Articles
Prophetic social sciences: toward an Islamic-based transformative social sciences
ZTF, Pradana Boy
Indonesian Journal of Islam and Muslim Societies Vol 1, No 1 (2011): Indonesian Journal of Islam and Muslim Societies
Publisher : State Institute of Islamic Studies (STAIN) Salatiga
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
This article discusses of one of the most important type of social sciences developedin Indonesian context. In the midst of debate between Western secularsocial sciences and Islamic social sciences, Kuntowijoyo offered a genuine yetcritical formula of social sciences. The formula called Ilmu Sosial Profetik (ISP)attempted to build a bridge between secular social science and Islamic inclinationof social science. This article describes the position of ISP in the context ofcritical position of Muslim social scientists on the hegemony and domination ofOrientalist tendency in studying Islam. At the end, the author offers a conclusionthat ISP can actually be regarded as Islamic-based transformative science thatcan be further developed for a genuine indigenous theory of social sciences fromthe Third World.Artikel ini membahas salah satu tipe paling penting dari ilmu-ilmu sosial yangdikembangkan dalam konteks Indonesia. Di tengah perdebatan antara ilmu-ilmusosial Barat sekuler dan ilmu social Islam, Kuntowijoyo menawarkan formulayang orisinal dan kritis dalam ilmu sosial. Formula yang kemudian disebut denganIlmu Sosial Profetik (ISP) berusaha untuk membangun jembatan antara ilmu sosial sekuler dan kecenderungan untuk melakukan Islamisasi ilmu sosial. Artikelini menjelaskan posisi ISP dalam konteks posisi kritis ilmuwan sosial Muslim padahegemoni dan dominasi kecenderungan orientalis dalam mempelajari Islam. Padaakhirnya, penulis menawarkan kesimpulan bahwa ISP sebenarnya dapat dianggapsebagai ilmu sosial transformatif berbasis Islam yang dapat dikembangkan lebihlanjut sebagai teori sosial yang berkembang dari Dunia Ketiga.
MEMBANGUN RELASI TEKS-KONTEKS : KEIMANAN DAN PENCARIAN BENTUK MASYARAKAT IDEAL
ZTF, Pradana Boy
Jurnal Bestari No 35 (2003)
Publisher : Jurnal Bestari
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (2211.562 KB)
Dalam catatan sejarah,sebuah revolusi sosial telah dijalankan oleh Islam dalam merombak tata masyarakat yang berkeadilan dan berperadaban.Revolusi sosial itu,tentu tidak lahir dalam kehampaan nilai.Nilai-nilai iman yang tertanam dalam kehidupan umat Islam telah menjadi kekuatan yang mampu menyemai benih-benih revolusi kedaban manusia.Sebelum Islam datang,masyarakat arab dikenal dengan tribalismenya,dan berubah menjadi masyarakat ideal justru setelah Nabi Muhammad memperkenalkan kepada mereka ajaran Islam dengan seluruh nilai-nilainya.Kini,bagaimana mempresentasikan Islam dengan seluruh nilai-nilainya dalam menyauti kompleksitas masyarakat kontemporer? Agaknya perlu diupayakan untuk mencari dan merumuskan relasi antara teks-teks ajaran Islam dengan konteks sosial yang terus berkembang.
KEKERASAN ATAS NAMA AGAMA DAN PERTARUHAN CITRA ISLAM
boy, Pradana
Jurnal Bestari No 39 (2008)
Publisher : Jurnal Bestari
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (6124.019 KB)
Didunia internasional, khususnya di Eropa, Islam hampir identik dengan kekerasan, setidaknya jika merujuk kepada penggambaran islam versi media massa barat belakangan ini. Assumsi ini diperkuat dengan sejumlah peristiwa yang menyudutkan islam sebagai agama yang melegalka kekerasan. Pada tahun 2006, sebuah surat kabar di Denmark. Jylland Posten memuat karikatur nabi Muhammad SAW karya kurt Wetergaard.
AGAMA: KERANGKA ETIS PENGEMBANGAN SAINS DAN (BIO) TEKNOLOGI
Boy, Pradana
Jurnal Bestari No 31 (2001)
Publisher : Jurnal Bestari
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (2556.255 KB)
The progress of modern science and technology has brought serious problems for the mankind life. One of that problem is how to accelerate between the progress of science and technology with the religious value that will not change eternally. So, one of the way to accelerate this two sides is to make an ethical framework for the science and technology progress. The religion, according to this article, is an ethical reference of it. In another words, the progress of science and technology may not against the religious norms and values. In some cases, its progress has brought the human-kind into a deep dangers and destructions. Thus, to overcome them, there are some ethical frameworks and references must be implemented. This article will explain more about
MEMBANGUN EPISTEMOLOGI EKONOMI ISLAM: IKHTIAR MENJADIKAN ISLAM SEBAGAI SISTEM EKONOMI ALTERNATIF
ZTF, Pradana Boy;
Suwardana, Hendra
Jurnal Bestari No 34 (2002)
Publisher : Jurnal Bestari
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (4461.982 KB)
Islamisasi Pengetahuan, termasuk Islamisasi ekonomi, sebenarnya harus dimulai dengan membangun sebuah kerangka epistemologi ekonomi Islam, sehinnga, Idealisme ekonomi Islam yang dicita-citakan tidak sekedarmerupakan labeling (pelabelan) terhadap bangusn teori ekonomi konvensional dengan ayat-ayat Al-Quran, dan atau simbolisasi Islam lain.
