Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

PENGEMBANGAN ACTIVITY AND COST MONITORING SYSTEM IT DIVISION PT FEDERAL INTERNATIONAL FINANCE Radix Rascalia; Ari Handoko; Ismi Nursari
Technologic Vol 3, No 2 (2012): Technologic
Publisher : Politeknik Manufaktur Astra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52453/t.v3i2.46

Abstract

Makalah ini merupakan hasil ekstraksi dari tugas akhir mahasiswa diploma tiga yang berjudul Pengembangan Activity and Cost Monitoring System IT Division PT Federal International Finance [1]. Masalah yang dihadapi adalah belum adanya suatu pencatatan timesheet yang terotomatisasi sehingga karyawan khususnya di bagian Information & Technology Division (IT Division) cenderung untuk tidak mengisi atau malas melengkapi timesheetnya. Pencatatan kegiatan atau timesheet masih dilakukan secara manual dan masih menggunakan file spreadsheet sebagai penyimpanan data sehingga sering terjadi kesalahan dalam pencatatan kegiatan dan menambah beban kerja karyawan. Untuk mengatasinya, IT Division membuat sistem yang terotomatisasi untuk mengelola dan memonitor kegitan karyawan selama jam kerjanya yang dinamakan Activity and Cost Monitoring System (ACMS). ACMS dibuat untuk memonitor semua kegiatan karyawan yang ada di IT Division sehingga Project Leader dapat melihat total waktu pekerjaan yang dikerjakan karyawan bawahannya setiap hari, detail pekerjaan yang dilakukan karyawan, dan kemampuan kerja dari setiap karyawan berdasarkan posisinya. Sistem ini dibuat menggunakan metode Object Oriented Analysis and Design (OOAD). Metodologi yang digunakan adalah Extreme Programming (XP) yang didalamnya terdapat tahapan-tahapan planning, analysis, design, dan implementation. Pembuatan ACMS menggunakan bahasa pemrograman PHP, basisdata Oracle DB 11g dan web server Apache. Arsitektur aplikasi ini adalah client–server yang berjalan di jaringan internet sehingga dapat diakses menggunakan web browser. Adanya ACMS dapat mempermudah karyawan dalam pengisian aktivitas, memudahkan seorang Project Leader dalam memonitor karyawan bawahannya, mengotomatisasikan total charge yang dikenakan dalam suatu project, memudahkan karyawan dalam pembuatan laporan, dan mengetahui total charge yang dikeluarkan oleh setiap departemen yang ada pada IT Division.
Pendampingan Industri Kreatif pada Usaha Kecil Menengah (UKM) di Sentra Pengrajin Dompet “Macakal” Guna Meningkatkan Daya Saing Pasar di Kabupaten Lebak Provinsi Banten Mislan Mislan; Lucky Setiawan; Ari Handoko; Dedy Khaerudin; Irma Nurmala Dewi
Jurnal Nusantara Berbakti Vol. 3 No. 1 (2025): Januari : Jurnal Nusantara Berbakti
Publisher : Universitas Kristen Indonesia Toraja

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59024/jnb.v3i1.561

Abstract

The contribution of artisans to the enhancement of the economy in Indonesia, particularly within the home industry sector of small and medium enterprises (SMEs) located in the "Macakal" creative industry center, is of paramount significance for the economic advancement of the community in Lebak Banten Regency. The "Macakal" creative industry produces various products, including woven wallets, synthetic leather wallets, laptop bags, small wallets, and agenda covers. The traditional woven fabric of Banten, which is not widely known by the public, is used as the main material for making wallets and other products at this SME "Macakal." In the development of this home industry, the entrepreneurs encounter difficulties in the form of business capital and also a lack of consumer interest post-COVID-19. The stakeholders in the home industry, known as "Macakal," acknowledge the support provided by the local government in terms of business capital. Additionally, they emphasize the importance of organizing exhibitions and programs aimed at promoting the home industry within Lebak Regency. The solution offered in this assistance is the introduction of products from the "Macakal" home industry center through social media and also through the mass media, as well as local government providing business capital assistance so that entrepreneurs can develop their businesses again. The outcome of this PKM initiative is that the home industry entrepreneurs known as "Macakal" are now able to promote their products via social media and comprehensive internet marketing strategies. This advancement has facilitated an expansion of their market reach and contributed to the enhancement of the economic conditions of small and medium-sized enterprises (SMEs)