Sungging Pintowantoro
Departemen Teknik Material Dan Metalurgi, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Published : 13 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search
Journal : Jurnal Teknik ITS

Studi Proses Ekstraksi Mineral Tembaga Menggunakan Gelombang Mikro Dengan Variasi Waktu Radiasi Dan Jenis Reduktor I Putu Rian Utanaya Murta; Sungging Pintowantoro
Jurnal Teknik ITS Vol 1, No 1 (2012)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (239.273 KB) | DOI: 10.12962/j23373539.v1i1.891

Abstract

Sebuah material tembaga yang berjenis chalcopyrite dengan metode ekstraksi telah selesai dilakukan. Bahan dasar A yang digunakan adalah chalcopyrite(CuFeS2 ), silika (SiO2) serta arang dan briket kokas sebagai reduktor yang disinari gelombang mikro dengan variasi waktu radiasi 40 menit,  50 menit dan 60 menit.  Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui mekanisme proses ekstraksi mineral tembaga dengan penggunaan gelombang mikro dan untuk mengetahui waktu radiasi dan jenis reduktor yang optimal terhadap peningkatan kandungan tembaga. Studi dilakukan dengan pengujian XRF, SEM, serta XRD. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peningkatan kandungan Cu yang optimal didapat pada waktu radiasi selama 60 menit dengan menggunakan reduktor arang. Secara umum, semakin lama waktu radiasi dan semakin rendah nilai kalori dari reduktor maka % Wt Cu yang didapat semakin tinggi dengan nilai maksimum 3,53 Cal/gr. Hasil analisis XRD menunjukkan pada semua variasi waktu radiasi senyawa yang terbentuk adalah Cu dan CuS2 yang menandakan bahwa proses ekstraksi berjalan belum begitu sempurna.. Kata Kunci—chalcopyrite, ekstraksi, reduktor,gelombang mikro.
Analisis Pengaruh Flow Rate dan Pressure pada In Situ Well Repair Menggunakan Material Polyacrylamide dengan CFD-FEM Coupling Method Halida Azmi Falah; Mas Irfan Purbawanto Hidayat; Sungging Pintowantoro
Jurnal Teknik ITS Vol 7, No 1 (2018)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j23373539.v7i1.28397

Abstract

Kebocoran pipa produksi (production tubing) dalam kegiatan eksplorasi minyak bumi dan gas alam dapat mengganggu proses produksi. Untuk itu, diperlukan metode yang tepat untuk memperbaiki kebocoran tubing tanpa menghentikan proses (shutdown). Salah satu metode perbaikan yang dapat digunakan adalah in situ well repair. In situ well repair dilakukan dengan penambalan (patching) menggunakan polimer superabsorbent jenis polyacrylamide pada flow rate dan tekanan tertentu. Pada penelitian ini dilakukan simulasi dengan CFD dan FEM untuk menganalisis pengaruh tekanan dan flow rate yang menghasilkan kemampuan in situ well repair paling optimum untuk mengatasi kebocoran tubing dengan menggunakan software ANSYS. Hasil yang diperoleh yaitu semakin besar flow rate dan tekanan, maka akan semakin besar pula kemungkinan terjadinya deformasi patch pada lokasi in situ well repair. Flow rate yang menghasilkan kemampuan in situ well repair paling optimum adalah 1000 bpd dengan nilai tekanan sebesar 36,82 Pa pada lokasi patch dengan jarak 180 inch dari dasar tubing.
Studi Pengaruh Tubing pada Performa In-Situ Well Repair Menggunakan Material Polyacrylamide dengan Coupled CFD-FEM Arifa Nuriyani; Mas Irfan P. Hidayat; Sungging Pintowantoro
Jurnal Teknik ITS Vol 7, No 1 (2018)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j23373539.v7i1.28288

Abstract

Tubing N80 sering digunakan sebagai production tubing, namun sering dilaporkan sering mengalami kebocoran akibat kontak langsung dengan fluida. Beberapa faktor penyebab kebocoran tubing ini yaitu perbedaan temperatur dan tekanan yang berlebih. Terdapat teknologi terbaru yaitu metode patch repair dengan menggunakan material non-logam, polimer superabsorbent. Polimer yang digunakan adalah Polyacrylamide, yang memiliki sifat unik dalam menyerap dan memelihara aliran fluida bertekanan. Akibat keterbatasan informasi tentang teknologi ini, maka mulai dikembangkan simulasi patch terhadap kebocoran tubing. Dalam penelitian ini akan menganalisis distribusi thermal dan deformasi pada tubing beserta patchnya, dengan temperatur operasi yang berbeda. Pembuatan geometri dan simulasi dilakukan dengan menggunakan software ANSYS Mechanical APDL Release 18.0 berdasarkan metode elemen hingga. Penelitian ini diharapkan dapat membantu industri minyak dan gas mensimulasikan kinerja patch terhadap kebocoran tubing, sebelum dilakukan secara praktik.
Proses Pembuatan Besi Menggunakan Injeksi Gas Hidrogen ke Dalam Blast Furnace: Sebuah Alternatif untuk Mengurangi Emisi CO2 Fakhreza Abdul; Sungging Pintowantoro; Mas Irfan Purbawanto Hidayat
Jurnal Teknik ITS Vol 9, No 2 (2020)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j23373539.v9i2.59337

Abstract

Semakin ketatnya aturan lingkungan hidup khususnya emisi karbon membuat industri besi dan baja yang sudah stabil dan mapan selama puluhan tahun menghadapi tantangan baru di masa depan. Adanya Paris Agreement tahun 2015, dengan target nol emisi CO2 pada tahun 2050 membuat banyak industri besi dan baja di dunia mulai mengembangkan berbagai alternatif teknologi untuk mereduksi emisi gas CO2 nya. Saat ini, industri besi dan baja telah melakukan berbagai upaya untuk menurunkan emisi gas CO2, salah satu alternatif untuk mereduksi gas CO2 tanpa mengubah jalur produksi dan teknologi pembuatan besi dan baja yang sudah ada, yaitu dengan menggunakan injeksi gas hidrogen ke dalam blast furnace. Tentunya, penggunaan injeksi gas hidrogen dalam jumlah yang besar akan mempengaruhi proses dan fenomena yang ada di dalam blast furnace. Terdapat beberapa reaksi reduksi oksida besi yang menjadi semakin banyak terjadi dan mengakibatkan perubahan yang cukup signifikan dalam proses di dalam blast furnace. Sehingga, blast furnace dengan injeksi gas hidrogen membutuhkan banyak penelitian dan studi yang lebih rinci.