemangi dan daun kenikir. Tanaman obat keluarga juga dapat dimanfaatkan sebagai sumber mineral maupun vitamin bagi keluarga untuk konsumsi sehari-hari. Kelompok Wanita Tani Sekarwangi dan Pendopo di Desa Kranggan telah memiliki program pemanfaatn lahan pekarangan, namun belum dilakukan penanaman tanaman obat keluarga secara khusus. Intensifikasi tanaman obat keluarga dimaksudkan untuk memberdayakan Kelompok Wanita Tani di Desa Kranggan, Kecamatan Galur, Kabupaten Kulonprogo. Intensifikasi tanaman obat keluarga atau toga ini bertujuan meningkatkan pemahaman dan ketrampilan kelompok wanita tani untuk berinovasi dalam budidaya tanaman berkhasiat obat, meningkatkan pengetahuan cara budiaya dan pemeliharaan tanaman berkhasiat obat, meningkatkan penataan pekarangan serta upaya pemanfaatan hasil pekarangan. Metode yang digunakan meilputi penyuluhan, pelatihan, demonstrasi plot dan pendampingan budidaya serta pemeliharaan tanaman obat keluarga. Anggota Kelompok Wanita Tani Sekarwangi dan Pendopo telah memahami jenis, cara budidaya dan kegunaan tanaman obat. Anggota Kelompok Wanita Tani Sekarwangi dan Pendopo juga telah mempraktikan penyiapan lahan, penyediaan bibit tanaman obat, penanaman, pemeliharaan tanaman obat, bahkan mempraktikan penanaman tanaman obat di pekarangan rumah masing-masing.
PEMANFAATAN LAHAN SEMPIT MELALUI BUDIDAYA SAYURAN DI DUKUH TANGKILAN SLEMAN Innaka Ageng Rineksane Rineksane; Indira Prabasari
Prosiding Seminar Nasional Program Pengabdian Masyarakat 2020: 6. Kinerja Kelembagan Sosial Masyarakat dalam Pengelolaan Lingkungan dan Penanganan Bencana
Publisher : Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1006.738 KB) | DOI: 10.18196/ppm.36.318

Abstract

Dasa Wisma Alamanda berada di Dukuh Tangkilan, RT 7 dan RW 23, Desa Sidoarum, Kecamatan Godean, Kabupaten Sleman. Permasalahan yang dihadapi anggota Dasa Wisma Alamanda diantaranya pemahaman dan keterampilan yang kurang untuk budidaya sayuran di lahan sempit. Selain itu kondisi rumah dengan halaman terbatas karena berada di area perumahan juga menjadi masalah dalam budidaya sayuran. Solusi yang ditawarkan adalah penyuluhan serta praktik budidaya sayuran di lahan sempit. Metode yang digunakan untuk mencapai tujuan tersebut melalui penyuluhan, pelatihan, demonstrasi, dan pendampingan budidaya sayuran di lahan sempit. Hasil penyuluhan, pelatihan, dan praktik budidaya sayuran di lahan sempit menunjukkan bahwa pemahaman anggota Dasa Wisma Alamanda terhadap pengetahuan dan praktik budidaya sayuran di lahan sempit mencapai 84,4% sebelum dilakukan penyuluhan, pelatihan serta praktik budidaya sayuran. Pemahaman tersebut meningkat menjadi 98,3% setelah mengikuti penyuluhan, pelatihan dan praktik budidaya sayuran di lahan sempit. Seluruh peserta melakukan praktik budidaya sayuran di halaman rumah masing-masing dan menyatakan senang serta terkesan setelah mengikuti pelatihan dan praktik penanaman sayuran tersebut. Sebanyak 30% dari total peserta bahkan telah berkreasi melakukan penanaman sayuran di halaman rumahnya dengan variasi wadah tanam selain yang digunakan pada saat pelatihan melalui pemanfaatan barang bekas. Pengabdian masyarakat telah meningkatkan pemahaman dan praktik budidaya sayuran di lahan sempit bagi anggota Dasa Wisma Alamanda.
Peningkatan Ketrampilan Kwt Pendopo Melalui Pengolahan Toga Di Desa Kranggan, Kulon Progo Innaka Ageng Rineksane Rineksane; Dina Wahyu Trisnawati
Prosiding Seminar Nasional Program Pengabdian Masyarakat 2019: 5. Pemberdayaan Kaum Perempuan
Publisher : Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (801.268 KB) | DOI: 10.18196/ppm.25.448

Abstract

TOGA atau Tanaman Obat Keluarga merupakan kegiatan menanami pekarangan dengan tanamanyang berkhasiat obat. Tanaman obat yang dimaksud termasuk rempah-rempah, tanaman sayur dantanaman buah. Istilah toga bermakna penataan pekarangan, yaitu pengelolaan pekarangan melaluipenanaman tanaman berkhasiat obat sehingga dapat memenuhi kebutuhan obat tradisional bagikeluarga maupun masyarakat. Kegiatan pengolahan hasil panen TOGA selain menyediakan obatalternatif bagi keluarga juga memberikan nilai tambah pekarangan atau lingkungan rumah sehinggadapat membantu peningkatan kesejahteraan keluarga. Masyarakat yang dapat menerapkan togatersebut diantaranya adalah kelompok wanita tani. Kelompok wanita tani (KWT) Pendopo yang ada didesa Kranggan, Kecamatan Galur, Kabupaten Kulon Progo merupakan kelompok wanita tani yangtelah memanfaatkan lahan pekarangan atau lingkungan rumah sebagai wadah penyedia kebutuhan gizikeluarga melalui penanaman tanaman sayuran. Namun demikian, upaya tersebut belum optimalkarena kurangnya pengetahuan anggota akan teknologi pengolahan berbagai tanaman obat. Olehkarena itu penerapan Ipteks bagi Masyarakat melalui pengolahan hasil panen toga untuk peningkatanketrampilan KWT Pendopo di Desa Kranggan, Kecamatan Galur, Kabupaten Kulonprogo. Kegiatanyang telah dilakukan meliputi survey kebun TOGA, uji produk TOGA, peningkatan pengetahuananggota KWT tentang toga dan pengelolaannya, pengolahan hasil panen tanaman berkhasiat obat danpemanfaatannya, demonstrasi dan praktek pengelolaan toga, serta pendampingan pemeliharaan toga.Hasil pre test dan post test menunjukkan bahwa pengetahuan dan pemahaman anggota KWT Pendopoterhadap proses dan bahan pembuatan gujahe serta kunyit asam mengalami peningkatan sebesar 100%dan 95,1%, setelah mereka mendapatkan penyuluhan serta melakukan praktek pembuatan gujahe dankunyit asam. Luaran yang diharapkan dari program ini adalah produk hasil olahan TOGA yangdiproduksi oleh KWT Pendopo. Selain itu luaran yang diperoleh dari kegiatan ini adalah publikasiilmiah di jurnal pengabdian Berdikari.