Penggunaan shotcrete merupakan salah satu penyanggaan sekunder untuk menjaga kestabilan lubang bukaan pada metode penambangan block caving yang diterapkan PT. Freeport Indonesia di area Grasberg Block Cave (GBC). Pada pengaplikasian shotcrete dilapangan divisi engineering menambahkan material dari kebutuhan sebenarnya sebanyak 240% sebagai faktor overspray. Penambahan tersebut akan mempengaruhi besarnya biaya material shotcrete dan tidak sesuai dengan program efisiensi perusahaan pada masa development. Tujuan penelitian ini yaitu menganalisis dan mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi tidak optimalnya penggunaan shotcrete, melakukan pencegahan untuk mengurangi shotcrete yang terbuang dilapangan, dan mengurangi penambahan shotcrete faktor overspray saat perencanaan. Metode penelitian dengan mengumpulkan data primer yang diperoleh langsung dilapangan dan data sekunder yang diperoleh dari arsip perusahaan serta studi literatur. Pada perencanaan shotcrete, kapasitas getmen mixer 4 m³ dapat melapisi heading dengan shotcrete sepanjang 4,65 meter dan berdasarkan data pengukuran panjang dan luasan area shotcrete hanya membutuhkan rata-rata 1,97 m³. Hasil analisis berdasarkan 22 data mixer, didapatkan volume shotcrete yang terisi dalam getmen mixer rata-rata 3,86 m³, shotcrete yang tertempel pada heading rata-rata 3,16 m³, dan panjang yang dapat di shotcrete pada penyemprotan full drift hanya 2,96 meter. Sehingga terdapat overspray rata-rata 121% yang menunjukkan penambahan material faktor overspray saat perencanaan kurang dari 240%. Overspray yang terjadi dipengaruhi oleh faktor overbreak, ketebalan shotcrete 12-27 cm yang melebihi dari perencanaan 7,5 cm, ketidaksesuaian volume pengisian getmen mixer yang kurang dari 4 m³, dan material terbuang dilapangansaat spraying (rebound) dan saat proses transfer material dari getmen mixer ke maxijet.