Laksminiwati Prabaningrum
Balai Penelitian Tanaman Sayuran

Published : 7 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

Respons Tanaman Paprika (Capsicum annuum var. grossum) terhadap Serangan Thrips parvispinus Karny (Thysanoptera:Thripidae) Prabaningrum, Laksminiwati; Moekasan, Tonny Koestoni
Jurnal Hortikultura Vol 18, No 1 (2008): Maret 2008
Publisher : Indonesian Center for Horticultural Research and Development

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK. Penelitian mengenai respons tanaman paprika terhadap serangan Thrips parvispinus Karny telah dilaksanakan dari bulan Maret sampai Desember 2003 di Balai Penelitian Tanaman Sayuran di Lembang (1.250 m dpl). Tujuannya adalah mengetahui pengaruh waktu penyerangan T. parvispinus terhadap kerusakan tanaman dan kehilangan hasil. Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap dengan 4 macam perlakuan, dan tiap perlakuan diulang sebanyak 8 kali. Macam perlakuan yang diuji adalah tanaman yang terserang mulai (a) 2 minggu setelah tanam, (b) 4 minggu setelah tanam, (c) 6 minggu setelah tanam, dan (d) 8 minggu setelah tanam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) serangan trips dapat menurunkan hasil panen paprika secara nyata, (2) serangan T. parvispinus dalam bentuk nimfa maupun imago memiliki pengaruh nyata terhadap penurunan hasil panen paprika, (3) semakin awal terjadinya serangan, semakin tinggi kerusakan tanaman dan penurunan hasilnya, baik secara kualitas maupun kuantitas, (4) tanaman berumur muda atau pada fase vegetatif lebih rentan terhadap serangan trips, dan (5) pengendalian trips pada tanaman paprika harus dilakukan sejak awal tanam.ABSTRACT. Prabaningrum, L. and T.K. Moekasan. 2008. Response of Sweet Pepper (Capsicum annuum var. grossum) to Infestation of Thrips parvispinus Karny (Thysanoptera:Thripidae). The experiment was conducted from March until December 2003 at the Indonesian Vegetable Research Institute in Lembang. The aim of the study was to determine effect of time of initial infestation on plant damage and yield loss. Four treatments were arranged using randomized complete block design and each treatment was replicated 8 times. The treatments tested were plant infested at (a) 2 weeks after transplanting, (b) 4 weeks after transplanting, (c) 6 weeks after transplanting, and (d) 8 weeks after transplanting. Results showed that (1) thrips infestation could significantly reduce the yield, (2) infestation of both nymph and imago of thrips could significantly decrease the yield, (3) the earlier of plant infested the higher of plant damage and the yield loss, either the quantity or the quality, (4) the young plant or plant in vegetative periode was susceptible to thrips infestation, and (5) control measure of thrips has to be done earliest.
engaruh Jumlah Cabang per Tanaman terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tiga Varietas Paprika Gunadi, Nikardi; Maaswinkel, R; Moekasan, Tonny Koestani; Prabaningrum, Laksminiwati; Subhan, -; Adiyoga, Witono
Jurnal Hortikultura Vol 21, No 2 (2011): JUNI 2011
Publisher : Indonesian Center for Horticultural Research and Development

