Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

TECHNOLOGY-BASED SCHOOL MANAGEMENT UNTUK PENINGKATAN DAYA SAING TK ABA KENTUNGAN, DEPOK, SLEMAN, DIY Meika Kurnia Puji Rahayu; Dian Azmawati
Prosiding Seminar Nasional Program Pengabdian Masyarakat 2020: 5. Kreatifitas Pendidikan dan Pembelajaran di Sekolah dan Perguruan Tinggi
Publisher : Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (693.651 KB) | DOI: 10.18196/ppm.35.81

Abstract

Untuk dapat bertahan atau bahkan memenangkan persaingan dalam dunia pendidikan, sekolah dituntut untuk mampu mengembangkan dan menyediakan program, sarana, dan anggaran. Selain itu, sekolah juga dituntut mampu mendesain dan mengimplementasikan manajemen sekolah yang kuat dan andal. Hasil wawancara dan pengamatan penulis mengidentifikasi adanya problem terkait manajemen sekolah di TK ABA Kentungan. Gejala-gejala yang tampak adalah penuruan jumlah siswa baru dan tata kelola administasi sekolah yang belum baik. Untuk itu dilakukan program pendampingan perbaikan manajemen sekolah yang meliputi manajemen administrasi, majemen sarana prasarana, dan manajemen personel. Manajemen sekolah berbasis teknologi (technology-based school management) menjadi tema besar kegiatan. Tujuan kegiatan ini adalah meningkatkan daya saing TK ABA Kentungan yang nantinya dapat meningkatkan jumlah siswa baru.
PENINGKATAN DAYA SAING TK ABA KENTUNGAN MELALUI KEGIATAN EKSKUL YANG MENGEMBANGKAN KREATIVITAS DAN MENYENANGKAN Dian Azmawati; Meika Kurnia Puji Rahayu
Prosiding Seminar Nasional Program Pengabdian Masyarakat 2020: 5. Kreatifitas Pendidikan dan Pembelajaran di Sekolah dan Perguruan Tinggi
Publisher : Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (713.363 KB) | DOI: 10.18196/ppm.35.92

Abstract

Dunia pendidikan di Indonesia tidak terlepas dari persaingan. Muhammadiyah dengan idealisme dan nilai-nilai luhur yang ingin terus dihidupkan dan berkembang dalam perannya membangun masyarakat madani, mendirikan pula institusi pendidikan mulai dari PAUD hingga Universitas. Untuk dapat bertahan atau bahkan memenangkan persaingan dalam dunia pendidikan, sekolah dituntut untuk mampu mengembangkan dan menyediakan program, sarana, dan anggaran. Sekolah, khususnya PAUD, juga dituntut mampu mendesain dan mengimplementasikan berbagai kegiatan yang menarik dan mampu membentuk karakter positif pada anak didik. Sebagaimana yang kita pahami bersama, usia PAUD adalah usia emas dalam pembentukan karakter anak. Untuk bisa menjalankan kegiatan yang positif dan menarik bagi anak didik, diperlukan fasilitas yang tidak sedikit. Tim pengusul Program Kemitraan Masyarakat yang kebetulan adalah pengurus PRA Condongcatur Barat dan turut membina TK ABA Kentungan, menemukan adanya kebutuhan mendesak oleh sekolah dalam usaha mengembangkan kegiatan positif dan menyenangkan bagi anak didik di PAUD tersebut, agar sekolah menjadi tempat yang menyenangkan dan TK ABA mampu terus bersaing dalam tugasnya sebagai institusi pendidikan usia dini. Solusi yang ditawarkan adalah pendampingan mendesain kegiatan ekskul yang menarik melaui kegiatan penyuluhan dan mendukung sarana-prasarana bagi kegiatan anak didik.
KESETARAAN GENDER DALAM KELUARGA UNTUK MENINGKATKAN TARAF HIDUP MASYARAKAT  DUSUN SEMPU, WONOKERTO, KABUPATEN SLEMAN Dian Azmawati; Wahyuni Kartikasari
Prosiding Seminar Nasional Program Pengabdian Masyarakat 2020: 4. Pemberdayaan Kapasitas Perempuan
Publisher : Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (749.474 KB) | DOI: 10.18196/ppm.34.303

