Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Cultural Lag Dalam Program Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) Online Dengan Sistem Zonasi Tahun 2018 Di Sekolah Menengah Atas Negeri 2 Sukoharjo Antonius Rahardityo Adiputra; Ravik Karsidi; Bagus Haryono
Habitus : Jurnal Pendidikan, Sosiologi, dan Antropologi Vol 3, No 1 (2019): HABITUS:JURNAL PENDIDIKAN, SOSIOLOGI, DAN ANTROPOLOGI
Publisher : Program Studi Pendidikan Soiologi Antropologi, FKIP-UNS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/habitus.v3i1.30906

Abstract

Cultural lag merupakan salah satu peristiwa disintegrasi dari reaksi masyarakat terhadap bentuk perubahan sosial. Program Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) online dengan sistem zonasi ini memberikan dampak cultural lag bagi peserta didik di Sekolah Menengah Atas Negeri 2 Sukoharjo. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menjelaskan cultural lag yang terjadi dalam program PPDB online dengan sistem zonasi tahun 2018 di Sekolah Menengah Atas Negeri 2 Sukoharjo. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan menggunakan pendekatan studi kasus pada peserta didik baru di Sekolah Menengah Atas Negeri 2 Sukoharjo. Sumber data primer diperoleh dari hasil wawancara mendalam secara langsung kepada informan. Sumber data sekunder diambil dari buku, jurnal maupun dokumen-dokumen resmi lainnya dari informan. Pemilihan informan dipilih dengan cara purposive non-probability sampling. Tehnik pengumpulan data menggunakan observasi langsung, wawancara mendalam dan dokumentasi. Validitas data menggunakan triangulasi sumber. Teori yang digunakan adalah teori Ogburn tentang kecenderungan dari kebiasaan-kebiasaan sosial dan pola-pola organisasi yang tertinggal di belakang perubahan kebudayaan materiil. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pada tahun 2017 Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia mengeluarkan program Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) online dengan sistem zonasi. Hal yang ingin dicapai pemerintah adalah ingin melakukan reformasi sekolah secara menyeluruh. Sistem zonasi dalam program Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) online ini menjadi salah satu strategi yang digunakan pemerintah untuk mencapai pemerataan pendidikan secara cepat dan berkualitas. Meskipun saat ini model pendidikan dan pembelajaran sudah masuk di era globalisasi, namun fakta di lapangan menunjukkan bahwa minimnya penguasaan digital dan sosialisasi yang kurang maksimal menyebabkan terjadinya cultural lag pada kalangan peserta didik baru di Sekolah Menengah Atas Negeri 2 Sukoharjo yaitu terhambatnya proses pendaftaran dan banyaknya kesalahan dalam pemilihan sekolah. Hal tersebut mengakibatkan proses Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) dengan sistem zonasi yang dilakukan secara online di Sekolah Menengah Atas Negeri 2 Sukoharjo tidak maksimal.
Resolusi Konflik Komunal dengan Pendekatan Budaya Maja La’bo Dahu Antara Warga Desa Ngali Dan Renda Kecamatan Belo, Kabupaten Bima Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) A Arihan; Ahmad Zuber; Bagus Haryono
Prosiding University Research Colloquium Proceeding of The 7th University Research Colloquium 2018: Bidang Pendidikan, Humaniora dan Agama
Publisher : Konsorsium Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Perguruan Tinggi Muhammadiyah 'Aisyiyah (PTMA) Koordinator Wilayah Jawa Tengah - DIY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (196.899 KB)