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Di Indonesia, penelitian tentang pengaruh jumlah cabang per tanaman sangat terbatas dan baru dilakukan pada satu varietas paprika, yaitu cv. Ferrari. Dalam rangka meningkatkan pilihan petani terhadap varietas yang dibudidayakan, penelitian tentang pengaruh jumlah cabang per tanaman pada pertumbuhan dan hasil tiga varietas paprika perlu dilakukan. Penelitian dilaksanakan di Rumah Plastik kayu-metal, Kebun Percobaan Balai Penelitian Tanaman Sayuran, Lembang (1.250 m dpl.), Jawa Barat dari bulan Juni 2007 sampai dengan Februari 2008. Penelitian menguji dua faktor perlakuan, yaitu (1) jumlah cabang per tanaman dengan dua taraf, yaitu dua dan tiga cabang per tanaman serta (2) varietas dengan tiga taraf yaitu varietas Spider, Chang, dan Athena. Percobaan menggunakan rancangan acak kelompok dengan tiga ulangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah cabang per tanaman berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan dan hasil paprika. Tanaman paprika dengan sistem tiga cabang menunjukkan pertumbuhan yang lebih tinggi dan berbeda nyata dibandingkan dengan sistem dua cabang terutama pada  umur 11 minggu setelah tanam. Tanaman paprika dengan sistem tiga cabang memberikan hasil total dan hasil kelas buah >200 g berturut-turut lebih tinggi  yaitu sebesar 9,3 dan 9,1% daripada tanaman paprika dengan dua cabang. Total hasil varietas Athena dan Spider lebih tinggi dan berbeda nyata dibandingkan dengan varietas Chang, tetapi varietas Chang menghasilkan jumlah buah yang lebih banyak dibandingkan dengan dua varietas lainnya. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai rekomendasi untuk pemilihan varietas dan teknik budidaya paprika dalam kondisi rumah plastik di Indonesia.In Indonesia, research on the effect of stem number per plant is very limited and it was conducted only in one sweet pepper variety namely Ferrari. In order to increase the possibility of farmers to choose good cultivated varieties, an experiment needs to be conducted to determine the effect of stem number per plant on the growth and yields of three sweet pepper varieties. This experiment was carried out in the wood-metal plastichouse at the experimental field of the Indonesian Vegetable Research Institute (IVEGRI), Lembang (1,250 m asl.), West Java from June 2007 to February 2008. Two factor treatments tested were (1) number of stem per plant with two levels i.e. two stems and three stems per plant and (2) varieties of sweet pepper i.e. Spider, Chang, and Athena. The treatment combinations were arranged in a completely randomized block design with three replications. The results indicated that number of stem per plant significantly affected the growth and yield of sweet pepper. The plant height of sweet pepper plants grown with three stems were significantly higher than those with two stems, especially after 11 weeks after planting. The plants grown with three stems per plant gave higher total yield and yield of class >200 g up to 9.3 and 9.1%, respectively than the ones grown with two stems per plant. The total yield and yield of class > 200 g of Athena and Spider were significantly higher than those of Chang. However, Chang yielded more number of fruits compared to Athena and Spider. The results can be used as a recommendation in variety selection and cultivation of sweet pepper grown under plastichouse  conditions in Indonesia.
Penerapan Teknologi Pengendalian Hama Terpadu untuk Mengendalikan Organisme Pengganggu Tumbuhan Utama pada Budidaya Paprika Prabaningrum, Laksminiwati; Moekasan, Tonny Koestani
Jurnal Hortikultura Vol 21, No 3 (2011): SEPTEMBER 2011
Publisher : Indonesian Center for Horticultural Research and Development

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Organisme penganggu yang paling merugikan dalam budidaya paprika ialah hama trips dan penyakit embun tepung. Upaya pengendalian hama tersebut oleh petani bertumpu pada penggunaan pestisida, tetapi sampai saat ini hasilnya kurang memuaskan. Oleh karena itu perlu dicari alternatif untuk mengatasi masalah tersebut dan salah satu di antaranya ialah dengan menerapkan teknologi pengendalian hama terpadu (PHT). Penelitian mengenai penerapan teknologi PHT pada budidaya paprika dilaksanakan di Balai Penelitian Tanaman Sayuran di Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat (± 1.250 m dpl) dari bulan Januari sampai dengan Desember 2007. Tujuan penelitian ialah mengetahui kelayakan  komponen teknologi PHT untuk mengendalikan organisme pengganggu tumbuhan (OPT) pada budidaya paprika. Pada penelitian ini digunakan metode petak berpasangan untuk membandingkan teknologi PHT dan teknologi konvensional. Komponen teknologi PHT yang dirakit terdiri atas pelepasan predator Menochilus sexmaculatus (1 ekor/ tanaman, 1 kali/ minggu), penyemprotan Verticilium lecanii (3 x 108 spora/ml, 1 kali /minggu), dan penggunaan pestisida selektif berdasarkan ambang pengendalian. Teknologi konvensional ialah teknologi budidaya yang umum digunakan oleh petani paprika di Kabupaten Bandung Barat berdasarkan hasil wawancara dengan 20 orang petani. Tiap perlakuan terdiri atas 200 tanaman paprika yang dibudidayakan secara hidroponik di dalam rumah kasa dan tiap perlakuan diulang sebanyak empat kali. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan teknologi PHT dapat mengurangi penggunaan pestisida sebesar 84,60%. Kandungan residu pestisida pada buah paprika dapat ditekan hingga di bawah batas maksimum residu (BMR) yang telah ditetapkan, sedang pada perlakuan konvensional residu insektisida Imidakloprid dan fungisida Fenarimol melampaui nilai BMR. Rakitan teknologi PHT ini layak direkomendasikan kepada petani.Main pests of sweet peppers are thrips and powdery mildew that can reduce the yield. Farmers generally use pesticide for controlling the pests but the result was not satisfy. Therefore it is important to determine alternative methods, and one of them is implementing integrated pests management (IPM). Study of IPM implementation to control main pests on sweet peppers cultivation was conducted in Indonesian Vegetables Research Institute at Lembang (1,250 m asl), West Bandung District, West Java from January until December 2007. The aim of the experiment was to study IPM technology feasibilities to control main pests on sweet peppers. The experimental design used the study was a paired-comparison method to compare IPM technology and conventional technology. The IPM technology tested consisted of the releasing of predator Menochilus sexmaculatus (1 adult/ plant, once a week), spraying of Verticilium lecanii (3 x 108  spores/ ml, once a week), the use of control threshold and selective pesticides. Conventional technology tested was the technology used by farmers in West Bandung District according to the interview with 20 farmers. Each treatment consisted of 200 sweet peppers plants cultivated in hydroponics system in a screenhouse, and each treatment was repeated four times. The results of the study showed that implementation of IPM technology  reduced the use of pesticides (84.60%), and reduced the pesticides residue content in the sweet pepper fruit under the maximum residue level (MRL) in the other hand, in the conventional treatment, the residue of Imidacloprid and Fenarimol was above MRL. The yield in both treatments was equal. Integrated Pests Management technology can be recommended to the farmers.
Pola Sebaran Vertikal Thrips parvispinus Karny (Thysanoptera: Thripidae) pada Tanaman Paprika Prabaningrum, Laksminiwati; Moekasan, Tonny Koestoni
Jurnal Hortikultura Vol 18, No 3 (2008): September 2008
Publisher : Indonesian Center for Horticultural Research and Development