Abstract

Dusun Sempu berada di kaki gunung Merapi, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Sebagai salah satu dari 13 dukuh di Desa wonokerto, Kecamatan Turi, Kabupaten Sleman, Provinsi Daerah istimewa Yogyakart, mayoritas warga dusun bermata pencaharian sebagai petani, khususnya salak. Sempu memiliki 330 kk, dengan jumlah penduduk 1136, terdiri dari laki-laki 574 jiwa dan jumlah perempuan sebanyak 562 jiwa. Dusun ini sudah cukup maju, tampak dari kondisi ekonomi sebagian besar warganya dan fasilitas pendidikan serta kesehatan yang baik. Dalam aspek sosial kemasyarakatan, warga dusun sudah cukup maju dengan aktifnya organisasi, seperti organisasi kepemudaan yaitu Kelompok Karang Taruna dan arisan, serta keagamaan seperti TPA. Kegiatan musyawarah sering dilakukan oleh masyarakat Dukuh Sempu dalam rangka mencari sebuah solusi, dalam pertemuan arisan antar RT, rapat ibu-ibu PKK, Pertemuan bapak-bapak atau pada perkumpulan yang diadakan di Dukuh Sempu. Namun pengambilan keputusan masih sering dilakukan hanya dengan mendengarkan keputusan dari kaum laki-laki, sehingga peran perempuan dalam musyawarah dan pengambilan keputusan masih rendah. Kultur sosial budaya yang ada menempatkan perempuan pada kelas kedua. Hegemoni budaya patriarkhi menempatkan laki-laki sebagai pemimpin dalam keluarga, organisasi, maupun politik, sehingga partisipasi perempuan dalam pengambilan keputusan masih relatif rendah, sehingga perempuan lebih memilih bersikap pasif. Kondisi tersebut mendorong kami untuk meningkatkan keterlibatan perempuan dalam pemberdayaan masyarakat agar pembangunan dusun Sempu dapat berjalan dengan lebih baik. Melalui kegiatan pengabdian dengan tema “Kesetaraan Gender”, diharapkan dengan keterlibatan perempuan, pembangunan yang berjalan menjadi sensitif terhadap kebutuhan berbagai elemen dalam masyarakat, salah satunya adalah perempuan.
PENDAMPINGAN DIGITAL MARKETING DAN PENINGKATAN HYGIENITAS UNTUK MEMAKSIMALKAN PEMASARAN TAHU Dian Azmawati; Ali Muhammad
Prosiding Seminar Nasional Program Pengabdian Masyarakat 2021: 4. Kapasitas Daya Saing Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) dan Badan Usaha Milik Desa( BU
Publisher : Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (427.428 KB) | DOI: 10.18196/ppm.44.571

Abstract

Hantaman pandemi Covid 19 menuntut kemampuan para perajin tahu di Sleman, sebagai usaha kecil yang masih bergantung pada pasar tradisional, untuk bisa bertahan dan terus menjual produksinya. Tahu Syifa, sebagai salah satu usaha kecil yang telah dikelola sebagai usaha turun temurun selama tiga generasi, tidak luput dari keadaan sulit ini. Didirikan pada tahun 2007, pada awalnya usaha ini memproduksi tahu kuning dan putih. Kini Tahu Syifa hanya memproduksi tahu kuning saja. Usaha tahu Syifa tidak secara penuh memproduksi tahu sejak dari bahan baku hingga menjadi tahu, namun bekerjasama dengan beberapa mitra. Diantara mitra usaha Tahu Syifa adalah warga setempat untuk pasokan bahan baku dan dengan beberapa pengusaha sejenis untuk penyediaan bahan baku setengah jadi. Pembuatan tahu masih dilakukan dengan sederhana, ruang terbatas, dan penuh jelaga dari proses pembakaran dalam memasak tahu. Sebagian besar penjualannya dilakukan di pasar tradisional di Sleman. Bila pasar tutup, maka tahu yang sudah diproduksi sulit dipasarkan. Tim pengabdian berencana meningkatkan hygienitas tempat produksi tahu dan membantu mencari jalan keluar dalam kesulitan pemasaran selama pandemi. Pembuatan cerobong asap dan digital marketing menjadi solusi yang ditawarkan untuk kedua permasalahan tersebut. Dengan pembuatan cerobong asap, diharapkan tempat produksi tahu menjadi lebih bersih, sementara pengenalan pada digital marketing diharapkan dapat membantu penjualan agar tidak 100% tergantung pada pasar tradisional.
PENDAMPINGAN PEMANFAATAN MEDSOS UNTUK PROMOSI RUMAH MAKAN DAN WISATA EDUKASI BUMDES Dian Azmawati; Wahyuni Kartikasari
Prosiding Seminar Nasional Program Pengabdian Masyarakat 2021: 4. Kapasitas Daya Saing Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) dan Badan Usaha Milik Desa( BU
Publisher : Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (530.157 KB) | DOI: 10.18196/ppm.44.576

Abstract

Kondisi ekonomi masyarakat yang menurun sejak dilanda pandemi Covid 19 menggerakkan BUMDES Bangun Kamulyan di desa Bangunjiwo untuk mencari jalan keluar bagi masyarakat. Pilihan yang diambil adalah membangun usaha rumah makan dengan konsep “warung makan edukatif”. Warung makan edukatif ini dinamai Kopi Sawah Kajigelem, melibatkan 4 dusun di desa Bangunjiwo Bantul, yaitu dusun Kasongan, Jipangan, Gendeng, dan Lemahadi (Kajigelem). Konsep warung makan edukatif atau wisata kuliner edukatif ini merupakan konsep yang menarik dengan memanfaatkan potensi alam, kuliner, dan sentra kerajinan yang telah menjadi keahlian sebagian masyarakat Bangunjiwo. Tim pengabdian membantu dalam inisisasi rumah makan dan promosi melalui Medsos bersama dengan mahasiswa KKN UMY. Kegiatan yang dilakukan berupa pendampingan langsung dalam inisiasi rumah makan, dan usaha promosi melalui medsos dengan mengadakan lomba foto selfie di lingkungan rumah makan. Melaui kegiatan pengabdian ini antusiasme masyarakat untuk menjalankan usaha bersama di bawah BUMDES diharapkan tumbuh dan usaha ini mulai dikenal oleh masyarakat luas.