Abstract

Konflik antara desa yang terjadi di Kabupaten Bima menarik untukdianalisis secara sosiologis, karena melibatkan massa yang berjumlahbesar dan memiliki kesamaan identitas Agama, Suku Mbojo, danBudaya yang sama Maja labo dahu, bahkan masih memiliki hubungankekerabatan yang masih dekat. Konflik desa Ngali dengan Desa Rendadi kecamatan Belo Kabupaten Bima membentuk Solidaritas socialyang massif sesama warga desa. Penelitian bertujuan untukMendeskripsikan Proses Resolusi konflik Antar warga desa Ngali dandesa Renda Kecamatan Belo Kabupaten Bima, dengan pendekatanbudaya maja lab’bo dahu, melalui teori konflik Lewis A. Coser dalamkonsep Solidaritas Sosial dan katup Penyelamat sosial (Savety-Valve),resolusi konflik dalam konsep Katup Penyelamat yaitu mendeteksipotensi dan menghindari konflik yang mengarah pada objek aslinya.Metode penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif.Sumber data wawancara mendalam, observasi, dan dokumentasi.Pemilihan informan dengan teknik purposive sampling diklasifikasiberdasarkan Pengaruh, dan Peranan dalam Resolusi konflik. Validitasdata dengan teknik triangulasi sumber, Data dianalisis dengan modelanalisis interaktif Milles dan Huberman. Hasil penelitian inimenunjukan bahwa; Proses resolusi konflik antar masyarakat desaNgali dan Renda dilakukan melalui beberapa tahap; pertama,Tercapai kesepakan damai melalui Musyawarah dan Mufakat denganmenjunjung tinggi nilai Budaya Maja labo dahu. Kedua, penyelesaianberdasarkan kronologis kejadian, konflik berakhir dengan sendirinyaketika hasil konflik berimbang, dan mendapat tekanan dari kepolisian,pada tahap ini cenderung bersifat sementara. Ketiga, pemeliharaanperdamaian dengan tindakan rekonsiliasi dari pemerintah kecamatanBelo dan daerah Bima. Proses resolusi konflik dengan pendekatanadat Musyawarah dan Mufakat (Mbolo ro dampa), pendekatankearifan lokal Budaya Maja labo dahu yang diikuti dengan penetapansanksi bagi pelaku pelanggaran. pendekatan hukum oleh pihakkepolisian dengan adil dan merata. Konflik antar desadilatarbelakangi sifat komunal dari rasa dendam akibat harga diri(Superior) desa yang terganggu oleh tindakan dari warga desa lain(Inferior) yang dianggap melanggar nilai norma dan etika yangberlaku di desa yang berkonflik. Katup pengaman (safety valve)konsep Coser merupakan budaya dan lembaga hukum itu sendiri.Langkah Pengembangan penelitian konflik sangat dibutuhkan untukmewujudkan keutuhan bangsa yang damai dan sejahtera kedepanya.
Resolusi Konflik Komunal dengan Pendekatan Budaya Maja La’bo Dahu Antara Warga Desa Ngali Dan Renda Kecamatan Belo, Kabupaten Bima Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) A Arihan; Ahmad Zuber; Bagus Haryono
Prosiding University Research Colloquium Proceeding of The 7th University Research Colloquium 2018: Bidang Pendidikan, Humaniora dan Agama
Publisher : Konsorsium Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Perguruan Tinggi Muhammadiyah 'Aisyiyah (PTMA) Koordinator Wilayah Jawa Tengah - DIY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Konflik antara desa yang terjadi di Kabupaten Bima menarik untukdianalisis secara sosiologis, karena melibatkan massa yang berjumlahbesar dan memiliki kesamaan identitas Agama, Suku Mbojo, danBudaya yang sama Maja labo dahu, bahkan masih memiliki hubungankekerabatan yang masih dekat. Konflik desa Ngali dengan Desa Rendadi kecamatan Belo Kabupaten Bima membentuk Solidaritas socialyang massif sesama warga desa. Penelitian bertujuan untukMendeskripsikan Proses Resolusi konflik Antar warga desa Ngali dandesa Renda Kecamatan Belo Kabupaten Bima, dengan pendekatanbudaya maja lab’bo dahu, melalui teori konflik Lewis A. Coser dalamkonsep Solidaritas Sosial dan katup Penyelamat sosial (Savety-Valve),resolusi konflik dalam konsep Katup Penyelamat yaitu mendeteksipotensi dan menghindari konflik yang mengarah pada objek aslinya.Metode penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif.Sumber data wawancara mendalam, observasi, dan dokumentasi.Pemilihan informan dengan teknik purposive sampling diklasifikasiberdasarkan Pengaruh, dan Peranan dalam Resolusi konflik. Validitasdata dengan teknik triangulasi sumber, Data dianalisis dengan modelanalisis interaktif Milles dan Huberman. Hasil penelitian inimenunjukan bahwa; Proses resolusi konflik antar masyarakat desaNgali dan Renda dilakukan melalui beberapa tahap; pertama,Tercapai kesepakan damai melalui Musyawarah dan Mufakat denganmenjunjung tinggi nilai Budaya Maja labo dahu. Kedua, penyelesaianberdasarkan kronologis kejadian, konflik berakhir dengan sendirinyaketika hasil konflik berimbang, dan mendapat tekanan dari kepolisian,pada tahap ini cenderung bersifat sementara. Ketiga, pemeliharaanperdamaian dengan tindakan rekonsiliasi dari pemerintah kecamatanBelo dan daerah Bima. Proses resolusi konflik dengan pendekatanadat Musyawarah dan Mufakat (Mbolo ro dampa), pendekatankearifan lokal Budaya Maja labo dahu yang diikuti dengan penetapansanksi bagi pelaku pelanggaran. pendekatan hukum oleh pihakkepolisian dengan adil dan merata. Konflik antar desadilatarbelakangi sifat komunal dari rasa dendam akibat harga diri(Superior) desa yang terganggu oleh tindakan dari warga desa lain(Inferior) yang dianggap melanggar nilai norma dan etika yangberlaku di desa yang berkonflik. Katup pengaman (safety valve)konsep Coser merupakan budaya dan lembaga hukum itu sendiri.Langkah Pengembangan penelitian konflik sangat dibutuhkan untukmewujudkan keutuhan bangsa yang damai dan sejahtera kedepanya.