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK. Penelitian tentang pola sebaran vertikal Thrips parvispinus Karny pada tanaman paprika dilaksanakan dari bulan Maret - Desember 2003 di Balai Penelitian Tanaman Sayuran di Lembang (1.250 m dpl). Tujuannya adalah untuk mengetahui bagian tanaman paprika yang paling disukai oleh T. parvispinus. Bagian tanaman yang diuji meliputi bunga, daun pucuk, daun atas, daun tengah, dan daun bawah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nimfa T. parvispinus paling banyak dijumpai pada daun atas, sedangkan imago pada daun pucuk. Dengan demikian, daun atas dan daun pucuk dapat dipilih sebagai unit contoh dalam kegiatan pengamatan trips.ABSTRACT. Prabaningrum, L. and T.K. Moekasan. 2008. Vertical Distribution of Thrips parvispinus Karny (Thysanoptera: Thripidae) on Sweet Pepper (Capsicum annuum var. grossum). A Study on vertical distribution of T. parvispinus on sweet pepper was conducted from March to December 2003 at the Indonesian Vegetables Research Institute, Lembang (1,250 m asl.). The aim of the study was to determine which part of the plant that most prefered by T. parvispinus. The plant parts tested were flower, shoot, upper leaf, middle leaf, and lower leaf. The results indicated that the highest population of nymph was found on upper leaf and the highest population of imago was found on shoot. Therefore, upper leaf and shoot can be chosen as sampling units in monitoring of thrips.
Pertumbuhan, Hasil, dan Kelayakan Finansial Penggunaan Mulsa dan Pupuk Buatan pada Usahatani Cabai Merah di Luar Musim Soetiarso, Thomas Agoes; Ameriana, Mieke; Prabaningrum, Laksminiwati; Sumarni, Nani
Jurnal Hortikultura Vol 16, No 1 (2006): Maret 2006
Publisher : Indonesian Center for Horticultural Research and Development