KERUNTUHAN KEDAULATAN BANGSA: DAMPAK GLOBALISASI TERHADAP KEMANDIRIAN EKONOMI DAN POLITIK
Boy, Pradana
Jurnal Bestari No 41 (2009)
Publisher : Jurnal Bestari
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (138.954 KB)
Although Indonesia has been independent since 1945, this does mean that this country has economic autonomy. In term of economy, Indonesia highly depends on foreign powers and it is even exploited by those powers. Economic autonomy is a central issue in its relation with a nation's sovereignty. Apart from economy, another central pillar is political autonomy and independence. This article explores a strong desire to present indigenous and traditional economic and political values owned by Indonesia as a sovereign nation. Presenting these values is important in the midst of the intensification of ideological clash. This article highlights the urgency of Indonesia being economically and politically autonomous using globalization as main setting.
INDUSTRI PENDIDIKAN DAN HILANGNYA KEPEKAAN SOSIAL
Boy ZTF, Pradana
Jurnal Bestari No 37 (2008)
Publisher : Jurnal Bestari
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (6314.385 KB)
One of the most striking facts of the decade is the enormous tendency of capitalization of education. Although education is basic need for human beings, having adequate education is difficult to achieved by all human beings, especially by the poor. Education costs people high price and this prevents poor people from affording education. this article explores this tendency and offers a solution that Islamic organizations, especially Muhammadiyah, can take to solve this problem. The article also suggests that in its early periods, Muhammadiyah has practiced an education for all, namely a mass education that is designed for people with economic strain. However, Muhammadiyah's recent practice of education has lost this values and it is even trapped in the practices of education industrialization. Consequently, education is transforming into commodities that can be achieved through sale and buying mechanism. Islamic organizations, including Muhammadiyah, have to take part in solving this problem.
Muhammadiyah dan Salafisme: Sebuah Survei Singkat Tentang Titik Temu dan Titik Seteru
ZTF, Pradana Boy
MAARIF Vol 14 No 2 (2019): Memperkuat Kembali Moderatisme Muhammadiyah: Konsepsi, Interpretasi, Strategi da
Publisher : MAARIF Institute
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (153.741 KB)
|
DOI: 10.47651/mrf.v14i2.67
Di antara banyak tantangan kontemporer yang dihadapi oleh Muhammadiyah adalah penetrasi pemikiran dan gerakan Islam lain yang memiliki persinggungan ideologis dengan Muhammadiyah. Di antara banyak gerakan itu, Salafisme adalah salah satunya. Penetrasi Salafisme ke dalam Muhammadiyah memang telah menghadirkan sikap dan respons yang beragam, utamanya di kalangan Muhammadiyah sendiri. Sementara dari kalangan lain, tidak jarang muncul pula identifikasi Muhammadiyah dengan salafisme dan bahkan radikalisme. Seringkali, respons itu bersifat artifisial dan teknis, sementara respons yang mendalam dan detail cenderung sulit ditemukan. Tulisan ini merupakan survei awal sederhana untuk memetakan dialektika Muhammadiyah dan Salafisme. Sebagai survei singkat, tulisan ini belum sepenuhnya masuk ke dalam perbandingan yang detail dan mendalam. Akan tetapi, tulisan ini menawarkan sebuah cara pandang khas tentang bagaimana memahami dialektika Muhammadiyah dan Salafisme dewasa ini.
Jalan Moderasi Pemikiran Hukum Islam Muhammadiyah (Analisis atas “Risalah Akhlak Islami Filosofis†Majelis Tarjih)
ZTF, Pradana Boy
MAARIF Vol 16 No 1 (2021): Muhammadiyah dan Moderasi Islam
Publisher : MAARIF Institute
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.47651/mrf.v16i1.133
Moderasi keagamaan merupakan sebuah wacana dan gerakan baru dalam konteks keberagamaan di Indonesia. Tidak semua pihak menyambut gerakan ini dengan positif. Muhammadiyah merupakan gerakan Islam yang merespon positif gerakan ini. Artikel ini hendak menunjukkan bahwa Muhammadiyah merupakan gerakan Islam moderat dalam hal sistem pemikiran dan gerakannya. Untuk membuktikan hal tersebut, artikel ini menganalisis salah satu produk pemikiran Majelis Tarjih yang dikeluarkan pada Musyawarah Nasional Tarjih tahun 2020. Produk pemikiran itu bernama “Risalah Akhlak Islam Filosofis.†Dengan menggunakan kerangka teori moderasi, analisis atas dokumen tersebut menunjukkan bahwa Muhammadiyah melakukan moderasi dalam dua konteks, yaitu tataran teoretis dan praktis.
LANGUAGE AND CULTURAL IMPERIALISM: INDONESIAN CASE
Pradana Boy ZTF
INTERNATIONAL JOURNAL ON LANGUAGE, RESEARCH AND EDUCATION STUDIES Vol 1, No 1 (2017): Language, Research and Education Studies
Publisher : State Islamic University of North Sumatra Indonesia
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
The discourse of language, culture and imperialism are closely intertwined. In this paper I will describe cultural imperialism through language by taking Indonesian case as an example. This essay will develop two main arguments. Firstly, it sets forth that language is a medium through which cultural imperialism could take place, since language is an important and even fundamental aspect of culture. The cultural imperialism through language starts to occur when a certain foreign language is arbitrarily and irresponsibly used in correspondence and combination with local languages within formal and colloquial contexts. Secondly, using Frantz Fannon’s theory as described in his Black Skin White Masks, Indonesian case of use of mixed language of Bahasa and English in any medium is an obvious example of how this language imperialism in contemporary setting arises. Keywords: language, identity, culture, imperialism, Indonesia