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pertumbuhan, hasil, dan kelayakan finansial penggunaan mulsa dan pupuk buatan pada usahatani cabai merah di luar musim. Percobaan dilaksanakan di Kebun Percobaan Margahayu, Balai Penelitian Tanaman Sayuran Lembang, Bandung, Jawa Barat (±1.250 m dpl) pada musim hujan (Oktober 1999 – Juli 2000). Rancangan percobaan menggunakan petak terpisah. Mulsa sebagai petak utama dan sebagai anak petak adalah dosis pemupukan berimbang, serta ulangan 3 kali. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, tidak terjadi interaksi yang nyata antara mulsa plastik hitam perak dan dosis pupuk (NPK) terhadap pertumbuhan dan hasil cabai. Secara independen, penggunaan mulsa plastik hitam perak dapat meningkatkan jumlah buah sehat per tanaman, bobot buah sehat per tanaman, dan bobot buah sehat per petak secara nyata. Penggunaan mulsa plastik hitam perak juga dapat menekan serangan Thrips, namun tidak berpengaruh terhadap kerusakan akibat serangan ulat grayak, Spodoptera litura. Penggunaan ketiga dosis pupuk (NPK) yang diuji tidak memberikan perbedaan yang nyata terhadap jumlah buah sehat per tanaman, bobot buah sehat per tanaman, bobot buah sehat per petak, dan tidak berpengaruh terhadap kerusakan tanaman cabai oleh Thrips dan S. litura. Secara teknis penggunaan mulsa plastik hitam perak dan dosis pupuk (150 kg N/ha + 150 kg P2O5/ha + 150 kg K2O/ha) memberikan hasil produksi cabai yang tinggi (147,36 kg per 220 m2) dan efisien dari segi penggunaan pupuk. Secara ekonomis hasil analisis anggaran parsial juga menunjukkan bahwa perlakuan tersebut merupakan perlakuan yang paling menguntungkan, ditunjukkan oleh tingkat pengembalian marjinalnya paling tinggi (557,51%). Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai teknologi alternatif untuk usahatani cabai merah di luar musim.The objectives of this experiment were to assess the growth, yield, and financial feasibility of the use of mulch and inorganic fertilizer on hot pepper off-season cultivation. The experiment was conducted in Margahayu Experimental Garden, Indonesian Vegetable Research Institute, Lembang, Bandung, West Jawa (± 1,250 m asl) by using split plot design. Mulch was designed as main plot, while balanced-fertilization was arranged as subplot. Each combination was repeated 3 times. Results indicated that there was no significant interaction between the use of black-silver plastic mulch and (NPK) fertilizer dosages. Independently, the use of black-silver plastic mulch could significantly increase the number and weight of healthy fruits per plant, and the weight of healthy fruits per plot. The use of black-silver plastic mulch could also suppress the infestation by Thrips, but unable to prevent yield loss caused by Spodoptera litura. The three dosage levels of (NPK) fertilizer did not show any significant effects to the number and weight of healthy fruits per plant, and the weight of healthy fruits per plot. Furthermore, these treatments also did not show any relationships with yield loss caused by Thrips and S. litura. Technically, the use of plastic mulch and fertilizer (150 kg N/ha + 150 kg P2O5/ha + 150 kg K2O/ha) provided a relatively high yield (147.36 kg per 220 m2) and indicated high efficiency of fertilizer use. Meanwhile, partial budget analysis also showed that such treatment provided the highest profit as indicated by highest of marginal return (557.51%). It suggests that this technological component may be used as an alternative agronomic practices in hot pepper off-season cultivation.
Identifikasi Status Hama pada Budidaya Paprika (Capsicum annuum var. grossum) di Kabupaten Bandung, Jawa Barat Prabaningrum, Laksminiwati; Moekasan, Tonny Koestoni
Jurnal Hortikultura Vol 17, No 2 (2007): Juni 2007
Publisher : Indonesian Center for Horticultural Research and Development

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK. Salah satu kendala dalam pengembangan agribisnis paprika adalah adanya serangan organisme pengganggu tumbuhan. Untuk mengetahui status beberapa jenis hama yang menyerang tanaman paprika pada musim hujan dan kemarau telah dilaksanakan survai pada bulan Januari dan Agustus 2003 di Kabupaten Bandung, yang merupakan sentra produksi paprika di Jawa Barat. Pengambilan data menggunakan kuesioner dengan responden sebanyak 30 orang. Data yang dihimpun meliputi jenis hama, kehilangan hasil panen, dan cara pengendaliannya. Data hasil analisis secara deskriptif disimpulkan bahwa trips merupakan hama utama tanaman paprika, baik pada musim hujan maupun pada musim kemarau. Kehilangan hasil panen berkisar antara 10-25% pada musim hujan dan 40-55% pada musim kemarau. Cara pengendalian yang dilakukan petani hanya mengandalkan pada penggunaan insektisida.ABSTRACT. Prabaningrum, L. and T.K. Moekasan. 2007. Identification of Pests Status on Sweet Pepper (Capsicum annuum var. grossum) in Bandung District, West Java Province. One of constraints in cultivating sweet pepper is pests and diseases problem. Survey to determine pests status on sweet pepper was carried out in January (rainy season) and August (dry season) in 2003 at Bandung District, West Java. Data were collected using questioner with 30 farmers as respondents. The data consisted of kind of pest, crop loss, and pest control and the data was analyzed descriptively. The results indicated that thrips was a key pest on sweet pepper in either rainy or dry season. Yield loss due to thrips was 10-25% in rainy season and 40-55% in dry season. All farmers used insecticide intensively to control thrips.
Pertumbuhan, Hasil, dan Kelayakan Finansial Penggunaan Mulsa dan Pupuk Buatan pada Usahatani Cabai Merah di Luar Musim Soetiarso, Thomas Agoes; Ameriana, Mieke; Prabaningrum, Laksminiwati; Sumarni, Nani
Jurnal Hortikultura Vol 16, No 1 (2006): Maret 2006
Publisher : Indonesian Center for Horticulture Research and Development

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/jhort.v16n1.2006.p%p

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pertumbuhan, hasil, dan kelayakan finansial penggunaan mulsa dan pupuk buatan pada usahatani cabai merah di luar musim. Percobaan dilaksanakan di Kebun Percobaan Margahayu, Balai Penelitian Tanaman Sayuran Lembang, Bandung, Jawa Barat (±1.250 m dpl) pada musim hujan (Oktober 1999 – Juli 2000). Rancangan percobaan menggunakan petak terpisah. Mulsa sebagai petak utama dan sebagai anak petak adalah dosis pemupukan berimbang, serta ulangan 3 kali. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, tidak terjadi interaksi yang nyata antara mulsa plastik hitam perak dan dosis pupuk (NPK) terhadap pertumbuhan dan hasil cabai. Secara independen, penggunaan mulsa plastik hitam perak dapat meningkatkan jumlah buah sehat per tanaman, bobot buah sehat per tanaman, dan bobot buah sehat per petak secara nyata. Penggunaan mulsa plastik hitam perak juga dapat menekan serangan Thrips, namun tidak berpengaruh terhadap kerusakan akibat serangan ulat grayak, Spodoptera litura. Penggunaan ketiga dosis pupuk (NPK) yang diuji tidak memberikan perbedaan yang nyata terhadap jumlah buah sehat per tanaman, bobot buah sehat per tanaman, bobot buah sehat per petak, dan tidak berpengaruh terhadap kerusakan tanaman cabai oleh Thrips dan S. litura. Secara teknis penggunaan mulsa plastik hitam perak dan dosis pupuk (150 kg N/ha + 150 kg P2O5/ha + 150 kg K2O/ha) memberikan hasil produksi cabai yang tinggi (147,36 kg per 220 m2) dan efisien dari segi penggunaan pupuk. Secara ekonomis hasil analisis anggaran parsial juga menunjukkan bahwa perlakuan tersebut merupakan perlakuan yang paling menguntungkan, ditunjukkan oleh tingkat pengembalian marjinalnya paling tinggi (557,51%). Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai teknologi alternatif untuk usahatani cabai merah di luar musim.The objectives of this experiment were to assess the growth, yield, and financial feasibility of the use of mulch and inorganic fertilizer on hot pepper off-season cultivation. The experiment was conducted in Margahayu Experimental Garden, Indonesian Vegetable Research Institute, Lembang, Bandung, West Jawa (± 1,250 m asl) by using split plot design. Mulch was designed as main plot, while balanced-fertilization was arranged as subplot. Each combination was repeated 3 times. Results indicated that there was no significant interaction between the use of black-silver plastic mulch and (NPK) fertilizer dosages. Independently, the use of black-silver plastic mulch could significantly increase the number and weight of healthy fruits per plant, and the weight of healthy fruits per plot. The use of black-silver plastic mulch could also suppress the infestation by Thrips, but unable to prevent yield loss caused by Spodoptera litura. The three dosage levels of (NPK) fertilizer did not show any significant effects to the number and weight of healthy fruits per plant, and the weight of healthy fruits per plot. Furthermore, these treatments also did not show any relationships with yield loss caused by Thrips and S. litura. Technically, the use of plastic mulch and fertilizer (150 kg N/ha + 150 kg P2O5/ha + 150 kg K2O/ha) provided a relatively high yield (147.36 kg per 220 m2) and indicated high efficiency of fertilizer use. Meanwhile, partial budget analysis also showed that such treatment provided the highest profit as indicated by highest of marginal return (557.51%). It suggests that this technological component may be used as an alternative agronomic practices in hot pepper off-season cultivation.